Anda di halaman 1dari 6

BUNDELAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN LOGAM

OLEH
KELOMPOK 3 C

ANGGOTA
1. DIKA PUTRI SEHATI (1810421003)
2. WAHYU YULIS GITASYA (1810421015)
3. MEDIA (1810422017)
4. WINDA GUSMAWARNI (1810422035)

LABORATORIUM TEACHING III


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
UJI PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN LOGAM

I. Tujuan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida pada suatu bahan

II. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet tetes,testube dan erlemenyer. Sementara
bahan yang digunakan adalah albumin telur,yolk larutan Hgcl .

III. Skema Kerja

pisahkan kuning telur dan putih telur

masukan masing-masing 3 ml kedalam dua testube

ditambahkan 1 ml Naoh

dihomogenkan

ditambahkan 1-3 tetes Cuso4 dihomogenkan

diamati perubahan warnanya


IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

No Perlakuan Warna endapan


1 Albumin +Hgcl Putih berbusa dan
tidak terdapat endapan
2 Yolk + Hgcl Putih susu
Terdapat endapan
berwarna putih

4.2 Pembahasan .

Pada uji pengendapan protein dengan logam yang digunakan yaitu albumin(putih telur) dan
yolk(kuning telur). Sampel pertama yaitu sebanyak 3 ml albumin ditambahkan Hgcl sebanyak
1ml menghasilkan larutan yang berwarna putih dam memiliki busa serta tidak terdapat endapa.
Sedangkan pada sampel kedua sebanyak 3 ml yolk ditambahkan larutan Hgclsebanyak 1 ml
menghasilkan larutan berwarna putih susu dan terdapat endapan berwarna putih.
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
C,H,O,N. Protein biasanya suatu polimer yang tersusun atas banyak subunit atau manomer yang
dikenal sebagai asam amino (Fried dan Hademenos,2006). Fungsi protein ditentukan oleh
konformasinya,atau pola lipatan tiga dimensinya,yang merupakan pola dari rantai
polipeptida.beberapa protein seperti keratin rambut dan bulu.berupa serabut dan tersusun
membentuk struktur linear atau struktur seprti lembaran dengan pola lipatan berulang yang
teratur.protein lainnya seperti kebanyakan enzim,terlipat membentuk konformasi globular yang
padat dan hampir menyerupai bentuk bola.konformasi akhir bergantung pada berbagai macam
interaksi yang terjadi (Kuchel dan Ralstone.2006).
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa yang lain
dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan
warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai
dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari
protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi
yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan
yang berbeda dalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion,
sifat dielektrik pelarut, dan temperatur. Pemusahan protein dari campuran dengan pengaturan pH
didasarkan pada harga pH isoelektrik yang berbeda-beda untuk tiap macam protein. Pada
umumnya molekul protein mempunyai daya kelarutan minimum pada pH isoelektriknya. Pada
pH isoelektriknya beberapa protein akan mengendap dari larutan, sehingga dengan cara
pengaturan pH larutan, masing-masing protein dalam campuran dapat dipisahkan satu dari yang
lainnya dengan teknik yang disebut pengendapan isoelektrik (Patong, dkk., 2012) Protein dapat
diendapkan oleh ion-ion logam berat. Pengendapan ini terjadi karena ion-ion logam berat
membentuk garam proteinat yang tidak larut dalam air. Pengendapan ini terjadi karena adanya
reaksi penetralan muatan antara ion logam berat dengan anion dari protein.
Larutan albumin ditambahkan dengan larutan HgCl2 dan larutan Pb-asetat. Setelah larutan
albumin ditambahkan dengan larutan HgCl2 dan larutan Pb-asetat, terbentuk endapan berwarna
putih dari garam proteinat.Larutan protein pada titik isoelektriknya memiliki kutub negatif dan
positif dengan perbandingan sama. Endapan putih yang dihasilkan merupakan hasil dari reaksi
penetralan muatan antara ion logam berat sebagai kation dengan molekul protein sebagai anion.
Pada penambahan larutan protein dengan HgCl2dan Pb-asetat, anion-anion dari HgCl2dan Pb-
asetat akan menyebabkan suasana larutan menjadi sedikit asam, sehingga protein akan
mengkondisikan diri sebagai basa dan sebagian terdapat sebagai anion. Anion dari protein inilah
yang bereaksi dengan ion logam berat membentuk garam proteinat yang tidak larut dalam
air .Pada pH di atas titik isoelektrik protein bermuatan negative, sedangkan di bawah titik
isoelektrik protein bermuatan positif. Olehkarena itu untuk mengendapkan protein dengan ion
logam diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik, sedangkan untuk pengendapan protein
dengan ion negative memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik. Ion- ion positif yang
dapat mengendapkan protein adalah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+,Pb2+,Cu2+,Fe2+. Sedangkan ion-ion
negative yang dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat, trikloroasetat, pikrat, tanat dan
sulfosalisilat(Riawan, 1990).
V. Kesimpulan
1. Pada reaksi uji protein dengan penambahan logam berat seperti logam Hg positif dengan
adanya pengendapan pada yolk
2. Pada pengendapan protein dengan ion logam berat, pengendapan terjadi karena ion logam
berat dengan protein membentuk garam proteinat yang tidak larut dalam air
3. Larutan protein pada titik isoelektriknya memiliki kutub negatif dan positif dengan
perbandingan sama. Endapan putih yang dihasilkan merupakan hasil dari reaksi
penetralan muatan antara ion logam berat sebagai kation dengan molekul protein sebagai
anion
4. Sampel yang menunjukkan hasil positif terhadap uji pengendapan logam adalah albumin

VI. Daftar Pustaka

Fried, G. H. dan Hademenos, G, J. 2006. Schaum’s Outlines Biology Edisi Kedua. Penerbit
Erlangga :Jakarta

Kuchel, P. dan Ralston G. B. 2006. Biokomia Schaum’s Easy Outlines. Penerbit Erlangga: Jakarta

Patong, A.R. 2012. Biokimia Dasar. Lembah Harapan Press: Makassar.

Riawan, Drs. Kimia Organik. Binarupa Aksara: Jakarta

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai