Anda di halaman 1dari 4

ll.

Dasar Teori
Kimia anorganik merupakan salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari sifat-sifat
dan reaktivitas senyawa-senyawa anorganik. Semua senyawa anorganik mencakup semua
senyawa kimia, kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang biasa disebut
senyawa organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu kimia anorganik dan kimia organik tidak
mutlak, karena ada pembahasan yang tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia
organologam. Kimia anorganik menyangkut studi kimia lebih dari 100 unsur yang dapat
membentuk senyawaan berwujud padat, cair dan gas dengan reaktivitas yang beragam. Pokok
pembahasan kimia anorganik jauh lebih luas dan rumit dan aturan-aturan perilaku kimia
seringkali tidak konsisten untuk diterapkan (Farida,2012).
Kimia anorganik penting dipelajari, karena bukan hanya sebagai sains dasar tetapi juga sebagai
salah satu dasar dari berbagai teknologi modern. Banyak sekali zat sederhana dan senyawa
anorganik padat yang digunakan di berbagai industri, antara lain di bidang informasi,
komunikasi, otomotif, penerbangan dan berbagai industri tradisional. Senyawa anorganik juga
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sintesis senyawa-senyawa organik. Sintesis
senyawaan tersebut melibatkan senyawa kompleks, katalis homogen, fungsi bioanorganik, dsb.
Salah satu faktor perkembangan kimia anorganik yang pesat adalah perkembangan penentuan
struktur dengan teknik sinar-X dan alat-alat analitis canggih lainnya (Farida,2014).
Dalam kimia anorganik dipelajari sintesis, struktur, ikatan, reaksi, dan sifat fisika unsur,
senyawa molekul dan senyawa padat dari 103 unsur. Saat ini lebih dari sepuluh juta senyawa
organik telah dikenal dan jumlah senyawa anorganik yang dapat disintesis dari kombinasi unsur-
unsur yang ada di alam tak terhingga banyaknya. Penemuan mutahir yang kini menjadi objek
riset pengembangan teknologi superkonduktor adalah tembaga oksida dan alotrop karbon baru,
yaitu C-60 atau lebih dikenal dengan nama fullerene. Riset-riset baru tengah dikembangkan
sehubungan dengan penemuan alotrop karbon tersebut. Dengan penemuan baru tersebut,
diusulkan hukum-hukum empiris baru dan teori-teori baru yang mampu menjelaskan ikatan,
struktur, reaksi dan sifat-sifat fisik ditemukan. Karena itu, tujuan utama kimia anorganik di masa
depan adalah mensintesis senyawa-senyawa dengan modus ikatan dan struktur yang unik,
penemuan reaksi-reaksi baru dan sifat-sifat senyawa baru tersebut (Farida,2014).
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan
air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat.
Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada
saat daun tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara
permanen sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tanah (Sutanto 2005).

Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus tersedia
pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air
memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lainnya. Air merupakan substansi
yang paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar
dalam jangka waktu lama selama terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang
rata-ratanya 26 inci (650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air dibagikan tidak merata oleh curah
hujan, berubah bentuk, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat tercemar (Hanafiah
2014).

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran
tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C
untuk waktu tertentu (Hakim, 1986).
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah
tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam
pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan
ukuran pori-pori pada tanah. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah
nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh (Hakim, 1986).
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi. Air tambahan
berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.Penggerakan air tidak
hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi
kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Gaya gravitasi
tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, 1986).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air Tanah
Kadar air dalam tanah tergantung pada banyaknya curah hujan, kemampuan tanah
menahan air, besarnya evapotranspirasi, kandungan bahan organik. Hal ini terkait dengan
pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorptif,
makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas menyimpan air
(Hanafiah, 2014).
Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim
yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Faktor tanaman yang
berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran dalam tanah, toleransi terhadap
kekeringan, serta tingkat pertumbuhan. Iklim dalam hal ini cuaca dan penyebaran vegetasi juga
berpengaruh pada tingkat penyerapan air dalam tanah. Suhu dan perubahan udara merupakan
anomali cuaca yang berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan air tanah dan dapat hilang melalui
saluran evaporasi pada permukaan tanah prinsipnya terkait dengan suplai evapotranpirasi
(Hanafiah, 2014).
Selain sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi jumlah air yang dapat
diabsorsikan tumbuhan tanah, faktor-faktor tumbuhan antara lain, bentuk perakaran, daya tahan
terhadap kekeringan, tingkat dan stadia pertumbuhan. Faktor iklim antara lain, temperatur,
kelembaban dan kecepatan angin. Diantara sifat-sifat tanah yang berpengaruh terhadap jumlah air
tersedia adalah daya hisap (matrik dan osmotik), kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Luas
permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga semakin tinggi bahan organik dalam tanah
maka makin tinggi juga kadar dan ketersediaan air tanah. Tanah di penjuru bumi ini memiliki
karakteristik tanah yang berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap kandungan air tanah itu
sendiri (Hakim, 1986).

IHubungan Kadar Air dengan Pertumbuhan Tanaman


Kadar air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir seluruhnya berasal
dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu dapat mrembes ke dalam tanah
yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir di permukaan tanah sebagai aliran permukaan
tanah. Air infiltrasi tadi bila dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara
vertikal dan meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai
pada lapisan yang kedap air yang kemudian berkumpul disitu menjadi air tanah atau sering disebut
gruned water (Hanafiah, 2014).
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan kandungan air
pada tanaman lapang dikurangi dengan persentase keadaan tanah padaa titik layu permanen.
Dalam hal ini nilai-nilainya sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang
lebih tinggi mempunyai tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai tekstur
yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi. Kapasitas
kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh tanah
setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua pori-pori tanah baik makro maupun
mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga tanah menjadi jenuh dengan air (Hanafiah, 2014).
Kekurangan air bagi tanaman menyebabkan proses aktivitas dan fisiologis tanaman
terhambat bahkan tidak akan berjalan, tanaman yang kekurangan air akan menyebabkan tanaman
layu dan akhirnya menyebabkan kematian. Jaringan-jaringan tanaman tidak lagi berfungsi baik.
Sedangkan kelebihan air pada tanaman akan meyebabkan permukaan tanah tempat tanaman hidup
akan lembab karena kelebihan air, keadaan lembab tersebut memunculkan mikro organisme jamur
yang mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman (Sutanto 2005).

Perhitungan kadar air tanah dan tanaman menggunakan metode gravimetric. Metodenya
dilakukan dengan mengambil sampel tanah dan tanaman pada setiap perlakuan. Ambil cawan
porselen kemudian ditimbang dan tambahkan 5gram sampel lalu dikeringkan dalam oven selama
24 jam dengan suhu 105 ͦC. Perhitungan kadar air di lakukan pada kedalaman 0 -10 cm sampai
10 – 20 (Khoirin, 2011).
Kadar air dihitung dengan menggunakan berat air dan berat jenis sampel kering, butiran
halus(kohesif), konsentrasi sampel yang diberikan bergantung pada kadar air. Sedangkan kadar
air tanah yang berhubungan dengan batas cairan dan batas plastik dinyatakan untuk konsistensi
relatif atau indek ke cairan (Aninom, 2008).
Perhitungan kadar air pada air irigasi digunakan metode destilasi. Metode destilasi adalah suatu
metode yang digunakan untuk menetapkan kadar air suatu bahan pangan untuk bahan yang
mudah menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan bahan yang mudah teroksidasi. Metode ini
digunakan untuk ban yang memiliki ciri-ciri di atas agar pengeringan pengeringan yang
dilakukan tidak menghilangkan kadar air seluruhnya. Destilasi dilakukan melalui tiga tahap,
yakni evaorasi yaitu memindahkan pelarut sebagai uap air dari cairan, pemisahan uap cairan
didalam klom, untuk memisahkan komponen dengan titik didih lebih rendah yang lebih volatil
dari komponen lain yang kurang volatil, dan kondensasi dari uap cairan untuk mendapatkan
fraksi pelaru yang lebih volati (Gehuenter, 1987).
Identifikasi logam aluminium dalam tanah
Aliminium merupakan logam yang sangat melimpah di alam, ditemukan dalam tanah, sekitar
8,3% kerak bumi terdiri dari aluminiun dan terbanyak ketiga setelah oksigen 45,t % dan silikon
25,7%. Elemwn ini adalah logam ringan yang memiliki ketahan korosi yang baik, sifat listrik
yang baik, dan sifat -sifat yang baik lainnya seperti logam. Olek karena sifat aluminiau sangat
reaktif khususnya dengan oksigen oksigen unsur logam aluminiun tidak banyak dijumpai secara
bebas dialam, melainkan sebagai senyawa yang merupakan penyusun utama dari bahan tambang
bijih bauskit yang berupa campuran oksiga dan hidroksida aluminiun (Sugiarto, 2003).
Kelarutan aluminium sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Dalm keadaan sangat asam (pH<3.5)
banyak aluminium menjadi larut dan dijumpai dalam bentuk kation (Al3+) dah hidroksi Al.
Bentuk Al3+ merupakan bentuk aluminium yang paling dominan paga pH <4.0 sedangkan
bentuk Al(OH)2+ mulai terbentuh pH antara 4.0-5.0 dan pada pH >5.5 pengaruh Al bentu Al3+
sudah dapat diabaikan (Handiri, 2017).
Senyawa karbon yang berada dalam tanah terbagi atas tiga, yakni ada yang bersifat inert (tidak
mudah diuraikan), dapat diuraikan dan bersifat labil (mudah diuraikan). Karbon organik dalam
tanah yang labil dalam bentuk DOC dapat hilang dari tanah melalui degradasi mikroorganisme.
Selain itu erosi juga dapat menyebabkan DOC hilang dari tanah. Disamping itu DOC dapat
diserap oleh mineral tanah. Pada umumnya, sebagian besar mineral- mineral tanah berasal dari
aluminiun dan besi.
Identifikasi ion Mg+
Ion magnesium (Mg) merupakan salah satu undur hara makro yang dibutuhkan tanamandalam
jumlah tertentu untuk menyelesaikan daur hidupnya. Keberadaan Mg dalam tanah sangat penting
terutama berkaitan dengan fotosintesis. Tanaman membituhkan Mg dalam fotosintesis karena
Mg merupakan salah satu komponen penting dariklorofil. Bagian yang banyak mengandung Mg
as alah jaringan yang kaya akan klorofil yaitu daun. Hasil gotosintesis dapat dtentukan oleh
banyaknya klorofil pada daun. Kandungan klorofil akan meningkat diikuti dengan meningkatnya
hasil fotosontesis. Pengukuran Aktivitas Reduktase (ANR) merupakan pendekatan secara
enzimatis yang dapat dilakukan untuk menentukan daya produksi, karena enzim ini merupakan
kunci pertama bagi jalur sintesis senyawa senyawa nitrogen organik yang mempunyai aspek
penting untuk siklus hidup tanaman(Hartiko,1983).

Anda mungkin juga menyukai