Anda di halaman 1dari 22

POXVIRIDAE

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah

Virologi

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Roudhotul Awaliah (PO71340210032)

Putri Puspita Nin (PO71340210033)

Riki Nur Cahyanto (P17334117062)

Meisy Pradasari (P17334117076)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“POXVIRIDAE” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Virologi.

Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan hormat dan terima kasih
kepada dosen Virologi atas segala bimbingannya dalam proses belajar mengajar serta
kepada orang tua penulis yang telah memberikan semangat, dukungan dan doa kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
.pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca

Jambi, Agustus 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... iii


BAB I......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN....................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Poxviridae................................................................................................................... 3
2.1 Klasifikasi....................................................................................................................................... 4
2.3 Sifat-sifat Poxviridae..................................................................................................................... 5
2.4 Poxvirus yang Menyebabkan Penyakit Terhadap Manusia....................................................6
2.4.1 Orthopoxvirus......................................................................................................................... 7
2.4.2 Parapoxvirus........................................................................................................................ 12
2.4.3 Molluscipoxvirus.................................................................................................................. 13
BAB III.................................................................................................................................................... 17
PENUTUP............................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................... 17
3.2 Saran.............................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 18

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus pertama kali ditemukan oleh Adolf Meyer di Nederland pada tahun 1883.
Penelitian tentang virus dilanjutkan oleh ahli botani berkebangsaan Rusia yaitu Dimitri
Ivanowski (1892), dan Baijerinck (1899) berkebangsaan Jerman Keduanya meneliti pada Daun
tembakau yang terdapat bercak putih (Mozaik). Kemudian Keduanya menyimpulkan bahwa
penyakit mozaik pada tembakau disebabkan oleh virus. Pada penelitian yang lain Twort (1916)

dan d’Herelle (1917) menemukan virus yang menyebabkan lisis pada bakteri yang disebut
dengan bakteriofage.
Virus merupakan parasit obligat intraseluler dimana dalam replikasinya sangat
bergantung pada system metabolisme sel inang. Pengetahuan mengenai replikasi virus saat ini
sangat rinci dan terus berkembang, sehingga kini kita ketahui bahwa setiap keluarga virus
memiliki strategi replikasi yang unik, dan untuk mengetahui strategi replikasi tersebut dapat
dilakukan dengan mempelajari siklus replikasi virus melalui One Step Growth curve (pola
pertumbuhan satu langkah). Virus berbeda dengan makhluk lain karena mempunyai sifat-sifat
seperti :

• Virus hanya mengandung salah satu asam nukleat saja, yaitu DNA atau RNA

• Untuk reproduksinya hanya diperlukan asam nukleat saja

• Virus tidak memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri di luar sel-sel hidup

Perkembangan virus dapat mengakibatkan kematian sel-sel hospes. Di luar sel hospes,
virus terdapat sebagai partikel virus, yaitu virion. Virion terdiri dari asam nukleat dan selubung
protein (kapsid/kulit protein yang simetris yang menutupi genom asam nukleat). Kapsid dan
asam nukleat itu dinamakan nukleokapsid.

Virus DNA dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Kelompok pertama


Papovirus, Adenovirus, dan Herpesvirus. Genom virus kelompok ini ditranskripsi dan
direplikasi di dalam nukleus sel. Oleh karena itu, dapat menggunakan enzim inang. Kelompok
kedua adalah Poxvirus. Proses transkripsi Poxvirus terjadi di sitoplasma. Proses transkripsi
memerlukan enzim virus. Kelompok ketiga adalah Parvovirus. Virus terasosiasi adeno
memerlukan

1
adenovirus atau virus herpes simpleks untuk perbanyakannya. Tanpa virus penolong, genom
hanya terintegrasi ke genom inang tetapi tidak tereskpresikan. Kelompok keempat adalah
virus hepadna (Anonim, 2010).

Didalam makalah ini akan kami bahas tentang kelompok kedua dari virus DNA yaitu
Poxvirus yang meliputi sifat dan jenis famili poxviridae, termasuk gejala klinis dan diagnosis
pada jenis Poxvirus yang dapat menyababkan penyakit terhadap manusia. Maka dengan itu

penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “Sifat dan Jenis Famili Poxviridae”.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Poxvoridae?
2. Apa saja klasifikasi Poxviridae?
3. Apa saja sifat-sifat Poxviridae?

4. Apa saja jenis-jenis Poxvirus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia?
5. Bagaimana gejala klinis dan diagnosis pada jenis Poxvirus yang dapat menyababkan
penyakit pada manusia?

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian Poxvoridae
2. Mengetahui klasifikasi Poxviridae
3. Mengetahui sifat-sifat Poxviridae
4. Mengetahui jenis-jenis Poxviridae yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia

5. Mengetahui gejala klinis dan diagnosis pada jenis Poxvirus yang dapat menyababkan
penyakit pada manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Poxviridae

Poxviridae adalah keluarga virus yang mengandung DNA untai-ganda dengan


morfologi yang besar dan komplek, serta tidak bersegmen. Memiliki selubung yang
mengandung lemak, berbentuk bata (brick-shaped) atau ovoid virion, panjang 220-450 nm
dan lebar 140-260 nm. Poxvirus mengandung beberapa enzim dalam virionnya, termasuk

polimerasi RNA yang bergantung DNA (“DNA-dependent RNA polymerase”), dan


seluruhnya bereplikasi di dalam sitoplasma sel. Semua poxvirus cenderung menyababkan
lesi kulit. Sebagian bersifat patogen bagi manusia (cacar, vaksinia, moluskum
kontagiosum); lainnya yang patogen bagi hewan juga dapat menginfeksi manusia,
misalnya cacar sapi, cacar monyet.
Poxvirus adalah virus yang terbesar dan paling kompleks. Famili poxvirus meliputi
suatu kelompok besar penyebab infeksi yang morfologinya mirip dan memiliki antigen
nukleoprotein yang serupa.

Dalam kelompok ini termasuk virus variola, penyebab cacar suatu penyakit virus
yang paling banyak menyerang manusia sepanjang catatan sejarah sampai terbasmi pada
tahun 1977.

Golongan poxvirus merupakan virus binatang yang paling kompleks yang dapat
menyerang vertebrata.

Gambar Struktur Poxvirus

3
Gambar Bentuk Poxvirus

Manusia, hewan, dan arthropoda merupakan host alami dari virus ini. Pada famili
Poxviridae terdapat 69 spesies, terbagi pada 28 genus yang terbagi lagi pada dua subfamili.
Poxvirus dibagi pada subfamili berdasarkan jenis hospesnya. Yaitu subfamili
Chordopoxvirinae (hospes vertebrata) berisikan 8 genus yang mana hanya empat dari
delapan genus yang bisa menginfeksi manusia yaitu: Orthopoxvirus, Parapoxvirus,
Vatapoxvirus, Molluscinoxvirus.

2.1 Klasifikasi

Group : Group I (dsDNA)


Order : Unassigned
Family : Poxviridae
Genera: -Subfamily: Chordopoxvirinae
Avipoxvirus

Capripoxvirus
Cervidpoxvirus
Crocodylipoxvirus
Leporipoxvirus
Molluscipoxvirus
Orthopoxvirus
Parapoxvirus
Suipoxvirus
Yatapoxvirus

-Subfamily: Entomopoxvirinae

4
Alphaentomopoxvirus
Betaentomopoxvirus
Gammaentomopoxvirus

Poxvirus terbagi atas dua subfamili, berdasarkan rentang inang vertebrata atau inang
serangga. Poxvirus vertebrata digolongkan menjadi enam genus, anggota dari genus yang
sama memperlihatkan morfologi dan rentang inang yang serupa, disamping adanya
beberapa kesamaan antigen.

Kebanyakan poxvirus yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia termasuk


genus Orthopoxvirus dan Parapoxvirus, ada juga beberapa genus yang sekarang ini belum
digolongkan.

2.3 Sifat-sifat POxviridae

- Virion : struktur kompleks oval an bentuk bata, panjang 400nm x diameter 230nm;
permukaan luar memperlihatkan lekukan; mempunyai inti dan bahan lateral.
- Komposisi : DNA (3%), protein (90%), lemak (5%).
- Genom : DNA untai ganda, linear, BM 85-150 juta; mempunyai lengkung terminal;
mempunyai kandungan guaninplus-sitosin (30-14%) kecuali parapoxvirus (63%).
- Protein : virion mengandung lebih dari 100 polipeptida; pada inti terdapat banyak
enzim, termasuk sistem transkripsi.
- Selubung : selaput luar virion disintesis oleh virus; beberapa pertikel mendapatkan
selubung tambahan dari sel (tidak diperlukan untuk menginfeksi).
- Replikasi : “Pabrik” sitoplasma.
- Karakter yang menonjol: Virus terbesar dan paling kompleks, sangat resisten
terhadap inaktivasi. Cacar merupakan penyakit virus pertama yang dapat dibasmi dari
muka bumi.

Anggota poxvirus yang dapat menyerang manusia ialah penyebab:

1. Variola major (mortalitas hingga 50%)


2. Variola minor (alastrim) (mortalitas kurang dari 1 %)
3. Vaccinia

5
4. Cacar sapi (cowpox)
5. Moluskum contagiosum
6. Paravaccinia (Pseudocowpox, milker’s node)
7. Dematitis pustularis contagiosum (orf)
8. Komplikasi vaksinasi: ensefalitis pasca-vaksinasi (mortalitas tinggi); vaccinia

gangrenosa (mortalitas tinggi); eczema vaccinatum (mortalitas rendah); autoinokulasi


dan vaccinia generalisata (tidak letal).

Anggota poxvirus yang menyerang binatang peliharaan yang secara ekonomik


menimbulkan kerugian adalah penyebab:

1. Cacar sapi (cowpox)


2. Cacar domba (sheeppox)
3. Cacar babi (swinepox)
4. Cacar kera (monkeypox)
5. Cacar unggas (fowlpox)
6. Stomatitis pustularis bovin
7. Dermatitis pustularis kontagiosum

2.4 Poxvirus yang Menyebabkan Penyakit Terhadap Manusia

Famili virus Poxviridae yang mempunyai struktur rumit ini memiliki anggota
kelompok yangbesar jumlahnya. Sesuai dengan jenis-jenis hewan yang menjadi
hospesnya, famili Poxviridae dikelompokkanmenjadi grup A, B, C, D, E. Variola virus
yang menjadi penyebab penyakit cacar yang menyerang manusia termasuk salah satu
anggota Poxviridae grup A (Soedarto, 2010).Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan
pada manusia antara lain adalah Vaccinia dan Variola.

Genus Virus Pejamu primer Penyakit


Orthopoxvirus Variola menusia Cacar
Vaccinia Manusia Lesi terlokalisasi,

untuk vaksin cacar

6
Cacar Banteng air Infeksi manusia
banteng jarang; lesi
terlokalisasi

Cacar monyet Hewan pengerat,Infeksi manusia


monyet jarang; penyakit
generalisata
Cacar sapi Sapi Infeksi manusia
jarang; lesi ulkus
terlokalisasi
Parapoxvirus Orf Domba Infeksi manusia
jarang; lesi
terlokalisasi
Pseudocowpox Sapi
Stomatitis papulaSapi
sapi
Molluscapoxvirus Moluskum Manusia Banyak nodul kulit
kontagiosum jinak

2.4.1 Orthopoxvirus

Orthopoxvirus termasuk pada poxviridae, yaitu salah satu dari yang terbesar
dari famili DNA virus. Orthopoxvirus adalah genus dari sub famili
Cordopoxvirinae.
Orthopoxvirus berukuran panjang 220nm-450nm dan lebarnya 140-260 nm dan
memiliki linear DNA untai ganda sebagai materi genetik mereka. Orthopoxviruses
memiliki amplop luar lipoprotein tertanam dengan tubulus permukaan yang
membungkus inti berbentuk cekung . Di dalam inti, kita akan menemukan fibril DNA
dan inti virus dikelilingi oleh amplop inti dan lapisan palisade, yang merupakan lapisan
struktur berbentuk batang yang tersusun sangat erat. Contoh infeksi dari Orthopoxvirus
antara lain: Smallpox virus (variola), Vaccinia virus, Cowpox virus, Monkeypox virus.

7
1. Variola (Smallpox)

Variola (smallpox) adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan


oleh virus variola major atau variola minor. Penyakit ini dikenal dengan nama
Latinnya, variola atau variola vera, yang berasal dari kata Latin varius, yang berarti

“berbintik”, atau varus yang artinya “jerawat”. Variola muncul pada pembuluh

darah
kecil di kulit serta di mulut dan kerongkongan.

Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum yang
sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit yang
monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh.

a. Etiologi

Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik , tetapi
menimbulkan 2 tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim).
Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor bila
dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38 o C. Sedangkan
yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.

b. Patofisiologi

Variola (Smallpox) disebabkan oleh virus yang menyebar dari satu orang
ke orang lainnya melalui udara. Virus ini ditularkan dengan menghirup virus dari

orang yang terinfeksi. Selain itu, Smallpox juga bisa menyebar melalui kontak
8
langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi dan objek yang terkontaminasi
seperti baju.

Penularannya melalui kontak langsung ataupun tak langsung tapi infeksi


primernya selalu melalui hawa nafas. Virusnya yang terdapat di udara, berasal dari
debu pakaian, tempat tidur, dari keropeng yang jatuh ditanah ataupun dari hawa
nafas di penderita, terhirup bersama hawa pernafasan sehingga terjadi penularan.
Cacar adalah penyakit yang sangat menular.

Virus variola diperoleh dari inhalasi (pernafasan ke paru-paru). Partikel


virus cacar dapat tetap pada benda seperti pakaian, tempat tidur, dan permukaan
hingga 1 minggu. Virus dimulai di paru-paru, dari sana virus menyerang aliran
darah dan menyebar ke kulit, usus, paru-paru,ginjal, dan otak. Aktivitas virus
dalam sel-sel kulit menciptakan ruam yang disebut makula (karakteristik : datar,
lesi merah). Setelah itu vesikel (lepuh mengangkat) terbentuk. Kemudian, pustula
(jerawat berisi nanah) muncul sekitar 12-17 hari setelah seseorang menjadi
terinfeksi. Sembuh dari cacar sering meninggalkan bekas di kulit oleh karena
pustula.

Manusia adalah host natural dari smallpox. Penyakit ini tidak dapat
ditularkan oleh serangga maupun hewan. Jika seseorang pernah menderita cacar
air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi.
Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi
aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

c. Gejala Klinis

Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :

9
1. Stadium prodromal/invasi (3-4 hari) ditandai dengan :

a. Suhu tubuh naik (40oC)


b. Nyeri kepala
c. Nyeri tulang

d. Sedih dan gelisah


e. Lemas
f. Muntah-muntah
2. Stadium makulao–papular /erupsi
Suhu tubuh kembali nomal, tetapi timbul makula-makula eritematosa
dengan cepat akan berubah menjadi papula-papula terutama dimuka dan
ektremitas (termasuk telapak tangan dan kaki) dan timbul lesi baru.

3. Stadium vesikula – pustulosa / supurasi

Dalam waktu 5 – 10 hari timbul vesikula-vesikula yang cepat berubah


menjadi pustule. Pada saat ini suhu tubuh akan meningkat dan lesi-lesinya
akan mengalami umblikasi.

4. Stadium resolusi

Berlangsung dalam 2 minggu, stadium ini dibagi menjadi 3 :


a. Stadium krustasi
Suhu tubuh mulai menurun, pustule-pustula mengering menjadi krusta.
b. Stadium dekrustasi
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi.
Kadang-kadang ada rasa gatal dan stadium ini masih menular.
c. Stadium rekon valensensi.
Lesi-lesi menyembuh, semua krusta rontok, suhu tubuh kembali normal,
penderita betul-betul sembuh dan tidak menularkan penyakit lagi.

2. Vaccinia

Virus vaccinia, adalah virus vaksin yang digunakan untuk memberantas


variola (cacar), merupakan hasil rekayasa genetika menjadi vaksin rekombinan
(beberapa masih dalam taraf uji klinik) dengan risiko terendah terjadi penularan
terhadap kontak non imun. Advisory Committee Immunization Practices (ACIP)

merekomendasikan vaksinasi cacar untuk semua petugas laboratorium yang

10
mempunyai risiko tinggi terkena infeksi yaitu mereka yang secara langsung
menangani bahan atau binatang yang di infeksi dengan virus vaccinia atau
orthopoxvirus lainnya yang dapat menginfeksi manusia.

a. Respon Awal pada Vaksinasi

Empat sampai lima hari setelah pemberian vaksin oleh vaccinia virus,
papula mulai muncul pada tempat diberinya vaksin. Dua sampai tiga hari kemudian
lesi papula menjadi vesicular, terus tumbuh sampai mencapai diameter
maksimumnya pada hari ke-9 atau ke-10. Pada waktu tersebut the draining lymph
nodes of the axial tambah membesar. Banyak pasien juga menunjukkan demam.
Lesi akan mengering dari tengah lalu keluar, dan the brown scab akan terlepas
setelah kurang lebih tiga minggu, meninggalkan bekas luka yang menandakan
bahwa pasien tersebut sudah melakukan vaksinasi.

b. Patogenesis

Infeksi virus vaccinia termasuk sangat ringan dan tipikal tanpa gejala pada
orang sehat, namun dapat menyebabkan kemerahan ringan dan demam.
Patogenesisnya sama seperti orthopoxvirus lain yaitu hanya melakukan replikasi di
sitoplasma dari sel hospes, diluar nukleus. Selama siklus replikasi vccinia
membentuk dua tipe virion yang berbeda, yaitu intracellular mature virus (IMV)
dan extracellular enveloped virus (EEV), yang dikelilingi oleh sejumlah membran
yang berbeda. Virion ini umum untuk famili poxvirus.

3. Monkeypox Virus
a. Patogenesis
Monkeypox terutama ditularkan melalui kulit yang mengalami abrasi
setelah gigitan dan goresan dari hewan yang terinfeksi. Virus berkembang bik
secara local di tempat cedera, kemudian dengan cepat diangkut ke kelenjar getah
bening regional, dimana terjadi replikasi berlanjut. Invasi aliran darah
menyebarkan virus ke tempat yang jauh.
b. Gejala Klinis
Gejala muncul setalah inkubasi 10 hingga 14 hari. Gejala yang timbul
berupa demam, menggigil, malaise, sakit kepala, migrain, dan nyeri punggung,

11
berlangsung 2 sampai 3 hari. Beberapa orang mengalami sakit tenggorokan, batuk,
dan sesak napas, dapat juga menimbulkan diare dan nyeri perut.

2.4.2 Parapoxvirus

Parapoxvirus adalah genus virus dalam keluarga Poxviridae, pada subfamili


yang Chordopoxvirinae. Seperti semua anggota keluarga Poxviridae, parapoxvirus
berbentuk oval, relatif besar, dan merupakan virus DNA beruntai ganda.
Parapoxviruses memiliki mantel spiral yang unik yang membedakan mereka dari
poxvirus lainnya. Parapoxviruses menginfeksi vertebrata , termasuk mamalia dan
manusia. Virus ini memiliki lebar sekitar 140-170 nm dan panjang 220-300 nm, dan
memiliki struktur permukaan biasa. Contoh infeksi dari Parapoxvirus antara lain: Orf
virus, Pseudocowpox, Bovine papular, Stomatitis virus

Gambar Bentuk Parapoxvirus

12
Virus orf merupakan spesies Parapoxvirus. Virus ini menyebabkan penyakit
pada biri-biri dan kambing dan banyak ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini juga
disebut dermatitis pustular menular atau lecet mulut (sore mouth).

Virus orf ditularkan pada manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang
terinfeksi. Penyakit ini merupakan penyakit di tempat kerja bagi peternak biri-biri.
Infeksi pada manusia biasanya terlihat sebagai lesi tunggal pada jari, tangan, atau
lengan bawah tetapi juga dapat muncul pada muka dan leher. Infeksi ini jarang bersifat
merata. Penyembuhan memakan waktu beberapa minggu.

Orf virus Pseudocowpox virus

2.4.3 Molluscipoxvirus

Molluscipoxvirus adalah genus virus, dalam keluarga Poxviridae, dalam


subfamili Chordopoxvirinae. Manusia merupakan sebagai host alami. Saat ini hanya
satu spesies dalam genus ini: spesies jenis Moluskum kontagiosum virus. Penyakit yang
berhubungan dengan genus ini meliputi: kontagiosum moluskum, lesi kulit. Contoh
infeksi dari Molluscipoxvirus antara lain: Molluscum Contagiosum Virus (MCV)

Moslukum kontagiosun adalah suatu tumor epidermis jinak yang hanya terdapat
pada manusia. Virus penyebabnya merupakan anggota dari kelompok poxvirus yang
tak digolongkan. Virus ini belum dapat ditularkan pada hewan dan belum dapat
ditumbuhkan pada biakan jaringan. Virus ini telah dipelajari pada manusia dengan
mikroskop elektron. Virus murni berbentuk lonjong atau berbentuk batu-bata dan
berukuran 230 x 330 nm; virus ini menyerupai vaksinia. Antibodi pada virus ini tidak
bereaksi silang dengan poxvirus lainnya.

Lesi penyakit ini berupa tumor kecil, merah muda, mirip kutil yang terdapat
pada muka, lengan, punggung, dan pinggul. Lesi jarang ditemukan pada telapak
tangan,
13
telapak kaki, atau selaput lendir. Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dalam bentuk
sporadis maupun epidemi dan lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding pada orang
dewasa. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung
(misalnya oleh pemotong rambut, pengguna handuk secara bersama-sama, kolam
renang).

VirusMolluscum
Contagiosum

a. Cara Penularan

Secara umum, memang penularan moluksum kontagiosum adalah melalui


kontak langsung dari orang ke orang melalui barang-barang, seperti misalnya
pakaian, handuk, alat cuci atau alat mandi. Selain itu, moluskum kontagiosum juga
dapat ditularkan melalui kontak olahraga. Saat seseorang menyentuh lesi di suatu
bagian tubuh, kemudian dia menyentuhkannya ke bagian tubuh lainnya, makanya
akan dapat menyebarkan MOCV juga, proses ini disebut sebagai autoinokulasi. Jika
yang terkena adalah daerah wajah, saat mencukur kumis atau jenggot juga dapat
menyebarkan virus. Meskipun penularannya secara umum tergolong rendah, tetapi

tidak diketahui berapa lama seseorang yang terinfeksi dapat menularkan atau
menyebarkan virus tersebut. 3 Tungau juga bisa menjadi kemungkinan penyebaran
virus penyebab moluskum kontagiosum. 1

Jika terdapat suatu kejadian luar biasa atau wabah moluskum kontagiosum,
maka perlu diperhatikan beberapa kemungkinan penularannya, yaitu :

1. Kolam renang

2. Kontak saat olahraga (misalnya gulat)

14
3. Proses pembedahan (tangan seorang ahli bedah yang terkena moluskum
kontagiosum)

4. Proses tato (jarang)

5. Hubungan seksual; lesi moluskum kontagiosum oleh karena hubungan


seksual biasanya berkembang dalam jangka waktu 2-3 bulan setelahnya. Jika ada
anak-anak dengan lesi moluskum kontagiosum di daerah genital, maka bisa curiga
ke arah kekerasan seksual pada anak.

b. Patogenesis

Inkubasi rata-rata moluskum kontagiosum adalah 2-7 minggu, dengan


kisaran ekstrim sampai 6 bulan. Infeksi dan infestasi MOCV menyebabkan
hyperplasia dan hipertrofi epidermis. Inti virus bebas dapat ditemukan pada
epidermis. Jadi pabrik MOCV berlokasi di lapisan sel granular dan malphigi. Badan
moluskum banyak mengandung virion MOCV matur yang banyak mengandung
struktur collagen-lipid-rich saclike intraseluler yang diduga berperan penting dalam
mencegah reaksi sistem imun host untuk mengenalinya. Ruptur dan pecahnya sel
yang mengandung virus terjadi pada bagian tengah lesi. MOCV menimbulkan tumor
jinak selain juga menyebabkan lesi pox nekrotik.

c. Gejala Klinis

Kelainan kulit dimulai dengan terbentuknya papul-papul milier

denganukuran rata rata bervariasi antara 2-5 mm, kadang–kadang dapat sampai
lentikuler. Bentuk khas dari papul menyerupai kubah dengan bagian tengah
berumbilikasi dengan konsistensi padat yang kemudian agak melunak, dan
tanpainflamasi. Bila papel dipijit akan keluar masa lunak berwarna putih susu. Masa

ini berisipartikel – partikel virus yang disebut badan moluskum. Lesi dapat tunggal
ataumultipel, umumnya diskret, tapi dapat juga berkunfluensi.Penyakit ini umumnya
asimtomatik, tapi kadang–kadang terasa gatal atau nyeri. Lokasi pada anak
umumnya di muka, badan, lengan, dan tungkai, sedangkan orang dewasa lebih
banyak pada regio-anogenital.

15
d. Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis biasanya sudah dapat ditegakkan dengan melihat lesi yang khas,
membuat sediaan apus dari massa lesi, dan dengan biopsi. Sedangkan diagnosis
bandingnya adalah sebagai berikut:

1. Siringoma, terdapat lesi mengkilat, licin, di muka dapat di bedakan dengan adanya
umbilikasi di bagian tengah papula-milia, lesi milier di muka dengan warna lebih
putih.

2. Veruka vulgaris : vegetasi lentikular, permukaan kasar, kering, warna keabu-


abuan, kulit di sekitarnya tidak meradang

3. Keratoakantoma : biasanya nodula-nodula keras, pada bagian tengah didapati


sumbatan keratin, bisa ditemukan di wajah, telinga, punggung, dan tangan

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Poxviridae adalah keluarga virus yang mengandung DNA untai-ganda dengan
morfologi yang besar dan komplek, serta tidak bersegmen. Memiliki selubung yang
mengandung lemak, berbentuk bata (brick-shaped) atau ovoid virion, panjang 220-450 nm
dan lebar 140-260 nm. Poxvirus mengandung beberapa enzim dalam virionnya, termasuk
polimerasi RNA yang bergantung DNA (“DNA-dependent RNA polymerase”), dan
seluruhnya bereplikasi di dalam sitoplasma sel.

Poxvirus adalah virus yang terbesar dan paling kompleks. Famili poxvirus meliputi

suatu kelompok besar penyebab infeksi yang morfologinya mirip dan memiliki antigen
nukleoprotein yang serupa. Merupakan penyebab cacar dan infeksi pada kulit. Manusia,
hewan, dan arthropoda merupakan host alami dari virus ini.

3.2 Saran

Penulisan makalah ini belum sempurna untuk kami sebagai penulis, sehingga
diperlukan kritikan yang positif dan membangun demi menyempurnakan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Andiri, I. 2015. SIFAT DAN JENIS INFEKSI FAIMILI POXVIRIDAE. Tersedia :


https://www.academia.edu/19776801/Makalah_SIFAT_DAN_JENIS_INFEKSI_FAMILI_POXV
IRIDAE. [28 September 2019]
2. Putri. 2019. POXVIRUS. Tersedia :
https://www.scribd.com/document/425205044/makalah-virologi-poxvirus-kelompok-10-
docx
3. Amalia, P. 2015. KLASIFIKASI VIRUS DNA. Tersedia :
https://www.academia.edu/9502353/Klasifikasi_virus_DNA.
https://www.academia.edu/9502353/Klasifikasi_virus_DNA [28 September 2019]
4. Suprobowati, OD, Kurniati, I. 2018. VIROLOGI. KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

18

Anda mungkin juga menyukai