Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

INFEKSI DAN PENYEBARAN VIRUS


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Virologi

Dosen Pengampu : Eka Nurdianty Anwar,S.Si.,M.Pd.Si

Disusun Oleh:

Kelompok II

Apriza Saputri 21010002


Husnul Fahliza 21010004
Pratiwi Septiana 21010006
Rofik Angriawan 21010009
Shelita Dwi Putri 21010010

Evri Rahma Sari 21010019

AKADEMI ANALIS KESEHATAN HARAPAN BANGSA BENGKULU


2023/2023
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada
waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Virologi dari
Dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para
pembaca.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Eka Nurdianty Anwar,S.Si.,M.Pd.Si selaku Dosen mata kuliah Virologi .Tidak lupa
bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga
mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami
khususnya sebagai penulis.

Bengkulu,18 Februari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian virus......................................................................................................................6
2.2 Ciri-Ciri Virus........................................................................................................................7
2.3 Struktur virus..........................................................................................................................8
2.4 Infeksi virus..........................................................................................................................11
2.5 Penyebab infeksi virus.........................................................................................................12
2.6 Faktor Risiko Infeksi Virus..................................................................................................12
2.7 Diagnosis Infeksi Virus........................................................................................................13
2.8 Jenis Jenis Infeksi virus dan cara penyebaran.....................................................................14
2.9 Cara Penyebaran virus.........................................................................................................19
BAB III..........................................................................................................................................22
PENUTUP.....................................................................................................................................22
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus merupakan suatu agen infeksi berukuran mikroskopik yang memperbanyak dirinya di
dalam sel suatu organisme, yang bertujuan untuk bertahan hidup, dengan cara memperbanyak
dirinya. Virus terdiri dari 2 jenis, yaitu enveloped dan non-enveloped virus. Contoh virus yang
termasuk kategori enveloped adalah virus influenza, Hepatitis B Virus (HBV), dan Human
Immunodeficiency Virus (HIV), sedangkan yang termasuk kelompok nonenveloped adalah
Cowpea Chlorotic Mottle Virus (CCMV), dan Minute Virus of Mice (MVM). Lapisan
tambahan pada enveloped virus memiliki peran penting dalam tahap awal infeksi yang dilakukan
oleh virus (Eshaghi dkk, 2020)

Saat terinfeksi, sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik dari virus asli
dengan cepat. Ketika tidak berada di dalam sel atau tidak dalam proses menginfeksi sel, virus
berada dalam bentuk partikel independen yang disebut virion. Virion terdiri atas dua atau tiga
bagian:

Virus menyebar dengan berbagai cara. Salah satu jalur penularan adalah melalui organisme
pembawa penyakit yang dikenal sebagai vektor: misalnya, virus sering ditularkan dari tumbuhan
satu ke tumbuhan oleh serangga yang memakan getah tumbuhan, seperti kutu daun; dan virus
pada hewan dapat dibawa oleh serangga pengisap darah. Virus influenza menyebar melalui batuk
dan bersin. Norovirus dan Rotavirus, penyebab umum gastroenteritis viral, ditularkan
melalui jalur fekal–oral, melalui kontak dari-tangan-ke-mulut atau terbawa dalam makanan atau
air. 

Dosis infeksius Norovirus yang diperlukan untuk menghasilkan infeksi pada manusia kurang


dari 100 partikel.[10] HIV merupakan salah satu dari beberapa virus yang ditularkan melalui
hubungan seksual dan terpapar darah yang mengandung virus. Beragam variasi sel inang yang

4
dapat diinfeksi oleh suatu virus disebut "kisaran inang". Kisaran ini bisa saja sempit, artinya
virus tersebut hanya mampu menginfeksi beberapa spesies, atau luas, artinya ia mampu
menginfeksi banyak spesies.[11]

Infeksi virus pada hewan memicu respons kekebalan yang biasanya menghilangkan virus yang
menginfeksi. Respons kekebalan juga dapat dihasilkan oleh vaksin, yang memberikan kekebalan
buatan terhadap infeksi virus tertentu. Beberapa virus, termasuk yang
menyebabkan AIDS, infeksi papilomavirus manusia, dan virus hepatitis, menghindari respons
kekebalan ini dan menyebabkan infeksi kronis. Beberapa obat antivirus telah dikembangkan
untuk mengobati penyakit akibat virus.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting

Sebagai berikut:

 Apa pengertian virus ?


 Bagaimana ciri-ciri virus ?
 Bagaimana struktur virus ?
 Apa pengertian infeksi virus ?
 Apa saja penyebab infeksi virus ?
 Apa saja jenis-jenis infeksi virus ?
 Bagaimana penyebaran virus ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk memahami pengertian, ciri-ciri, struktur virus , pengertian infeksi virus , jenis-jenis
virus,dan peneyebran virus

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian virus

Virus adalah mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereplikasi di dalam sel karena mereka

tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat

diinfeksi oleh virus, mulai dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea.[

Tidak seperti bakteri yang memiliki dua jenis asam nukleat, virus hanya memiliki salah satu

asam nukleat yakni RNA saja atau DNA saja. Virus hanya dapat ber replikasi pada sel yang

hidup sehingga virus yang ada pada udara, air dan lingkungan kita tidak dapat ber-replikasi

(bertambah jumlahnya) sampai menemukan inang hidup yang memiliki reseptor sesuai untuk

virus tersebut.

6
Kandungan asam nukleat virus dibungkus oleh cangkang protein yang dikelilingi oleh membran

berlemak, oleh karena itu virus sangat rentan terhadap zat-zat yang dapat melarutkan lemak

misalnya alkohol atau ditergent. Untuk virus Corona sendiri, pakar virus dari Universitas

Brawijaya (UB) Malang dr. Andrew William Tulle M.Sc. menyampaikan bahwa virus Corona

memiliki selubung di bagian luar berupa “envelope” dan apabila selubung tersebut rusak, maka

virus akan menjadi inaktif. Akan tetapi jika dibandingkan virus lain yang juga memiliki envelope

, selubung pada virus Corona memiliki kemampuan bertahan yang lebih baik pada lingkungan

Faktor yang menyebabkan virus Corona lebih stabil masih belum jelas sampai saat ini. Unit virus

lengkap dengan pembungkusnya biasanya disebut dengan nama virion. Virion bertugas

mentransfer asam nucleat virus dari satu sel inang ke sel yang lain.

2.2 Ciri-Ciri Virus

Virus memiliki ciri khas yang membedakannya dari organisme lain. Berikut ini ciri-ciri virus
yang dapat dikenali:

 Hanya memiliki bahan genetik RNA atau DNA saja.


 Tidak memiliki sel atau bersifat aseluler.
 Berukuran lebih kecil dari bakteri.
 Memiliki bentuk yang bervariasi.
 Hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
 Dapat dikristalkan.
 Memerlukan asam nukleat untuk berkembang biak.
 Tidak memiliki sitoplasma.

7
 Tidak melakukan aktivitas metabolisme.
 Virus berukuran antara 20-300 nm dan lebih kecil dari bakteri yang umumnya

berukuran lebih besar dari 1000 nm.

  virus berkembang biak melalui serangkaian tahapan yaitu: infeksi, viroeksis,

pinositosis dan fase eclipse.

2.3 Struktur virus

8
1. kepala
Bagian kepala dari setiap virus berisi RNA atau DNA. Bagian tersebut akan menjadi bahan

genetik kehidupan virus tersebut. Ada sesuatu yang melindungi isi kepala virus, yaitu sebuah

selubung bernama kapsid. Lapisan pelindung ini disusun oleh protein.

2. Isi tubuh

Nama lain dari isi tubuh virus adalah virion. Isi tubuh ini juga merupakan bahan genetik dan

berupa salah satu jenis asam nukleat, bisa berupa RNA atau DNA. Jenis asam nukleat yang

terkandung dalam isi tubuh virus akan menentukan bentuk tubuh suatu virus.

Biasanya, isi tubuh virus ini berwujud RNA dengan bentuk yang mirip polihedral, bulat, atau

kubus. Contoh bentuk isi tubuh semacam itu ada pada beberapa virus yang menyebabkan

penyakit kuku, radang mulut, influenza, dan poliomyelitis.

3. Ekor

Struktur virus dan fungsinya yang ketiga adalah bagian ekornya. Bagi virus itu sendiri, ekor bisa

jadi merupakan bagian yang sangat penting atau bahkan paling penting. Bagian ekor ini

memungkinkan virus untuk menempelkan diri dan menyatu dengan sel inang.

Tidak seperti pada binatang, ekor pada virus melekat di bagian kepalanya. Biasanya, bagian ekor

ini terdiri dari beberapa tabung yang berisi serat halus dan benang. Bagian ekor virus juga

tampak tersumbat, seperti ekor binatang.

4. Asam nukleat

9
Merupakan makromolekul biokimia dengan sifat yang kompleks. Bobot molekul ini cukup tinggi

dan terdiri atas susunan rantai nukleotida dengan kandungan berupa informasi genetik. RNA dan

DNA merupakan asam nukleat yang paling umum ditemukan pada suatu virus.

Asam nukleat ini bisa ditemukan di seluruh sel yang hidup, termasuk pada virus. Bagian virus

yang satu ini merupakan biopolimer dengan nukleotida sebagai monomer penyusunnya. Masing-

masing nukleotida mempunyai tiga komponen berbeda.

Ketiga komponen nukleotida adalah gugus fosfat, gula pentose, dan basa nitrogen heterosiklik

(pirimidin atau purin). Perbedaan dua jenis asam nukleat ada pada jenis gula yang terkandung

dalam rantai asam nukleat. 

5. Kapsid

Struktur terakhir yang dimiliki oleh virus adalah kapsid yang merupakan suatu lapisan

pelindung. Lapisan ini tersusun dari dari rangkaian kapsomer yang terdapat di bagian tubuh suatu

virus. Fungsi utama bagian yang satu ini adalah untuk membungkus asam nukleat, baik RNA

atau DNA.

Kapsid mempunyai peran penting sebagai pembentuk bagian tubuh virus serta melindungi virus

agar tidak terkontaminasi oleh kondisi di lingkungan sekitar virus. Kapsid berada di bagian luar

virus. Lapisan ini mempunyai kandungan protein dalam jumlah banyak sebagai kandungan

subunit.

10
Kandungan subunit tersebut dikenal dengan nama kapsomer. Kapsid mempunyai bentuk yang

cukup bervariasi. Bentuk dari kapsid akan memberikan pengaruh terhadap bentuk virus. Bisa

dikatakan kapsid ini merupakan kulit dari virus.

2.4 Infeksi virus

infeksi virus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Infeksi ini biasanya menular

dari orang ke orang. Akan tetapi, infeksi virus juga dapat menular melalui gigitan hewan atau

benda yang terkontaminasi virus.

. Infeksi virus dapat menyebabkan spektrum gejala dari asimtomatik (tanpa gejala yang jelas)

hingga penyakit yang parah.

Ketika masuk ke dalam tubuh, virus menempel pada sel (disebut sel inang), memasuki sel, dan

melepaskan DNA atau RNA-nya di dalam sel. DNA atau RNA virus adalah materi genetik yang

berisi informasi yang diperlukan untuk membuat salinan (replikasi) virus. 

. Infeksi virus dapat menyebabkan spektrum gejala dari asimtomatik (tanpa gejala yang jelas)

hingga penyakit yang parah.

Ketika masuk ke dalam tubuh, virus menempel pada sel (disebut sel inang), memasuki sel, dan

melepaskan DNA atau RNA-nya di dalam sel. DNA atau RNA virus adalah materi genetik yang

berisi informasi yang diperlukan untuk membuat salinan (replikasi) virus. 

irus diklasifikasikan sebagai virus DNA atau virus RNA, tergantung pada jenis materi genetik

apa yang mereka menggunakan untuk bereplikasi. Virus DNA termasuk virus herpes. Sementara

contoh virus RNA, termasuk retrovirus, seperti HIV (human immunodeficiency virus), dan

coronavirus, seperti SARS-CoV2 yang menyebabkan COVID-19. 

11
Virus RNA, khususnya retrovirus, cenderung bermutasi. Artinya, kumpulan instruksi genetik

yang berisi semua informasi yang dibutuhkan virus untuk berfungsi dapat berubah saat virus

menyebar.

Beberapa virus tidak membunuh sel yang mereka infeksi, tetapi mengubah fungsi sel. Terkadang

sel yang terinfeksi kehilangan kendali atas pembelahan sel normal dan menjadi kanker.

Infeksi virus biasanya menyerang hidung, tenggorokan, dan saluran udara bagian atas, atau

sistem seperti sistem saraf, pencernaan, dan reproduksi.

2.5 Penyebab infeksi virus

virus bisa menular dari satu orang ke orang lain. Seseorang bisa terinfeksi virus bila:

 Menghirup atau menelan percikan liur dari orang yang terinfeksi yang terbang ke udara

saat mereka batuk, bersin, atau muntah.

 Digigit oleh hewan atau serangga yang terinfeksi, seperti nyamuk, lalat tertentu, atau

kutu.

 Terkena paparan cairan tubuh orang yang terinfeksi melalui aktivitas, seperti hubungan

seksual atau berbagi jarum suntik.

 Lupa mencuci tangan setelah memegang hewan peliharaan juga merupakan salah satu

cara bagi kuman ini untuk masuk melalui mulut.

2.6 Faktor Risiko Infeksi Virus

berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus:

12
 Kebersihan yang buruk. Banyak virus ditularkan melalui makanan dan air yang

terkontaminasi. Jadi, tidak menjaga kebersihan dengan baik dengan sering mencuci

tangan bisa meningkatkan risiko infeksi virus.

 Tinggal atau berada di daerah atau tempat yang padat. Penularan infeksi virus melalui

droplet lebih cepat terjadi di tempat-tempat yang ramai, seperti sekolah, tempat penitipan

anak, panti jompo, dan lain-lain.

 Usia. Anak-anak dan orang tua memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi virus.

 Kondisi medis. Mengidap diabetes, penyakit ginjal, alergi, atau memiliki sistem

kekebalan tubuh yang lemah bisa membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi virus.

 Melakukan hubungan seks tanpa kondom termasuk seks vaginal, oral dan anal dengan

pasangan yang telah memiliki satu atau lebih pasangan seksual lainnya.

 Berbagi jarum suntik untuk menyuntikkan narkoba atau untuk membuat tato.

2.7 Diagnosis Infeksi Virus


Infeksi virus biasanya didiagnosis dengan cara berikut:

 Evaluasi dokter

Infeksi virus yang umum (seperti campak, rubella, atau cacar air) biasanya sudah bisa

didiagnosis dengan mengamati gejala yang dialami pengidap. Dokter mungkin juga akan

melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda infeksi virus lainnya pada tubuh.

 Mengamati kasus serupa

13
Untuk infeksi yang terjadi pada epidemi (seperti influenza), adanya kasus serupa lainnya bisa

membantu dokter mendiagnosis infeksi virus. Selain itu, diagnosis dengan penelitian di

laboratorium terkadang juga penting untuk membedakan antara virus berbeda yang

menyebabkan gejala serupa, seperti COVID-19 (SARS-CoV-2) dan influenza.

 Tes darah dan kultur

Untuk beberapa infeksi tertentu, tes darah dan kultur bisa dilakukan. Kultur adalah pemeriksaan

dengan menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium dari sampel darah, cairan tubuh, atau

bahan lain yang diambil dari area yang terinfeksi. 

Teknik reaksi berantai polimerase (PCR) juga bisa digunakan untuk membuat banyak salinan

materi genetik virus. Teknik PCR memudahkan dokter untuk mengidentifikasi virus secara cepat

dan akurat. Darah juga bisa diuji untuk antigen, yang merupakan protein pada atau dalam virus

yang memicu pertahanan tubuh. 

Darah juga bisa diuji untuk antibodi terhadap virus. Antibodi adalah protein yang diproduksi

oleh sistem kekebalan untuk membantu mempertahankan tubuh terhadap serangan tertentu. Tes

biasanya dilakukan dengan cepat, terutama ketika infeksi merupakan ancaman serius bagi

kesehatan masyarakat atau ketika gejalanya parah.

14
2.8 Jenis Jenis Infeksi virus dan cara penyebaran

 Infeksi virus pada saluran pernapasan

Infeksi virus ini menyerang sistem pernapasan atas atau bawah. Infeksi virus pada sistem

pernapasan dapat memengaruhi beberapa organ, seperti hidung, sinus, tenggorokan, hingga paru-

paru.

Pada umumnya, infeksi virus ini menular ketika percikan ludah dari batuk atau bersin penderita

infeksi terhirup oleh orang lain. Penularan juga dapat terjadi jika seseorang menyentuh hidung

atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkontaminasi.

Berikut ini adalah beberapa penyakit pada saluran pernapasan akibat infeksi virus:

 Flu, yang disebabkan oleh virus Influenza

 Bronkiolitis, yang dapat disebabkan oleh virus Respiratory syncytial

virus (RSV), Adenovirus, atau Rhinovirus

 COVID-19, yang disebabkan oleh Coronavirus

 Croup, yang disebabkan oleh virus Parainfluenza

 Infeksi virus pada saluran pencernaan

Infeksi virus pada saluran pencernaan memengaruhi organ di sistem pencernaan, seperti lambung

dan usus. Jenis virus ini menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi feses atau tinja

penderita.

Selain itu, menyentuh mulut atau makan tanpa mencuci tangan dengan benar-benar bersih

setelah buang air besar juga dapat menyebabkan penularan.

15
Salah satu contoh infeksi virus pada saluran pencernaan adalah gastroenteritis. Penyakit ini dapat

disebabkan oleh berbagai macam jenis virus, yaitu Norovirus, Rotavirus, Astrovirus,

dan Adenovirus.

 Infeksi virus pada kulit

Infeksi virus yang menyerang kulit dapat menimbulkan ruam, luka, atau benjolan di kulit.

Umumnya, virus yang menginfeksi kulit menyebar melalui percikan ludah atau bersin dari

seseorang yang terinfeksi.

Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui sentuhan pada cairan di kulit yang luka. Gigitan

serangga, seperti nyamuk, juga dapat menyebarkan virus yang menginfeksi kulit.

Beberapa contoh infeksi virus pada kulit dan virus penyebabnya adalah:

 Cacar air, yang disebabkan oleh virus Varicella zoster

 Campak, yang disebabkan oleh kelompok virus Paramyxovirus

 Molluscum contagiosum, yang disebabkan oleh virus Molluscum contagiosum

 Chikungunya, yang disebabkan oleh kelompok virus Alphavirus dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti

 Infeksi virus pada hati

Infeksi virus pada hati adalah penyebab umum penyakit hepatitis. Tergantung jenis virusnya,

virus ini dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi feses (tinja) seseorang yang

terinfeksi.

16
Penularan juga dapat terjadi melalui pemakaian jarum suntik yang tidak steril, serta kontak

langsung dengan darah, urine, sperma atau cairan vagina seseorang yang terinfeksi. Contoh

penyakit hati akibat infeksi virus adalah hepatitis A, B, C, D, dan E.

 Infeksi virus pada sistem saraf

Sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan saraf tulang belakang juga bisa terinfeksi virus.

Beberapa tipe virus yang menginfeksi sistem saraf pusat yaitu herpes simplex tipe 2 (HSV-

2), varicella-zoster, enterovirus, arbovirus, dan poliovirus.

Virus yang menginfeksi sistem saraf dapat menular melalui berbagai cara dan memicu sejumlah

penyakit. Sebagai contoh, enterovirus menyebar melalui percikan ludah ketika orang yang

terinfeksi bersin atau batuk. Sedangkan arbovirus menular melalui gigitan serangga, seperti

nyamuk atau kutu.

Beberapa penyakit akibat infeksi virus pada sistem saraf adalah:

 Polio

 Ensefalitis

 Meningitis

 Rabies

Pada penyakit rabies, virus dapat menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies,

baik hewan liar maupun hewan peliharaan. Beberapa jenis hewan yang dapat menularkan infeksi

rabies adalah kucing, anjing, kelelawar, sapi, dan kambing.

17
 Infeksi virus pada kelamin

Infeksi virus pada kelamin menular melalui hubungan seksual yang sering berganti pasangan dan

tidak menggunakan kondom. Jenis virus ini menimbulkan ruam dan benjolan di kelamin.

Beberapa penyakit akibat infeksi virus pada kelamin adalah:

 Kutil kelamin, akibat human papillomavirus (HPV

 Herpes genital, akibat virus Herpes simplex (HSV)

 Infeksi virus pada pembuluh darah

Selain sejumlah infeksi virus yang telah dijelaskan di atas, ada juga infeksi virus yang

disebut viral hemorrhagic fever (VHF). Jenis infeksi virus ini mengakibatkan gangguan

pembekuan darah dan kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memicu perdarahan.

Infeksi virus ini dapat menular melalui gigitan serangga, seperti nyamuk, serta kontak langsung

dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi. Beberapa contoh penyakit yang

tergolong VHF adalah:

 Ebola

 Demam berdarah

 Demam kuning

 Demam Lassa

 Demam Marburg

18
 Infeksi virus pada sistem kekebalan tubuh

Virus juga dapat menginfeksi sistem kekebalan tubuh, salah satunya adalah human

immunodeficiency virus (HIV).

HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, yang bila tidak segera ditangani dapat

berkembang menjadi AIDS. AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah stadium akhir

dari HIV yang melemahkan daya tahan tubuh.

HIV/AIDS termasuk infeksi virus yang dapat menular melalui hubungan seks, berbagi jarum

suntik, dan transfusi darah. Virus ini bisa menyebar dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya,

atau kepada bayi melalui proses melahirkan dan menyusui.

2.9 Cara Penyebaran virus

Tidak semua jenis virus dapat menular dengan cara yang sama. Ada virus yang bisa

menular melalui udara, ada juga yang tidak.

1. Virus Menular Secara Langsung

Cara penularan virus secara umum yang pertama adalah kontak langsung.

umumnya mikroogranisme seperti virus bisa masuk melalui:

 Mulut

 Mata

 Hidung

 Organ Genital

 Luka yang Terbuka

 Giigitan

19
Misalnya saja virus influenza, campak, dan Covid-19.

Untuk virus influenza dan Covid-19, seperti yang kita ketahui, penyebarannya bisa

melalui saluran pernapasan (droplet).

Droplet yang terbang melalui udara dapat terhirup oleh orang yang sehat dan kemudian

tertular penyakit.

Sedangkan untuk virus campak , penyebarannya bisa lebih mudah.

Virus ini bisa dapat melayang di udara lalu menginfeksi orang lain.

Selain itu, ada juga virus Hepatitis B, HIV, HPV, dan HSV.

Untuk Hepatitis B dan HIV, penularannya bisa terjadi melalui pertukaran cairan tubuh

dan darah.

Sedangkan virus human papillomavirus (HPV)  dan virus herpes simpleks (HSV)

ditularkan melalui sentuhan kulit ke kulit.

Bahkan HSV juga bisa menjadi penyakit turunan yang ditularkan ibu ke bayi melalui

persalinan.

2. Penularan Tidak Langsung

 Cara penularan virus secara umum lainnya bisa melalui benda mati di sekitar kita,

seperti ponsel, gagang pintu, meja, dan sebagainya.

20
 Bisa diambil contoh dari virus Covid-19 di mana droplet yang menempel di

permukaan benda bisa menjadi jalan masuk untuk menularkan penyakit.

 Yang lebih mengerikan, faktanya virus dapat bertahan lebih lama di benda padat

seperti logam dan plastik.

selain melalui benda, penularan tidak langsung juga bisa terjadi melalui hewan.

Hewan terkontaminasi virus  dapat membawa penyakit saat kita mengonsumsinya.

Maka dari itu suhu yang tepat dalam mengelola makanan menjadi penting untuk

diperhatikan.

Selain itu, tidak mencampur alat masak juga bisa dilakukan dalam menghindari

kontaminasi silang.

Yang terakhir, virus dapat tinggal di dalam kotoran atau tinja.

Oleh karenanya, mencuci tangan  dengan benar sesuai standar WHO sangat diharuskan

untuk menjaga kebersihan

21
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Virus adalah mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereplikasi di dalam sel karena mereka

tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat

diinfeksi oleh virus, mulai dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea.[

Tidak seperti bakteri yang memiliki dua jenis asam nukleat, virus hanya memiliki salah satu

asam nukleat yakni RNA saja atau DNA saja. Virus hanya dapat ber replikasi pada sel yang

hidup sehingga virus yang ada pada udara, air dan lingkungan kita tidak dapat ber-replikasi

(bertambah jumlahnya) sampai menemukan inang hidup yang memiliki reseptor sesuai untuk

virus tersebut.

22
Kandungan asam nukleat virus dibungkus oleh cangkang protein yang dikelilingi oleh membran

berlemak, oleh karena itu virus sangat rentan terhadap zat-zat yang dapat melarutkan lemak

misalnya alkohol atau ditergent. Untuk virus Corona sendiri, pakar virus dari Universitas

Brawijaya (UB) Malang dr. Andrew William Tulle M.Sc. menyampaikan bahwa virus Corona

memiliki selubung di bagian luar berupa “envelope” dan apabila selubung tersebut rusak, maka

virus akan menjadi inaktif. Akan tetapi jika dibandingkan virus lain yang juga memiliki envelope

, selubung pada virus Corona memiliki kemampuan bertahan yang lebih baik pada lingkungan

23
DAFTAR PUSTAKA

ayovaksindinkeskdi.id/struktur-virus-dan-fungsinya/

https://www.sehatq.com/artikel/virus-adalah

https://www.alodokter.com/infeksi-virus

halodoc.com/kesehatan/infeksi-virus

https://www.orami.co.id/magazine/cara-penularan-virus-secara-umum

24

Anda mungkin juga menyukai