- Hafizhuna Li Hududillah
- Luvena Lutfiana
TEKS ANEKDOT
Pada suatu hari, ada anak cadel yang ingin membeli nasi goreng di pertigaan dekat rumahnya.
Penjual : “Hahaha...”
Si anak cadel pun merasa sedih dan kesal karena ditertawakan oleh si tukang nasi goreng. Lalu ia
pulang ke rumah untuk belajar mengucapkan nasi goreng dengan benar.
Keesokan harinya...
Penjual : “Hahaha...”
Si anak cadel kembali sedih karena ditertawakan oleh penjual. Ia kembali ke rumah untuk belajar
mengucapkan telor dadar dengan benar.
Lalu...
Penjual : “Eh del, ini uangnya sebelas ribu rupiah. Harga nasi gorengnya sepuluh ribu lima ratus
rupiah. Jadi kembaliannya berapa del?”
Adit : “Gopeeekkkk.”
Abstraksi Pada suatu hari, ada anak cadel yang ingin membeli nasi goreng di pertigaan dekat rumahnya.
Orientasi Adit : “Bang, beli nasi goleng, bang.”
Penjual : “Hah? Beli apa dek?”
Adit : “Nasi goleng.”
Penjual : “Hahaha...”
Krisis Si anak cadel pun merasa sedih dan kesal karena ditertawakan oleh si tukang nasi goreng.
Lalu ia pulang ke rumah untuk belajar mengucapkan nasi goreng dengan benar.
Keesokan harinya...
Penjual : “Eh cadel mau beli apa?”
Adit : “Beli nasi goreng.”
Penjual : “Pake telor ceplok atau telor dadar?”
Adit : “Telol dadal.”
Penjual : “Hahaha...”
Si anak cadel kembali sedih karena ditertawakan oleh penjual. Ia kembali ke rumah
untuk belajar mengucapkan telor dadar dengan benar.
Reaksi Lalu...
Penjual : “Eh cadel, mau beli apa del?”
Adit : “Beli nasi goreng.”
Penjual : “Pake telor ceplok atau telor dadar?”
Adit : “Pake telorrr dadarrr, bang.”
Cadel pun membayar dengan uang sebelas ribu.
Penjual : “Eh del, ini uangnya sebelas ribu rupiah. Harga nasi gorengnya sepuluh ribu
lima ratus rupiah. Jadi kembaliannya berapa del?”
Adit : “Gopeeekkkk.”
Dengan tawa penuh kemenangan, sementara si penjual hanya bisa diam.
CIRI KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT
Pada suatu hari, ada anak cadel yang ingin membeli nasi goreng di pertigaan dekat rumahnya.
Penjual : “Hahaha...”
Si anak cadel pun merasa sedih dan kesal karena ditertawakan oleh si tukang nasi goreng. Lalu ia
pulang ke rumah untuk belajar mengucapkan nasi goreng dengan benar.
Keesokan harinya...
Penjual : “Hahaha...”
Si anak cadel kembali sedih karena ditertawakan oleh penjual. Ia kembali ke rumah untuk belajar
mengucapkan telor dadar dengan benar.
Lalu...
Penjual : “Eh del, ini uangnya sebelas ribu rupiah. Harga nasi gorengnya sepuluh ribu lima ratus
rupiah. Jadi kembaliannya berapa del?”
Adit : “Gopeeekkkk.”