Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INSPEKSI SALURAN PERNAPASAN ( ISPA )

Mata Kuliah Keperawatan Dewasa

Dosen Pengampu Mata Kuliah Dafid, M. Kep

Disusun Oleh :

Nama : Linda Yuniarti

Kelas : 3B

Nim : 202202030015

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN 2023
i
Mata Ajar : Keperawatan Dewasa
Topik : ISPA pada anak

Sub Topik : Pencegahan ISPA pada anak

Tanggal : 15 Oktober 2023

Sasaran : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pekajangan


Semester tiga
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Latar Belakang

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita
oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu
dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat.

ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan,
hidung, sinus, faring, atau laring trakea, bronchi dan alveoli. Kemungkinan yang terjadi
adalah dikarenakan infeksi saluran pernafasan, yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan
pernafasan mereka, tidak hanya pada masa tumbuh kembang namun juga dapat
berpengaruh hingga dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan
anak-anak mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa dewasa
dikarenakan virus masuk ke paru dan merusak organ disana dan susah untuk di sembuhkan.

Kesehatan respiratorika ini akan menuntun mereka pada perkembangan yang


optimal bersama-sama dengan system imun bayi dan anak-anak. Rentannya anak adalah
karena kekebalan tubuhnya belum begitu sempurna layaknya orang dewasa, terlebih lagi
pada anak yang memiliki riwayat ISPA pada keluarganya. ISPA adalah infeksi akut yang
menyerang saluran pernapasan yaitu organ tubuh yang di mulai dari hidung ke alveoli
beserta adneksa (Romelan, 2006).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian
tersering pada anak di negara berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam
kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA
sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani, 2009).ISPA masih merupakan masalah
kesehatan yang penting bagi bayi dan anak. Fakta yang ditemukan tentang penyakit ISPA
pada anak adalah:

1. Menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi.
2. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit

ISPA. 3. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA


mencakup 20 - 30 %
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami


dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat :

1. Mengetahui pengertian ISPA pada anak


2. Mengetahui jenis ISPA
3. Mengetahui penyebab ISPA
4. Mengetahui tanda dan gejala ISPA pada anak
5. Mengetahui penularan ISPA
6. Mengetahui komplikasi yang diakibatkan oleh ISPA
7. Mengetahui cara pengobatan ISPA
8. Mengetahui cara penanganan penyakit ISPA ( perawatan dirumah)

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
D. Media
1. Power Point
2. SAP
3. Leaflet
4. Lembar Bolak - Balik

2
E. Setting Tempat

B
D

Keterangan :

A : Layar
B : Penyuluh 1

C : Moderator
D : Peserta
F. Strategi Pelaksanaan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN SASARAN MEDIA
PENYULUHAN
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab Kata-
salam salam kata atau
2. Memperkenalkan 2. Bertanya kalimat
diri mengenai
3. Menyampaikan perkenalan
tujuan materi dan tujuan
4. Menyampaikan 3. Mendengark
pokok an dan
pembahasan menyimak
5. Kontrak waktu

3
6. Melakukan 4. Memberikan
apersepsi respon untuk
apersepsi
2 Pelaksanaan 15 menit 1. Menyampaikan 1. Mendengark Power
materi an dan Point dan
2. Menjelaskan menyimak Poster
definisi 2. Bertanya
pengertian mengenai
ISPA hal-hal yang
3. Menjelaskan belum jelas
jenis ISPA dan
4. Menjelaskan dimengeti
Penyebab ISPA
5. Menjelaskan
tanda dan
gejala ISPA
pada anak
6. Menjelaskan
Penularan
ISPA
7. Menjelaskan
Komplikasi
yang
diakibatkan
oleh ISPA
8. Menjelaskan
cara
pengobatan
ISPA
9. Menjelaskan
cara
penanganan
Penyakit ISPA
(perawatan
dirumahh)
3 Penutup 5 menit 1. Melakukan 1. Dapat Kata-
evaluasi menjawab kata dan
2. Menyampaikan pertanyaan kalimat
kesimpulan yang
materi diajukan
3. Mengakhiri 2. Mendengar
pertemuan dan 3. Memperhatik
menjawab salam an
4. Menjawab
salam

G. Evaluasi
1. Persiapan
a. Sasaran dan media disiapkan sebelum proses penyuluhan kesehatan
b. Materi yang digunakan sudah siap
c. Sasaran sudah siap ditempat yang ditentukan
2. Proses
a. Proses kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancer
b. Sasaran mengerti tentang materi

4
3. Hasil
Hasil yang diharapkan Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan sasaran
mampu:
a) Peserta dapat mengetahui pengertian ISPA pada anak
b) Peserta dapat mengetahui tanda dan gejala ISPA pada anak
c) Peserta dapat mengetahui penularan ISPA
d) Peserta dapat mengetahui cara penanganan penyakit ISPA
4. Pertanyaan

a) Apa pengertian dari ISPA pada anak


b) Sebutkan tanda dan gejala yang diakibatkan oleh ISPA
c) Bagaimana cara penularan penyakit ISPA
d) Jelaskan cara penanganan penyakit ISPA ?

FORMAT EVALUASI

NO PERTANYAAN YA* TIDAK*


1 Peserta dapat mengetahui pengertian ISPA

2 Peserta dapat mengetahui tanda dan


gejala ISPA pada anak
3 Peserta dapat mengetahui penularan
ISPA
4 Peserta dapat mengetahui cara penanganan
penyakit ISPA

(*) beri tanda cek (√) sesuai observasi

5
LAMPIRAN TEORI

A. PENGERTIAN

Infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ) adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang
tenggorokan , hidung dan paru – yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran
diatas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai struktur saluran atas dan bawah secara stimulant
atau berurutan.( Nurrijal, 2009)

Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernapasan, dan akut. Dengan
pengertian sebagai berikut :infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang baik sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ yang
mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus – sinus, rongga telinga Tengah
dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup saluran pernapsan bagian atas, Dengan
demikian ISPA secara otomatis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian
bawah ( termasuk jaringan paru – paru ) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai dengan Batasan
ini maka jaringan paru-paru termasuk saluran pernapasan. Infeksu akut adalah infeksi yang berlangsung
sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit
yang dapat digolongkanalam ISPA proses ini dapat berlangsung 14 hari. ( Depkes, 2010).

B. KLASIFIKASI PENYAKIT ISPA


ISPA secara kelompok besar dapat di klasifikasikan menjadi :
1. Pneumonia berat, secara klinis ditandai oleh batuk pilek, demam, dan sesak napas berat.
2. Pneumonia ringan ditandai oleh batuk pilek, demam, dan sesak napas.
3. Bukan pneumonia, secara klinis ditandai oleh batuk dan atau pilek bisa disertai demam,
tanpa sesak napas/napas cepat.
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Tanda-tanda

dan gejala pneumonia adalah batuk yang di sertai kesukaran bernafas seperti sesak nafas cepat

dan atau tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.

Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas
lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dai sebagian besar penyakit jalan napas
bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik
penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.
C. ETIOLOGI
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA adalah virus
dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah
frekuensinya lebih kecil (Asrun, 2011). Dalam Harrison’s Principle of Internal Medicine di sebutkan
bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari hidung, nasofaring, sinus paranasalis
sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian
bawah hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab
untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%. Saat ini
telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari 300 tipe antigen dari
bakteri maupun virus tersebut (Duapri,2012)
Penyebab pada umumnya Saluran Pernapasan ini dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang
ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat
jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan
pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih
tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-
cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-tanda bahaya dapat
dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratorium.

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala klinis ISPA
1. Sistem Respiratorik : nafas cepat, kadang nafas tak teratur, cuping hidung, sianosis, suara nafas
lemah.
2. Sistem Kardial : takikkardia, bradikardia, hipertensi, hipotensi.
3. Sistem Serebral : gelisah, sakit kepala, bingung, papil odema, kejang.
4. Sistem Integumen : Letih dan berkeringat banyak.
Berikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :
1. Batuk
2. Pilek
3. Hidung tersumbat atau bersin-bersin
4. Nyeri tenggorokan / nyeri sewaktu menelan
5. Suara serak
6. Demam
7. Sakit kepala, badan pegal-pegal atau nyeri sendi
8. Lesu, lemas
9. Sesak nafas
10. Frekuensi nafas cepat
E. PENULARAN ISPA

ISPA dibagi menjadi dua jenis, pnemoni dan non-pnemoni. Untuk ISPA jenis pnemoni penyakit yang

sering muncul adalah penyakit di saluran pernapasan bagian bawah, yaitu silikosis, bisinosis,
pneumonokoniosis, dan TBC paru. Sedangkan, ISPA jenis non-pnomoni yang muncul di saluran penyakit

bagian atas, yaitu flu, athsma, dll. Penyakit ini dapat ditularkan melalui udara sebagai media perantaranya.

Biasanya penyakit di saluran pernapasan sangat berkaitan dengan kondisi kekebalan tubuh seseorang.

Sehingga bila seseorang dengan kondisi yang sedang baik tidak terkena penyakit ini, namun untuk yang

memiliki kondisi tidak baik akan sangat mudah terkena penyakit ini, misalnya pada penyakit flu.

Penularan penyakit ISPA memalui udara yang terkontaminasi dan masuk ke dalam tubuh melalui jalur

pernapasan. Pada umumnya, bibit penyakit berada di udara dalam bentuk aerosol yaitu droplet nuklei dan

dust. Droplet nuklei merupakan sisa dari sekresi saluran pernapasan yang dikeluarkan dari tubuh dan

melayang di udara, sedangkan dust merupakan campuran antara bibit penyakit yang melayang di udara.

Masih banyak yang tidak tahu, untuk penyakit ISPA seperti flu, penularan dapat terjadi dengan adanya

kontak langsung dengan penderita, misalnya dengan berciuman. Hal ini dikarenakan, droplet dan air liur

dapat tercampur dan menularkan ke pasangan. Jadi, penularan penyakit ISPA dapat melalui ciuman atau

kontak langsung.(Duapri,2012)

F. Komplikasi
Komplikasi ISPA yang dapat terjadi diantaranya:
1. Sinusitis
2. Sesak nafas
3. Pneumonia dan pneumonia berat
4. Otitis Media Akut
5. Penyakit Jantung
6. Glomerulonefti yang disebabkan ole Radang Tenggorokan karena infeksi Streptococcus beta

hemolitikus grup A

G. Pengobatan antara lain :


1. Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dll.
2. Antibiotik :
Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin
Prokain,
Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
Bukan pneumonia : tanpa memberikan antibiotik, diberikan perawatan dirumah. Untuk batuk dapat
digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lainnya yang tidak mengandung zat yang merugikan
seperti kodein,dekstrometorfan antihistamin, bila disertai demam diberikan obat penurun panas yaitu
parasetamol.
Antibiotik lain : Sefalosforin, quinolon dll.
Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap jasad
renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik virus secara
langsung.
Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan
darah, biakan cairan pleura.

H. PENANGANAN PENYAKIT ISPA ( Perawatan Di Rumah )

Banyak penyakit infeksi saluran napas yang dikelompokkan ke dalam ISPA. Oleh karena itu kita perlu
mengetahui apa sebetulnya penyakit infeksi yang dialami anak kita. Apakah common cold, influenza, atau
pneumonia? Apakah penyakit tersebut disebabkan infeksi virus atau bakteri? Diagnosis yang spesifik
beserta penyebabnya akan menentukan penanganan selanjutnya. Sebagai contoh, apabila anak kita sakit
common cold, maka anak kita cukup memerlukan istirahat, nutrisi dan minum yang cukup, dan obat
penurun panas bila demam. Namun bila anak kita menderita pneumonia bakterial, maka ia memerlukan
antibiotik dan mungkin juga perawatan di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). faktor resiko kejadian infeksi saluran pernafasan Akut ISPA pada anak.
Asrun. (2011). faktor resiko kejadian infeksi saluran pernafasan Akut ISPA pada anak .
Daroham. (2012). Penyakit ISPA Hasil Riseskedas di Indonesia.
Duapri. (2012). Penularan Infeksi Saluran pernafasan akut ( ISPA ).

6
7

Anda mungkin juga menyukai