I. Latar Belakang
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga kantong
paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga di sekitar
hidung, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2002). Infeksi Saluran
Pernapasan Akut merupakan keadaan infeksi anak paling lazim, tetapi tergantung
frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi pada anak. Sindrom ini lebih luas
dari pada orang dewasa. Biasanya anak dengan ISPA mengalami penurunan nafsu
makan tetapi tindakan memaksa dia untuk makan hidangan tidak ada gunanya.
Sebagian besar penyakit pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar infeksi ini
terjadi pada saluran nafas, sebagian besar adalah ISPA, kebanyakan adalah virus.
Ispa dapat mencetus kejang demam, dan serangan asma (lectur, 2002).
Secara nasional, prevalensi ISPA sebesar 9,3% di Indonesia pada tahun 2018.
Berdasarkan daerah, Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi penyumbang angka
ISPA tertinggi yaitu sebanyak 15,4% dan terendah adalah Provinsi Jambi sebesar
5.5%. Sedangkan Provinsi Sumatera Barat menempati peringkat ke-11 yaitu
sebesar 9.5%. Berdasarkan karakteristik kelompok umur <1 tahun sebanyak 9,4%
dan 1-4 sebanyak 13,7% menderita ISPA, artinya proporsi ISPA pada balita lebih
tinggi dibandingkan bayi. Jika dilihat berdasarkan gender, diketahui bahwa laki-
laki sebesar 13,2% dan perempuan sebesar 12,4%. Menurut domisili bahwa
masyarakat perkotaan sebanyak 12,8% dan perdesaan sebanyak 12,9% menderita
penyakit ISPA (4). ISPA di Kota Padang masih cukup tinggi, menduduki urutan
pertama dari 10 penyakit terbanyak disetiap puskesmas. Prevalensi ISPA pada
balita dilaporkan sebesar 3.91% pada tahun 2020. Berdasarkan gender, jumlah
ISPA pada balita laki-laki sebanyak 391 orang sedangkan perempuan sebanyak
311 orang. Dari data yang dilaporkan pada tahun 2020 menunjukan bahwa
prevalensi ISPA pada balita tertinggi terdapat di Puskesmas Pauh dengan jumlah
sebanyak 2.425 kasus (5). Pada tahun 2021 ditemukan sebesar 36,7% atau
sebanyak 707 kejadian ISPA pada balita di Kota Padang (Ilmaskal, 2023).
Penyebab ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan rhicetsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptococcus, staphylococcus,
pneumococcus, haemophylus, dan corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara
lain adalah golongan miksovirus, adenovirus, coronavirus, picornavirus,
mycoplasma, herpesvirus, dan lain-lain (Hapipah et al., 2021). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian ISPA pada balita dipengaruhi oleh tiga faktor antara lain:
Faktor Host (Manusia), jenis kelamin anak balita, berat badan lahir, pendidikan
ibu, Faktor Environment (Lingkungan), ventilasi, jenis lantai rumah, jenis bahan
bakar untuk memasak, kebiasaan merokok anggota keluarga, penyuluhan dan
Faktor Agent (Penyebab Penyakit), Mikoroorganisme Virus, Bakteri, Jamur
(Lazamidarmi, Rico & Heru, 2021).
Dinding dan seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling
berhubungan sehinga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa
mempengaruhi bagian saluran pernapasan atas lainnya. ISPA juga menjadi alasan
utama mengapa pasien lebih memilih perawatan ambulatory atau rawat jalan.
Oleh karena itu menjadi penting bahwa perawat perlu dipersiapkan untuk
memberikan perawatan terbaik, memberikan penyuluhan dan informasi mengenai
obat- obatan kepada pasien. Meskipun teknologi kedokteran telah berkembang
sedemikian pesatnya, namun pertanyaan-pertanyaan klinis yang umum untuk
penyakit ISPA selalu mementingkan pada strategi yang efektif untuk pencegahan,
diagnosa dan perawatan.
VI. Metode
1. Sosialisasi/Penyuluhan
2. Diskusi/Tanya jawab
VII. Media
1. Banner
2. Leaflat
VIII. Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
a. Membuka / memulai kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan
10
1 c. Menyebutkan materi penyuluhan Mendengarkan
Menit
d. Pembukaan dengan pembacaan Al - Mendengarkan
quran
e. Kontrak waktu
Mendengarkan
f. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
Mendengarkan
2. 20
Menit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan Pengertian ISPA Mendengar dan
memperhatikan
b. Menjelaskan Penyebab ISPA Mendengar dan
memperhatikan
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala ISPA Mendengar dan
memperhatikan
d. Menjelaskan Macam-macam ISPA Mendengar dan
memperhatikan
e. Menjelaskan Cara Penularan ISPA Mendengar dan
memperhatikan
f. Menjelaskan Pencegahan ISPA Mendengar dan
memperhatikan
g. Menjelaskan Penatalaksanan ISPA Pada
Mendengar dan
keluarga
memperhatikan
Infocus
Keterangan :
X. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Pasien dan keluarga hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan di Puskesmas Pauh
Persiapan alat dan bahan
2. Evaluasi Proses
Pasien dan keluarga tertarik terhadap materi penyuluhan.
Pasien dan keluarga mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab
pertanyaan dengan baik terkait hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mobilisasi dini.
3. Evaluasi Hasil
Pasien dan keluarga mengetahui Pengertian ISPA
Pasien dan keluarga mengetahui Penyebab ISPA
Pasien dan keluarga mengetahui Tanda dan Gejala ISPA
Pasien dan keluarga mengetahui Macam-macam ISPA
Pasien dan keluarga mengetahui Cara Penularan ISPA
Pasien dan keluarga mengetahui Pencegahan ISPA
Pasien dan keluarga mengetahui Penatalaksanan ISPA Pada keluarga
MATERI
MENGIDENTIFIKASI DAN PENCEGAHAN DINI
ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS) PADA ANAK
1. Definisi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi
ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila
ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Bayi di bawah lima tahun adalah kelompok
yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.
Akan tetapi sangatlah penting memperhatikan ISPA pada anak karena anak
terlalu rentan terkena penyakit ini dan penyakit ini merupakan salah satu penyebab
kematian pada anak – anak, terutama pada bayi dan anak – anak dibawah usia lima
tahun.
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam, dan sakit kepala tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun sebagian anak yang menderita
radang paru (pneumonia), bila infeksi ini tidak segera diobati dengan antibiotik maka
akan menyebabkan kematian.
Gejala-gejala ISPA antara lain:
Tanda dan gejala ISPA sedang meliputi tanda dan gejala pada ISPA ringan
ditambah satu atau lebih tanda dan gejala seperti pernafasan yang lebih cepat
(lebih dari 50 kali per menit), wheezing (nafas menciut-ciut), dan panas 39oC atau
lebih. Tanda dan gejala lainnya antara lain sakit telinga, keluarnya cairan dari
telinga yang belum lebih dari dua minggu, sakit campak.
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat gejala sebagai berikut: bibir
atau kulit membiru, lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada
waktu bernapas, anak tidak sadar atau kesadarannya menurun, pernapasan
berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah, pernapasan berbunyi menciut dan
anak tampak gelisah, nadi cepat lebih dari 60 kali/menit atau tidak teraba,
tenggorokan berwarna merah.
a. Status Gizi
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini akan
berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak. Pertumbuhan yang baik dan
status imunologi yang memadai akan menghasilkan tingkat kesehatan yang baik
pula. Sebaliknya, pertumbuhan fisik yang terhambat biasanya disertai dengan
status imunologi yang rendah sehingga balita mudah terkena penyakit. Anak
dibawah lima tahun adalah kelompok umur yang sangat rentan terhadap berbagai
penyakit infeksi dan membutuhkan zat gizi yang relatif lebih tinggi dibandingkan
kelompok umur yang lain.Balita yang kurang gizi mempunyai risiko meninggal
lebih tinggi dibandingkan balita yang mempunyai status gizi yang baik. Setiap
tahun kurang lebih 11 juta balita diseluruh dunia meningal karena penyakit-
penyakit infeksi yang salah satunya adalah infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA). Salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya ISPA pada balita
adalah status gizi, dimana status gizi yang kurang merupakan hal yang
memudahkan proses terganggunya sistem hormonal dan pertahanan tubuh pada
balita.
a) Mensuplai udara bersih yaitu udara yang mengandung kadar oksigen yang
optimum bagi pernapasan.
Luas ventilasi penting untuk suatu rumah karena berfungsi sebagai sarana
untuk menjamin kualitas dan kecukupan sirkulasi udara yang keluar dan
masuk dalam ruangan. Luas ventilasi yang kurang dapat menyebabkan suplai
udara segar yang masuk ke dalam rumah tidak tercukupi dan pengeluaran
udara kotor ke luar rumah juga tidak maksimal. Dengan demikian, akan
menyebabkan kualitas udara.
3) Kepadatan Hunian
b) Anak dan keluarga diajarkan untuk menggunakan tisu atau tangannya untuk
menutup hidung dan mulutnya ketika batuk/bersin.
c) Anak yang terinfeksi pernafasan sebaiknya tidak berbagi peralatan pribadi apapun.
d) Untuk mencegah kontaminasi virus lakukan cuci tangan dan jangan menyentuh
mata dan hidung.
Alsagaff, Hood dkk, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Gramik Fakultas Kedokteran
Universitas Air Langga, Surabaya.
Febrianti, A. 2020. Pengetahuan, sikap dan pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada balita
di Puskesmas 7 Ulu Kota Palembang. Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana, 3(1),
pp.133– 139
Hapipah, H., Istianah, I., & Idris, B. N. A. (2022). Edukasi Waspada Terkena Ispa Pada
Musim Hujan Di Masa Pandemi Di Smp Salafiyah Darul Falah Pagutan Kota
Mataram. Jurnal LENTERA, 2(1), 125-129.
Husni T., 2011, Hubungan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Dengan Otitis Media Akut Pada
Anak Bawah Lima Tahun Di Puskesmas Kuta Alam Kota Banda Aceh, Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala, 11 (3), 157–167.
Lazamidarmi, Rico & Heru. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA
pada Balita. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 299- 304.
Mulyono, 2009. Kajian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita. Universitas
Sumatera Utara.
WHO, 2020. Pusat Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat Manual Praktis untuk
Me ngatur dan Mengelola Pusat Pengobatan ISPA danFasilitas Skrining ISPA di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, World HealthOrganization. Available At: (Who/2019-
Ncov/Sari_Treatment_Center /2020.1).