Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

KELUARGA TN.P DENGAN MASALAH DIABETES


MELLITUS

Disusun oleh :
Hanafi Ramadhan Mustofa
21310232

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini dibuat dalam


rangka Praktik Profesi Ners mahasiswa Stase Keluarga Program Pendidikan
Profesi Ners sekolah tinggi ilmu kesahatan yogyakarta di DusunBantal waktu
mulai tanggal 8 – 21 Agustus2022.

Telah Mendapatkan Persetujuan dan Pengesahan pada


Tanggal…....................................

Mengetahui:

Pembimbing Akademik Perceptor/CI

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan
karena adanya hiperglikemia yang dikarenakan organ pankreas tidak
mampu memproduksi insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel
target tersebut. Abnormalitas yang di temukan pada metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang ada pada penderita penyakit diabetes
melitus dikarenakan aktivitas insulin pada target sel kurang (Kerner and
Bruckel, 2014).
Diabetes melitus merupakan kelainan yang terjadi karena
meningkatnya kadar gula darah atau hiperglikemia. Diabetes melitus
adalah penyakit metabolik yang terjadi karena peningkatan kadar gula
dalam darah yang terjadi karena adanya kelainan sekresi insulin sehingga
memperlambat kerja insulin (Hasdinah dan Suprapto, 2014).

B. Etiologi
Penyebab DM tipe 2 belum diketahui secara pasti penyebabnya,
diperkirakan faktor genetik menjadi penyebab terjadinya retensi insulin
pada pasien DM. Akibat dari gabungan dari abnormalitas komplek insulin
dan sistem transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan
dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi
pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi mempertahankan
euglikemia. Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes tipe II, yaitu : Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia
diatas 65 tahun), obesitas, riwayat keluarga, dan kelompok etnik (Rendy,
2012).
C. Klasifikasi
a. Diabetes Mellitus tipe 1 terjadi karena obstruksi sel beta dan
menyebabkan defisiensi insulin.
b. Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi karena adanya kekebalan terhadap
insulin
c. Diabetes Mellitus tipe lain terjadi karena defek genetik fungsi sel beta,
defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati, pengaruh obat dan zat kimia, infeksi, masalah
imunologi yang jarang, dan sindrom genetik lain yang berkaitan
dengan DM
d. DM gestasional. (Perkeni, 2011)

D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu
gejala kronik dan gejala akut serta munculnya ulkus diabetic, yaitu :
1. Gejala akut yang timbul pada pasien DM berupa :
a. Pasien akan banyak mengkonsumsi makanan
b. Pasien akan banyak mengkonsumsi minum
c. Pasien akan lebih sering buang air kecil
Apabila gejala tersebut tidak segera ditangani maka akan timbul
gejala lain seperti menurunnya nafsu makan pasien dan berat badan akan
turun, mudah merasa lelah, pada keadaan tertentu pasien akan koma.
2. Gejala kronis yang muncul antara lain :
a. Pasien biasanya akan mengeluh kesemutan
b. Kulit pasien akan terasa panas
c. Kulit pasien terasa tebal
d. Mengalami kram
e. Cepat mengantuk
f. Pandangan pasien kabur
g. Gigi mudah goyang dan sering lepas
h. Pada wanita hamil kemungkinan terburuknya dalah keguguran dan
prematuritas.
3. Luka diabetic
a. Luka diabetic atau sering biasa disebut ulkus diabetik luka yang
disebabkan karena pulsasi pada bagian arteri distal.

E. Patofisiologi
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan karena
menurunnya insulin atau defisiensi insulin (Fatimah, 2015). Defisiensi
insulin terjadi karena :
a. Kerusakan
b. Menurunnya reseptor insulin pada jaringan perifer
c. Menurunnya reseptor glukosa di kelenjar pankreas

Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena sel-sel insulin gagal karena


tidak mampu merespons dengan baik atau biasa disebut dengan resistensi
insulin (Teixeria, 2011). Resistensi insulin disebabkan karena faktor
genetik dan lingkungan juga bisa menjadi penyebab terjadinya DM. Pasien
DM tipe 2 produksi glukosa dalam hati berlebihan akan teteapi tidak
terjadi kerusan sel beta langrhans secara autoimun (Fatimah, 2015). Pada
perkembangan awal DM tipe 2 sel beta akan mengalami gangguan sekresi
insulin, apabila tidak segera ditangani makan akan menyebabkan
kerusakan pada sel beta pankreas. Ketika kadar gula dalam darah
meningkat, pankreas akan mengelurkan hormon yang dinamakan insulin
sehingga memungkinkan sel tubuh akan akan menyerap glukosa tersebut
sebagi energi. Hiperglikemia pada pasien dm terjadi karena menurunnya
penyerapan glukosa oleh sel yang di ikuti dengan meningkatnya
pengeluran glukosa dalam hati. Pengeluaran glukosa dalam hati akan
meningkat karena adanya proses yang menghasilkan glukogenolisis dan
glukoneogenesis tanpa hambatan karena insulin tidak diproduksi (Sherwood,
2011).
F. Pathway
G. Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia, yaitu kadar gula dalam darah berada dibawah nilai
normal < 50 mg/dl
b. Hiperglikemia, yaitu suatu keadaan kadar gula dalam darah
meningkat secara tiba – tiba dan dapat berkembang menjadi
metabolisme yang berbahaya

2. Komplikasi Kronis
a. Komplikasi makro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DM
adalah pembekuan darah di sebagian otak, jantung koroner, stroke,
dan gagal jangung kongestif.
b. Komplikasi mikro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DM
adalah nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan
amputasi (Perkeni, 2015).

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes dititikberatkan pada 4 pilar
penatalaksanaan diabetes, yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani,
dan intervensi farmakologis.
1. Edukasi
Tim kesehatan mendampingi pasien dalam perubahan perilaku
sehat yang memerlukan partisipasi efektif dari klien dan keluarga klien.
Tujuan utama dari pemberian edukasi pada pasien DM dan juga pada
keluarga adalah harapan diamana pasien dan keluarga akan mengerti
bagaimana cara penanganan yang tepat dilakukan pada pasien DM.
Edukasi pada pasien bisa dilakukan meliputi pemantauan kadar gula
darah, perawatan luka, kepatuhan dalam pengansumsian obat,
peningkatan aktivitas fisik, pengurangan asupan kalori dan juga
pengertian serta komplikasi dari penyakit tersebut (Suzanna, 2014).
2. Terapi Gizi Medis
Pasien DM harus mampu memenuhi prinsip 3J pada dietnya, meliputi
(jumlah makanan yang dikonsumsi, jadwal diet yang ketat dan juga
jenis makanan apa yang dianjurkan dan pantangan makannya) (Rendy,
2012).
3. Olahraga
Olahraga secara teratur 3-4x dalam seminggu kurang lebih 30 menit
(Suzanna, 2014).
4. Intervensi farmakologis
Berupa pemberian obat Hipoglikemik oral (sulfonilurea,
biguanid/metformin, inhibitor alfa glukosidase dan insulin) (Ernawati,
2013).
PENGKAJIAN KELUARGA
Penjajakan I
A. Data Umum :
No Nama Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
dengan
keluarga
1 Tn. P Laki-laki 46 Th Kepala S1 Guru
keluarga
2 Ny. L Perempuan 42 Th Istri S1 IRT
3 Ny. R Perempuan 70 Th Ibu SD -

1. Komposisi keluarga dan genogram : Ibu, Bapak, dan anak

Genogram
x x
x x

x x
x

Keterangan :

Perempuan Menikah

Laki-laki Tinggal serumah

Meninggal
2. Tipe keluarga : Nuclear family
3. Latar belakang budaya : Keluarga merupakan asli suku Jawa dan
tinggal di Sedayu, Bantul, D.I Yogyakarta. Bahasa yang digunakan sehari-
hari adalah Jawa. Keluarga memiliki kepercayaan terhadap pengobatan
tradisional dalam bidang kesehatan, misalnya pengobatan herbal seperti jamu
untuk mengobati batuk atau nyeri. Keluarga berobat ke Puskesmas bila
keluhan yang dirasakan tidak sembuh meskipun sudah mengkonsumsi jamu
herbal.
4. Identifikasi religius : Agama yang dianut oleh semua aggota
keluarga adalah Islam. Keluarga mengatakan ibadah yang dilaksanakan
seperti sholat berjama’ah di rumah atau di musholla.
5. Status : Keluarga mengatakan sumber
ekonomi pendapatan berasal dari bapak P
dan sosial yang bekerja sebagai guru.
Sementara ibu hanya di rumah saja.
Keluarga mengatakan pendapatan
cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
6. Aktivitas rekreasi : Keluarga sangat jarang melaksanakan
rekreasibersama atau makan di luar/ke tempat wisata.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga usia lanjut
Ny. R mengatakan sekarang tinggal dengan anak dan menantunya.
Saat ini Ny. R mengalami diabetes mellitus, pasien mengetahui
dirinya menderita diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu.
Semenjak sakit Ny. R rajin melakukan periksa ke Puskesmas
setiap bulan dan rajin mengkonsumsi obat setiap hari, tetapi Ny. R
malas melakukan aktivitas (olahraga), Ny. R juga tidak mematuhi
anjuran diet untuk pasien DM.
2. Riwayat keluarga inti
Ny. R mengatakan anaknya memiliki kebiasaan merokok di dalam
rumah. Tn. P mengatakan sudah tahu bahaya merokok, tetapi
merokok merupakan salah satu cara untuk mengurangi stres saat
banyak pikiran.
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya dari keluarga.
4. Penyakit yang diderita sekarang oleh setiap anggota keluarga
Tn. P dan Ny. L tidak menderita penyakit apapun, Ny. R
saat ini menderita diabetes mellitus

C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali oleh keluarga merupakan rumah sendiri.
Tipe rumah permanen. Kondisi di dalam rumah cukup terang, ada
3 jendela yang cukup besar sehingga cahaya dan sirkulasi udara
cukup, rumah tampak bersih. Ny. R mengatakan terkadang ada
cicak maupun semut di lingkungan rumah. Pembuangan sampah
dibuang di tempat pembuangan akhir. Keluarga memiliki hewan
peliharaan kambing 7 ekor.
2. Karakteritik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Lingkungan rumah merupakan daerah pedesaan yang masih asri,
banyak pepohonan. Fasilitas umum seperti sekolah TK dan SD
berjarak 1 km, pasar 4 km, puskesmas 3 km. Alat transportasi
yang biasa digunakan yaitu sepeda motor, Kondisi jalan di
lingkungan rumah menggunakan konblok. Kegiatan siskamling/
ronda sudah jarang dilakukan.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Ny. R tinggal di lingkungan saat ini sudah 35 tahun.
4. Hubungan keluarga dengan fasilitas kesehatan dalam komunitas
Ny. R setiap bulan periksa ke Puskesmas, Ny. R sering
berinteraksi dengan kader-kader kesehatan di lingkungan.
5. Sarana pendukung keluarga
Keluarga jika mengalami kesulitan, akan minta tolong ke saudara
terdekat/ tetangga. Keluarga memiliki asuransi kesehatan berupa
BPJS.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
Anggota keluarga mampu berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi dilakukan dengan terbuka, berdiskusi untuk
menemukan solusi.
2. Struktur kekuasaan
Pengambilan keputusan didalam keluarga dilakukan setelah diskusi.
Pengambilan keputusan lebih dominan pada Tn. P.
3. Struktur peran
Dalam keluarga, Tn. P berperan sebagai tulang punggung yang
mencari nafkah sementara Ny. L dan Ny. R mengurus rumah tangga.
4. Struktur nilai-nilai keluarga
Orangtua mengajarkan sopan santun kepada anak-anak dan cucunya.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Hubungan antara suami istri baik. Hubungan orangtua dengan anak
baik. Hubungan cucu dengan kakek-nenek baik.
2. Fungsi sosialisasi

Tn. P dan Ny. L memiliki peran yang sama dalam menanamkan


disiplin dan norma pada anak yaitu mengajarkan aturan dalam
agama sesuai yang dianut yaitu ajaran agama Islam.
3. Fungsi keperawatan kesehatan
a. Mengenal masalah :
Keluarga Tn. P mengatakan kurang memahami masalah yang
dihadapi saat ini.
b. Mengambil keputusan :
Keluarga mengambil keputusan dalam suatu permasalahan
dengan diskusi terlebih dahulu. Jika ada anggota keluarga
yang sakit, akan dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Merawat anggota keluarga :


Tn. P dan Ny. L mengatakan belum mengetahui cara agar Ny. R
patuh menjalani diet supaya hasil pengobatan yang dilakukan
selama ini lebih optimal.
d. Modifikasi lingkungan :
Tipe rumah permanen. Kondisi di dalam rumah cukup terang, ada 3
jendela yang cukup besar sehingga cahaya dan sirkulasi udara
cukup, rumah tampak bersih.
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan :
Keluarga sering periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan
(puskesmas) jika mengalami masalah kesehatan cukup serius yang
tidak sembuh setelah dibelikan obat sendiri ke apotek.
2. Fungsi reproduksi
Tn. P dan Ny. L tidak berniat menambah keturunan karena usia yang
sudah cukup tua.
F. Stress dan Koping Keluarga
Tn. P dan Ny. L khawatir dengan Ny. R yang pola hidupnya tidak
sehat dan hanya mengandalkan obat dari dokter untuk mengontrol gula
darahnya.

G. Harapan Keluarga
Tn. P dan Ny. L berharap agar Ny. R patuh dengan anjuran
tenaga kesehatan yang menganjurkan menjaga pola makan,
membatasi beberapa makanan pantangan dan melakukan olahraga
rutin.

H. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Compos mentis, GCS 15

Tanda – tanda vital :

Tn. P = TD: 120/70 mmHg, RR:


23x/menit
N: 88 x/menit, S: 36.5o C
BB 68kg, TB 170cm. IMT normal
Ny. L = TD: 130/80 mmHg, RR: 24
x/menit
N: 84 x/menit, S: 36o C
BB 51 Kg TB 158 cm IMT Normal
Ny. R = TD: 110/70 mmHg, RR: 21
x/menit
N: 90 x/menit, S: 36,5o C
BB 57 Kg TB 155 cm.
I. Kepala:
Tn. P = Simetris, rambut tidak rontok, sedikit beruban, konjungtiva
normal, mata simetris, telinga simetris, hidung simetris.
Ny. L = Simetris, rambut tidak rontok, konjungtiva normal, mata
simetris, telinga simetris, hidung simetris.
Ny. R = Simetris, rambut tidak rontok, rambut beruban,
konjungtiva normal, mata simetris, telinga simetris, hidung simetris
J. Thoraks:
Tn. P = Inspeksi : tidak ada lesi, tak ada deviasi trakea.
Palpasi : tak ada massa, pengembangan paru kanan kiri seimbang
Auskultasi : vesikuler
Perkusi : sonor
Ny. L = Inspeksi : tidak ada lesi, tak ada deviasi trakea.
Palpasi : tak ada massa, pengembangan paru kanan kiri seimbang
Auskultasi : vesikuler
Perkusi : sonor
Ny. R = Inspeksi : tidak ada lesi, tak ada deviasi trakea.
Palpasi : tak ada massa, pengembangan paru kanan kiri seimbang
Auskultasi : vesikuler
Perkusi : sonor
K. Abdomen:
Tn. P = Inspeksi : datar, tak ada lesi, tidak ada benjolan.
Auskultasi : bising usus 12 x/menit,
Perkusi : pekak di kuadran kanan atas, timpani di kuadran kiri atas
Palpasi : tak teraba massa di abdomen, tak ada nyeri
tekan

Ny. L = Inspeksi : datar, tak ada lesi, tidak ada benjolan.


Auskultasi : bising usus 9 x/menit,
Perkusi : pekak di kuadran kanan atas, timpani di
kuadran kiri atas
Palpasi : tak teraba massa di abdomen, tak ada
nyeri tekan
Ny. R = Inspeksi : simetris, datar, tak ada lesi, tidak ada
benjolan.
Auskultasi : bising usus 10x/menit,
Perkusi : pekak di kuadran kanan atas, timpani di
kuadran kiri atas
Palpasi : tak teraba massa di abdomen, tak ada
nyeri tekan
L. Ekstremitas:
Tn. P = kedua tangan dan kaki dapat bergerak, kekuatan otot 5.
Tidak ada edema pada ektremitas, tidak ada deformitas pada sendi-
sendi ekstremitas.
Ny. L = kedua tangan dan kaki dapat bergerak, kekuatan otot 5.
Tidak ada edema pada ektremitas, tidak ada deformitas pada sendi-
sendi ekstremitas.
Ny. R = kedua tangan dan kaki dapat bergerak, kekuatan otot 5.
Tidak ada edema pada ektremitas, tidak ada deformitas pada sendi-
sendi ekstremitas.

Penjajakan II
A. Mengenal masalah
1. Pengertian
Ny. R mengatakan tidak mengetahui secara detail tentang
pengertian penyakit diabetes mellitus
2. Penyebab
Ny. R mengatakan penyebab diabetes mellitus karena terlalu
banyak mengkonsumsi gula
3. Tanda dan gejala
Ny. R mengatakan tanda gejala diabetes mellitus yaitu sering BAK
dan kadar gula darah tinggi.

B. Mengambil keputusan
1. Rasa takut dan menyerah
Ny. R mengatakan merasa takut saat pertama kali didiagnosa
mempunyai penyakit diabetes mellitus
2. Identifikasi tingkat keseriusan masalah dalam keluarga
Ny. R mengatakan anaknya kurang memperhatikan jika anggota
keluarganya mengalami sakit yang dianggapnya tidak cukup
parah
3. Kurang pengetahuan mengenai macam-macam jalan keluar
yang terbuka bagi keluarga
Ny. R mengatakan masih membutuhkan lebih banyak
informasi dan pengetahuan terkait masalah yang dihadapi
4. Ketidaksanggupan memilih tindakan-tindakan diantara beberapa pilihan
Ny. R dan keluarga masih bingung menentukan keputusan dari
beberapa pilihan
5. Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga
Ny. R mengatakan pernah terjadi ketidakcocokan pendapat
antar keluarga, tetapi ketidakcocokan tersebut selalu dapat
diselesaikan dengan baik
6. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan yang dimaksud
Ny. R mengatakan selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan
keluarganya
7. Fasilitas kesehatan
yang sulit dijangkau
Rumah Sakit
8. Rasa kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
Ny. R dan keluarga mengatakan selalu percaya kepada
tenaga kesehatan dalam menangani masalah kesehatan

C. Melakukan perawatan sederhana


1. Cara-cara perawatan yang sudah dilakukan keluarga
Ny. R dan keluarga apabila merasa tidak enak badan akan
membeli obat di apotek, dan apabila gejala yang dirasakan tidak
kunjung berkurang atau bertambah parah maka akan dibawa ke
puskesmas ataupun rumah sakit
2. Cara-cara pencegahan
Selalu menjaga pola makan, tidak pernah telat makan
3. Penggunaan fasilitas
kesehatan yang ada
Puskesmas dan rumah
sakit

4. Pengetahuan mengenai perkembangan penyakit yang diderita


atau isu kesehatan terkini beserta perawatannya
Ny. R selalu memeriksakan diri setiap bulan ke puskesmas setempat
ANALISA DATA
No Data Tipologi Penyebab Diagnosa
Masalah keperawatan
1. DS: Aktual Ketidakmampuan Defisien
1. Ny. R dan keluarga keluarga pengetahuan
mengatakan tidak mengenal
terlalu memahami masalah
terkait penyakit kesehatan
diabetes mellitus diabetes mellitus
2. Ny. R dan keluarga
mengatakan hanya
tahu cara
mengkonsumsi obat yang
diberikan oleh dokter
dan
mengurangi
konsumsi gula
3. Ny. R dan keluarga
mengatakan tidak
mengetahui
bagaimana cara yang benar
merawat
keluarga yang
menderita diabetes mellitus

DO:
1. Ny. R dan keluarga
tampak bingung
saat menjawab
beberapa
pertanyaan yang
ditanyakan
Skoring diagnosa keperawatan keluarga

1. Defisien pengetahuan
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: Aktual 3/3x1 1 Kadar gula darah Ny. R yang
masih sering tinggi
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Pola makan Ny. R yang
masalah dapat diubah: sudah terbiasa mengkonsumsi
Hanya sebagian makanan cenderung manis
3. Potensi untuk dicegah: 3/3x1 1 Keluarga tercukupi dari segi
Tinggi ekonomi
4. Menonjolnya masalah: 2/2 x 1 1 Masalah ketidakpatuhan Ny.
Masalah berat harus R terhadap diet dan aktivitas
segera ditangani yang dianjurkan untuk
penderita diabetes mellitus
dapat memperbesar terjadinya
komplikasi
Jumlah 4

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisien pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC


1. Defisien pengetahuan Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam 1. Bina hubungan saling percaya
berhubungan dengan diharapkan pengetahuan keluarga meningkat 2. Mengkaji pengetahuan klien dan
ketidakmampuan keluarga dengan kriteria hasil: Pengetahuan: Promosi keluarga tentang diabetes mellitus
mengenal masalah kesehatan Kesehatan (1823) 3. Jelaskan pada klien dan keluarga terkait
diabetes mellitus Indikator Awal Target diabetes mellitus
Perilaku yang 2 3 4. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
meningkatkan
kesehatan
Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
IMPLEMENTASI

No. DX Keperawatan Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi TTD


1 Defisien pengetahuan Senin/15 09.00 1. Berkenalan dengan pasien S: Hanafi
untuk membina hubungan
berhubungan dengan Agustus - Ny. R dan keluarga
saling percaya
ketidakmampuan 2022 2. Mengkaji pengetahuan mengatakan sudah
klien dan keluarga tentang
keluarga mengenal memahami apa yang
diabetes mellitus dengan
masalah kesehatan mengajukan beberapa dijelaskan perawat
pertanyaan terkait
diabetes mellitus O:
definisi, tanda gejala,
makanan pantangan, dan - Ny. R dan keluarga kurang
cara pengobatan
bisa menjawab pertanyaan
3. Menjelaskan pada klien dan
keluarga tentang definisi, yang diajukan oleh perawat
tanda gejala, dan
- Setelah dilakukan penjelasan
komplikasi penyakit
diabetes mellitus Ny. R dan keluarga tampak
4. Berdiskusi dengan klien
memahami apa yang
dan keluarga untuk pilihan
terapi atau penanganan disampaikan
A : Masalah defisien
pengetahuan teratasi
sebagian P : Lanjutkn
intervensi
- Melakukan pengkajian ulang
- Menjelaskan pada klien dan
keluarga terkait diabetes
mellitus
- Diskusi dengan klien dan
keluarga terkait perawatan
pasien DM
2 Defisien pengetahuan Selasa/16 13.00 1. Mengkaji pengetahuan S : Hanafi
klien dan keluarga tentang
berhubungan dengan Agustus - Ny. R dan keluarga
diabetes mellitus dengan
ketidakmampuan 2022 mengajukan beberapa mengatakan sudah
pertanyaan terkait definisi,
keluarga mengenal memahami apa yang
tanda gejala dan
masalah kesehatan komplikasi diabetes dijelaskan perawat
mellitus yang sudah O :
diabetes mellitus
dijelaskan kemarin
2. Menjelaskan pada klien - Ny. R dan keluarga
dan keluarga tentang
dapatmenjawab
makanan yang boleh
dimakan, makanan yang pertanyaan perawat
harus dihindari, dan terapi
tentang penyakit
penyakit diabetes mellitus
3. Berdiskusi dengan klien dan diabetes mellitus yang
keluarga untuk menjalankan
kemarin disampaikan
perawatan diabetes mellitus
agar lebih baik - Ny. R mau melakukan diet
rendah gula dan melakukan
olahraga ringan seperti jalan
kaki selama 3 kali
seminggu dengan waktu 20-
30 menit
A : Masalah defisien
pengetahuan sudah
teratasi
P : Hentikan intervensi
ANALISIS JURNAL

Judul :
Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Gizi Dan Kepatuhan Diet Pada Pasien
Diabetes Mellitus (DM) Rawat Jalan di RSUD Karanganyar
Tahun :
2018
Nama peneliti:
Farida Nur Isnaeni, Khaerunnisa Nadya Risti, Hernie Mayawati, dan Mahluristya
Khaulil Arsy
Metode :
Penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional
Sampling :
Sampel sebanyak 52 orang
Hasil :
Sebagian besar subjek dengan tingkat pendidikan tinggi (63%) tergolong patuh
terhadap rekomendasi diet. Meskipun begitu, masih ditemukan sebanyak 36,4%
subjek dengan pendidikan tinggi yang belum patuh terhadap rekomendasi diet.
Sebanyak > 50% subjek dengan tingkat pendidikan dasar tergolong patuh dalam
menjalankan rekomendasi diet.
Kesimpulan :
Meningkatkan jenjang pendidikan dan pengetahuan gizi dapat membantu
memperbaiki kepatuhan terhadap rekomendasi diet.

Anda mungkin juga menyukai