Anda di halaman 1dari 14

GIARDIASIS

Kelompok 2

Dinda Asari Zulkarnain Rahmayanti S


Lubnaa Sulistiyani Kartiko Muaffikah Putri
Siti Rahmi Abukhaer Najdwah Emilia
Novi Asti Wulandari Husnul Khatimah
Moh. Ikbal Gusman Husnul Khatimah Sanusi
DEFINISI GIARDIASIS

Giardiasis adalah gangguan pencernaan akibat infeksi parasit


pada usus halus. Giardiasis banyak ditemukan di wilayah
padat penduduk dengan sanitasi yang buruk dan kualitas air
yang tidak bersih.
ETIOLOGI GIARDIASIS

• Parasit dan protozoa Giardia lamblia


• Giardia lamblia adalah protozoa yang memiliki flagel,
ditransmisikan melalui jalur fekal-oral melalui makanan
atau air yang terkontaminasi feses. Setelah ditelan dalam
bentuk kista eksitasi melepaskan organisme di bagian atas
usus halus. Giardia kemudian melekat pada permukaan
membran brush border enterosit. Bakteri ini menyebabkan
lesi sehingga terjadi defisiensi laktosa dan malabsorbsi.
EPIDEMIOLOGI GIARDIASIS

• Penyakit ini lebih sering mengenai anak-anak.


• Anak-anak di negara berkembang lebih beresiko baik dari
segi morbiditas maupun mortalitasnya.
• Penyakit ini mengenai 3-5 miliar anak setiap tahun dan
menyebabkan sekitar 1,5-2,5 juta kematian per tahun atau
merupakan 12 % dari seluruh penyebab kematian pada
anak-anak pada usia di bawah 5 tahun
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS GIARDIASIS

Infeksi G.lamblia dapat bermanifestasi dalam 3 bentuk yaitu


• tanpa gejala
• diare akut swasirna
• diare kronik dengan atau tanpa disertai malabsorbsi.
Giardiasis pada anak gizi cukup akan sembuh dengan sendirinya
setelah 3-6 minggu, namun terdapat sebagian kasus yang
mengalami diare kronik. Ekskresi parasit dapat berlangsung
selama beberapa bulan sehingga kadang-kadang dapat
menyebabkan reinfeksi.
Selain diare, terdap juga simptom seperti steatore, kram perut,
perut kembung karena ada gas di dalamnya, kehilangan berat
badan, dan muntah. Tinja akan berwarna pucat, berminyak, atau
berbau.
DIAGNOSIS GIARDIASIS

Anamnesa
Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas
yaitu mual, muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang
sering, bisa air, malabsorbtif, atau berdarah.
Pada anak biasanya diare berlangsung selama 5-7 hari dan
kebanyakan berhenti dalam 2 minggu. Muntah biasanya
berlangsung selama 1-2 hari, dan kebanyakan berhenti dalam 3
hari.
DIAGNOSIS GIARDIASIS

Tanyakan :
1. Kontak terakhir dengan seseorang yang mengalami diare akut dan/atau
muntah
2. Pajanan terhadap sumber infeksi enterik yang diketahui (mungkin dari
makanan atau air yang terkontaminasi)
3. Perjalanan atau bepergian
DIAGNOSIS GIARDIASIS

Pemeriksaan fisik
Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat
berguna dalam menentukan keparahan penyakit. Status volume
dinilai dengan menilai perubahan pada tekanan darah dan nadi,
temperatur tubuh dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen
yang seksama juga merupakan hal yang penting dilakukan
DIAGNOSIS GIARDIASIS

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja yang dilakukan adalah pemeriksaan makroskopik dan
mikroskopik, biakan kuman, tes resistensi terhadap berbagai antibiotika,
pH dan kadar gula, jika diduga ada intoleransi laktosa.
b. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan mencakup pemeriksaan darah
lengkap, pemeriksaan elektrolit, pH dan cadangan alkali, pemeriksaan
kadar ureum. Diagnosis definitif terhadap G. lamblia ditegakkan melalui
pemeriksaan mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam
tinja encer dan cairan duodenum atau bentuk kista dalam tinja padat.
Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja segar. Dalam sediaan
basah dengan larutan iodin atau dalam sediaan yang dipulas dengan
trikrom morfologi G. lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa
lain
PENATALAKSANAAN GIARDIASIS

Pengobatan giardiasis dapat menggunakan


• metronidazole 5-7,5 mg/kg berat badan 3 kali sehari
selama 7 hari atau 30 mg/kg berat badan dosis tunggal
selama 3 hari
• tinidazole 30-50 mg/kg dosis tunggal
• mepacrine 2 mg/ kg berat badan 3 kali sehari selama 7
hari
• furazolidone 1,25 mg/kg berat badan, 4 kali sehari selama
7 hari
PROGNOSIS GIARDIASIS

Kerumunan meningkatkan resiko penularan, sementara


sering membersihkan diri dan desinfeksi bias mengurangi
paparan
KOMPLIKASI GIARDIASIS

• Dehidrasi
• Intoleransi laktosa
• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
• Komplikasi muscular
REFERENSI

• Korman SH, Deckelbaumn RJ. Enteric Parasites. Dalam: Wyllie R, Hyams JS,
penyunting. Pediatric Gastrointestinal Disease, pathophysiology, diagnosis,
management.Philadelphia: W.B.Saunders Company; 1993. h. 652-69.
• Dinarello, C. A., Porat, R., 2012. Fever and Hyperthermia. Dalam : Longo, D. L.,
Fauci, A. S., Kasper, D. L., Hauser, S. L., Jameson, J. L., Loscalzo, J. (eds).
2012.
• Harrison’s Principles of Internal Medicinie. 18𝑡𝑡h ed. USA : The Mc Graw-Hill
• Owen RL. Parasitic diseases. Dalam: Sleisenger M, Fordtran JS, penyunting.
Gastrointestinal Disease: Patho- physiology, diagnosis, management. Edisi ke 4.
Phila- delphia: W.B.Saunders Company; 1989. h. 1153-91.
• Ardhita Meily Pramesti Dewi dkk.Manifestasi Ekstraintestinal Giardiasis: Reactive
Arthritis.Fakultas Kedokteran Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai