Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN ANAK
“PENYULUHAN DI PUSKESMAS KOPRI TENTANG INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)”

Dosen Pembimbing :
Ns. Almumtahanah, M. Kep.

Disusun Oleh :

Surmiya
Mardiani
Yuniar Fadila
Diah Wulandari
Laila Alfina Fitri
Veni Fitrianingsih
Muammar Adnandi

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

Pokok Pembahasan : Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)


Sub Pokok Pembahasan : Pengertian ISPA, Klasifikasi ISPA, Penyebab ISPA, Tanda
dan Gejala ISPA, Pencegahan ISPA, Penanganan ISPA
Sasaran : Anak-anak dan orang tua
Jam : 10.00 - Selesai
Waktu : 20 Menit
Tanggal : 03 November 2022
Tempat : Puskesmas KORPRI, Sungai Raya Dalam, Kabupaten
Kubu Raya
Pemateri : Mahasiswa
A. Latar Belakang
Infeksi pernafasan merupakan peradangan akut yang paling banyak terjadi
pada anak-anak yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus
maupun tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru (Wong, 2013). ISPA
adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) kedalam saluran
pernafasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14
hari (Sari, 2013).
Penyakit ISPA sering terjadi pada anak balita, karena sistem pertahanan
tubuh anak masih rendah. Kejadian batuk pilek pada balita di Indonesia
diperkirakan 3 sampai 6 kali pertahun, yang berarti seorang balita rata-rata
mendapat serangan batuk-pilek 3 sampai 6 kali setahun. ISPA dapat ditularkan
melalui air ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang
terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya, terutama yang disebabkan
oleh virus, sering terjadi pada semua golongan umur, jika berlanjut menjadi
pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang
dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. (Sundari, et.al.,
2014)
Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan
kematian karena ISPA, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk memperbesar
risiko), pemberian ASI (ASI eksklusif mengurangi risiko), suplementasi vitamin
A (mengurangi risiko), suplementasi Zinc (mengurangi risiko), bayi berat badan
lahir rendah (meningkatkan risiko), vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi
udara dalam kamar terutama asap rokok dan asap bakaran dari dapur
(meningkatkan risiko). (Kemenkes RI, 2015)
Menurut WHO (World Health Organization), bahwa ± 13 juta anak balita di
dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di
negara berkembang di Asia dan Afrika, seperti: India (48%), Indonesia (38%),
Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), China (3,5%), Sudan (1,5%), dan Nepal (0,3%).
WHO (2018) memperkirakan insidensi ISPA di negara berkembang dengan angka
kematian balita diatas 40/1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada
golongan usia balita. ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian
dengan membunuh ± 4juta dari 13 juta anak balita setiap tahun. Ketua Unit Kerja
Koordinasi Repiratory Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Nastiti Kaswandani
menambahkan pada tahun 2016, WHO melaporkan hamper 6 juta anak balita
meninggal dunia dan 16% dari jumlah tersebut disebabkan oleh ISPA dan pada
tahun 2018 jumlah kematian balita di Indonesia adalah sebanyak 151.000
kejadian, dimana 14% dari kejadian tersebut disebabkan oleh pneumonia (Agrina,
2019).
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan anak-anak dan orang tua
mampu memahami dan mengerti tentang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), diharapkan anak-anak dan orang tua mampu:
1. Memahami pengertian ISPA
2. Memahami penyebab ISPA
3. Memahami tanda dan gejala ISPA
4. Memahami komplikasi ISPA
5. Memahami pencegahan ISPA
6. Memahami perawatan ISPA dirumah
D. Materi Penyuluhan
1. Menjelaskan pengertian ISPA (Terlampir)
2. Menyebutkan penyebab ISPA (Terlampir)
3. Menyebutkan tanda dan gejala ISPA (Terlampir)
4. menjelaskan komplikasi ISPA (Terlampir)
5. Menjelaskan pencegahan ISPA (Terlampir)
6. Menjelaskan perawatan ISPA dirumah (Terlampir)
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Flipchart/Lembar Balik
2. Leaflet
G. Kegiatan penyuluhan

Tahap
No Waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran kegiatan media
kegiatan
1 pembukaan 3 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam Kata-kata/
menit salam 2. Mendengarkan kalimat
2. Memperkenalkan dan menyimak
diri 3. Bertanya
3. Menyampaikan mengenai
tentang tujuan perkenalan dan
pokok materi tujuan jika ada
4. Meyampakaikan yang kurang jelas
pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2 pelaksanaan 15 Penyampaian Materi 1. Mendengarkan Kata-kata/
menit 1. Menjelaskan dan menyimak kalimat dan
pengertian ISPA 2. Bertanya flipchart/lembar
2. Menjelaskan mengenai hal-hal balik
penyebab ISPA yang belum jelas
3. Menjelaskan dan dimengerti
tanda dan gejala
ISPA
4. Menjelaskan
komplikasi ISPA
5. Menjelaskan
pencegahan
ISPA
6. Menjelaskan
perawatan ISPA
dirumah
3 penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/
menit 2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan yang
bertanya diajukan
3. Melakukan 2. Mendengar
evaluasi 3. Memperhatikan
4. Menyampaikan 4. Menjawab salam
kesimpulan
materi
5. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan
salam
H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian ISPA
2. Menyebutkan penyebab ISPA
3. Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
4. menyebutkan komplikasi ISPA
5. Menyebutkan pencegahan ISPA
6. Menjelaskan perawatan ISPA dirumah
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Menurut Pujiani & Siwiendrayanti (2017), ISPA atau infeksi saluran
pernapasan akut merupakan penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang
disebabkan oleh agent virus, bakteri, riketsia dan faktor lain sepeti lingkungan dan
penjamu ISPA telah ditandai sebagai penyakit demam akut dengan tanda dan gejala
seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan suara serak yang mana merupakan alasan
utama penyakit ISPA. Transmisi organisme yang menyebabkan ISPA terjadi melalui
aerosol, droplet, dan dari tangan ke tangan yang telah terinfeksi. ISPA adalah suatu
infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih saluran pernapasan
mulai dari hidung sampai alveolus (termasuk sinus, rongga telinga tengah, pleura).
(Depkes, 2015)
B. Penyebab
Menurut Sari (2015) penyebab ISPA disebabkan oleh beberapa golongan
kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 jenis. Bakteri
penyebab ISPA antara lain dari genus Streptokokus, Haemofilus, Pnemokokus,
Bordetella dan Korimebakterium. Penyebab ISPA sendiri 90-95% adalah virus, antara
lain yaitu mikrovirus, adenovirus, koronavirus, mikroplasma dan herpesvirus. Bakteri
dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri Stafilokokus
dan Streptokokus serta virus influenza yang diudara bebas akan masuk dan menempel
pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Masdiarly (2016)
menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen non-infeksius juga dapat
menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti racun atau bahan kimia, asap
rokok, debu, dan gas.
C. Tanda dan gejala
Menurut Sahertian (2016), tanda dan gejala yang dapat muncul pada penderita
dengan ISPA adalah antara lain:
1. Demam
2. Diare
3. Pusing dan sakit pada kepala
4. Sakit pada tenggorokan
5. Anorexia
6. Mual dan muntah
7. Sesak atau sulit bernapas
8. Batuk dan pilek
D. Komplikasi
ISPA yang tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi yang cukup
beragam dan komplikasi yang mungkin terjadi seperti sinusitis, faringitis, otitis,
epiglottitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, bronchitis,
bronchiolitis dan pneumonia (radang paru).
E. Pencegahan
Pencegahan dari penularan ISPA dapat dilakukan dengan imunisasi yaitu
dengan vaksin tiga jenis virus utama flu yang formulanya berganti tiap tahun untuk
menghindari risiko virus kebal pada vaksin. Cara lain yang utama adalah menjaga
daya tahan tubuh lewat perilaku hidup sehat, termasuk mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan cukup istirahat. (Mardiah et.al.,2016)
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu antara lain : (Sutanto, 2016)
1. Rajin mencuci tangan
2. Membersihkan permukaan umum seperti meja, mainan anak, gagangan pintu dan
fasilitasi kamar mandi dengan desinfektan anti-bakteri
3. Menghindari anak berkontak langsung dengan orang yang terinfeksi flu atau pilek.
4. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
F. Penatalaksanaan
Penatalaksaan yang dapat diberikan pada seorang penderita ISPA terbagi
menjadi 2, yaitu penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi. (Somantri,
2017).
1. Penatalaksanaan non farmakologi :
a) Istirahat total
b) Peningkatan intake cairan, jika tidak ada kontraindikasi
c) Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai penyakit
d) Memberikan kompres hangat bila demam
e) Pencegahan infeksi lebih lanjut
2. Penatalaksanaan Farmakologi :
a) ISPA bukan pneumonia tidak diberikan antibiotic, tetapi obat kombinasi
tablet/pulvis yakni antipiretik (Parasetamol), ekspektoran (GG), antihistamin
(CTM dan Dexa), dan vitamin (Vitamin C/Vitamin B Complex).
b) ISPA sedang/pneumonia sedang sesuai MTBS di berikan antibiotic, seperti
kotrimoksazol, amoksisilin, dan antipiretik seperti Parasetamol. Penambahan
Efedrin sebagai obat simptomatik (batuk dan pilek). (Laning & Tattu, 2017)

Anda mungkin juga menyukai