JANUARY 1, 2018
ZAINAL “MR Z” ABIDIN
SONY SUGEMA COLLEGE - DENPASAR
Sifat Koligatif Larutan
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel terlarutnya.
Non Elektrolit (α=0) : Glukosa (C6H12O6), Urea (CO(NH2)2), Sukrosa (C12H22O11), Glikol (CH6O2),
Iodin (I2), Belerang (S8), Alkohol (C2H5OH), dan sebagainya
RUMUS
SIFAT KOLIGATIF NON ELEKTROLIT ELEKTROLIT
Kenaikan Titik Didih Larutan (ΔTb) ΔTb = Kb . m ΔTb = Kb . m.i
Penurunan Titik Beku Larutan (ΔTf) ΔTf = Kf . m ΔTf = Kf . m.i
Penurunan Tekanan Uap Larutan ΔP = X ter . Po ΔP = X ter . Po .i
(ΔP)
Tekanan Osmosis (π) π = M.R.T π = M.R.T . i
Keterangan:
mol gram 1000 % 1000
m = molalitas = = x = x
Kg Pelarut Mr p Mr (100 - %)
mol ter
X ter = Fraksi mol zat terlarut =
mol ter + mol pel
mol pel
X pel = Fraksi mol zat pelarut =
mol ter + mol pel
X ter + X pel = 1
Rumus tambahan
P = X pel . Po ;
ΔP = Po - P
ΔTb = Tb lar – Tb pel ;
ΔTf = Tf pel – Tf lar
Tf pelarut air = 0oC
Tb pelarut air = 100oC
Jika ditunjukkan gambar/tabel ditanyakan tekanan uap atau titik didih atau tekanan osmosis
yang paling besar/kecil gunakan logika rumus berikut:
Sifat Koligatif larutan Cari Harga
jumlah pelarut
Tekanan uap larutan (P); terbesar ; yang terbesar
jumlah pelarut + jumlah terlarut
jumlah terlarut
Titik didih larutan (Tb); terbesar ; yang terbesar
jumlah pelarut
jumlah terlarut
Titik beku larutan (Tf); terbesar ; yang terkecil
jumlah pelarut
mol terlarut jumlah terlarut
atau ; yang
Tekanan osmosis (π) besar liter larutan jumlah pelarut + jumlah terlarut
terbesar
DIAGRAM PT
Keterangan :
LR = titik beku pelarut
KS = titik beku larutan
MR = titik didih pelarut
NS = titik didih larutan
KL = ΔTf
MN = ΔTb
1. UN 2018 Type A
Bacalah informasi berikut!
Di negara yang memiliki musim dingin, proses pencairan es yang terdapat di jalan-jalan dan
trotoar dilakukan dengan menaburkan garaman ke hamparan salju.
Sifat koligatif larutan yang paling tepat berhubungan dengan fenomena wacana di atas adalah
A. penurunan tekanan uap
B. kenaikkan titik didih
C. penurunan titik beku
D. tekanan osmosis
E. kenaikkan tekanan uap
2. UN Kimia 2017 - 31
Perhatikan gambar ilustrasi komposisi larutan berikut!
3. UN Kimia 2017 - 32
Perhatikan tabel titik didih larutan berikut!
Zat terlarut Konsentrasi Titik Didih (°Q
X (non elektrolit) 2m 101,04°C
Y (elektrolit terner) 1m 101,04°C
Derajat ionisasi larutan Y adalah ....
A. 0,20
B. 0,40
C. 0,50
D. 0,75
E. 0,80
4. UN 2016 T-1-28
Perhatikan gambar berikut!
Larutan yang memiliki tekanan uap paling besar ditunjukkan oleh gambar nomor....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
5. UN-SMA-2015-1-09
Beberapa contoh penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut:
(1). proses penyerapan air dalam tanah oleh akar
(2). membasmi lintah dengan garam dapur
(3). menentukan massa molekul relatif
(4). pemakaian urea untuk mencairkan salju
(5). penambahan glikol pada radiator mobil
Penerapan sifat koligatif yang berhubungan dengan tekanan osmotik adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (4)
E. (3) dan (5)
6. UN-SMA-14-Type 1-14
Berikut ini peristiwa kimia dalam kehidupan sehari-hari:
1) etilen glikol dapat ditambahkan ke dalam radiator mobil; dan
2) desalinasi air laut.
7. UN-SMA-13-Type 1-16
Perhatikan beberapa gambaran molekuler partikel tak sebenarnya antara zat terlarut dan zat
pelarut dalam larutan berikut ini!
Larutan yang mempunyai tekanan uap paling besar adalah gambar nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
8. UN-SMA-13-Type 1-16
Berikut ini contoh penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari:
(1) pengawetan makanan dengan garam;
(2) pemberian glikol pada radiator mobil;
(3) lintah diberi garam agar mati;
(4) tranfusi darah; dan
(5) pencairan salju dengan garam.
Penerapan sifat koligatif yang memanfaatkan tekanan osmosis adalah nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)
11. UN-SMA-12-P-D39-7
Contoh penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita temui diantaranya:
1) air radiator mobil dapat dicampur dengan etilen glikol; dan
2) larutan infus dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah.
Sifat koligatif yang terdapat dalam contoh tersebut secara berurutan adalah ...
A. penurunan tekanan uap j enuh dan penurunan titik beku
B. penurunan tekanan uap jenuh dan kenaikan titik didih
C. penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
D. penurunan titik beku dan tekanan osmosis
E. tekanan osmosis dan penurunan tekanan uap jenuh
12. UN-SMA-11-P15-6
Perhatikan diagram PT berikut ini!
13. UN-SMA-11-P15-36
Perhatikan gambar mol zat terlarut dan pelarut pada beberapa larutan berikut!
14. UN-SMA-10-P-60-13
Perhatikan grafik berikut:
Jika jumlah mol partikel pelarutnya sama, maka larutan yang mempunyai tekanan uap paling besar
adalah....
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T
15. UN-SMA-10-P-27-13
Perhatikan bagan berikut:
16. UN-SMA-10-P-27-15
Perhatikan grafik diagram PT berikut:
Berdasarkan grafik bagian yang menunjukkan proses menguapnya suatu pelarut adalah ....
A. B-D B. C-E C. B-G
D. C-F E. G'-F'
17. UN-SMA-09-P.27-15
Perhatikan tabel berikut:
Larutan Non Mol Zat Volume Larutan (
Elektrolit Terlarut mL )
1 0,1 200
2 0,1 400
3 0,2 300
4 0,2 250
5 0,2 500
Larutan yang memiliki tekanan osmotik paling besar adalah nomor. (R=0,082,T=27oC)
A. 1 B. 2 C. 3 D.4 E. 5
18. UN-SMA-09-P.27-16
19. UN-SMA-08-P.27-13
Perhatikan bagan tentang banyaknya partikel zat pelarut dan zat terlarut dalam suatu larutan:
1. SPMB/2002
Suatu zat organik sebanyak 0,645 gram yang dilarutkan dalam 50 gram CCl4 memberikan =
0,645°C. Jika Kb pelarut = 5,03, maka massa molekul realatif zat itu adalah
(A) 100 (C) 80 (E) 50
(B) 90 (D) 70
2. SNMPTN/2009/W-I/176
Penurunan titik beku larutan 0,1 mol gula dalam 1 kg air adalah t°C. Jika 0,1 mol natrium
sulfat dilarutkan dalam jumlah air yang sama, maka penurunan titik bekunya adalah
(A) 2t°C (C) 4t°C (E) 6t°C
(B) 3t°C (D) 5t°C
4. SNMPTN/2010/W-II/528
Pada tekanan 1 atmosfer, larutan sukrosa (C12H22O11) dalam air memiliki titik didih 101 °C.
Jika Kb air = 0,5°C/m, maka konsentrasi larutan tersebut adalah
(A) 5,0 molar (D) 2,0 molal
(B) 4,0 molar (E) 1,0 molal
(C) 2,5 molal
5. SNMPTN/2010/W-II/528
Percobaan penentuan titik beku larutan garam NaCl dan larutan urea CO(NH2)2
menghasilkan data sebagai berikut:
Larutan Konsentrasi (molal) Titik beku (°C)
NaCl 0,1 -0,372
NaCl 0,2 -0,744
CO(NH2)2 0,1 -0,186
CO(NH2)2 0,2 -0,372
Data tersebut menunjukkan bahwa penurunan titik beku larutan
(1) berbanding lums dengan konsentrasi
(2) elektrolit lebih tinggi dari non elektrolit dengan konsentrasi yang sama
(3) bergantung pada jenis ikatan kimia senyawa tersebut
(4) bergantung pada jenis unsur penyusun senyawa larutan
6. SIPENMARU/1980
Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 gram urea (Mr = 60) dalam 1 liter air. Larutan
yang lain diperoleh dari melarutkan 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 1 liter air. Pada
suhu yang sama tekanan osmotik larutan pertama dibandingkan terhadap larutan kedua
(A) sepertiga kali larutan kedua
(B) sama seperti larutan kedua
(C) dua pertiga kali larutan kedua
(D) empat pertiga kali larutan kedua
(E) tiga perdua kali larutan kedua
7. SPMB/2005 Regional II
Tentukan di antara kelima larutan berikut yang memiliki titik beku terendah.
(A) MgSO4 0,010 m
(B) NaCl 0,011m
(C) C2H5OH 0,050 m
(D) MgCl2 0,010 m
(E) CH3COOH 0,010 m
8. SPMB/2003/Regional III
Senyawa dengan rumus K2HgI4 memberikan penurunan titik beku tiga kali penurunan titik
beku larutan non elektrolit. Ini menunjukkan bahwa K2HI4 dalam air terurai menjadi
(A) 2K+ + Hg3+ + 4I- (D) 2K+ + HgI42-
(B) 2K + Hg + I
+ 2+ + (E) KHg3+ + 4I-
(C) 2K + Hg + 2I2
+ 2+
10. SPMB/2003/Regional II
Data percobaan tentang titik beku beberapa larutan pada suhu 27° C dan tekanan 1 atm
tercantum dalam tabel berikut
Larutan
No. Zat Terlarut
Konsentrasi (m) Titik Beku (°C)
1 C6H12O6 1 -2
2 C6H12O6 2 -4
3 NaCl 1 -4
4 NaCl 2 -8
Data tersebut menunjukkan bahwa penurunan titik beku larutan
(1) berbanding lurus dengan konsentrasi
(2) tidak bergantung kepada jenis zat terlarut
(3) elektrolit lebih tinggi dari nonelektrolit
(4) bergantung pada jumlah partikel zat terlarut
16. SNMPTN/2011/591
Pemyataan yang benar untuk larutan Na2SO4 0,1 molal dalam air (Kf= l,86°C/molal) adalah
(1) mempunyai titik beku yang sama dengan larutan 9 gram urea (Mr= 60) dalam 500 g air
(2) konsentrasi semua partikel terlamt adalah 0,6 molal
(3) nilai faktor van’t Hoff untuk larutan tersebut adalah 3
(4) larutan membeku pada -0,186 °C
17. SNMPTN/2011/578
Diketahui data percobaan pada tekanan 1 atm dengan kf air = l,86°C/molal sebagai berikut:
Larutan Mr Massa air (kg) Titik beku Larutan (°C)
C6H12O16 180 1 -0,180
NaCl 58,5 1 -0,350
CaBr2 200 1 -0,475
Pernyataan yang benar untuk data percobaan di atas adalah…
(1) massa CaBr2 yang terlarut lebih besar dibandingkan dengan massa NaCl
(2) larutan CaBr2 Lebih mudah menguap dibandingkan dengan larutan C6H12O6
(3) larutan NaCl mengandung partikel zat terlarut lebih banyak dibandingkan dengan
larutan C6H12O6
(4) ketiga larutan mempunyai faktor van’t Hoff yang sama
18. SNMPTN/2011/523.
Larutan NaCl memiliki titik, beku yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air
murni. Akibat yang ditimbulkan dengan adanya partikel NaCl dalam air adalah
(1) interaksi antarmolekul air semakin kuat
(2) penurunan tekanan uap air
(3) jumlah molekul air berkurang
(4) pergerakan molekul air menjadi terhalang
19. SNMPTN/2011/659
Sejumlah 100 g senyawa non-elektrolit yang tidak menguap, jika dilarutkan ke dalam 1 mol
CCl4 mempunyai tekanan uap 75 mmHg pada 295 K. Tekanan uap CCl4 murni pada
temperatur yang sama adalah 100 mmHg. Pernyataan yang benar adalah
(1) penurunan tekanan uap larutan = 25 mmHg
(2) fraksi mol zat terlarut = 0,25
(3) jika suhu dinaikkan, tekanan uap larutan > 75 mmHg
(4) titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih CCl4 mumi
20. SNMPTN/2011/W-1/559
Cairan pendingin untuk mesin mobil dibuat dengan cara melakukan 32 mol suatu senyawa
antibeku ke dalam 5 kg air (Kf= 1,86 °C/molal) pada tekanan udara 1 atm. Larutan ini
membeku pada -11,9 °C. Pernyataan berikut yang benar adalah
21. SNMPTN/2012/333
Tekanan osmotik rata-rata darah pada 27°C adalah 8,2 atm. Nilai R = 0,082 L atm/mol K.
Konsentrasi glukosa yang isotonik dengan darah adalah
(A) 3,33 M (C) 1,33 M (E) 0,33 M
(B) 2,67 M (D) 0,67 M
22. SNMPTN/2012/334
Pada 1 atm, larutan 13,35 g aluminium klorida (Mr = 133,5) dalam mmus 260 g air (Kb =
0,52 C/m) akan mendidihkan pada
(A) 99,2°C (C) 102,0°C (E) 108,0°C
(B) 100,2°C (D) 102,0°C
23. SNMPTN/2012/484
Perbandingan tetapan penurunan titik beku molal air dengan tetapan kenaikan titik didih
molal air adalah 3,65. Pada 1 atm, suatu larutan yang mendidih pada 100,20°C akan
membeku pada
(A) -7,30°C (C) -2,73°C (E) -0,73°C
(B) -3,65°C (D) -0,73°C
24. SNMPTN/2012/531
Konsentrasi larutan NaCl yang mempunyai tekanan osmosis 2,46 atm pada 300 K dan R =
0,082 L atm/K mol adalah
(A) 0,01 M (C) 0,05 M (E) 0,50 M
(B) 0,02 M (D) 0,10 M
25. SNMPTN/2012/631
Sebanyak 620 g etilenglikol (Mr = 62) dilarutkan dalam 5 kg air (Kf = l,88°C/m). Titik beku
larutan tersebut pada 1 atm adalah
(A) 3,72°C (D) -3,72°C
(B) 1,86°C (E) -5,58°C
(C) -1,86°C
26. SNMPTN/2012/732
Sebanyak 6,3 g C22H46 (Mr = 310) dilarutkan dalam 66 g CCl4 (Mr = 154). Jika tekanan uap
CCl4 murni pada 23°C adalah 0,130 atm, maka penurunan tekanan uap larutan adalah
(A) 0,01 atm (C) 0,020 atm (E) 0,500 atm
(B) 0,05 atm (D) 0,052 atm
27. SNMPTN/2012/832
Larutan 1,335 g aluminium klorida (Mr = 133,5) dalam 186 g air (Kf = l ,86°C/m) akan
memiliki titik beku pada 1 atm sebesar
(A) -0,1 °C (C) -0,3°C (E) -0,5°C
(B) -0,2°C (D) -0,4°C
28. SNMPTN/2012/883
29. SNMPTN/2012/521
Larutan di bawah ini yang tekanan uapnya paling tinggi adalah
(A) 0,10 M kalium sulfat, K2SO4
(B) 0,15 M asam klorida, HCl
(C) 0,10 M ammonium nitrat, NH4NO3
(D) 0,10 M magnesium sulfat, CH3COONa
(E) 0,15 M sukrosa, C12H22O11
30. SNMPTN/2012/522
Diketahui konstanta penurunan titik beku air, Kf H2O adalah 1,86° cm-1. Jika 0,050 mol
diklorotetraminplatinum (IV) klorida [Pt(NH3)4Cl2]Cl2 terionisasi secara sempuma
dalam 500 g air, berapakah titik beku larutan tersebut?
(A) -0,186 °C (D) -0,930 °C
(B) .-0,372 °C (E) -0,488 °C
(C) -0,558 °C
31. SBMPTN/2013/433
Larutan 6,84 g zat X nonelektrolit dalam 200 mL air membeku pada suhu yang sama dengan
larutan 1,8 g glukosa (C6H12O6, Mr = 180) dalam 100 mL air. Bila massa jenis air adalah 1
g/mL, maka massa molekul relatif X adalah
(A) 171 (C) 342 (E) 684
(B) 180 (D) 360
32. SBMPTN/2013/332
Sejumlah 18 g zat non elektrolit X yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam 100 g air
memiliki titik didih yang sama dengan larutan K2CO3 0,3 m. Massa molekul relatif zat X
adalah
(A) 60 (C) 180 (E) 320
(B) 120 (D) 200
33. SBMPTN/2013/130
Sebanyak 14,2 g Na2SO4 (Mr = 142) dilarutkan dalam 500 mL air (ρ = 1 g/mL) mempunyai
titik didih 100,3°C. bila 20 g zat organik nonelektrolit digunakan untuk menggantikan Na2S
0 4, titik didih larutannya menjadi 100,1°C. Massa molekul relatif zat organik tersebut
adalah
(A) 44 (C) 80 (E) 200
(B) 60 (D) 100
34. SBMPTN/2013/437
Larutan 5 g urea (Mr = 60) dalam 100 mL air mempunyai titik didih yang sama dengan
larutan 8 g zat X non elektrolit dalam 200 mL air. Massa molekul relatif zat X adalah
(A) 24 (C) 48 (E) 96
(B) 36 (D) 60
35. SBMPTN/2013/135
36. SBMPTN/2013/134
Senyawa antibeku non elektrolit sebanyak 18,6 g dilarutkan dalam 1 liter air. Titik beku
larutan ini sama dengan titik beku larutan 15,15 g KNO3 (Mr = 101) dalam 1 liter air. Massa
molekul relatif senyawa anti beku tersebut adalah
(A) 15 (C) 62 (E) 124
(B) 31 (D) 93
37. SBMPTN/2013/337
Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 32,5 g hemoglobin ke dalam air hingga volumenya
menjadi 1 L. Larutan ini mempunyai tekanan osmosa 100 kali lebih rendah daripada
tekanan osmosa 1 L larutan lain yang mengandung 3,1 g etilenglikol (Mr = 62) pada suhu
yang sama. Massa molekul relatif haemoglobin adalah
(A) 3250 (C) 10000 (E) 65000
(B) 6500 (D) 31000
38. SBMPTN/2013/931
Suatu asam amino sebanyak 2,10 g dilarutkan dalam 100 mL air. Jika larutan ini memiliki
tekanan osmosis yang sama (isotonik) dengan larutan NaCl 0,10 M pada temperatur yang
sama, maka massa molekul relatif asam amino tersebut adalah
(A) 59 (C) 105 (E) 315
(B) 73 (D) 210
39. SBMPTN/2013/231
Larutan 41 g senyawa X non elektrolit dalam 77 g CC14 (Mr = 154) memiliki tekanan uap
yang sama dengan tekanan uap larutan 31 g lilin (C22H46: Mr = 310) dalam 77g CCl4.
Massa molekul relatif X adalah
(A) 155 (C) 410 (E) 820
(B) 310 (D) 620
40. SBMPTN/2014/532
Urea 0,1 mol (zat non elektrolit) dan 0,1 mol garam L2X3 yang merupakan elektrolit kuat
masing-masing dilarutkan ke dalam 1 liter air (ρ = 1 g/ml). Jika penurunan titik beku
larutan urea adalah T°C, maka penurunan titik beku larutan L2X3 adalah
(A) 1T°C (C) 3 T°C (E) 5 TCC
(B) 2 T°C (D) 4 T°C
41. SBMPTN/2014/514
Gula 0,1 mol dan garam LX2 0,1 mol dengan derajat ionisasi 0,5 masing-masing dilarutkan
dalam 1 liter air (p = 1 g/mL). Jika penurunan titik beku larutan gula T °C maka penurunan
titik beku larutan garam LX2 adalah
(A) 1,5 T°C (C) 2,5 T°C (E) 3,5 T°C-
(B) 2 T°C (D) 3 T°C
42. SBMPTN/2014/591
43. SBMPTN/2014/552
Gula 0,1 mol dan 0,1 mol garam LX dengan derajat ionisasi 0,5 masing-masing dilarutkan
dalam 1 liter air (ρ = 1 g/mL). Jika penurunan titik beku larutan gula T °C, maka penumnan
titik beku larutan garam LX adalah ....
(A) 0,25 T°C (C) 0,75 T°C (E) 1,5 T°C
(B) 0,5 T°C (D) T°C
44. SBMPTN/2014/541
Gula 0,1 mol, natrium klorida 0,1 mol, dan natrium sulfat 0,1 mol masing-masing dilarutkan
dalam 1 liter air (p air 1 g/mL). Jika penurunan titik beku larutan gula adalah T°C, maka
penurunan titik beku larutan natrium klorida dan natrium sulfat berturut-turut adalah
(A) T°C untuk kedua larutan
(B) T°C dan 2 T°C
(C) 2 T°C untuk kedua larutan
(D) 2 T°C dan 3 T°C
(E) 3 T °C untuk kedua larutan
45. SMBPTN/2014/523
Urea 0,1 mol (zat non elektrolit) dan 0,1 mol garam LX dengan derajat ionisasi 0,5 masing-
masing dilamtkan dalam 1 liter air (ρ air = 1 g/mL). Jika kenaikan titik didih larutan urea
adalah T°C, maka kenaikan titik didih larutan garam LX adalah
(A) 1,5 T°C (C) 2,5 T°C (E) 3,5 T°C
(B) 2 T°C (D) 3 T°C
46. SBMPTN/2014/586/589
Gula 0,1 mol (zat non eletrolit) dan 0,1 mol garam LX dengan derajat ionisasi 0,25 masing-
masing dilarutkan dalam 1 liter air (ρ = 1 g/mL), jika penurunan titik beku larutan gula T°C
maka penurunan titik beku larutan garam LX adalah
(A) 0,25 T°C (C) 0,75 T°C (E) 1,75 T°C
(B) 0,5 T°C (D) 1,25 T°C
47. SBMPTN/2015/546
Tetapan kenaikan titik didih molal air adalah 0,52. Larutan A dibuat dengan melamtkan
58,5 g NaCl (Mr = 58,5) ke dalam 5,0 kg air. Laturan B dibuat dengan melarutkan 190 g
MgCl2 (Mr = 95) ke dalam 5,0 kg air. Kedua senyawa tersebut terionisasi sempurna dalam
air. Perbandingan ∆Tb larutan A terhadap ∆Tb larutan B adalah
(A) 6/5 (C) 1/2 (E) 1/3
(B) 2/3 (D) 2/5
48. SBMPTN/2015/533
Tetapan kenaikan titik didih molal air adalah 0,52. Larutan A dibuat dengan melarutkan
10,3 g NaBr (Mr = 103) ke dalam 500 g air. Laturan B dibuat dengan melarutkan 5,55 g
CaCl2 (Mr = 111) ke dalam 500 g air. Kedua senyawa tersebut terionisasi sempurna dalam
air. Perbandingan ∆Tb larutan A terhadap ∆Tb larutan B adalah
49. SBMPTN/2015/509
Tetapan penurunan titik beku molal air adalah 1.86. Sebanyak 6 g urea (Mr = 60) dilarutkan
dalam 200 g air, dan 11 g CaCl2 (Mr = 110) dilarutkan dalam 500 g air. Bila zat elektrolit
terionisasi sempurna, maka perbandingan ∆Tf kedua larutan tersebut adalah
(A) 5/2 (C) 1/2 (E) 1/3
(B) 5/6 (D) 2/5
50. SBMPTN/2015/508
Diketahui tetapan penurunan titik beku molal air adalah 1,86. Sebanyak 14,6 g NaCl (Mr =
58,5) dilarutkan dalam 250 g air, dan 40,4 g CaBr2 (Mr = 202) dilarutkan dalam 500 g air.
Kedua senyawa tersebut terionisasi sempurna dalam air. Perbandingan ∆Tf kedua larutan
tersebut adalah
(A) 5/2 (C) 2/3 (E) 1/3
(B) 5/3 (D) 2/5
51. SBMPTN/2015/513
Tetapan penurunan titik beku molal air adalah 1.86. Larutan X dibuat dengan melarutkan
31,0 etilen glikol, HO(CH2)2OH (Mr = 62) ke dalam 250 g air. Larutan Y dibuat dengan
melarutkan 41,0 g Na3PO4 (Mr = 164) ke dalam 200 g air. Pada kondisi ini senyawa
elektrolit dapat terionisasi sempurna. Perbandingan ∆Tf larutan X terhadap ∆Tf larutan Y
adalah
(A) 4/5 (C) 1/2 (E) 1/5
(B) 3/5 (D) 2/5
52. SBMPTN/2015/538
Tetapan penurunan titik beku molal air adalah 1,86°C. Larutan A dibuat dengan melarutkan
2,10 g NaNO3 (Mr = 84) ke dalam 250 g air. Larutan B dibuat dengan melarutkan 5,55 g
CaCl2 (Mr = 111) ke dalam 500 g air. Kedua senyawa tersebut terdisosiasi sempurna dalam
air. Perbandingan ∆Tf larutan A terhadap ∆Tf larutan B adalah
(A) 1/3 (C) 2/3 (E) 1/1
(B) 1/2 (D) 3/4
53. SBMPTN/2016/213
Larutan A dibuat dengan mencampurkan 0,005 mol kalium klorida dan 0,03 mol
magnesium klorida dengan 1 kg air. Larutan B dibuat dengan melarutkan 0,01 mol glukosa
dalam 500 g air. Bila garam klorida terdisosiasi sempuma dalam air maka perbandingan
kenaikan titik didih larutan A terhadap kenaikan titik didih larutan B adalah
(A) 10:1 (C) 2 : 5 (E) 1 : 1
(B) 5 : 1 (D) 1 : 2
54. SBMPTN/2016/217
Larutan X dibuat dengan melamtkan 0,46 g etanol (Mr = 46) ke dalam 500 g air. Larutan Y
dibuat dengan mencampurkan 0,01 mol NaCl dan 0,05 mol KCl ke dalam 500 g air.
