Anda di halaman 1dari 5

Yang lebih berperan tersebut adalah jumlah daun, sehingga seleksi

terhadap lama kesegaran bunga akan lebih efektif apabila dilakukan melalui
jumlah daun. Sementara itu, pengaruh tidak langsung diameter kuncup melalui
jumlah buku bernilai negatif, sehingga karakter diameter kuncup memperbesar
kontribusi jumlah buku terhadap penurunan karakter lama kesegaran bunga. Hasil
sidik lintas karakter diameter bunga mekar dengan diameter kuncup, jumlah petal
dan jumlah bunga per tanaman dapat dilihat pada Tabel 9 dan diagram lintasan
yang terbentuk tersaji pada Gambar 6.

Diameter kuncup dan jumlah petal merupakan komponen pendukung


diameter bunga mekar, sehingga peningkatan karakter diameter kuncup dan
jumlah petal akan meningkatkan diameter bunga mekar. Hal tersebut dapat
dimengerti karena secara kausal diameter bunga mekar yang besar terdiri atas
sejumlah helaian petal, sehingga dengan jumlah petal yang banyak akan terbentuk
kuntum bunga yang besar dan padat, walaupun panjang petal dan ketegakan posisi
petal dalam membentuk kuntum bunga merupakan faktor lain yang
mempengaruhi besarnya diameter bunga mekar

Jumlah bunga per tanaman secara langsung dipengaruhi oleh panjang


tangkai, diameter mekar, panjang ruas dan panjang leher bunga dengan nilai
0.346, 0.222, 0.483 dan 0.104. Hal ini berarti panjang tangkai dan panjang ruas
memberi kontribusi yang relatif besar terhadap peningkatan jumlah bunga per
tanaman, sedanghkan diameter bunga mekar dan panjang leher bunga memberi
kontribusi yang relatif kecil terhadap peningkatan jumlah bunga per tanaman.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10 dan diagram lintasan yang
terbentuk tersaji pada Gambar 7.
Hal yang sama terdapat pada pengaruh tidak langsung panjang tangkai
melalui diameter bunga mekar, dengan nilai sangat kecil dan bernilai negatif yaitu
–0.008. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa secara tidak langsung, peningkatan
panjang tangkai akan menurunkan peningkatan jumlah bunga per tanaman melalui
diameter bunga mekar, sehingga untuk meningkatkan jumlah bunga per tamanan
maka peningkatan panjang tangkai harus ditekan. Keputusan untuk meningkatkan
jumlah bunga per tanaman dengan menekan peningkatan panjang tangkai juga
tidak tepat, karena panjang tangkai merupakan karakter kualitas utama yang harus
dipenuhi. Oleh sebab itu, peningkatan panjang tangkai harus lebih diutamakan
daripada paningkatan jumlah bunga per tanaman.

Indeks Seleksi Penyusunan indeks dilakukan dengan menggunakan


beberapa pembobot yaitu nilai ekonomis, nilai duga heritabilitas dan pengaruh
langsung dari hasil analisis sidik lintas. Pemilihan dimulai dari genotipe yang
mempunyai skor indeks tertinggi kemudian dilanjutkan pada genotipe yang
mempunyai total indeks terbesar (Jain 1982).

Nilai duga heritabilitas karakter panjang tangkai, diameter kuncup, lama


kesegaran bunga, diameter bunga mekar dan jumlah bunga per tanaman
digunakan sebagai pembobot dalam menyusun indeks. Dengan demikian besarnya
indeks (I) dapat dirumuskan sebagai berikut : I = (80.98 x panjang tangkai) +
(92.74 x diameter kuncup) + (53.75 x lama kesegaran bunga) + (91.11 x
diameter bunga mekar) + (64.22 x jumlah bunga per tanaman)

Konsumen Indonesia, umumnya masih menyukai warna-warna bunga


yang cerah khususnya warna merah, oleh sebab itu karakter warna cerah masih
menjadi dasar dalam seleksi terhadap warna. Warna bunga genotipe-genotipe
yang diuji dibandingkan satu sama lain, diurutkan berdasarkan kecerahannya, dan
diberi peringkat. Genotipe yang mempunyai warna paling cerah diberi peringkat
1, kemudian berturut-turut sampai warna yang paling pucat yang diberi peringkat
dengan nilai yang lebih tinggi.

Pada kelompok warna orange dipilih dua genotipe yang mempunyai


kecerahan warna paling bagus, yaitu genotipe 97.100-31 dan 97.105-80. Genotipe
97.100-31 berwarna merah-orange, pantulan warna yang dikeluarkan oleh petal
sangat kuat, sehingga genotipe tersebut terlihat sangat cerah. Genotipe 97.105-80
berwarna orange yang dominan dengan pantulan warna yang dikeluarkan oleh
petal cukup kuat.

Kelompok warna yang terakhir adalah warna putih. Hasil pengamatan


terhadap warna bunga berikut peringkatnya berdasarkan kecerahan warna bunga
ditunjukkan pada Tabel 15. Pada kelompok warna putih dipilih empat genotipe
yang mempunyai kecerahan warna paling bagus, yaitu genotipe 97.032-09,
97.030-12, 97.027-71 dan 97.029-82. Genotipe 97.032-09 dan 97.030-12
berwarna putih kehijaun, warna keduanya hampir sama dengan warna kehijauan
pada genotipe 97.030-12 lebih dominan daripada 97.032-9. Namun demikian,
genotipe 97.032-09 memiliki pantulan warna petal yang lebih kuat daripada
97.030-12, sehingga 97.032-09 terlihat lebih cerah.

Berdasarkan karakter kecerahan warna bunga secara keseluruhan, dari 30


genotipe yang diuji terpilih lima genotipe yang mempunyai kecerahan paling
bagus. Genotipe-genotipe tersebut adalah 97.100-36, 95077-01, 97.100-31,
97105-80 dan 97.167-01, masing-masing berwarna merah bendera, merah,
merahorange, orange dan merah jambu. Warna-warna tersebut terlihat lebih
cerah, terdapat pantulan warna dan lebih true color dibandingkan dengan yang
lain. Sidik lintas dilakukan pada lima karakter yang termasuk dalam standar
kualitas dan memiliki nilai ekonomis. Karakter-karakter tersebut adalah panjang
tangkai, diameter kuncup, lama kesegaran bunga, diameter bunga mekar dan
jumlah bunga per tanaman. Nilai pengaruh langsung pada kelima karakter tersebut
digunakan sebagai pembobot dalam menyusun indeks. Berdasarkan pembobot
tersebut pada masing-masing karakter hasil, dipilih lima genotipe dengan nilai
indeks terbesar.

Berdasarkan hasil sidik lintas, panjang tangkai dipengaruhi secara


langsung oleh karakter jumlah daun, jumlah buku, panjang leher bunga dan
jumlah bunga per tanaman, masing-masing sebesar –4.239, 4.937, –0.019 dan
0.529. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pembobot pada nilai fenotipik
masing-masing karakter yang menjadi peubah. Dengan demikian besarnya indeks
(I) dapat dirumuskan sebagai berikut : I = (–4.239 x jumlah daun) + (4.937 x
jumlah buku) + (–0.019 x panjang leher bunga) + (0.529 x jumlah bunga per
tanaman)

Berdasarkan indeks seleksi untuk sidik lintas panjang tangkai, terseleksi


genotipe 97.105-80, 97.174-01, 97.004-01, 95.077-01, dan 95.090-04 dengan
besarnya indeks berturut-turut adalah 9.281, 6.971, 5.511, 5.392 dan 5.356.
Genotipe 97.105-80, 97.174-01, 95.077-01 merupakan genotipe yang terseleksi
pada tiga cara pembobotan sebelumnya.

Berdasarkan indeks seleksi untuk diameter kuncup, terseleksi genotipe


97.030-12, 97.170-01, 97.032-09, 97.105-66 dan 97.026-13 dengan indeks
masing-masing 48.545, 43.660, 38.201, 35.591 dan 30.239. Genotipe 97.030-
12dan 97.105-66 merupakan genotipe yang terseleksi berdasarkan kecerahan
warna bunga untuk kelompok warna merah dan warna putih.

Berdasarkan hasil sidik lintas, diameter bunga mekar dipengaruhi secara


langsung oleh karakter diameter kuncup, jumlah petal dan jumlah bunga per
tanaman masing-masing sebesar 0.070, 0.520 dan 0.403. Nilai-nilai tersebut
digunakan sebagai pembobot pada nilai fenotipik masing-masing karakter yang
menjadi peubah. Dengan demikian besarnya indeks (I) dapat dirumuskan sebagai
berikut : I = (0.070 x diameter kuncup) + (0.520 x jumlah petal) + (0.403 x
jumlah bunga per tanaman)

Berdasarkan nilai indeks terbesar pada Tabel 19, terseleksi lima genotipe
yaitu 97.030-12, 97.170-01, 97.032-09, 97.105-66 dan 97.026-13, dengan nilai
indeks masing-masing 44.741, 40.086, 35.560, 32.980 dan 28.390. Genotipe
97.030-12, 97.032-09 dan 97.105-66 merupakan genotipe yang terseleksi
berdasarkan kecerahan warna bunga untuk warna merah dan warna putih.
Disamping itu, genotipe 97.030-12, 97.032-09, 97.170-01, 97.105-66 dan
97.02613 terseleksi dengan cara pembobotan berdasarkan sidik lintas diameter
kuncup dan lama kesegaran bunga, kecuali genotipe 97.026-13 tidak terseleksi
berdasarkan sidik lintas lama kesegaran bunga.

Berdasarkan nilai indeks seleksi terbesar pada Tabel 20, terseleksi lima
genotipe dengan nilai indek terbesar, yaitu 97.174-01, 97.105-80, 97.029-82,
97.077-01 dan 97.090-04, dengan nilai indeks masing-masing 31.224, 31.132,
29.573, 28.979 dan 26.803. Genotipe 97-174-01, 97-105-80 dan 95.077-01
terseleksi dengan cara pembobotan berdasarkan nilai ekonomis, nilai duga
heritabilitas, sidik lintas panjang tangkai dan kecerahan warna bunga untuk
kelompok warna merah dan genotipe 97.105-80 untuk warna orange. Sementara
itu, genotipe 97.029-82 terseleksi dengan cara pembobotan berdasarkan nilai
ekonomis, nilai duga heritabilitas, kecerahan warna bunga untuk kelompok warna
putih. Genotipe 97.090-04 terseleksi dengan cara pembobotan berdasarkan nilai
duga heritabilitas dan cara pembobotan sidik lintas panjang tangkai.

Dengan demikian dari empat cara pembobotan terseleksi genotipe yang


relatif berbeda. Data yang disajikan pada Tabel 11-20, menunjukkan besarnya
indeks seleksi berdasarkan nilai ekonomis, nilai duga heritabilitas, kecerahan
warna bunga dan pengaruh langsung pada setiap genotipe dalam sidik lintas.
Lima indeks seleksi terbesar pada masing-masing kriteria ditandai dengan cetak
tebal. Dari data tersebut beberapa genotipe memperoleh satu sampai lima nilai
indeks terbesar, sehingga diperoleh lima genotipe dengan peringkat paling banyak
memperoleh nilai indek terbesar. Genotipe-genotipe tersebut adalah 97.105-80,
95.077-01, 97.174-01, 97.032-09 dan 97.029-82, maka kelima genotipe tersebut
dapat direkomendasikan sebagai kandidat kultivar unggul baru yang siap dilepas
Pada koefisien kemiripan 0.324 dendrogram terbagi dalam tujuh kelompok besar.
Kelompok 1 terdiri atas tiga genotipe yaitu 95.077-01, 95.090-04 dan 97.030-12,
masing-masing berwarna merah, orange dan putih, ketiganya berasal dari tetua
yang berbeda, kesamaan yang terlihat secara visual adalah bentuk kelopak bunga,
bentuk kuncup dan bentuk duri. Kelompok 2 terdiri atas dua genotipe yaitu
97.029-82 dan 97.032-09 keduanya merupakan genotipe yang berwarna putih dan
berasal dari sumber polen yang sama, walaupun kesamaan tetua jantan tersebut
tidak dapat dipastikan karena sumber polen merupakan polen campuran dari
beberapa kultivar. Kelompok 3 terdiri atas satu genetipe yaitu 97.174-01,
genotipe tersebut merupakan satusatunya genotipe yang mempunyai lima helai
kelopak bunga dengan bentuk yang sama.

Kelompok 5 terdiri atas sepuluh genotipe yaitu 95.031-04, 97.104-03,


96.016-01, 97.170-01, 97.167-01, 97.026-13, 97.027-71, 97.028-15, 97.025-14
dan 97.004-01. Kelompok tersebut dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok
kecil, yang pertama terdiri atas tiga genotipe yaitu 95.031-04, 97.104-03 dan
96.016-01 masing-masing berwarna merah jambu dan merah. Kedua terdiri atas
dua genotipe yaitu 97.170-01 dan 97.167-01, yang pertama berwarna merah
dengan warna kuning di bagian belakang petal dan yang kedua berwarna merah
jambu cerah. Ketiga terdiri atas lima genotipe yaitu 97.026-13, 97.027-71,
9702815, 97.025-14 yang berwarna putih dan 97.004-01 berwarna kuning.
Kelompok 6 terdiri atas dua genotipe yaitu 97.100-61 dan 97.105-66 keduanya
merupakan genotipe yang berwarna merah dengan jarak genetik 0.40 tetapi tidak
dapat diketahui latar belakang tetuanya. Kelompok 7 terdiri atas dua genotipe
dengan jarak yang sangat dekat (identik) yaitu 95.033-01 dan 97.008-03 kedua
genotipe tersebut berwarna merah jambu dan merah jambu-orange pucat, kedua
genotipe tersebut secara visual mempunyai kesamaan dalam karakter warna
batang tua, warna dan zona spot petal, bentuk bagian bawah bunga dan kemiripan
dalam warna daun tua.

Anda mungkin juga menyukai