Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

NYERI SENDI (ARTRITIS )

Disusun Oleh :
Hanafi Ramadhan Mustofa

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
2022
A. Pengertian

Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti


mucus,suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan
struktur lain tubuhsehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain,
setiap kondisi yang disertaikondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal
disebut reumatik.Penyakit rematik meliputi cakupan luas dari penyakit yang
dikarakteristikkan olehkecenderungan yang mempunyai efek ke tulang, sendi,
dan jaringan lunak (Soumya,2011). Penyakit rematik dapat digolongkan dalam
2 bagian, yang pertama rematik sebagai penyakit jaringan ikat karena
mempunyai efek ke rangka pendukung (supportingframework) tubuh dan organ-
organ internalnya. Penyakit yang dapat digolongkandalam golongan ini adalah
rheumatoid arthritis, gout, dan fibromialgia. Golongan yangkedua dikenal
sebagai penyakit autoimun karena ia terjadi apabila sistem imun yang biasanya
memproteksi tubuh dari infeksi dan penyakit, mulai merusak jaringan -
jaringantubuh yang sehat. Penyakit yang dapat digolongkan dalam golongan ini
adalahrheumatoid artritis,spondiloartritis, lupus eritematosus sistemik dan
skleroderma.(NIAMS, 2008).

B. Etiologi

Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktorresiko untuk timbulnya Reumatik antara lain adalah :
1. Umur

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya rheumatoid arthritis, faktor


ketuaan adalahyang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin
meningkat dengan bertambahnya umur. Rheumatoid arthritis hampir tak
pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering
pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin

Wanita lebih sering terkena rheumatoid arthritis lutut dan sendi , dan lelaki
lebihsering terkena rheumatoid arthritis paha, pergelangan tangan dan
leher. Secarakeeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi rheumatoid arthritis
kurang lebih sama wanita dari pada pria hal ini menunjukan adanya peran
hormonal pada patogenesis rheumatoid artritis.
3. Genetic

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya rheumatoid arthritis missal,


pada ibudari seorang wanita dengan rheumatoid arthritis pada sendi-sendi
inter falang distalterdapat dua kali lebih sering rheumatoid arthritis pada
sendi-sendi tersebut, dananakanaknya perempuan cenderung mempunyai tiga
kali lebih sering dari pada ibudananak perempuan dari wanita tanpa
rheumatoid arthritis
4. Suku

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada rheumatoid arthritis nampaknya


terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya
rheumatoid arthritis pahalebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan
usia dari pada kaukasia.
5. Kegemukan

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko


untuktimbulnya rheumatoid arthritis baik pada wanita maupun pada pria.
Kegemukanternyata tak hanya berkaitan dengan rheumatoid arthritis pada
sendi yangmenanggung beban, tapi juga dengan rheumatoid arthritis sendi
lain (tangan atausternoklavikula).
C. Patofisiologi

Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag


dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan
TNF-α untuk mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar
sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator
pelarut seperti interferon-γ dan interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan
TNF-α merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara
langsung dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk
memproduksi immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya
fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis
tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar reumatoid faktor
mengaktiflkan berbagaikomplemen melalui pembentukan immun
kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang
secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag,
limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi
peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita reumatoid
artritis.
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)
terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan
enzim-enzim dalam sendi. Enzim- enzim tersebut akan memecah kolagen
sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya
pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan
menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan
sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena
karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer &
Bare,2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari
kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago
sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan
fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub
chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat. Lamanya Reumatoid
arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa serangan
dan tidak adanya serangan.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanyaserangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain.
terutama yang mempunyaifaktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid)
gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

D. Pathway
E. Tanda dan gejala

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :


1. Nyeri persendian

2. Bengkak (Rheumatoid nodule)

3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

4. Terbatasnya pergerakan

5. Sendi-sendi terasa panas

6. Demam (pireksia)

7. Anemia

8. Berat badan menurun

9. Kekuatan berkurang

10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukurannormal

12. Pasien tampak anemic

F. Komplikasi

a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya


proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringanotot.

c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.Tromboemboli adalah adanya

sumbatan pada pembuluh darah yangdisebabkan oleh adanya darah yang


membeku.Terjadi splenomegali.Slenomegali merupakan pembesaran
limfa, jika limfa membesarkemampuannya untuk menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darahputih dan trombosit dalam sirkulasi
menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.\
G. Pemeriksaan Penunjang

1) Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan


padajaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang
yangberdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi
kistatulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahanosteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

2) Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan synovium

3) Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang


menunjukkanirregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
4) Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebihbesar

dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning( respon


inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif );elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3dan C4 )
5) Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi
danperkembangan panas.
6) Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine NeedleAspiration)

atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karenamengandung banyak


leukosit dan kurang kental dibanding cairansendi yang normal
7) Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli-arthritis yang

simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jaritangan dan kaki serta


menetap sekurang-kurangnya 6 minggu ataulebih bila
ditemukan nodul subkutan ataau gambaran erosi peri-
artikuler pada foto rontgen

H. Penatalaksanaan

1. Medis

Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :


a) Termoterapi
b) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat

c) Pemberian Obat-obatan :

 Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang


diberikan pada dosis yang telah ditentukan.
 Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid,Cholyn
salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory).
2. Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak berhasil

mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan dapat


mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur
yang dapat dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon,
sinovektomi.
a) Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk

mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali


inflamasi.
b) Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.

c) Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan


pergelangan tangan.
d) Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali
dataran pada persendian.
3. Keperawatan

A. Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab,

dan prognosis penyakit ini


B. Istirahat :karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat.

C. Latihan :pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi


berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien.
I. .Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

1) Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh


akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,

penurunan, kekuatan otot.


3) Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan

dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,


peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4) Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.


5) Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma.
I. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kreteria hasil ( NOC ) Intervensi keperawatan ( NIC )


keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam Paint manjeman
diharapkan masalah Nyeri akut dapat teratasi dengan
berhubungan kreteria hasil: - Lakukan pengkajian nyeri
denga Indikator Awal Akhir komprehensif
n agens cidera
Mampumengontrol nteri 3 1
biologis - Pilih dan implementasikan tindakan

Meloprkan bahwa nyeri berkurang dengan 31 yang beragam (famakologi dan non
farmakologi)

menggunakan manajeman nyeri - Ajarkan penggunaan non farmakologi


seperti relaksasi napas dalam
Mampu mengenali nyeri 3 1 - Kolaborasi dengan pasien, orang
terdekat dan tenaga lain untuk
Menyatakan rasa nyaman ketidak nyeri 31
mengimplementasikan tindakan
penurunan nyeri
berkurang

Tanda-tanda vital dalam rentang normal 31


2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 8 jam Ambulasi
mobilitas fisik diharapkan
berhubungan - Memonitor vital sign sebelum/sesudah
dengan deformitas masalah gangguan mobilitas dapat terasatai dengan melakukan latihan dan lihat respon
skeletal kreteria hasil klien saat latihan
Indikator Awal Akhir

Klien meningkat dalam aktivitas fisik 3 5

Mengerti tujuan dari peningkatan 3 5


mobilitas
Memperbalisasi perasaan 3 5 - Konsultasikan dengan terapi fifik
dalam tentang rencana ambulasi sesuai
meningkatkan perasaan dan dengan kebutuhan
kemampuan - Bantu klien untuk menggunakan
berpindah tongkat saat berjalan dan cegah
Memperagakan alat bantu untuk 3 5 terhadap cidera
mobilisasi - Ajarkan klien atau keluarga klien
tentang
wolker
ambulasi

Anda mungkin juga menyukai