Perbandingan penumnan titik beku larutan X dan larutan Y adalah
(A) 1 : 1 (C) 1 : 6 (E) 2 : 3
(B) 1 :5 (D) 1 : 12
56. SBMPTN/2016/222
Larutan A dibuat dengan mencampurkan 0,1 mol NaBr dan 0,05 mol CaBr2 dalam 500 g air.
Kedua garam ini terdisosisasi sempurna dalam air. Larutan B dibuat dengan melarutkan 84
g urea (Mr = 60) dalam 1 kg air. Perbandingan penurunan titik beku larutan A terhadap
penurunan titik beku larutan B adalah
(A) 4 :1 (C) 2 : 1 (E) 1 : 2
(B) 3 :1 (D) 1 : 1
57. SBMPTN/2016/223
Larutan A dibuat dengan melarutkan 0,01 mol glukosa ke dalam 250 g air. Larutan B dibuat
dengan mencampurkan 0,002 mol natrium asetat dan 0,002 mol magnesium sulfat ke dalam
500 g air. Kedua garam tersebut terdisosiasi sempurna dalam air. Perbandingan penurunan
titik beku larutan B terhadap penurunan titik beku larutan A adalah
(A) 0,4 (C) 1 (E) 2
(B) 0,8 (D) 1,25
58. SBMPTN/2016/224
Larutan A dibuat dengan melarutkan 0,01 mol urea dalam 500 g air. Larutan B dibuat
dengan melarutkan 0,001 mol NaBr dan 0,001 mol Na2SO4 dalam 500 g air. Kedua garam ini
terdisosiasi sempurna dalam air. Perbanding penurunan titik beku larutan A terhadap
larutan B adalah
(A) 2 : 3 (C) 1 : 1 (E) 2 : 1
(B) 1 : 2 (D) 3 : 2
59. SBMPTN/2016/228
Larutan A dibuat dengan mencampurkan 0,05 mol KNO3 dalam 0,1 mol etilasetat,
sedangkan larutan B dibuat dengan mencampurkan 0,1 mol fruktosa dalam 0,1 mol pelarut
yang sama. Pada kondisi ini zat elektrolit dapat terionisasi sempurna. Perbandingan
penurunan tekanan uap larutan A terhadap larutan B adalah
(A) 1 : 1. (C) 1 : 2. (C) 1 : 2.
(B) 2 : 1. (D) 1 : 3.
60. SBMPTN/2016/231
Larutan A dibuat dengan melarutkan 0,01 mol sukrosa dalam 500 g air. Larutan B dibuat
dengan melarutkan 0,001 mol KNO3 dan 0,001 mol Mg(NO3)2 ke dalam 500 g air. Kedua
garam ini terdisosiasi sempurna dalam air. Perbandingan kenaikan titik didih larutan A
terhadap kenaikan titik didih larutan B adalah
(A) 1 : 4 (C) 1 : 1 (E) 4 : 1
(B) 1 : 2 (D) 2 : 1
61. SBMPTN/2016/234
Larutan X dibuat dengan melarutkan 0,1 mol propanol ke dalam 250 g air. Larutan Y dibuat
dengan mencampurkan 0,02 mol CuCl2 dan 0,05 mol NaBr ke dalam 500 g air. Bila garam
62. SBMPTN/2016/235
Larutan A mengandung 0,05 mol KI dan 0,04 mol Na2S2O3 yang terdisosiasi sempurna dalam
500 gram air. Larutan B mengandung sejumlah glukosa (Mr = 180) dalam 500 gram air.
Perubahan titik beku larutan B adalah setengah perubahan titik beku larutan A. Nilai Kf air
adalah 1,85°C kg mol-1. Massa glukosa dalam larutan B adalah
(A) 4,95 g. (C) 9,90 g. (E) 19,80 g.
(B) 8,10 g. (D) 16,20 g.
63. SBMPTN/2016/249
Suatu larutan dibuat dengan mencampurkan kalium klorida, KCl (Mr = 74) dan 0,05 mol
magnesium klorida (MgCl2) dalam 500 gram air. Massa KCl yang dicampurkan agar larutan
membeku pada suhu yang sama dengan larutan 90 gram glukosa (Mr = 180) dalam 1 kg air
adalah
(A) 4,5 g (C) 2,7 g (E) 0,9 g
(B) 3,7 g (D) 1,8 g
64. SBMPTN/2017/121
Sebanyak 3 g elektrolit kuat A2B3 yang dilarutkan dalam 1 L air pada 27 oC memiliki tekanan
osmosis sebesar 1,5 atm (R = 0,082 L.atm.mol-1.K-1). Mr A2B3 adalah ....
(A) 49,2
(B) 123,0
(C) 150,0
(D) 246,0
(E) 300,0
65. SBMPTN/2017/124
Sebanyak 6,4 g garam ionik MX dilarutkan dalam 1 L air. Jika tekanan osmosis larutan ini
3,28 atm pada 27 °C (R = 0,082 L .atm .mol-1 .K-1), Mr MX adalah
(A) 27 .
(B) 64
(C) 84
(D) 96
(E) 112
66. SBMPTN/2017/135
Sebanyak 8 g elektrolit kuat L2X dilarutkan dalam 1 L air. Jika tekanan osmosis larutan ini 4
atm pada 27 °C (R = 0,082 L.atm.mol-1.K-1), Mr L2X adalah ....
(A) 49,2
(B) 80,0
(C) 120,0
(D) 147,6
(E) 221,4
67. SBMPTN/2017/171
Sebanyak 0,8 g elektrolit kuat AX2 dilarutkan dalam 300 mL air. Jika tekanan osmosis lar
68. SBMPTN/2018/451
Larutan A dibuat dengan melarutkan 4,16 g BaCl2 (Mr = 208) ke dalam 2 kg air. Barium
klorida terdisosiasi sempurna dalam air. Larutan B dibuat dengan melarutkan 15 g zat
organik nonelektrolit ke dalam 1 kg air. Pada tekanan yang sama, ∆Tb larutan B = 2∆Tb
larutan A. Massa molekul relatif zat organik tersebut adalah ....
(A) 100
(B) 250
(C) 400
(D) 700
(E) 1400
69. SPMB/2007/R-I/551
Suatu zat organik tersusun dari 37,5% C; 12,5% H dan sisanya oksigen (Ar C = 12, H = 1 , 0 =
16). Jika 3,2 gram zat itu dilarutkan dalam 50 gram air (Kf = 1,86), larutan membeku pada
suhu -3,72°C. Rumus molekul zat organik tersebut adalah
(A) CH3OH (C) C3H6O2 (E) C6H12O6
(B) C2H8O2 (D) C3H6O3
70. SPMB/2007/R-II/451
Sebanyak 45 g senyawa dengan rumus molekul (H2CO)x dilarutkan dalam 500 g air (Kf =
1,86). Jika titik beku senyawa ini -0,93°C dan Ar C = 12, H = 1, O = 16 maka harga x adalah
(A) 12 (C) 8 (E) 4
(B) 10 (D) 6
73. SBMPTN/2013/433
Berdasarkan tipe senyawanya, pernyataan berikut yang benar tentang alum dan dietilseng adalah
(A) pada tekanan yang sama, alum mendidih pada suhu lebih tinggi daripada titik didih dietilseng
(B) kelarutan alum dalam air lebih rendah daripada kelarutan dietilseng
(C) bilangan koordinasi Zn pada dietilseng sama dengan bilangan koordinasi Al pada alum
(D) molekul dietilseng lebih polar daripada molekul alum
(E) pada suhu yang sama tekanan uap dietilseng lebih rendah daripada tekanan uap alum