Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YUYUN YUNENGSIH

NIM : 042064008

UPBJJ : BOGOR

1. Terminologi birokrasi memiliki beberapa pengertian. Namun sering muncul


terminology birokrasi yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu birokrasi dalam
pengertian baik, birokrasi dianggap sebagai penyakit dan dalam pengertian netral
yang tidak melihat sisi baik dan buruk. Jelaskan secara rinci hakikat pengertian
birokrasi menurut Max Weber.

Seorang sosiolog terkenal Jerman, Max Weber, adalah orang pertama yang menggunakan dan
menjelaskan pengertian Birokrasi yang kemudian terkenal dengan sebutan teori birokrasi
manajemen atau teori Max Weber. Ia berpendapat bahwa birokrasi adalah cara paling efisien
untuk mendirikan organisasi, administrasi, dan korporasi.
Max Weber melihatnya sebagai solusi yang jauh lebih baik untuk penataan daripada yang
tradisional. Dalam sebuah birokrasi, setiap orang diperlakukan sama dan pembagian kerja
digambarkan secara jelas untuk setiap pegawai.
Menurut teori birokrasi Max Weber, struktur semacam ini penting dalam organisasi besar
sehingga semua tugas dapat dilakukan secara struktural oleh sejumlah besar populasi
kerja. Selain itu, dalam suatu birokrasi, seleksi dan promosi hanya terjadi atas dasar
kualifikasi teknis. Menurut Max Weber, pendekatan manajemen birokrasi menekankan pada
kebutuhan organisasi untuk berfungsi secara seimbang daripada mengikuti keinginan yang
sewenang-wenang atau emosi dan niat yang tidak masuk akal dari manajemen dan pengawas.
Prinsip dan fitur utama yang menjadi dasar pendekatan ini dapat dilihat sebagai berikut:
 Tingkat Tinggi Divisi Tenaga Kerja dan Spesialisasi.
 Ada hierarki kepemimpinan yang terdefinisi dengan baik.
 Dibutuhkan prinsip-prinsip seperti Rasionalitas, Objektif dan Konsistensi.
 Hubungan antara individu dan organisasi adalah hubungan Formal dan
Impersonal. Dan itu tergantung pada posisi dan bukan pada individu.
 Pedoman dan Peraturan disusun dengan baik dan menunjukkan kewajiban dan hak
istimewa pekerja. Pedoman ini berlaku untuk semua orang dari bawah asosiasi dan
harus diikuti oleh semua orang.
 Rekrutmen dan Pertumbuhan bergantung pada kemampuan teknis.
 Kekuasaan birokratis atau legitimasi yang adil diberi makna.
2. Baru-baru ini marak sekali di berita nasional yang mempertontonkan adanya
pejabat public baik anggota dewan maupun Menteri yang melakukan korupsi. Hal
tersebut dapat didasari karena kurangnya kecerdasan baik emosional maupun
spiritual dalam dirinya. Selain itu juga proses rekrutmen politik juga sering
disederhanakan tanpa melalui mekanisme yang tepat guna menghasilkan kader
yang berintegritas tinggi. Lakukan analisis terhadap pola rekrutmen politik
berdasarkan seleksi dengan cara Patronage !

Pola rekruitmen politik masih terbatas karena tidak adanya demokrasi dalam sistem
pemerintahan, presiden masih memiliki pengaruhВ . Tolong jelaskan pola rekruitmen politik
dimasa demokrasi periode 1945 - 1949 , 1949 -1959, 1959-1965, 1965-1998, periode 1998-
sekaran Tolong jelaskan pola В . Periode 1945 - 1949. Akuntabilitas-. Pola Rekrutmen Politik
- Rekrutmen politik hanya terjadi kepada para pembentuk negara saja.
1. Periode 1945 - 1949
2. Periode 1949 -1959
3. Periode 1959-1965
4. Periode 1965-1998
5. Periode 1998-sekarang. 1945 - 1949 –
Pola rekruitmen politik masih terbatas karena tidak adanya demokrasi dalam sistem
pemerintahan, presiden masih memiliki pengaruh terkuat dan dapatВ .
No Indikator Demokrasi
1 Periode - 1945 1949
2 Periode - 1949 1959 Periode.
3 Pola Rekruitmen Politik kemudian menjadi peletak partai bebas memilih untukВ .
3 Pola rekrutmen politik
4 Pelaksanaan pemilihan umum Pemenuhan hak hak dasar warga negara.
5. Sebelum periode 1945 - 1949 Pola rekruitmen Politik - Terbuka,В .
1945 - 1949 - Pola rekruitmen politik masih terbatas karena tidak adanya demokrasi dalam
sistem pemerintahan, presiden masih memiliki pengaruhВ .
Tolong jelaskan pola rekruitmen politik dimasa demokrasi periode 1945 - 1949 , 1949
-1959, 1959-1965, 1965-1998, periode 1998- sekaran - 4164679. Akuntabilitas,rotasi
kekuasaan, pola rekruitmen politik ,pelaksanaan pemilu,pemenuhan hak hak dasar manusia
pada periode 1945 - 1949 , 1959-1965,1965-1998,В . 1945 - 1949 - Pola rekruitmen politik
masih terbatas karena tidak adanya demokrasi dalam sistem pemerintahan, presiden masih
memiliki pengaruhВ . Pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan ini, pelaksanaan
demokrasi baru terbatas pada interaksi politik di parlemen dan berfungsinya pers yang
mendukung.
3. Dalam realitas kehidupan komponen kognitif, afekif dan evaluative pada system
politik tidak terpisah. Adanya perbedaan tingkat pemahaman tentang
perkembangan masyarakat pada setiap individu menyebakan ketiga komponen
tersebut membentuk suatu penilaian tentang seorang pemimpin. Di dalamnya juga
terdapat obyek orientasi politik yang dapat digolongkan menjadi beberapa unsur.
Lakukan analisis terhadap obyek orientasi tersebut !

Partai politik mempunyai tanggung jawab melaksanakan rekrutmen politik. Artinya,


partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif
dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.
 Orientasi kognitif
Orientasi kognitif meliputi berbagai pengetahuan dan keyakinan tentang
sistem politik. Contoh yang berkaitan dengan aspek pengetahuan misalnya
tingkatpengetahuan seseorang mengenai jalannya sistem politik, tokoh-
tokohpemerintahan, kebijakan yang mereka ambil atau simbol-simbol yang dimiliki
olehsistem politiknya secara keseluruhan seperti ibukota negara, lambang
negara,kepala negara, batas negara, mata uang, dan lain-lain.

 Orientasi afektif
Orientasi afektif menunjuk pada aspek perasaan atau ikatan emosional seseorang
terhadap sistem politik. Seseorang mungkin memiliki perasaan khususterhadap aspek-
aspek sistem politik tertentu yang dapat membuatnya menerima atau menolak sistem
politik itu secara keseluruhan. Dalam hal ini, sikap-sikap yang telah lama tumbuh dan
berkembang dalam keluarga atau lingkungan hidupseseorang umumnya cenderung
berpengaruh terhadap pembentukan perasaanseseorang tersebut.

 Orientasi evaluatif
Orientasi evaluatif berkaitan dengan penilaian moral seseorang terhadapsistem politik.
Selain itu, orientasi ini juga menunjuk pada komitmen terhadapnilai-nilai dan
pertimbangan-pertimbangan politik (dengan menggunakan informasi dan perasaan)
tentang kinerja sistem politik. Dalam hal ini, norma-norma yangdianut dan disepakati
bersama menjadi dasar sikap dan penilaiannya terhadap sistem politik.

Perlu disadari bahwa dalam realitas kehidupan, ketiga komponen ini tidakterpilah-
pilah tetapi saling terkait atau sekurang-kurangnya saling memengaruhi.Misalnya,
seorang warga negara dalam melakukan penilaian terhadap seorangpemimpin, ia
harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang si pemimpin.Pengetahuan itu
tentu saja sudah dipengaruhi, diwarnai, atau dibentuk oleh perasaannyasendiri.
Sebaliknya, pengetahuan orang tentang suatu simbol politik, dapat membentuk atau
mewarnai perasaannya terhadap simbol politik itu.

