Disusun Oleh:
Kelompok II
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Eka Nurdianty Anwar,S.Si.,M.Pd.Si selaku Dosen mata kuliah Virologi .Tidak lupa
bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga
mengucapkan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 Pengertian virus......................................................................................................................6
2.2 Ciri-Ciri Virus........................................................................................................................7
2.3 Struktur virus..........................................................................................................................8
2.4 Infeksi virus..........................................................................................................................11
2.5 Penyebab infeksi virus.........................................................................................................12
2.6 Faktor Risiko Infeksi Virus..................................................................................................12
2.7 Diagnosis Infeksi Virus........................................................................................................13
2.8 Jenis Jenis Infeksi virus dan cara penyebaran.....................................................................14
2.9 Cara Penyebaran virus.........................................................................................................19
BAB III..........................................................................................................................................22
PENUTUP.....................................................................................................................................22
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Virus merupakan suatu agen infeksi berukuran mikroskopik yang memperbanyak dirinya di
dalam sel suatu organisme, yang bertujuan untuk bertahan hidup, dengan cara memperbanyak
dirinya. Virus terdiri dari 2 jenis, yaitu enveloped dan non-enveloped virus. Contoh virus yang
termasuk kategori enveloped adalah virus influenza, Hepatitis B Virus (HBV), dan Human
Immunodeficiency Virus (HIV), sedangkan yang termasuk kelompok nonenveloped adalah
Cowpea Chlorotic Mottle Virus (CCMV), dan Minute Virus of Mice (MVM). Lapisan
tambahan pada enveloped virus memiliki peran penting dalam tahap awal infeksi yang dilakukan
oleh virus (Eshaghi dkk, 2020)
Saat terinfeksi, sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik dari virus asli
dengan cepat. Ketika tidak berada di dalam sel atau tidak dalam proses menginfeksi sel, virus
berada dalam bentuk partikel independen yang disebut virion. Virion terdiri atas dua atau tiga
bagian:
Virus menyebar dengan berbagai cara. Salah satu jalur penularan adalah melalui organisme
pembawa penyakit yang dikenal sebagai vektor: misalnya, virus sering ditularkan dari tumbuhan
satu ke tumbuhan oleh serangga yang memakan getah tumbuhan, seperti kutu daun; dan virus
pada hewan dapat dibawa oleh serangga pengisap darah. Virus influenza menyebar melalui batuk
dan bersin. Norovirus dan Rotavirus, penyebab umum gastroenteritis viral, ditularkan
melalui jalur fekal–oral, melalui kontak dari-tangan-ke-mulut atau terbawa dalam makanan atau
air.
4
dapat diinfeksi oleh suatu virus disebut "kisaran inang". Kisaran ini bisa saja sempit, artinya
virus tersebut hanya mampu menginfeksi beberapa spesies, atau luas, artinya ia mampu
menginfeksi banyak spesies.[11]
Infeksi virus pada hewan memicu respons kekebalan yang biasanya menghilangkan virus yang
menginfeksi. Respons kekebalan juga dapat dihasilkan oleh vaksin, yang memberikan kekebalan
buatan terhadap infeksi virus tertentu. Beberapa virus, termasuk yang
menyebabkan AIDS, infeksi papilomavirus manusia, dan virus hepatitis, menghindari respons
kekebalan ini dan menyebabkan infeksi kronis. Beberapa obat antivirus telah dikembangkan
untuk mengobati penyakit akibat virus.
Sebagai berikut:
Untuk memahami pengertian, ciri-ciri, struktur virus , pengertian infeksi virus , jenis-jenis
virus,dan peneyebran virus
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian virus
tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat
Tidak seperti bakteri yang memiliki dua jenis asam nukleat, virus hanya memiliki salah satu
asam nukleat yakni RNA saja atau DNA saja. Virus hanya dapat ber replikasi pada sel yang
hidup sehingga virus yang ada pada udara, air dan lingkungan kita tidak dapat ber-replikasi
(bertambah jumlahnya) sampai menemukan inang hidup yang memiliki reseptor sesuai untuk
virus tersebut.
6
Kandungan asam nukleat virus dibungkus oleh cangkang protein yang dikelilingi oleh membran
berlemak, oleh karena itu virus sangat rentan terhadap zat-zat yang dapat melarutkan lemak
misalnya alkohol atau ditergent. Untuk virus Corona sendiri, pakar virus dari Universitas
Brawijaya (UB) Malang dr. Andrew William Tulle M.Sc. menyampaikan bahwa virus Corona
memiliki selubung di bagian luar berupa “envelope” dan apabila selubung tersebut rusak, maka
virus akan menjadi inaktif. Akan tetapi jika dibandingkan virus lain yang juga memiliki envelope
, selubung pada virus Corona memiliki kemampuan bertahan yang lebih baik pada lingkungan
Faktor yang menyebabkan virus Corona lebih stabil masih belum jelas sampai saat ini. Unit virus
lengkap dengan pembungkusnya biasanya disebut dengan nama virion. Virion bertugas
mentransfer asam nucleat virus dari satu sel inang ke sel yang lain.
Virus memiliki ciri khas yang membedakannya dari organisme lain. Berikut ini ciri-ciri virus
yang dapat dikenali:
7
Tidak melakukan aktivitas metabolisme.
Virus berukuran antara 20-300 nm dan lebih kecil dari bakteri yang umumnya
8
1. kepala
Bagian kepala dari setiap virus berisi RNA atau DNA. Bagian tersebut akan menjadi bahan
genetik kehidupan virus tersebut. Ada sesuatu yang melindungi isi kepala virus, yaitu sebuah
2. Isi tubuh
Nama lain dari isi tubuh virus adalah virion. Isi tubuh ini juga merupakan bahan genetik dan
berupa salah satu jenis asam nukleat, bisa berupa RNA atau DNA. Jenis asam nukleat yang
terkandung dalam isi tubuh virus akan menentukan bentuk tubuh suatu virus.
Biasanya, isi tubuh virus ini berwujud RNA dengan bentuk yang mirip polihedral, bulat, atau
kubus. Contoh bentuk isi tubuh semacam itu ada pada beberapa virus yang menyebabkan
3. Ekor
Struktur virus dan fungsinya yang ketiga adalah bagian ekornya. Bagi virus itu sendiri, ekor bisa
jadi merupakan bagian yang sangat penting atau bahkan paling penting. Bagian ekor ini
memungkinkan virus untuk menempelkan diri dan menyatu dengan sel inang.
Tidak seperti pada binatang, ekor pada virus melekat di bagian kepalanya. Biasanya, bagian ekor
ini terdiri dari beberapa tabung yang berisi serat halus dan benang. Bagian ekor virus juga
4. Asam nukleat
9
Merupakan makromolekul biokimia dengan sifat yang kompleks. Bobot molekul ini cukup tinggi
dan terdiri atas susunan rantai nukleotida dengan kandungan berupa informasi genetik. RNA dan
DNA merupakan asam nukleat yang paling umum ditemukan pada suatu virus.
Asam nukleat ini bisa ditemukan di seluruh sel yang hidup, termasuk pada virus. Bagian virus
yang satu ini merupakan biopolimer dengan nukleotida sebagai monomer penyusunnya. Masing-
Ketiga komponen nukleotida adalah gugus fosfat, gula pentose, dan basa nitrogen heterosiklik
(pirimidin atau purin). Perbedaan dua jenis asam nukleat ada pada jenis gula yang terkandung
5. Kapsid
Struktur terakhir yang dimiliki oleh virus adalah kapsid yang merupakan suatu lapisan
pelindung. Lapisan ini tersusun dari dari rangkaian kapsomer yang terdapat di bagian tubuh suatu
virus. Fungsi utama bagian yang satu ini adalah untuk membungkus asam nukleat, baik RNA
atau DNA.
Kapsid mempunyai peran penting sebagai pembentuk bagian tubuh virus serta melindungi virus
agar tidak terkontaminasi oleh kondisi di lingkungan sekitar virus. Kapsid berada di bagian luar
virus. Lapisan ini mempunyai kandungan protein dalam jumlah banyak sebagai kandungan
subunit.
10
Kandungan subunit tersebut dikenal dengan nama kapsomer. Kapsid mempunyai bentuk yang
cukup bervariasi. Bentuk dari kapsid akan memberikan pengaruh terhadap bentuk virus. Bisa
infeksi virus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Infeksi ini biasanya menular
dari orang ke orang. Akan tetapi, infeksi virus juga dapat menular melalui gigitan hewan atau
. Infeksi virus dapat menyebabkan spektrum gejala dari asimtomatik (tanpa gejala yang jelas)
Ketika masuk ke dalam tubuh, virus menempel pada sel (disebut sel inang), memasuki sel, dan
melepaskan DNA atau RNA-nya di dalam sel. DNA atau RNA virus adalah materi genetik yang
. Infeksi virus dapat menyebabkan spektrum gejala dari asimtomatik (tanpa gejala yang jelas)
Ketika masuk ke dalam tubuh, virus menempel pada sel (disebut sel inang), memasuki sel, dan
melepaskan DNA atau RNA-nya di dalam sel. DNA atau RNA virus adalah materi genetik yang
irus diklasifikasikan sebagai virus DNA atau virus RNA, tergantung pada jenis materi genetik
apa yang mereka menggunakan untuk bereplikasi. Virus DNA termasuk virus herpes. Sementara
contoh virus RNA, termasuk retrovirus, seperti HIV (human immunodeficiency virus), dan
11
Virus RNA, khususnya retrovirus, cenderung bermutasi. Artinya, kumpulan instruksi genetik
yang berisi semua informasi yang dibutuhkan virus untuk berfungsi dapat berubah saat virus
menyebar.
Beberapa virus tidak membunuh sel yang mereka infeksi, tetapi mengubah fungsi sel. Terkadang
sel yang terinfeksi kehilangan kendali atas pembelahan sel normal dan menjadi kanker.
Infeksi virus biasanya menyerang hidung, tenggorokan, dan saluran udara bagian atas, atau
virus bisa menular dari satu orang ke orang lain. Seseorang bisa terinfeksi virus bila:
Menghirup atau menelan percikan liur dari orang yang terinfeksi yang terbang ke udara
Digigit oleh hewan atau serangga yang terinfeksi, seperti nyamuk, lalat tertentu, atau
kutu.
Terkena paparan cairan tubuh orang yang terinfeksi melalui aktivitas, seperti hubungan
Lupa mencuci tangan setelah memegang hewan peliharaan juga merupakan salah satu
berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus:
12
Kebersihan yang buruk. Banyak virus ditularkan melalui makanan dan air yang
terkontaminasi. Jadi, tidak menjaga kebersihan dengan baik dengan sering mencuci
Tinggal atau berada di daerah atau tempat yang padat. Penularan infeksi virus melalui
droplet lebih cepat terjadi di tempat-tempat yang ramai, seperti sekolah, tempat penitipan
Usia. Anak-anak dan orang tua memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi virus.
Kondisi medis. Mengidap diabetes, penyakit ginjal, alergi, atau memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah bisa membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi virus.
Melakukan hubungan seks tanpa kondom termasuk seks vaginal, oral dan anal dengan
pasangan yang telah memiliki satu atau lebih pasangan seksual lainnya.
Evaluasi dokter
Infeksi virus yang umum (seperti campak, rubella, atau cacar air) biasanya sudah bisa
didiagnosis dengan mengamati gejala yang dialami pengidap. Dokter mungkin juga akan
melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda infeksi virus lainnya pada tubuh.
13
Untuk infeksi yang terjadi pada epidemi (seperti influenza), adanya kasus serupa lainnya bisa
membantu dokter mendiagnosis infeksi virus. Selain itu, diagnosis dengan penelitian di
laboratorium terkadang juga penting untuk membedakan antara virus berbeda yang
Untuk beberapa infeksi tertentu, tes darah dan kultur bisa dilakukan. Kultur adalah pemeriksaan
dengan menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium dari sampel darah, cairan tubuh, atau
Teknik reaksi berantai polimerase (PCR) juga bisa digunakan untuk membuat banyak salinan
materi genetik virus. Teknik PCR memudahkan dokter untuk mengidentifikasi virus secara cepat
dan akurat. Darah juga bisa diuji untuk antigen, yang merupakan protein pada atau dalam virus
Darah juga bisa diuji untuk antibodi terhadap virus. Antibodi adalah protein yang diproduksi
oleh sistem kekebalan untuk membantu mempertahankan tubuh terhadap serangan tertentu. Tes
biasanya dilakukan dengan cepat, terutama ketika infeksi merupakan ancaman serius bagi
14
2.8 Jenis Jenis Infeksi virus dan cara penyebaran
Infeksi virus ini menyerang sistem pernapasan atas atau bawah. Infeksi virus pada sistem
pernapasan dapat memengaruhi beberapa organ, seperti hidung, sinus, tenggorokan, hingga paru-
paru.
Pada umumnya, infeksi virus ini menular ketika percikan ludah dari batuk atau bersin penderita
infeksi terhirup oleh orang lain. Penularan juga dapat terjadi jika seseorang menyentuh hidung
atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkontaminasi.
Berikut ini adalah beberapa penyakit pada saluran pernapasan akibat infeksi virus:
virus (RSV), Adenovirus, atau Rhinovirus
Infeksi virus pada saluran pencernaan memengaruhi organ di sistem pencernaan, seperti lambung
dan usus. Jenis virus ini menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi feses atau tinja
penderita.
Selain itu, menyentuh mulut atau makan tanpa mencuci tangan dengan benar-benar bersih
15
Salah satu contoh infeksi virus pada saluran pencernaan adalah gastroenteritis. Penyakit ini dapat
dan Adenovirus.
Infeksi virus yang menyerang kulit dapat menimbulkan ruam, luka, atau benjolan di kulit.
Umumnya, virus yang menginfeksi kulit menyebar melalui percikan ludah atau bersin dari
Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui sentuhan pada cairan di kulit yang luka. Gigitan
serangga, seperti nyamuk, juga dapat menyebarkan virus yang menginfeksi kulit.
Beberapa contoh infeksi virus pada kulit dan virus penyebabnya adalah:
Infeksi virus pada hati adalah penyebab umum penyakit hepatitis. Tergantung jenis virusnya,
virus ini dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi feses (tinja) seseorang yang
terinfeksi.
16
Penularan juga dapat terjadi melalui pemakaian jarum suntik yang tidak steril, serta kontak
langsung dengan darah, urine, sperma atau cairan vagina seseorang yang terinfeksi. Contoh
Sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan saraf tulang belakang juga bisa terinfeksi virus.
Beberapa tipe virus yang menginfeksi sistem saraf pusat yaitu herpes simplex tipe 2 (HSV-
Virus yang menginfeksi sistem saraf dapat menular melalui berbagai cara dan memicu sejumlah
Polio
Ensefalitis
Meningitis
Rabies
Pada penyakit rabies, virus dapat menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies,
baik hewan liar maupun hewan peliharaan. Beberapa jenis hewan yang dapat menularkan infeksi
17
Infeksi virus pada kelamin
Infeksi virus pada kelamin menular melalui hubungan seksual yang sering berganti pasangan dan
tidak menggunakan kondom. Jenis virus ini menimbulkan ruam dan benjolan di kelamin.
Selain sejumlah infeksi virus yang telah dijelaskan di atas, ada juga infeksi virus yang
pembekuan darah dan kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memicu perdarahan.
Infeksi virus ini dapat menular melalui gigitan serangga, seperti nyamuk, serta kontak langsung
dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi. Beberapa contoh penyakit yang
Ebola
Demam berdarah
Demam kuning
Demam Lassa
Demam Marburg
18
Infeksi virus pada sistem kekebalan tubuh
Virus juga dapat menginfeksi sistem kekebalan tubuh, salah satunya adalah human
immunodeficiency virus (HIV).
HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, yang bila tidak segera ditangani dapat
berkembang menjadi AIDS. AIDS (acquired immune deficiency syndrome) adalah stadium akhir
HIV/AIDS termasuk infeksi virus yang dapat menular melalui hubungan seks, berbagi jarum
suntik, dan transfusi darah. Virus ini bisa menyebar dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya,
Tidak semua jenis virus dapat menular dengan cara yang sama. Ada virus yang bisa
Cara penularan virus secara umum yang pertama adalah kontak langsung.
Mulut
Mata
Hidung
Organ Genital
Giigitan
19
Misalnya saja virus influenza, campak, dan Covid-19.
Untuk virus influenza dan Covid-19, seperti yang kita ketahui, penyebarannya bisa
Droplet yang terbang melalui udara dapat terhirup oleh orang yang sehat dan kemudian
tertular penyakit.
Virus ini bisa dapat melayang di udara lalu menginfeksi orang lain.
Selain itu, ada juga virus Hepatitis B, HIV, HPV, dan HSV.
Untuk Hepatitis B dan HIV, penularannya bisa terjadi melalui pertukaran cairan tubuh
dan darah.
Bahkan HSV juga bisa menjadi penyakit turunan yang ditularkan ibu ke bayi melalui
persalinan.
Cara penularan virus secara umum lainnya bisa melalui benda mati di sekitar kita,
20
Bisa diambil contoh dari virus Covid-19 di mana droplet yang menempel di
Yang lebih mengerikan, faktanya virus dapat bertahan lebih lama di benda padat
selain melalui benda, penularan tidak langsung juga bisa terjadi melalui hewan.
Maka dari itu suhu yang tepat dalam mengelola makanan menjadi penting untuk
diperhatikan.
Selain itu, tidak mencampur alat masak juga bisa dilakukan dalam menghindari
kontaminasi silang.
Oleh karenanya, mencuci tangan dengan benar sesuai standar WHO sangat diharuskan
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat
Tidak seperti bakteri yang memiliki dua jenis asam nukleat, virus hanya memiliki salah satu
asam nukleat yakni RNA saja atau DNA saja. Virus hanya dapat ber replikasi pada sel yang
hidup sehingga virus yang ada pada udara, air dan lingkungan kita tidak dapat ber-replikasi
(bertambah jumlahnya) sampai menemukan inang hidup yang memiliki reseptor sesuai untuk
virus tersebut.
22
Kandungan asam nukleat virus dibungkus oleh cangkang protein yang dikelilingi oleh membran
berlemak, oleh karena itu virus sangat rentan terhadap zat-zat yang dapat melarutkan lemak
misalnya alkohol atau ditergent. Untuk virus Corona sendiri, pakar virus dari Universitas
Brawijaya (UB) Malang dr. Andrew William Tulle M.Sc. menyampaikan bahwa virus Corona
memiliki selubung di bagian luar berupa “envelope” dan apabila selubung tersebut rusak, maka
virus akan menjadi inaktif. Akan tetapi jika dibandingkan virus lain yang juga memiliki envelope
, selubung pada virus Corona memiliki kemampuan bertahan yang lebih baik pada lingkungan
23
DAFTAR PUSTAKA
ayovaksindinkeskdi.id/struktur-virus-dan-fungsinya/
https://www.sehatq.com/artikel/virus-adalah
https://www.alodokter.com/infeksi-virus
halodoc.com/kesehatan/infeksi-virus
https://www.orami.co.id/magazine/cara-penularan-virus-secara-umum
24