Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P )

Pokok Bahasan : ISPA


Sub Pokok Bahasan : Penyakit ISPA pada kelompok balita di RW 07
Sasaran : Orangtua kelompok khusus balita dengan ISPA
Hari / Tanggal : Rabu/ 29 November 2017
Waktu : Pukul 10.00- 10.20 WIB
Tempat : Di rumah Ketua RW 07 Kelurahan Rejosari

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Atas merupakan keadaan infeksi anak
paling lazim, tetapi kemakananya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi
yang terjadi pada anak. Sindrom ini lebih luas dari pada orang dewasa.
Biasanya anak dengan ISPA mengalami penurunan nafsu makan tetapi
tindakan memaksa dia untuk makan hidangan tidak ada gunanya.
Sebagian besar penyakit pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar
infeksi ini terjadi pada saluran nafas, sebagian besar adalah ISPA, kebanyakan
adalah virus. Ispa dapat mencetus kejang demam, dan serangan. Dinding dan
seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling berhubungan
sehinga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa mempengaruhi
bagian saluran pernapasan atas lainnya (Lectur, 2002).
ISPA juga menjadi alasan utama mengapa pasien lebih memilih
perawatan ambulatory atau rawat jalan. Oleh karena itu menjadi penting
bahwa perawat perlu dipersiapkan untuk memberikan perawatan terbaik,
memberikan penyuluhan dan informasi mengenai obat- obatan kepada pasien.
Meskipun teknologi kedokteran telah berkembang sedemikian pesatnya,
namun pertanyaan-pertanyaan klinis yang umum untuk penyakit ISPA selalu
mementingkan pada strategi yang efektif untuk pencegahan, diagnosa dan
perawatan.
Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang rentan untuk
terserang berbagai penyakit khususnya penyakit infeksi. Menurut temuan
organisasi kesehatan dunia (WHO) diperkirakan 10 juta anak meninggal tiap
tahun. Yang disebabkan karena diare, HIV/AIDS, Malaria dan ISPA (Depkes
RI, 2007). Penyakit ISPA merupakan suatu masalah kesehatan utama di
indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada Anak-
Anak dan balita. ISPA mengakibatkan sekitar 20% 30% kematian anak
balita. ISPA merupakan salah satu penyebab kunjungan pasien pada sarana
kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang ISPA selama 30 menit,
sasaran mampu memahami tentang masalah ISPA.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran
dapat :
- Menjelaskan kembali pengertian dari ISPA.
- Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari ISPA.
- Menjelaskan bahaya dari ISPA.
- Menjelaskan kembali cara perawatan ISPA dirumah.
- Menjelaskan cara pencegahan ISPA.
- Menjelaskan penatalaksanaan ISPA.
C. Pelaksanaan :
a. Hari / Tgl : Rabu, 29 November 2017
b. Waktu : 20 Menit
c. Sasaran : Orangtua kelompok khusus balita
d. Tempat : Rumah Ketua RW 07 Kelurahan Rejosari
e. Presentator : Debby Suci Effendi
f. Metode : Ceramah, diskusi
g. Media : Leaflet
h. Materi :
- Pengertian ISPA
- Tanda dan Gejala ISPA
- Bahaya dari ISPA
- Cara perawatan ISPA dirumah
- Cara pencegahan ISPA
- Penatalaksanaan ISPA
i. Setting Tempat
Penyaji dan peserta duduk bersama membentuk lingkaran.

j. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Waktu Respon Keluarga
1. PEMBUKAAN
Memberi salam 5 Menit Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan Tujuan Mendengarkan
Memberikan kesempatan untuk bertanya Bertanya
2. KEGIATAN INTI
Melakukan apersepsi 10 menit Menjawab
Menjelaskan pengertian ISPA Mendengarkan
Menjelaskan tentang penyebab ISPA
Menjelaskan tanda dan gejala ISPA
Menjelaskan tentang bahaya ISPA
Menjelaskan cara perawatan ISPA dirumah
Menjelaskan cara pencegahan ISPA
Menjelaskan penatalaksanaan ISPA Bertanya
Memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya
3. PENUTUP
Melakukan evaluasi 5 Menit Menjawab
Memberikan reinforcement Mendengarkan
Menyimpulkan kegiatan Menyimpulkan
bersama.
Salam penutup Menjawab salam

k. Evaluasi
- Prosedur : Tes berupa pertanyaan dari penyaji
- Jenis : Lisan
- Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan ISPA ?
2. Bagaimana cara perawatan ISPA dirumah ?
MATERI

A. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan
kemampuan pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing
yang terjadi secara tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan, telinga bagian
tengah serta saluran napas bagian dalam sampai ke paru-paru. Biasanya
menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun. (Whaley and Wong; 1991; 1418).

B. Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang
merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis, mycoplasma
dan pneumokokus. Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air
susu ibu angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena
mendapatkan imunitas dari air susu ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut
berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang
semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara
keseluruhan dari jalan nafas. Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh
dalam proses terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan.
Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu
alergi, asthma serta kongesti paru. Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi
pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim
dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).

C. Tanda dan Gejala


1) Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam
muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun.
Sering kali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu
tubuh bisa mencapai 39,50 C-40,5 0 C.
2) Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada
meningen, biasanya terjadi selama periodik mengalami panas, gejalanya
adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk,
terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
3) Anoreksia, biasa terjadi pada semua anak yang mengalami sakit. Anak
akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum.
4) Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama
bayi tersebut mengalami sakit.
5) Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
6) Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan
lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
7) Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
8) Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak
terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
D. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai
berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.

E. Cara penularan penyakit ISPA


Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah
tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh
karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease.
Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi
tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi.
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak
langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya
adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau
mikroorganisme penyebab (WHO, 2007)

F. Pencegahan
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita
atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA.
Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna,
banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang
cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena
dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin
meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan
masuk ke tubuh kita.
2) Immunisasi.
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun
orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita
supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan
oleh virus / bakteri
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,
sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa
menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat
memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat
bagi manusia
4) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri
yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui
udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini
biasanya berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol
(anatu suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni
Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari
tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran
antara bibit penyakit)

G. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan pada balita dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi
telungkup, dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga
drainase sekret akan lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990;
452).
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
1) Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.
2) Meningkatkan makanan bergizi.
3) Bila demam beri kompres hangat dan banyak minum.
4) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih.
5) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
6) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.

H. Pengobatan
1. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres,
2. Mengatasi batuk
a. Tarik napas dalam dan batuk efektif.
Cara napas dalam dan batuk efektif :
Ambil napas dalam (melalui hidung)
Tahan sejenak 5-10 detik, lalu hembuskan pelan-pelan melalui mulut
Ulangi cara (1) dan (2) sebanyak 3 X
Setelah itu, batukkan dengan keras
Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung buang ke tempat
yang sudah disediakan (Sputum Pot atau jika tidak ada boleh
menggunakan botol /kaleng /wadah berisi pasir).
Berkumur-kumur.
Lakukan dengan teratur (minimal 3 x sehari).
Cara pembuatan larutan jeruk nipis-kecap, yaitu :
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk nipis-
kecap :
Beberapa buah jeruk nipis yang masih segar.
Setengah sendok teh kecap manis.
Satu buah gelas minum ukuran belimbing.
b. Langkah-langkah :
Peras jeruk nipis dan tempatkan dalam gelas.
Campurkan dengan - 1 sendok kecap manis, aduk rata.
Diminum sekali habis, lakukan secara rutin, agar batuknya hilang.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis kecap adalah:
Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur air.
Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x sdm larutan tanpa dicampur
air.
Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air matang
yang masih hangat.
Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat

3. Mengatasi pilek bisa dengan cara inhalasi uap/penguapan sederhana


(tradisional)
Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu putih,
kain/handuk kering).
Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan
perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air
hangat.
Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya
uap tidaktercampur dengan udara bebas (bisa ditutupi dengan
kain/handuk kering).
Hirup uap dari campuran tersebut selama 5-10 menit atau penderita
sudah merasa lega dengan pernafasannya.

Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat
serta risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.
DAFTAR PUSTAKA

C long Barbara, 1996. Perawatan Medikal Bedah 2 (Suatu Proses Pendekatan


Keperawatan). Bandung.

DEPKES RI Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular, 1993. Buku


Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA Untuk Kader

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC


Ronald. 2006. Obat-obatan Ramuan Tradisional. Bandung : Yrama Widya
[diakses 26 Juni 2011]

Anda mungkin juga menyukai