Anda di halaman 1dari 222

Dasar-dasar

Fisiologi Tumbuhan
Sistem Perkuliahan
 Student centered learning : dibagi dalam
kelompok diskusi, mahasiswa presentasi,
ditambah materi dari dosen
 Research university : Research Based
Learning dosen memberikan contoh hasil
penelitiannya untuk bahan kuliah
 e Learning : bahan yang disiapkan dosen
maupun penunjang dapat diakses lewat
internet, diskusi lewat blog
Sistem Perkuliahan (lanjutan)
 Bahan dari dosen 1 (Didik Indradewa)
digunakan untuk ujian sisipan
 Bahan dari dosen 2 (Eka Tarwaca, SP) dan
hasil praktikum digunakan untuk ujian akhir
 Nilai ujian sisipan + akhir + praktikum +
Presentasi : 4
Silabus
Pengertian dan ruang lingkup fisiologi tumbuhan,
sel dan organela sel, gerakan partilel berupa difusi,
osmosis dan imbibisi. Peran air bagi tumbuhan,
penyerapan dan pengangkutan air serta
transpirasi. Dalam metabolisme dibahas tentang
ensim, fotositesis dan respirasi. Fotosintesis
mencakup reaksi cahaya, reaksi gelap dan faktor-
faktor yang berpengaruh. Respirasi mencakup
glikolisis, siklus Krebs faktor-faktor yang
berpengaruh dan respirasi cahaya. Pengangkutan
hasil fotosintesis, jalur dan teori pengangkutan.
Pustaka
 Devlin, R.M. and F.H. Witham. 1983. Plant
Physiology.
 Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1978. Plant
Physiology.
 Taiz, L. and E. Zeiger. 1998. Plant Physiology.
Pendahuluan
Pendahuluan
Batasan
 Fisiologi Tumbuhan : ilmu yang membahas

proses-proses yang terjadi di dalam tubuh


tumbuhan pada tingkatan molekuler dan
seluler
 Fisiologi Tanaman : ilmu yang membahas

proses-proses yang terjadi di dalam tubuh


tanaman pada tingkatan individu dan populasi
 Tanaman adalah tumbuhan yang

dibudidayakan
 Mengapa tumbuhan-tanaman perlu dipelajari ?
 Tumbuhan-tanaman mempunyai peran yang
penting bagi kehidupan manusia
Peran Tumbuhan-Tanaman
Sumber pangan
Sandang
Papan
Bahan Industri
Biodisel
Bioetanol
Keindahan dan Rekreasi
Daur hidrologi
Paru-paru Dunia
Faktor Berpengaruh thd Tanaman
Genetik Iklim Air,Chya,Suhu,CO2

Tanaman Orgme Tan. Hma, Peny,Glm

Proses Tanah Fisik, Kimia, Biol


Fisiologis Macam, mekanisme. tempat

Pertumbuhan Hasil
Pembahasan dalam Fisiologi Tumbuhan
 Macam proses : transpirasi, fotosintesis,
respirasi dll
 Mekanisme proses : fotosintesis terdiri dari
reaksi cahaya dan rekasi gelap
 Di mana terjadinya ; fotosintesis di dalam
kloroplas
 Faktor yang berpengaruh : fotositesis
dipengaruhi intensitas cahaya
Ilmu Pendukung
 Anatomi dan Morfologi : penyerapan air
Fisika dan Kimia
reaksi cahaya dan gelap fotosintesis
Matematik
Sel dan Organela
Gerakan Partikel
Difusi, Osmosis dan
Imbibisi
Gerakan Partikel
CO2 O2 H 2O

Ion H2O
 Tanaman bertambah besar ukurannya karena
adanya bahan tambahan berupa partikel
 Partikel berupa ion atau molekul yang masuk dan
keluar dari dalam tubuh tanaman
 Ion yang masuk antara lain berupa nutrisi
misalnya NH4+, NO3- dll
 Molekul yang masuk misalnya : CO2 dan H2O
 Molekul yang keluar misalnya O2 dan H2O
 Masuk dan keluarnya partikel dengan proses
gerakan partikel berupa difusi, osmosis dan
imbibisi
Difusi
gerakan partikel dari
tempat dengan
potensial kimia lebih
tinggi ke tempat
dengan potensial
kimia lebih rendah
karena energi
kinetiknya sendiri
sampai terjadi
keseimbangan
dinamis
 Potensial kimia : energi bebas per mol
 Energi bebas : energi untuk melakukan kerja
 Energi kinetik : energi yang dimiliki partikel
dengan suhu di atas 0o K untuk melakukan
gerakan
 Keseimbangan dinamis : partikel tetap
bergerak namun jumlah yang masuk seimbang
dengan jumlah yang keluar, sehingga difusi
berhenti
Laju gerakan partikel
 V = (8RT)1/2/ π M
 V = laju (cm/det) T = suhu K
 R = tetapan gas M = BM π = 3,14
 Faktor yg mempengaruhi difusi
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar
difusi makin cepat
4. Beda potensial kimia, makin besar
beda difusi makin cepat
Contoh Difusi
 Model

A B
1. CO2 2x CO2 4x
CO2 3x CO2 3x
2. CO2 2x, O22x CO2 4x
CO2 3x, O21x CO2 3x, O21x
Difusi CO2, O2 dan H2O

CO2 O2 H2O
Osmosis
 Osmosis : gerakan air dari potensial air lebih tinggi ke
potensial air lebih rendah melewati membran selektif
permeabel sampai dicapai keseimbangan dinamis
Sifat Membran
 Sifat membran solvent solut
permeabel + +
semi permeabel + -
selektif permeabel + +/-
impermeabel - -

+ = dapat lewat - = tidak


 Contoh membran : membran plasma,
membran vakuola, membran kloroplas
Membran
Potensial Air
 Potensial air : energi bebas per mol air
 Ψ = Ψs + Ψp + Ψm satuan : atm, bar, Pa
 Ψ (potensial air) = - DTD (defisit tek difusi)
 Ψs (potensial solut) = -TO (tek osmosis)
 Ψp (potensial tekanan) = TT (tek turgor)
 Ψm (potensial matriks) = TI (tek imbibisi)
 DTD = TO - TT
 Di dalam sel Ψm kecil – diabaikan
 Di dalam benih Ψp kecil - diabaikan
Potensial Solut
 Potensial solut : penurunan energi bebas air
dalam suatu larutan karena interaksi air
dengan solut, dibanding dengan air murni
 Potensial air murni -> maksimal = 0 bar
 Larutan mempunyai potensial air < 0 atau
negatif
 Larutan di tempat terbuka mempunyai Ψp = 0,
sehingga Ψ = Ψs
 Ψs = - m i R T TO = M R T
 m = molalitas i = derajat ionisasi ( sukrosa =1,
Na Cl = 1,8 pada 20o C)
R = tetapan gas = 22,7/273 bar
T = suhu K = 0C + 2730
 Faktor yang berpengaruh thd Ψs
1. Molallitas (konsentrasi), makin tinggi
Ψs makin rendah
2. Derajat ionisasi, makin tinggi Ψs
makin rendah
3. Derajat hidrasi, solut mudah mengikat
air, Ψs rendah
4. Suhu, makin tinggi , Ψs makin rendah
Arah gerakan air
 Dari potensial air lebih tinggi ke potensial air
lebih rendah
 Dari DTD lebih rendah ke DTD lebih tinggi
 Dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah
ke konsentrasi lebih tinggi
 Dari larutan lebih encer ke larutan lebih kental
Ketentuan dalam gerakan air
 Saat seimbang dinamik , potensial air atau
DTD sama
 Bila salah satu bagian tidak terbatas misal
lengas tanah, potensial air sama dengan bagian
yang tidak terbatas
 Bila dua bagian terbatas , potensial air akhir
merupakan rata-rata
 Potensial solut tidak berubah sampai potensial
tekanan mencapai 0 bar
Sel A dalam Larutan B
 Keadaan awal
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -30 + 0 = -30 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp
= -10 + 0 = -10 bar
 Keseimbangan
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -30 + 20 = -10 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp
= -10 + 0 = -10 bar
Sel A dengan Sel B
 Keadaan awal
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -14+4 = -10 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp A
= -24+ 8 = -16 bar
 Keseimbangan
A. Ψ = Ψs+Ψp
= -14+1 = - 13 bar
B. Ψ = Ψs+Ψp B
= -24+11 = -13 bar
Hubungan Ψ, Ψs, Ψp
 Sel turgor penuh
Ψ = Ψs + Ψp = -12,5 + 12,5 = 0 bar
 Sel mengempis, volume relatif 80%
Ψ = Ψs+ Ψp = -14 + 0 = -14 bar
Mengukur potensial air
Metode Gravimetri
Metode Chardakov
Pressure Bomb Scholander
sampel manometer gas N2
Pengukuran potensial air
Mengukur potensial solut

 Jaringan berwarna misal daun Rhoediscolor


dimasukkan larutan dengan konsentrasi
berbeda, potensial solut jaringan = potensial
solut larutan yang menyebabkan 50% jaringan
mengalami plasmolisis
Potensial Tekanan
 Di dalam vakuola terdapat
solut – menurunkan
potensial solut –
menurunkan potensial air –
lebih rendah dari sekitar –
terjadi endo osmosis –
menyebabkan peningkatan
potensial osmotik – vakoula
membesar – membran
plasma menekan dinding sel
– tekanan turgor atau
potensial tekanan
Plasmolisis
 Plasmolisis : proses terlepasnya
membran plasma dari dinding
sel karena sel berada pada
lingkungan hipertonik
( potensial air lebih rendah,
DTD lebih tinggi, larutan lebih
pekat) – terjadi ekso osmosis –
vakuola mengecil
 Bila dimasukkan ke dalam
lingkungan hipotonik
( potensial air lebih tinggi ) -
terjadi endo osmosis –
deplasmolisis – sel segar
kembali
 Lingkungan sama – isotonik
Plasmolisis
Imbibisi
 Imbibisi ; proses penyerapan solven oleh imbiban
 Contoh : penyerapan minyak oleh karet,
penyerapan air oleh benih
 Imbibisi merupakan proses awal perkecambahan
 Syarat – ada beda potensial, ada tarik menarik
antar molekul
 Di dalam benih ada koloid hidrofil berupa matriks
: protein, pati selulose – menarik air
 Ψ = Ψm + Ψp
 Ψ benih dapat mencapai -1000 bar, akar -2 - -8
bar
Imbibisi benih
Imbibisi
Air
Peran air
 Penyusun protoplasma dan tubuh tanaman
 Mengaktifkan ensim
 Pereaksi : reaksi hidrolisis pati -> gula
 Meningkatkan respirasi
 Sumber hidrogen fotosintesis
 Pelarut dan pembawa senyawa
 Menjaga turgor
 Mengatur difusi solut
 Mengatur suhu melalui transpirasi
 Mendukung tumbuhan
 Menyebarkan benih
Penyusun Protoplasma dan Tubuh
Tumbuhan
Perkecambahan
 Air mengaktifkan
ensim α amilase
 Ensim memacu
hirolisis pati menjadi
gula
 Gula mengalami
respirasi
menghasilkan energi
(ATP) untuk
perkecambahan
Sumber H dalam Fotosintesis
Menurunkan suhu tumbuhan
Mendukung tumbuhan
Menyebar benih
Klasifikasi air secara biologis
 Air gravitasi : air yang turun karena gaya
gravitasi bumi, berada pada pori makro,
bergerak cepat tidak sempat diserap akar
 Air kapiler : air berada pada pori mikro, dapat
diserap oleh akar
 Air higroskopis, terikat kuat oleh partikel
tanah, tidak dapat diserap akar
 Air tersedia : air yang dapat di serap akar,
batas atas kapasitas lapangan (-0,3 bar), batas
bawah titik layu tetap (- 15 bar)
Air Tersedia
Penyerapan Air
 Organ penyerap air
utama : akar
Mekanisme Penyerapan Air
1. Aktif : a. aktif osmotik : akumulasi solut
- menurunkan Ψs –>Ψ lebih
rendah sekitar, air masuk. Air
mengalir dari Ψ lebih tinggi
ke Ψ lebih rendah
b. aktif non osmotik : energi
respirasi. Air mengalir dari Ψ
lebih rendah ke Ψ lebih tinggi
2. Pasif : transpirasi . Air mengalir dari Ψ
lebih tinggi ke Ψ lebih rendah
Penyerapan pasif > aktif
 Tekanan akar tidak terjadi pada tanaman
Gimnospermeae dan tanaman transpirasi
cepat
 Air eksudasi hanya 5% air transpirasi
 Tanaman dengan tajuk menyerap air >
dibanding tanpa tajuk (dipotong)
 Tumbuhan hydrofit menyerap air dari seluruh
tubuh
Tekanan akar
Jalur pengangkutan air
 Mendatar : bulu akar/epidermis – korteks –
endodermis – xylem
 Tegak : lewat xylem
Anatomi Akar
Jalur Pengangkutan Air
Jalur Pengangkutan Air
Faktor berpengaruh
 Faktor tanaman : transpirasi (+), perakaran (+),
metabolisme (+)
 Faktor lingkungan : ketersediaan air (+), aerasi
(+), konsentrasi larutan (-), suhu – optimum
30o C – lebih tinggi sel rusak – lebih rendah
metabolisme, pemanjangan akar, difusi,
permeabilitas membran turun, viskositas air ,
plasma dan koloid naik.
Transpirasi
Variasi Perakaran
Ketersediaan air x udara
Pengangkutan air
Dilakukan melalui xylem dengan mekanisme
 Teori vital : terdapat pompa – ditolak karena
dengan dimatikan pengangkutan air tetap
terjadi
 Teori tekanan akar – ditolak : seperti dalam
pembahasan pasif x aktif, tekanan akar
maksimum 2 bar, hanya mampu mendorong
air setinggi 20m
Xylem
(lanjutan)
 Teori fisika : imbibisi, kapiler, tekanan kohesi-
tarikan transpirasi
 Teori tekanan kohesi-tarikan transpirasi. Kohesi :
tarik menarik antar molekul sejenis – air. Adhesi :
tarik menarik molekul berbeda – air dengan
dinding xylem. Adanya kohesi dan adhesi
terbenntuk kolom air sinambung dari tanah –
akar – batang – daun. Transpirasi menurunkan Ψ
daun lebih rendah dari Ψ batang – terjadi aliran
air dari batang ke daun. Ψ batang menurun lebih
rendah dari Ψ akar – terjadi aliran air dari akar
ke batang dst.
Kohesi
Ikatan Hidrogen Molekul air
Transpirasi
TRANSPIRASI
Definisi
 Proses hilangnya air dalam
bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak
di atas permukaan tanah
melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel
 80% air yang
ditranspirasikan berjalan
melewati lubang stomata,
paling besar peranannya
dalamtranspirasi
Perbedaan Transpirasi dengan
evaporasi
Transpirasi Evaporasi
1. proses fisiologis atau fisika 1. proses fisika murni
yang termodifikasi
2. diatur bukaan stomata 2. tidak diatur bukaan stomata

3. diatur beberapa macam 3. tidak diatur oleh tekanan


tekanan
4. terjadi di jaringan hidup 4. tidak terbatas pada jaringan
hidup
5. permukaan sel basah 5. permukaan yang
menjalankannya menjadi
kering
Lubang stomata yang
mengatur laju
transpirasi
Stomata
Perbedaan Transpirasi dengan gutasi
Transpirasi Gutasi
1. terjadi pada siang hari 1. pada malam hari
2. air yang hilang 2. air yang keluar berbentuk
berbentuk uap air cair
3. yang dilepaskan uap air 3. cairan mengandung solute,
murni seperti gula dan garam
4. melewati stomata, 4. melewati hidatoda
kutikula, dan lenti sel
5. terkendali oleh stomata 5. tidak terkendali

