Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN TENTANG ISPA

Disusun Oleh :

Farah Hamidah (20016)


M. Aldiev (20020)
Saghita Shofa (20032)
Silfa Dwiyanti (20033)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA TAHUN AJARAN
2022-2023

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


1
Puskesmas : Kelurahan Kedoya Utara
Kelompok :2
Topik : Penyuluhan Kesehatan Pasien dengan ISPA
Sub Pokok Bahasan :
 Definisi ISPA
 Tanda gejala dari ISPA
 Tanda komplikasi ISPA
 Perawatan diri penyakit ISPA
 Manfaat terapi pengobatan ISPA
Sasaran : Masyarakat
Hari/ Tanggal : Kamis/ 15-12-2022
Waktu pertemuan : 07:15 WIB
Tempat : Ruang tunggu puskesmas Kelurahan Kedoya Utara
Tim Penyuluh :
1. Moderator : M. Aldiev (Mengarahkan jalannya acara)
2. Pemateri : Silfa Dwiyanti (Menyampaikan materi dan menjawab per-
tanyaan)
3. Fasilitator : Farah Hamidah (Membantu mengarahkan peserta untuk aktif
diskusi)
4. Observer : Saghita Shofa (Mengamati dan mencatat proses jalannya penyu-
luhan)

Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan


masyarakat dapat memahami tentang penyakit ISPA
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah penyuluhan, masyarakat dapat:
1. Menjelaskan kembali tentang definisi ISPA
2. Menjelaskan kembali tentang tanda gejala dari ISPA
3. Menjelaskan kembali tentang tanda komplikasi ISPA
4. Menjelaskan kembali tentang perawatan diri penyakit ISPA
5. Menjelaskan kembali tentang manfaat terapi pengobatan ISPA dll

2
Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media dan
Kegiatan Alat
Pengajaran
Pembukaan 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam 1. Poster
dengan mengucap- 2. Mendengarkan
kan salam. penyuluhan
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan
diri kegiatan penyu-
3. Menjelaskan tujuan luhan
dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan

Pelaksanaan 1. Menggali penge- 1. Memperhatikan 1. Poster


tahuan masyarakat penyuluhan
mengenai ISPA
2. Menjelaskan Defin-
isi ISPA
3. Menyebutkan Tanda
dan Gejala ISPA.
4. Menyebutkan Tanda
komplikasi dari
ISPA.
5. Menjelaskan Per-
awatan diri penyakit
ISPA
6. Menjelaskan Man-
faat terapi pengob-
atan ISPA
Penutupan 1. Memberikan kesem- 1. Bertanya 1. Poster
patan pada 2. Menjawab per- 2. Leflet
masyarakat untuk tanyaan
bertanya 3. Mendengarkan

3
2. Menanyakan kepada 4. Menjawab salam
masyarakat tentang 5. Pemberian leaflet
materi yang telah
disampaikan dan
memberikan rein-
forcement kepada
masyarakat jika da-
pat menjawab per-
tanyaan.
3. Menjelaskan kesim-
pulan dari materi
yang disampaikan
4. Mengucapkan teri-
makasih atas peran
serta masyarakat
5. Mengucapkan salam
penutup

A. Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi akut yang meny-
erang satu komponen saluran pernapasan, terutama pernapasan bagian atas. Bagian
saluran pernapasan atas yang terkena dapat meliputi hidung, sinus, faring, dan laring.

4
Contoh infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu biasa, epiglottitis, radang teng-
gorokan, faringitis, dan sinusitis (infeksi sinus).

ISPA merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di
seluruh dunia, dan menyumbang sepertiga dari kematian balita di negara berpenghasi-
lan rendah. Infeksi saluran pernapasan akut meliputi infeksi saluran pernapasan atas
dan bawah, dengan flu biasa dan influenza menjadi ISPA yang paling umum.

B. Penyebab ISPA
Beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab ISPA, antara lain:
 Adenovirus, yang dapat menyebabkan pilek, bronkitis, dan pneumonia.
 Rhinovirus, yang dapat menyebabkan pilek.
 Pneumokokus, yang dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia.
 Faktor Risiko ISPA
Beberapa faktor risiko ISPA, antara lain:
 Bayi dari usia 6 bulan atau anak di bawah 1 tahun.
 Anak-anak yang lahir prematur atau yang memiliki riwayat jantung bawaan atau
penyakit paru-paru.
 Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
 Bayi yang berada di tempat ramai.
 Orang-orang di usia pertengahan.
 Orang dewasa yang mengidap penyakit paru obstruktif kronik, gagal jantung progre-
sif, atau asma.
 Orang dengan sistem imun lemah, seperti orang dengan transplantasi organ, leukemia,
atau HIV/AIDS.
 Orang yang dikelilingi dengan pengidap yang bersin atau batuk tanpa menutup hidung
dan mulutnya.
 Beberapa peneliti juga sudah menemukan beberapa faktor yang bisa meningkatkan
risiko ISPA pada balita. Contohnya seperti status gizi, imunisasi, ASI eksklusif, pa-
paran asap rokok selama kehamilan, kepadatan tempat tinggal, perilaku merokok
dalam keluarga, dan penggunaan bahan bakar untuk memasak.

 Kondisi rumah yang lembab dan berjamur telah dikaitkan dengan kejadian ISPA pada
anak-anak yang dirawat di rumah sakit di Selandia Baru, sedangkan kurangnya penca-
hayaan dan ventilasi di dalam rumah juga dikaitkan dengan kejadian ISPA ini.

C. Gejala ISPA

5
Gejala ISPA sebenarnya tak hanya menyoal satu atau dua tanda saja. Sebab,
infeksi yang menyerang pernapasan bagian atas ini bisa menimbulkan berbagai
keluhan. Berikut beberapa gejala ISPA yang umumnya dialami pengidapnya.

 Hidung tersumbat dan pilek.


 Batuk kering tanpa dahak.
 Demam ringan.
 Nyeri tenggorokan.
 Nyeri kepala ringan.
 Bernapas cepat atau kesulitan bernapas.
 Warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen.
 Gejala sinusitis, seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan demam.

D. Komplikasi ISPA
Komplikasi yang dapat terjadi akibat ISPA, antara lain gagal napas karena
paru-paru berhenti berfungsi, dan gagal jantung kongestif. Hal yang perlu digaris-
bawahi, komplikasi ISPA yang serius bisa mengakibatkan kerusakan permanen
bahkan kematian.

E. Pengobatan ISPA
Beberapa pengobatan yang dianjurkan dokter, antara lain:

 Obat untuk meredakan demam dan nyeri di tubuh.


 Obat untuk mengatasi hidung berair dan tersumbat.
 Obat untuk mengurangi batuk.
 Obat untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan saluran pernapasan
bagian atas.
 Obat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi jika disebabkan oleh bakteri.

F. Pencegahan ISPA
Setidaknya terdapat upaya untuk mencegah ISPA, misalnya:

 Cucilah tangan secara teratur, apalagi setelah beraktivitas di tempat umum.

6
 Menghindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata den-
gan tangan agar terhindar dari penyebaran virus dan bakteri.
 Menghindari merokok.
 Mengonsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh.
 Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau tangan ketika bersin untuk
mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.
 Berolahraga secara teratur untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

Referensi :

Healthline. Diakses pada 2022. Acute Respiratory Infection.

7
Frontiers Pediatrics. Diakses pada 2022. Risk Factors for Acute Respiratory Infections in
Children Between 0 and 23 Months of Age in a Peri-Urban District in Pakistan: A Matched
Case–Control Study
Plos One. Diakses pada 2022. Factors related with the incidence of acute respiratory infec-
tions in toddlers in Sleman, Yogyakarta, Indonesia: Evidence from the Sleman Health and
Demographic Surveillance System
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Upper Respiratory Infection

Anda mungkin juga menyukai