KEPERAWATAN ANAK
“PENYULUHAN DI PUSKESMAS KOPRI TENTANG INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA)”
Dosen Pembimbing :
Ns. Almumtahanah, M. Kep.
Disusun Oleh :
Surmiya
Mardiani
Yuniar Fadila
Diah Wulandari
Laila Alfina Fitri
Veni Fitrianingsih
Muammar Adnandi
Tahap
No Waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran kegiatan media
kegiatan
1 pembukaan 3 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam Kata-kata/
menit salam 2. Mendengarkan kalimat
2. Memperkenalkan dan menyimak
diri 3. Bertanya
3. Menyampaikan mengenai
tentang tujuan perkenalan dan
pokok materi tujuan jika ada
4. Meyampakaikan yang kurang jelas
pokok
pembahasan
5. Kontrak waktu
2 pelaksanaan 15 Penyampaian Materi 1. Mendengarkan Kata-kata/
menit 1. Menjelaskan dan menyimak kalimat dan
pengertian ISPA 2. Bertanya flipchart/lembar
2. Menjelaskan mengenai hal-hal balik
penyebab ISPA yang belum jelas
3. Menjelaskan dan dimengerti
tanda dan gejala
ISPA
4. Menjelaskan
komplikasi ISPA
5. Menjelaskan
pencegahan
ISPA
6. Menjelaskan
perawatan ISPA
dirumah
3 penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/
menit 2. Memberikan menjawab kalimat
kesempatan pada tentang
peserta untuk pertanyaan yang
bertanya diajukan
3. Melakukan 2. Mendengar
evaluasi 3. Memperhatikan
4. Menyampaikan 4. Menjawab salam
kesimpulan
materi
5. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan
salam
H. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian ISPA
2. Menyebutkan penyebab ISPA
3. Menyebutkan tanda dan gejala ISPA
4. menyebutkan komplikasi ISPA
5. Menyebutkan pencegahan ISPA
6. Menjelaskan perawatan ISPA dirumah
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Menurut Pujiani & Siwiendrayanti (2017), ISPA atau infeksi saluran
pernapasan akut merupakan penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang
disebabkan oleh agent virus, bakteri, riketsia dan faktor lain sepeti lingkungan dan
penjamu ISPA telah ditandai sebagai penyakit demam akut dengan tanda dan gejala
seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan suara serak yang mana merupakan alasan
utama penyakit ISPA. Transmisi organisme yang menyebabkan ISPA terjadi melalui
aerosol, droplet, dan dari tangan ke tangan yang telah terinfeksi. ISPA adalah suatu
infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih saluran pernapasan
mulai dari hidung sampai alveolus (termasuk sinus, rongga telinga tengah, pleura).
(Depkes, 2015)
B. Penyebab
Menurut Sari (2015) penyebab ISPA disebabkan oleh beberapa golongan
kuman yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 jenis. Bakteri
penyebab ISPA antara lain dari genus Streptokokus, Haemofilus, Pnemokokus,
Bordetella dan Korimebakterium. Penyebab ISPA sendiri 90-95% adalah virus, antara
lain yaitu mikrovirus, adenovirus, koronavirus, mikroplasma dan herpesvirus. Bakteri
dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri Stafilokokus
dan Streptokokus serta virus influenza yang diudara bebas akan masuk dan menempel
pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Masdiarly (2016)
menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen non-infeksius juga dapat
menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti racun atau bahan kimia, asap
rokok, debu, dan gas.
C. Tanda dan gejala
Menurut Sahertian (2016), tanda dan gejala yang dapat muncul pada penderita
dengan ISPA adalah antara lain:
1. Demam
2. Diare
3. Pusing dan sakit pada kepala
4. Sakit pada tenggorokan
5. Anorexia
6. Mual dan muntah
7. Sesak atau sulit bernapas
8. Batuk dan pilek
D. Komplikasi
ISPA yang tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi yang cukup
beragam dan komplikasi yang mungkin terjadi seperti sinusitis, faringitis, otitis,
epiglottitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, bronchitis,
bronchiolitis dan pneumonia (radang paru).
E. Pencegahan
Pencegahan dari penularan ISPA dapat dilakukan dengan imunisasi yaitu
dengan vaksin tiga jenis virus utama flu yang formulanya berganti tiap tahun untuk
menghindari risiko virus kebal pada vaksin. Cara lain yang utama adalah menjaga
daya tahan tubuh lewat perilaku hidup sehat, termasuk mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan cukup istirahat. (Mardiah et.al.,2016)
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu antara lain : (Sutanto, 2016)
1. Rajin mencuci tangan
2. Membersihkan permukaan umum seperti meja, mainan anak, gagangan pintu dan
fasilitasi kamar mandi dengan desinfektan anti-bakteri
3. Menghindari anak berkontak langsung dengan orang yang terinfeksi flu atau pilek.
4. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
F. Penatalaksanaan
Penatalaksaan yang dapat diberikan pada seorang penderita ISPA terbagi
menjadi 2, yaitu penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi. (Somantri,
2017).
1. Penatalaksanaan non farmakologi :
a) Istirahat total
b) Peningkatan intake cairan, jika tidak ada kontraindikasi
c) Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai penyakit
d) Memberikan kompres hangat bila demam
e) Pencegahan infeksi lebih lanjut
2. Penatalaksanaan Farmakologi :
a) ISPA bukan pneumonia tidak diberikan antibiotic, tetapi obat kombinasi
tablet/pulvis yakni antipiretik (Parasetamol), ekspektoran (GG), antihistamin
(CTM dan Dexa), dan vitamin (Vitamin C/Vitamin B Complex).
b) ISPA sedang/pneumonia sedang sesuai MTBS di berikan antibiotic, seperti
kotrimoksazol, amoksisilin, dan antipiretik seperti Parasetamol. Penambahan
Efedrin sebagai obat simptomatik (batuk dan pilek). (Laning & Tattu, 2017)