6. menurunkan suhu 6. tidak menurunkan suhu


permukaan tanaman permukaan
Besarnya air yang tertranspirasi
 Sebagian besar air yang
diserap tanaman
ditranspirasikan
 Misal: tanaman jagung,
dari 100% air yang
diserap: 0,09% untuk
menyusun tubuh, 0,01%
untuk pereaksi, 98,9%
untuk ditranspirasikan
Dampak negatif transpirasi
 Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika
lengas tanah terbatas, penyerapan air tidak
mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel
turun, Ψp menurun, tanaman layu, layu
permanent, mati, hasil tanaman menurun
 Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi,
meningkatkan lengas tanah, pada kisaran layu
tetap – kapasitas lapangan
Peranan transpirasi
 Pengangkutan air ke
daun dan difusi air antar
sel
 Penyerapan dan
pengangkutan air, hara
 Pengangkutan asimilat
 Membuang kelebihan
air
 Pengaturan bukaan
stomata
 Mempertahankan suhu
daun
Mekanisme transpirasi
Macam transpirasi
 Stomater : 80-90% total transpirasi
 Kutikuler: 20% total transpirasi
 Lentikuler : 0,1% total transpirasi
Mekanisme bukaan
stomata
 Teori perubahan pati
menjadi gula
 Teori pengangkutan
proton, K+
 Bukaan stomata pada
tanaman sukulen
Teori perubahan pati menjadi gula
 Siang hari terjadi fotosintesis, CO2 diserap,
kandungannya dalam ruang antar sel menurun,
pH naik (7), pati dalam sel penjaga
terhidrolisis menjadi gula, Ψs sel penjaga
turun, Ψw turun, endoosmosis di sel penjaga,
Ψp naik, dinding sel penjaga tertekan ke arah
luar, stomata terbuka
Teori pengangkutan proton (K+)
 Pada siang hari, saat fotosintesis di sel penjaga
terbentuk zat antara fotosintesis yaitu asam
malat, kemudian dipecah menjadi H+ dan ion
malat, H+ keluar dari sel penjaga,
kedudukannya digantikan K+, terjadi ikatan K+
dg ion malat membentuk kalium malat,
Kmalat masuk ke vakuola sel penjaga dan
menurunkan Ψs nya. Terjadi endoosmosis ke
dalam sel penjaga, Ψp sel penjaga naik, turgor,
dinding sel dari sel penjaga tertekan ke arah
luar, stomata membuka
Bukaan stomata pada tanaman CAM
 Tanaman CAM membuka stomatanya malam hari,
pada malam hari terjadi respirasi tidak sempurna dan
KH diubah menjadi asam malat, dari respirasi
tersebut CO2 tidak dilepaskan, tetap diikat, pH tetap
tinggi (7), pati dalam sel penjaga dihidrolisis menjadi
gula, Ψs nya menurun, terjadi endoosmosis, Ψp sel
penjaga naik, turgor, dinding sel penjaga tertekan ke
arah luar, stomata membuka
Faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
 Faktor lingkungan  Faktor tanaman
1. kelembaban udara 1. stomata: jumlah per satuan
2. suhu luas, letak stomata (permukaan
3. kecepatan angin bawah atau atas daun,
4. cahaya timbul/tenggelam), waktu
5. tekanan udara bukaan stomata
6. ketersediaan air tanah 2. daun: berbulu/tidak, warna
7. debu daun(kandungan klorofil daun),
posisinya menghadap matahari
secara langsung atau tidak
3. Mahasiswa akan membahas
fenomena ini setelah jadi PR
Antitranspiran
 Senyawa kimia yang diberikan ke pada tanaman
dengan tujuan untuk menurunkan laju transpirasi
 Mekanisme kerja: melalui penutupan lubang stomata
oleh partikel tertentu maupun dengan mendorong
berlangsungnya mekanisme fisiologis yang
menyebabkan stomata menutup
 Harganya sangat mahal dan belum ada yang efektif
untuk menurunkan laju transpirasi
 Cari tulisan tentang antitranspiran utk dikumpulkan
minggu depan
Enzim
Enzim
 Enzim : senyawa organik yang dalam jumlah
kecil memacu laju reaksi biokimia tanpa
mempengaruhi keseimbangan reaksi
 Tata nama enzim berdasar substrat atau reaksi
yang dikatalisir + ase, terdapat 6 golongan
besar

Penggolongan Enzim

1. Oksidoreduktase : mengkatalisir reaksi


oksidasi-reduksi – oksalat oksidase, nitrat
reduktase
2. Transferase : mengkatalisir transfer –
transaminase
3. Hidrolase : menambah air pada bermacam
ikatan mengakibatkan pecahnya substrat –
protease, karbohidrase
Penggolongan enzim (lanjutan)
4. Lisase : mengakibatkan pengambilan
langsung suatu kelompok dari substrat non
hidrolitik – fumarase, aldolase
5. Isomerase : mengkatalisir perubahan isomer
– isomerase, epimerase
6. Ligase atau sintetase : mengkatalisir sintesis
bermacam ikatan - tiokinase
Susunan Enzim
Enzim

Apoenzim Gugus Prostetik


(Protein) (Bukan Protein)

Koensim Kofaktor
(Organik) (anorganik)
Koenzim Penting dalam Reaksi
Oksidasi-reduksi
 NAD (nikotinamid adenin dinukleotid)
 NADP (nikotinamid adenin dinukleotid fosfat)
 FAD (flavin adenin dinukleotid)
 Cytokrom : Cyt a, Cyt a3, Cyt b, Cyt b6, Cyt c,
Cyt f
 Plastokuinon, Plastosianin, Feredoksin
 ATP (adenosin tri fosfat) : senyawa berenergi
tinggi
Koensim Penting
Koenzim Penting (lanjutan)
Enzim Penting
Enzim Penting (lanjutan)
Enzim Penting
Sifat Enzim
 Katalisator organik dalam jumlah sangat sedikit
memacu laju reaksi tetapi tidak mempengaruhi
keseimbangan reaksi
Sifat Enzim (lanjutan)
 Dihasilkan di
protoplasma
- melakukan
kegiatan di dalam
sel : endoenzim
- melakukan
kegiatan di luar
sel : eksoenzim
 Sebagian besar

endoenzim
Sifat Enzim (lanjutan)
 Merupakan molekul besar
 Merupakan koloid, mempunyai luas
permukaan besar, bersifat hidrofil
 Bersifat peka, di inaktifasi semua faktor
penyebab denaturasi protein – suhu, pH.
 Dapat bereaksi dengan asam maupun basa,
dengan anion maupuk kation
Sifat Enzim (lanjutan)
Dapat
dipacu
maupun
dihambat
Pengham bat
: kompeti
tif –
susunan
mirip
substrat,
non
kompeti
tif –
merusak
Sifat Enzim (lanjutan)
Ensim bersifat khas : terdapat
hampir 700 enzim bereaksi
dengan substrat khusus :
teori kunci-gembok (key-
lock)
Sifat Enzim (lanjutan)
Menurunkan energi aktifasi
Faktor Berpengaruh terhadap Enzim
 Suhu : minimum 00, optimum 300, maksimum
38-400 C
 Logam : banyak enzim dipacu oleh ion
logam : Mg, Mn dan Co
 Logam berat dapat menurunkan aktivitas
enzim : Ag, Zn, Cu, Pb dan Cd
 pH : optimum masing-masing enzim berbeda :
pepsin 2,0, amilase 7,0, tripsin 8,0
Fotosintesis
Fotosintesis
 Batasan : proses pembentukan karbohidrat dari
CO2 dan air dan hasil sampingan O2 pada
bagian tanaman berwarna hijau dengan
bantuan sinar matahari
cahaya
 6 CO2 + 6 H2O  C6 H12O6 + 6 O2
klorofil
Organ Utama Fotosintesis : Daun
Organela Fotosintesis : Kloroplas
 Susunan : protein 40-50%, fosfolipida 25-30%,
klorofil 5-10%, karotenoid 1-2%, RNA 5%, DNA
sedikit
 Jaringan tiang : 36 kloroplas, jatringan bunga
karang 20 kloroplas
 Terdiri dari grana – tempat reaksi cahaya dan
stroma – tempat reaksi gelap
 Tiap kloroplas 40-60 grana
 Di dalam granum terdapat tylakoid, di dalamnya
terdapat quantosom
 Dalam quantosom terdapat : klorofil, karotenoid,
quinon dll
Kloroplas
Pikmen Fotosintesis : Klorofil
Spectrum Sinar Matahari
Serapan dan Penerusan Cahaya
Spektrum Penyerapan Cahaya
 Sinar matahari
merambat dalam
bentuk quanta
atau foton
 Sinar matahari
yang diserap
pikmen
fotosintesis =
cahaya dengan
panjang
gelombang 400-
800 nm
Ringkasan Reaksi
cahaya
 6 CO2 + 6 H2O  C6H12O6 + 6 O2
klorofil
 O2 berasal dari H2O bukan CO2, diperlukan 12
molekul H2O

 6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 O2 + 6 H2O


 Fotosintesis : reaksi oksidasi-reduksi , air di
oksidasi, CO2 direduksi menjadi karbohidrat
Fotosintesis terdiri dari dua tahap reaksi : 1.
Reaksi cahaya – memerlukan cahaya –
berfungsi merubah energi matahari menjadi
daya asimilasi – ATP dan NADPH2
2. Reaksi gelap – tidak memerlukan cahaya –
berfungsi mereduksi CO2 menjadi karbohidrat
dengan energi dari ATP dan NADPH2
Sistem Dua Pigmen

PS I

PS II
Sistem Dua Pigmen (lanjutan)
 Pigmen Sistem I (PS I) :
terdiri dari klorofil a,
klorofil b, karotenoid
dengan pusat reaksi P 700.
Setiap P 700 dikelilingi
300-400 klorofil,
menyerap maksimum
panjang gelombang 683
nm
 Pigmen Sistem II (PS II) :
terdiri dari klorofil a
kolofil b, pikobili protein
dan karotenoid dengan
pusat reaksi P 673,
menyerap maksimum
panjang gelombang 673
nm
Eksitasi Elektron Klorofil
Reaksi Cahaya Fotosintesis
Produksi Daya Asimilasi
 Daya asimilasi terdiri dari ATP dan NADPH2
 Reduksi NADP menjadi NADPH2 disebut
transpor elektron
 Produksi ATP disebut fotofosforilasi
 Ada tiga fotofosforilasi : non siklis, siklis dan
pseudosiklis
Fotofosforilasi Nonsiklis
 PS II menyerap cahaya pada panjang gelombang
673 nm, e tereksitasi diterima oleh plastoquinon
 e berpindah ke sitokrom b6, sitokrom f dan
plastosianin
 Sit b6 dan f mempunyai beda potenial reduksi
cukup besar yaitu 0,044 v, energi dari e dapat
untuk membentuk ATP
 e dari plastosianin diterima PS I
 PS I menyerap cahaya maksimum pada panjang
gelombang 683 nm, elektron tereksitasi diterima
oleh FRS
 e PS II tidak pernah kembali – fotofosforilasi non
siklis
Fotofosforilasi Non Siklis (lanjutan)
Z
NADP+
Q Fe H2
Cyt b6 Fe 2e e o2 H2O2
2e Cyt f Cu CuZn
PC
PS I H2O+O2
Mn 2e PS II Mg, N, Fe Mg, N, Fe Fe
H2O 1/2 O2
H2
Fotofosforilasi Non Siklis
Fotofosforilasi Non Siklis
Fotolisis
 Fotolisis proses peruraian air menjadi H+, e-
dan O2
 e dari air mengisi tempat e PS II yang kosong
 H2 untuk mereduksi NADP menjadi NADPH2
dan PQ menjadi PQH2
 O2 dibebaskan ke udara
Fotolisis (lanjutan)
Fotofosforilasi Siklis
 Hanya melibatkan PS I
 Pembentukan ATP terjadi saat e berpindah
dari feredoksin ke sitokrom b6 dan sitokrom f
 Karena e dari PS I kembali ke PS I disebut
fotofosforilasi siklis
Fotofosforilasi Siklis
Reaksi Gelap – Reduksi CO2
 Reaksi gelap : reduksi CO2 menjadi
karbohidrat, tidak memerlukan cahaya, tetapi
memanfaatkan daya asimilasi dari reaksi
terang.
 Terdapat 3 tipe reaksi gelap :
 Siklus Calvin – siklus C3
 Siklus Hatch and Slack – siklus C4
 Siklus CAM
Siklus Calvin – Siklus C3
 Senyawa yang menangkap CO2 (1 C) udara
adalah RuBP (5 C)
 Enzim yang mengkatalisir Rubisco
 Dibentuk senyawa beratom 6 C yang tidak
stabil
 Pecah menjadi 2 senyawa beratom 3 C – PGA
 Energi dari ATP dan NADPH2
 Dibentuk glukosa
 Dibentuk kembali RuBP
Siklus Calvin – C3
Contoh Tanaman C3
Siklus Hatch and Slack – C4
 Terdapat
dua
macam
kloroplas
: di sel
mesofil
dan
seludang
berkas
pengangk
utan
Anatomi Daun C4
Siklus C4 (lanjutan)

 CO2 (1C) masuk ke kloroplas mesofil


ditangkap PEP (3C) membentuk as.
oksaloasetat (4C)
 Selanjutnya ada 3 tipe :
C4 (lanjutan)
1. Oksalo
asetat
diubah
menjadi
malat,
diangkut
ke sarung
berkas
pengang
kutan,
dipecah
menjadi
piruvat
dan CO2
C4 (lanjutan)
Panicum maximum
2.Oksaloasetat
diubah menjadi
aspartat,
diangkut ke
sbp, diubah
menjadi
oksaloasetat,
dipecah
menjadi piruvat
dan CO2
C4 (lanjutan)
Atriplex spongiosa
3.Oksaloasetat
diubah
menjadi
aspartat
diangkut ke
sbp, diubah
menjadi malat,
dipecah
menjadi
piruvat dan
CO2
C4 (lanjutan)
 Piruvat diangkut kembali ke sel mesofil,
diubah menjadi PEP
 PEP berperan menangkap CO2 udara
 CO2 yang dilepas dari senyawa masuk ke
siklus Calvin (siklus C3)
Siklus C4 (lanjutan)
C4 (lanjutan)
Siklus CAM
CAM
(Crassula
cean Acid
Metabolism)
Terjadi pada
tanaman
sukulen
keluarga
Crassulace
ae : kaktus,
anggrek,
vanili
CAM (lanjutan)
 Malam hari stomata membuka, CO2 ditangkap
oleh PEP, membentuk asam oksaloasetat
diubah menjadi asam malat, disimpan di
vakuola.
 Siang hari malat dipecah menjadi asam piruvat
dan CO2, CO2 masuk siklus Calvin
membentuk gula
 Piruvat diubah menjadi PEP kemudian pati.
Pati disimpan, pada malam hari diubah
menjadi PEP
Siklus CAM

Malam

Siang
Siklus CAM
Perbandingan C4 dengan CAM
Rangkuman Fotosintesis (C3)
Faktor Berpengaruh terhadap Fotosintesis
 Faktor Tanaman : klorofil, enzim, hormon,
tahanan daun, genetik, umur daun
 Faktor Lingkungan : CO2,O2, cahaya, suhu, air,
nutrisi
Faktor Tanaman

Klorofil : pigmen
penyerap
cahaya,
peninglkatan
klorofil sampai
batas tertentu
meningkatkan
fotosintesis
Faktor Tanaman
 Enzim : terdapat
banyak enzim
yang
mempengaruhi
fotosintesis
 Hormon : GA,
sitokinin dan
kinetin dapat
memacu
fotosintesis
Faktor Tanaman

Tahanan daun
: tahanan
yang
menghambat
difusi CO2 –
tahanan
mesofil dan
dan stomata
Faktor Tanaman

Genetik :
terdapat
perbedaan
antar
golongan
C3, C4 dan
CAM,
bahkan
antar
varietas
Faktor Lingkungan
CO2

 CO2 : bahan baku fotosintesis, kandungan


udara 360 ppm, peningkatan sampai 1000 ppm
dapat meningkatkan fotosintesis
Peningkatan hasil skala penelitian
 C4 : 0 - 10%
 C3 : 10 – 50%
 Kedelai : 350 -> 1350 ppm hasil meningkat 40
– 60%
 Padi 350 -> 2400 ppm 100%
 Tomat : 15-55%, selada 50-150%
Peningkatan hasil skala rumah kaca
 Teknologi pengkayaan CO2 : Jerman, Inggris,
Amerika +/- 80 tahun
 Belanda : 10-20%, Inggris selada : 40%,
Ohio : 60%.
 Indonesia : belum – berprospek -> bibit :
sungkup plastik + pembuatan pupuk organik -
> menghasilkan CO2 : teh
CO2

 CO2 udara meningkat 0,45%/tahun = 1 – 1,5 ppm/tahun.


 Tahun 1800 : 280 ppm, 1958 : 314, 1984 : 350, 2050 : 660
ppm
Cahaya
Intensitas Cahaya
 Pada daun tunggal

 C jenuh pada
3
intensitas 10-40%
cahaya penuh, C4
tidak pernah jenuh
 Tanaman suka

naungan
mempunyai
fotosintesis jenuh
pada intensitas
cahaya lebih rendah
Panjang
gelombang :
 Klorofil a dan

b maksimal
menyerap
cahaya pada
warna biru
dan merah
 Fotosintesis

maksimal
juga pada
warna merah
dan biru
Panjang penyinaran
 Panjang

penyinaran
tergantung letak
lintang dan letak
matahari
 Hari panjang

tidak
meningkatkan
laju fotosintesis
per jam, namun
meningkatkan per
hari
Manipulasi Panjang Penyinaran
Suhu
 Fotosinte
sis
meningkat
dengan
peningkat
an suhu
dari 6o C
sampai
39o C
Air, Oksigen dan Nutrisi
 Air mempunyai pengaruh besar secara tidak
langsung karena pengaruh bukaan stomata
 Oksigen yang tinggi dapat menghambat
fotosintesis terutama C3
 N, Mg dan Fe mempengaruhi pembentukan
klorofil; Cu merupakan komponen enzm
fotosintesis, K mempengaruhi bukaan stomata
Pengangkutan
Fotosintat
Pengangkutan fotosintat
Teori Munch
 Fotosintat hasil fotosintesis dipindahkan dari
sel mesofil atau seludang berkas pengangkutan
sebagai sumber (source) fotosintat ke dalam
floem.
 Akumulasi fotosintat di floem menurunkan
potensial solut dan potensial air floem.
 Terjadi osmosis dari xylem ke floem yang
mengakibatkan peningkatan potensial tekanan.
 Tekanan di dalam floem mengakibatkan aliran
air dan fotosintat ke bagian floem lubuk (sink)
yang mempunyai potensial tekanan lebih
rendah. Aliran ini yang menyebabkan
fotosintat terangkut dari sumber ke lubuk.
 Dari floem lubuk fotosintat diangkut dan
disimpan di dalam lubuk
Respirasi
Respirasi
 Proses oksidasi senyawa organik menjadi CO 2
dan H2O dengan menghasilkan energi
 C6H12O 6 + 6 O2 => 6CO2 + 6H 2O + 686 Kcal
 Terjadi di semua jaringan hdup terutama di
tunas bunga dan daun, pucuk batang dan akar
dan kecambah, di dalam mitokondria
Sel dan Mitokondria
Mitokondria
Perbedaan
Respirasi dengan Fotosintesis
 O2 diserap  O2 dilepaskan
 Senyawa karbon  CO2 direduksi menjadi
kompleks dioksidasi senyawa karbon
menjadi CO2 kompleks
 Terjadi siang-malam  Terjadi siang
 Energi potensial  Energi cahaya diubah
diubah menjadi energi menjadi energi
kinetik potensial
 Bahan baku glukose  Bahan baku CO2 dan
dan O2 H2O
Perbedaan
Respirasi dengan Fotosintesis
 Tidak memerlukan  Memerlukan klorofil
klorofil
 Terjadi di  Terjadi di kloroplas
mitokondria
 Energi dilepaskan  Energi disimpan
 Menyebabkan  Menyebabkan
penurunan berat peningkatan berat
 1 molekul glukose  Untuk membentuk 1
menghasilkan 38 ATP molekul glukosa di
perlukan 18 ATP
Peran Respirasi
 Mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik
 Menghasilkan energi untuk proses
metabolisme dan pembelahan sel
 Membentuk senyawa antara penyusun sel
 Merubah senyawa tidak larut menjadi larut
 Melepaskan CO2 untuk daur karbon di alam
Senyawa Antara
Nisbah Respirasi
 Nisbah volume CO2 yang dilepaskan dan
volume O2 yang digunakan
 vol CO2_
NR = ----------
vol O2
 NR tergantung maam substrat atau jumlah
oksigen dalam substrat
NR Karbohidrat
 C6H12O6 + 6 O 6 => 6 CO2 + 6 H2O
 CO2 6
NR = ----- = ----- = 1
O2 6
 Pada kandungan oksigen rendah respirasi aerob
berubah menjadi respirasi anaerob
 C6H12O6 => 2C2H5OH + 2CO2
CO2 2
 NR = ----- = ----- = ~
O2 0
NR Lemak
 Jarang terdapat di bagian vegetatif , banyak di
biji
 Lemak dihidrolisis dahulu menjadi asam
lemak dan gliserol
 Saat berkecambah lemak diubah menjadi
karbohidrat
 Lemak sedikit mengandung oksigen, perlu
banyak oksigen,
NR lemak (lanjutan)
 C51H98O6 + 145 O2 => 102 CO2 + 98 H2O
 CO2 102
NR = ----- = ----- = 0,7
O2 141
 1g lemak menghasilkan energi 9,1 kal
 1g karbohidrat menghasilkan 3,8 kal
Tipe Respirasi
 Berdasarkan ketersediaan oksigen respirasi
dibagi dua :
 Respirasi aerob
C6H12O6 + 6 O2 => 6CO2 + 6 H2O + 686 Kcal
 Respirasi anaerob
C6H12O6 => 2 C2H5OH + 2 CO2 + 56 Kcal
Tipe Respirasi
Figure 5.5 (A). In the presence of oxygen, pyruvate is
transferred into the mitochondrion, oxidized to carbon
dioxide and water. In the absence of oxygen, mitochondrial
respiration will shut down and metabolism shifts to
fermentation.
Bahan untuk Respirasi
 Le
mak
 Prote
in
 Karbo
hidrat
Tahapan dan lokasi Respirasi
Figure 5.1 Cellular respiration is divided into three sequential
pathways: (1) glycolysis,
(2) the citric acid cycle, and (3) the electron transport chain.
Glikolosis
 Glycolysis take
place in the cell
cytoplasm. The
result is : to
convert one
molecule of
glucose (C6)
into two
molecules of
pyruvic acid
(C3).
 There is no loss
of carbon
dioxide and a
minimal yield of
ATP.
Perubahan Pirufat menjadi Asetil
Ko A
 Sebelum
masuk ke
Siklus Krebs,
Piruvat
diubah
menjadi
Asetyl Co-A
Perubahan piruvat menjadi Asetil
Ko A
Tahap 2 : Siklus Krebs (senyawa)
Siklus Krebs (enzim dan energi)

 IDH : Isositrat Dehidrogenase


Tahap 3 : Trafer Elektron
Jumlah ATP Respirasi
Faktor Tanaman berpengaruh
terhadap Respirasi

 Faktor protoplasmik : sel muda vakuola


lebih kecil, protoplasma lebih banyak dg
enzim lebih banyak respirasi lebih cepat
 Konsentrasi substrat : kandungan
meningkat, respirasi lebih cepat
Faktor Lingkungan
 Suhu : 0o – 45o C peningkatan suhu meningkatkan
rspirasi, optimal 30o C. Suhu tinggi : 1.difusi
CO2 dan O2 lebih lambat dari respirasi, 2. substrat
jadi faktor pembatas. Suhu rendah :
dipergunakan untuk penyimpanan produk
hortikultura
 Cahaya : peningkatan cahaya meningkatkan
respirasi – tidak langsung karena 1.
fotosintesis meningkat, substrat lebih tersedia, 2.
meningkatkan suhu, 3.membuka stomata untuk
difusi
Lingkungan (lanjutan)
 Oksigen atmosfer : menurun dari 21%
menjadi 1%, di bawah itu terjadi respirasi
anaerob
 CO2 : meningkat, respirasi menurun.
Teknologi penyimpanan produk
hortikultura dalam atmosfer terkendali
 Air : medium respirasi, peningkatan
kandungan air memacu respirasi. Umbi dan
biji disimpan pada kadar air rendah agar
lebih tahan
Lingkungan (lanjutan)
 Pelukaan : mula-mula memacu respirasi, di
bagian luka pati diubah jadi gula,
selanjutnya normal
 Pengaruh mekanik – gosokan dsb :
meningkatkan respirasi
 Zat penghambat enzim : menurunkan laju
respirasi
Fotorespirasi
Saat ada cahaya, respirasi 3-5 kali saat gelap –
ada respirasi cahaya
Fotorespirasi
 rubisco, initiates carbon fixation in the Calvin
cycle; it also combines with oxygen to initiate
photorespiration.
 The active site of rubisco cannot distinguish
the two similar substrates: O=C=O and O=O.
 rubisco affinity for carbon dioxide 80 times
higher than for oxygen. However, low CO2
(350 ppm) to O2 (20%), photorespiration 30%
Calvin cycles.
 In chloroplast, rubisco, combines with (RuBP)
and oxygen. five-carbon RuBP split into two-
carbon 2-phosphoglycolate and three-carbon
3-phosphoglycerate (PGA).
 2-phosphoglycolate is converted to glycolate
in chloroplast, transported into peroxisome
 glycolate oxidized by oxygen to glyoxylate
and hydrogen peroxide > converted to water
and oxygen
 glyoxylate converted to glycine in peroxisome
> transported mitochondrion.
Perbedaan
Respirasi Gelap Repirasi Cahaya
 Substrat : kh, prot,  Substrat : glikolat baru
lemak baru/cadangan  Di kloroplas perok -
 Di sitoplasma dan sisom dan miokondria
mitokondria  Terbentuk H2O2
 Tidak terbentuk H2O2  Tidak terbentuk ATP
 Terbentuk ATP  NADH2 => NAD
 NAD => NADH2  Tergantung O2
 Tidak tergantung O2  Sel hijau
 Di semua sel hidup  Saat ada cahaya
 Siang dan malam  C3
 C3 dan C4
Perbedaan Anatomi
C4
C4
 Mempunyai fotorespirasi rendah
 Fotosintesis terjadi di kloroplas mesofil –
siklus C4 dan di kloroplas seludang berkas
pengangkutan yang tersembunyi – siklus C3.
 Pada Siklus C3, RuBp bergabung dengan CO2
dari malat yang pecah menjadi piruvat dan
CO2. Tidak ada O2, - fotorespirasi tidak terjadi.
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai