NIM : 042064008
UPBJJ : BOGOR
1. “Pada mata pelajaran IPS, tentu kalian sudah melihat bahwa kegagalan
pembelajaran yang diterapkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dewasa ini
lebih banyak terjadi pada proses (interaksi) pembelajaran, padahal berbagai
strategi pembelajaran inovatif sudah dirancang dan diterapkan dengan
baik”. Setujukah kalian dengan pernyataan tersebut? Jelaskan dengan merujuk
pada konsep dan teori yang sudah kalian pelajari!
Melihat kondisi yang dihadapi, pem- belajaran IPS sepantasnya mulai mem-
benahi diri, baik dari bergeser dari tatanan epistomologi kearah pengem- bangan
inovasi dan juga solusi bagi per- kembangan pendidikan IPS ke depan- nya. Di mana
hal ini sangatlah sesuai dengan tujuan utama pendidikan IPS yaitu mempersiapkan
warga negara yang dapat membuat keputusan reflektif dan ber- partisipasi dengan
sukses dalam ke- hidupan kewarganegaraan di lingkungan masyarakat, bangsa, dan
negara.
Begitu pun dengan fungsi dari IPS yang hakikat- nya adalah membekali anak
didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, ke- terampilan sosial dan intelektual
dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai Sumber Daya Manusia
(SDM) yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional. Pembelajaran
IPS di sekolah juga belum maksimal dalam melaksanakan dan membiasakan
pengalaman nilai-nilai kehidupan demokratis, sosial kemasya- rakatan dengan
melibatkan siswa dan komunitas sekolah dalam berbagai akti- vitas kelas dan sekolah.
Selain itu, dalam pembelajran IPS lebih menekankan pada aspek pengetahuan,
fakta dan konsepkonsep yang bersifat hapalan belaka. Inilah yang dituding sebagai
kelemahan yang menyebabkan “kegagalan” pem- belajaran IPS di sekolah/madrasah
di Indonesia.
Oleh karena itu sudah semestinya pembelajaran IPS masa kini dan ke depan
mengikuti berbagai perkem- bangan yang tejadi di dunia secara global. Masalah lain
yang terjadi pada pembelajaran IPS saat ini: akibat dari pengaruh budaya pada masa
lalu terhadap mata pelajaran IPS, yang menganggap IPS cenderung kurang menarik,
pendektatan indoktrinatif, second class, dianggap sepele, membosankan, dan
bermacam- macam kesan negatif lainnya telah menyebabkan mata pelajaran tersebut
menghadapi dilema, belum lagi dengan fakta dilapangan yang menunjukkan IPS
masih dalam posisi pembelajaran konven- sional, dll.
The National Council for the Social Studies (NCSS) mendefinisikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai 'studi terpadu dari ilmu sosial dan humaniora untuk
mempromosikan kompetensi bermasyarakat,' menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah
'untuk membantu kaum muda (dalam hal ini peserta didik sekolah dasar) mengembangkan
kemampuan untuk membuat keputusan yang terinformasikan dan beralasan untuk masyarakat
baik sebagai warga masyarakat yang beraneka budaya dan demokratis di dunia yang saling
bergantung (Schneider, 1994, p. 3).
Pendidikan IPS bertujuan untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar agar
dapat mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya serta
berbagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. IPS merupakan
salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran
Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Ilmu Pengetahuan
Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial.
Karakteristik yang paling penting dan paling terkenal dari kognitif dalam masa belajar
adalah scaffolding (perancah) yang merupakan satu jenis pembinaan. Perancah merupakah
satu strategi yang digunakan dalam konstruktivisme Vygotsky. Dalam perancah tersebut
dikatakan bahwa semakin banyak pengetahuan lain yang mampu memberikan dukungan
kepada sesorang peserta didik dalam proses belajarnya, maka peserta didik tersebut telah
mempromosikan proses tersebut sebagai suatu konsep untuk menguasai suatu keterampilan.
Ketika peserta didik berhasil memahami pengetahuan, dan semakin banyak pengetahuan
yang mampu mereka dapatkan secara mandiri maka mereka secara bertahap dapat
menghilangkan dukungan dari orang lain dalam hal ini pendidik. Sebagaimana dimaksudkan
di atas, peserta didik diminta dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri tanpa
bantuan orang lain, dan meningkatkan pemahaman yang sebenarnya terhadap pembelajaran.
“Perancah sebenarnya adalah jembatan yang digunakan untuk membangun apa yang sudah
diketahui peserta didik untuk sampai pada sesuatu yang tidak mereka ketahui. Jika perancah
diberikan dengan benar, maka akan bertindak sebagai enabler, bukan sebagai disabler ”
(Aslam et al., 2017)
3. Dewasa ini banyak berkembang opini bahwa, mata pelajaran IPS itu diajarkan
untuk mengembangkan ranah kognitif (pengetahuan) saja? Apakah anda setuju
dengan pendapat tersebut? Jelaskan! Bagaimana seharunya pembelajaran IPS
dilaksanakan?