Orientasi Kognitif: Menyangkut pengetahuan dan kepercayaan pada politik, pernanan dan
segala kewajibannya, serta input dan outputnya. Orientasi Afektif: Berkaitan dengan masalah
perasaan terhadap sistem politik, peran yang bersangkutan, dan penampilan para aktor politik.
Jadi, orientasi kognitif seseorang terhadap sistem politik lebih berkaitan dengan
aspek pengetahuan.

4. Budaya politik dalam suatu masyarakar atau bangsa dapat dilihat melalui tipe
budaya politik yang ada. Terdapat beberapa budaya politik diantaranya adalah
budaya politik partisipan. Lakukan analisis terhadap budaya politik tersebut dan
kaitakn dalam konteks Inonesia

Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik
yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan
politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah
memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran
pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam
proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang
aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran
tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.
Budaya politik di Indonesia partisipan ditandai dengan kesadaran rakyat untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan aspek ini. Masyarakat pada partisipan sadar bahwa sebagai
warga negara mempunyai hak dan kewajiban terkait masalah politik.
Kontribusi aktif yang diberikan memiliki pengaruh terhadap kebijakan politik.
Apalagi mengingat masyarakat memang mempunyai peran dalam penetapan kebijakan
tersebut, tidak hanya oleh penguasa saja.

Partisipan secara umum diterapkan pada wilayah yang sistemnya menganut


demokrasi. Sebab, pada sistem ini, dalam negara pemerintah serta masyarakat memiliki hak
dan juga kebebasan setara.
Ciri-ciri dari partisipan yaitu masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk aktif
berperan terkait bidang ini dan sadar bahwa warga memiliki hak serta tanggung jawab
terhadap kehidupan politik.
Ciri lainnya adalah rakyat tidak begitu saja menerima situasi yang ada, tapi secara
sadar memberikan penilaian terhadap masalah terkait politik. Budaya politik di Indonesia
jenis partisipan ini merupakan yang paling ideal bagi negara demokrasi.
Ada beberapa contoh budaya ini di masyarakat Indonesia, yaitu berpartisipasi dalam
pemilu bagi yang memenuhi persyaratan ketentuan, ikut serta dalam forum untuk
menyampaikan aspirasi serta melakukan unjuk rasa dengan tertib dan damai.
Aktifnya masyarakat dalam kegiatan bidang ini akan memberikan dampak positif
terhadap perkembangan negara, apalagi Indonesia menganut sistem demokrasi. Jadi, budaya
politik di Indonesia diharapkan tetap mampu membuat rakyatnya aktif berperan.
Budaya politik di Indonesia diharapkan tetap mampu membuat masyarakatnya aktif
berperan, apalagi mengingat sistemnya demokrasi.

5. Sosialisasi politik merupakan suatu keniscayaan yang diajarkan baik di kalangan


anak-anak, remaja ataupun dewasa dengan tujuan agar sesoerang belajar
terhadap pola social yang berkaitan dengan posisi kemasyarakatan yang
diketengahkan melalui badan-badan masyarakat. Proses sosialisasi politik tentu
berbeda menyesuiakn dengan targetnya apakah anak-anak, remaja atau orang
dewasa. Lakukan analisis terhadap sosialisasi politik pada masa dewasa ! 

Sosialisasi politik adalah sebuah proses yang menunjukkan sikap-sikap politik atau
tingkah laku politik diperoleh suatu masyarakat. Kegiatan sosialisasi politik dapat menjadi
sarana sebuah generasi dalam menyampaikan keyakinan politik kepada generasi selanjutnya.
Menurut Richard E. Dawson (1992) dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan karya Rima
dkk, definisi dari sosialisasi politik adalah suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai, dan
pandangan-pandangan politik dari orangtua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya
kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.

Sedangkan menurut Ramlan Surbakti (1992) sosialisasi politik merupakan proses


pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.

Cara Kerja Sosialisasi Politik


Prof. Dr. Damsar (2010) terdapat lima cara dalam melakukan kegiatan politik, antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Imitasi
Imitasi atau peniruan adalah cara kerja suatu sosialisasi politik yang bisa dilakukan oleh anak
kecil. Imitasi menjadi proses penyaluran atau transmisi dari nilai-nilai, sikap, pengetahuan,
kepercayaan atau harapan dalam aspek politik.

Dalam proses perkembangan seorang anak, tahap imitasi ini menjadi cara pembentukan
identitas seorang anak menjadi seseorang. Pihak yang paling mudah ditiru oleh seorang anak
adalah orang tua atau keluarganya.

2. Instruksi
Instruksi atau perintah merupakan cara penyampaian sosialisasi politik yang dilakukan oleh
seseorang yang memiliki kekuasaan. Instruksi politik biasa ditemukan dalam kehidupan
bernegara atau sistem dalam suatu partai politik.

3. Desiminasi
Desiminasi politik kerap dilakukan anggota legislatif dalam menyampaikan agenda
politiknya. Contoh dari desminasi ini adalah desminasi pemilihan legislatif, presiden, maupun
kepala daerah melalui tatap muka, penyebaran baliho atau pamflet.

4. Motivasi
Motivasi politik adalah mekanisme politik dalam membentuk sikap, perilaku seseorang atau
sebuah kelompok. Pihak yang bisa memberikan motivasi politik biasanya adalah mereka
yang memiliki derajat kepercayaan lebih tinggi. Misalnya adalah konselor, konsultan, orator,
dan sejenisnya.

5. Penataran
Penataran sudah dikenal sejak zaman orde baru di mana terdapat istilah penataran P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Penataran menjadi sarana dalam
menyampaikan nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, sikap, dan pengetahuan yang
berdasarkan pancasila.

Sarana Sosialisasi Politik


Dalam berusaha menyampaikan sosialisasi politik, terdapat beberapa sarana yang efektif
dalam menyampaikan pesan politik, di antaranya:

· Keluarga atau grup primer dalam membentuk karakter politik dari seorang individu ini
menjadi pintu pertama bagi anak mengenal lingkungan politiknya.

· Sekolah merupakan tempat bagi seorang anak membangun kesadarannya tentang dunia
politik dan perannya di masyarakat. Sekolah bisa membuka pemikiran seorang anak tentang
lembaga politik, hubungan politik, dan lainnya.

· Peer group atau agen sosialisasi yang berisikan kumpulan individu dari lingkungan terdekat
ini dapat memengaruhi tindakan hingga kebiasaan seseorang dalam menjalankan kegiatan
politik.

· Media massa atau pers merupakan sarana penyampaian sosialisasi politik yang memiliki
pengaruh sangat besar. Akan tetapi, informasi terkait politik terkadang disampaikan secara
berlebihan karena media massa biasanya membingkai suatu isu dalam perspektif tertentu.

· Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik yang juga sekaligus menjalankan peran
politiknya. Dalam menyampaikan pesan politik, pemerintah membentuk sistem pendidikan
bahkan kurikulum tertentu.

· Partai politik menjadi agen sosialisasi politik yang paling spesifik dibanding agen lainnya.
Hal tersebut dikarenakan, partai politik lah yang langsung melaksanakan kegiatan-kegiatan
politik dalam praktiknya secara langsung.

Fungsi sosialisasi politik Beberapa fungsi adanya sosialisasi politi, yaitu:  Mencerdaskan
bangsa Sosialisasi politik bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, membangun masyarakat
yang paham akan politik, pemerintahan dan cara pengambilan kebijakan oleh pemerintah.
Sosialisasi politik menumbuhkan kesadaran dan pemahaman politik bagi orang dewasa
maupun anak-anak sebagai penerus bangsa. Dengan begitu individu dapat berpatisipasi
secara aktif dalam sistem politik yang ada di pemerintahan. Baca juga: Budaya Politik
Parokial: Pengertian dan Cirinya Memelihara sistem politik Sosialisasi politik berfungsi
untuk mengenalkan sistem politik yang telah lalu dan yang sedang dijalani. Pemahaman dari
sosialisasi politik kemudian diterapkan dalam memelihara sistem politik yang ada dalam
suatu negara. Sosialisasi politik sangatlah penting dalam masa modernisasi dan globalisasi
karena sistem politik biasanya disesuaikan dengan kemajuan jaman. Kesadaran dan
pemahaman politik dibutuhkan untuk memodifikasi bahkan menciptakan sistem politik baru
bagi masa depan bangsa yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai