R-R •Irreguler
AF
AF Paroksismal
dengan Respon
• Mengalami Ventrikel
terminasi Cepat
spontan dalam 48 jam=
• Dapat berlanjut hingga 7 hari
>100x/menit
AF dengan • AFRespon
dengan episodeVentrikel Normal
menetap lebih = / memerlukan kardioversi
dari 7 hari
AF Persisten obat / listrik
60-100x/menit
AF dengan • AFRespon
yg bertahanVentrikel Lambat
hingga >1 tahun, masih dapat= menggunakan rhythm
AF long standing persistent control
<60x/menit
AF Permanen • AF yg ditetapkan permanen oleh dokter, strategi rhythm control tidak
digunakan lagi
Anamnesis
• Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh
pasien sebagai:
pukulan genderang, gemuruh guntur, atau
kecipak ikan di
dalam dada.
• Mudah lelah atau toleransi rendah
terhadap aktivitas fisik
• Presinkop atau sinkop
• Kelemahan umum, pusing
Klasifikasi Simptom
Pemeriksaan Penunjang
Lain-lain:
• HR umumnya berkisar 110-140bpm
• Dapat ditemukan kontraksi ventrikel abberans paska siklus interval R-R
panjang pendek (Ashman phenomenon)
• Preeksitasi
• LVH
• BBB
• Old infarct
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium (Mencari penyakit tersembunyi t.u. jika Ventrikel
Respon susah dikontrol)
• DL (Anemia, Infeksi)
• Elektrolit, BUN, SCr (Gangguan elektrolit atau gangguan gungsi ginjal)
• Enzim jantung (CKMB / Troponin) (Infarct myokard)
• Natriuretic Peptide (Meningkat pada pasien AF)
• D-dimer
• Fungsi tiroid (Tirotoksikosis)
• Kadar digoksin (Evaluasi level subterapeutik / toksisitas)
• Uji Toksikologi / level ethanol
• EKG
• Foto Thorax (Gagal jantung, tanda patologi parenkim / vaskular paru
seperti emboli / pneumonia)
• Uji Latih / Uji berjalan 6 menit (Menilai apakah rate control sudah
adekuat / belum. Target Nadi <110x/menit setelah tes. Juga dapat
mereproduksi aritmia akibat aktivitas fisik)
• Ekokardiografi (Mendeteksi thrombus di atrium kiri, penyakit katup,
evaluasi ukuran ruang jantung, estimasi fungsi ventrikel, estimasi
tekanan sistolik paru, penyakit perikardial)
• CT / MRI (Menyingkirkan emboli paru pada pasien dgn D-Dimer +)
Tatalaksana
• Tujuan
• Mengurangi Gejala Rhythm Control (Kardioversi, antiaritmia, ablasi)
• Mencegah komplikasi Antithrombolytic, Rate Control, terapi adekuat
untuk penyakit jantung penyerta
Antitrombolitik
Rate Control
Rhythm Control
• Respon ventrikel yang terlalu cepat akan menyebabkan gangguan
hemodinamik sehingga pasien yang mengalami gangguan
hemodinamik pada pasien AF harus segera dilakukan kardioversi
elektrik untuk mengembalikan irama sinus.
• Pasien yang masih simtomatis dengan gangguan hemodinamik
meskipun telah diberikan rate control optimal, dapat dilakukan
kardioversi farmakologis dengan obat antiaritmia i.v. maupun
kardioversi elektrik. Obat i.v. untuk kardioversi farmakologis yang
tersedia di Indonesia adalah Amiodarone.
Terapi Jangka Panjang
Pada Pasien - Anamnesa
TEORI KASUS
•Dyspnea (+)
•Pusing (-)
•Fatigue (+)
•Palpitasi (+)
•Sinkop (-)
Pada Pasien – Pemeriksaan Fisik
TEORI KASUS
EKG
•Gelombang P tidak tampak jelas (+)
•R-R interval bervariasi dan >100x/menit (+)
•Dapat disertai tanda infarct lama (+)
Foto Thorax
•Tanda gagal jantung (-)
Pada Pasien - Penunjang
TEORI KASUS
•DL (+)
•Elektrolit, Bun, SCr (+)
•Enzim Jantung (+)
•Natriuretic Peptide (-)
•D-Dimer (-)
•Fungsi Thyroid (-)
•Kadar Digoxin (-)
•Toksikologi (-)
•EKG (+)
•Foto thorax (-)
•Uji Latih (-)
•Ekokardiografi (-)
•CT / MRI (-)
Pada Pasien - Tatalaksana
TEORI KASUS
•Antithrombolytic (+)
•Rate Control (+)
•Rythm Control (+)
•Ablasi & Modifikasi AV Node (-)
•Left Atrial Auricle Occluder (-)
TERIMA KASIH