Anda di halaman 1dari 43

Penyaji : Bagas Fairusyah

Pembimbing : dr. Mahendria S., Sp.JP.


Pendamping : dr. Donna Dwi Y., MMR.
Latar Belakang
• Dengan prevalensi 1-2%, AF merupakan
aritmia yg paling sering ditemui dalam
praktik sehari-hari
• Dengan peningkatan populasi manula di
Indonesia (7,74% tahun 2000-2005
menjadi 28,68% pada estimasi WHO th
2045-2050) angka kejadian FA meningkat
signifikan
• Pasien AF memiliki resiko 5x lebih tinggi
mengalami stroke dan gagal jantung 3x
lebih tinggi dibanding pasien tanpa AF.
Identitas Pasien
•Nama : Ny. Y
•Usia : 63 th
•Alamat : Bendo,
Magetan
•Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Anamnesis
• Keluhan Utama : Dada sesak
• Riwayat :
Sesak sepanjang hari.
Tidak ada hal spesifik yg memperparah
Pernah terjadi sebelumnya, membaik tanpa
diobati
Belum mencoba diobati, langsung menuju
puskesmas
Istirahat tidak meringankan gejala
Disertai lemas, nyeri ulu hati non spesifik, dan
mual
Anamnesa
RPD Penyakit Keluarga
• Keluhan serupa
• Keluhan serupa (+) sebelumnya pada
sejak setahun keluarga tidak diketahui
belakangan • Riwayat penyakit jantung
pada keluarga tidak
• Darah tinggi (+) 10 diketahui
tahun • Riwayat penyakit darah
• DM (+) 10 tahun tinggi pada keluarga tidak
diketahui
• Riwayat penyakit kencing
manis pada keluarga tidak
diketahui
Lingkungan Sosial dan Fisik
• Pasien tinggal bersama suami dan anak dengan keadaan lingkungan
dan sosial yang baik dan ekonomi menengah ke bawah
• Pasien makan sehari 2-3 kali dengan waktu tidak teratur dengan
menu variatif
• Pasien tidak mengkonsumsi kopi
• Pasien jarang berolahraga
• Pembiayaan kesehatan menggunakan pembiayaan BPJS
Pemeriksaan Fisik

Kepala Leher Thoraks Abdomen

• Normocephal • Pembesaran KGB (-) • Simetris • Datar, supel


• Mata: Konjungtiva • Peningkatan JVP (+) • Jantung: S1 S2 • BU (+) normal
anemis (-), sklera tunggal, ireguler • Hepar: hepatomegali
ikterik (-) • Paru: Ves/Ves, (-)
• Hidung: tidak ada
kelainan
Rhonki +/+ • Lien: Splenomegali (-) Ekstremitas : Hangat -/-,
• Mulut: tidak ada Edema inferior +/+
kelainan
Penunjang

• Irama : Atrial Fibrilasi dengan Respon Ventrikel Cepat (171x/menit)


• Axis frontal : Normal
• PR internal : Tidak bisa dievaluasi
• Kompleks QRS : Q patologis pada V1-V3

Kesimpulan : Atrial Fibrilasi dengan Respon Ventrikel Cepat + OMI Anteroseptal


Diagnosis
AF Rapid Ventricular Response + OMI
Anteroseptal + CHF + HT Krisis + DM dengan
Hiperglikemia
Terapi

• Rawat inap ICU • PO. Fargoxin 1x1


• PO. Spirola 50 mg 1x1
• Oksigen NRM 8 lpm • PO. Valisanbe 2 mg 2x1
• Inf. PZ 12 tpm • PO. Fasorbid 5mg 2x1
• Inj. Fargoxin ½ ampul dalam • PO. CPG 1x1
5cc PZ pelan • PO. Omeprazole 2x1
• PO. NaBic 3x1
• Inj. Furosemide pump
5mg/jam • PO. ODR 2x1 (K/P)
• PO. Captopril 25mg 3x1
• Inj. Actrapid 3x6 Unit • Diet MLKV 1900 kalori
Follow Up Hari Ke-2 (ICU 8 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

Sesak sudah berkurang KU lemah, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular


Response + OMI
Inj. Furosemide  2x1 amp
TD 135/90 mmHg; HR 100x/menit; T 36,7ºC; RR 20x/menit; Anteroseptal + CHF + Ganti nasal kanul 4 lpm
Nyeri ulu hati (+) DM dengan
SpO2 99% nasal kanul
Hiperglikemia
Inj. Actrapid 3x8u SC
Berkurang Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), PO. KSR 2x1
Perioral Sianosis (-) PO. Acarbose 50mg 2x1
Leher : Tidak ada kelainan PO. Glimepiride 2mg 1-0-0
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/- PO. Lansoprazole 2x1
Abdomen : NT (-), BU (+) N Lain-lain tetap
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
GD2JPP : 244mg/dL
Follow Up Hari Ke-3 (ICU 9 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

KU lemah, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular Bisoprolol 5mg ½-0-0


Sesak (-) Response + OMI
TD 120/80 mmHg; HR 100x/menit; T 36,7ºC; RR 20x/menit; Anteroseptal + CHF + Lain-lain tetap
Nyeri ulu hati (+) DM dengan
SpO2 99% nasal kanul
Hiperglikemia
Pindah ruangan AR
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-),
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
GD2JPP : 290 mg/dL
GDP : 194 mg/dL
Follow Up Hari Ke-4 (Ar-Raudah 10 November
2018) Subyektif Obyektif Asessment Plan

Sesak (-) KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular


Response + OMI
Inj. Furosemide stop  PO.
TD 130/90 mmHg; HR 72x/menit; T 36,5ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM Furosemide 1-1-0
Nyeri ulu hati (+) dengan
99% nasal kanul
Hiperglikemia +
Lain-lain tetap
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Dispepsia
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
Follow Up Hari Ke-5 (Ar-Raudah 11 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular Lepas oksigen


Sesak (-) Response + OMI
TD 130/80 mmHg; HR 82x/menit; T 36,4ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM PO. Sucralfat 3xcI
Nyeri ulu hati (+) dengan
99%
Hiperglikemia +
Inj. Novorapid 3x4u SC
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Dispepsia Lain-lain tetap
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
Follow Up Hari Ke-6 (Ar-Raudah 12 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular Terapi tetap


Sesak (-) Response + OMI
TD 140/90 mmHg; HR 82x/menit; T 36,8ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM
Nyeri ulu hati (+) dengan
99%
Hiperglikemia +
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Dispepsia
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
GDP : 249 mg/dL
GD2JPP : 254 mg/dL
Follow Up Hari Ke-7 (Ar-Raudah 13 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular Terapi tetap


Sesak (-) Response + OMI
TD 120/70 mmHg; HR 60x/menit; T 36,5ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM
Nyeri ulu hati (+) dengan
99%
Hiperglikemia + Kista
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Hepar
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
Follow Up Hari Ke-8 (Ar-Raudah 14 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

Sesak (-) KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular


Response + OMI
Novorapid stop  Levemir 0-0-
TD 150/90 mmHg; HR 70x/menit; T 37ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM 10 u
Nyeri ulu hati (+) dengan
99%
Hiperglikemia + Kista
Glimepirid stop
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Hepar Lansoprazole stop
Perioral Sianosis (-) PO. Antasida syrup 3xcI
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
SGOT : 14,6 u/l Albumin : 3,5 g/dL
SGPT : 12,6 u/l GDP : 194 mg/dL
Follow Up Hari Ke-9 (Ar-Raudah 15 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular Terapi tetap


Sesak (-) Response + OMI
TD 130/80 mmHg; HR 70x/menit; T 36,5ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM
Nyeri ulu hati (+) dengan
99%
Hiperglikemia + Kista
Berkurang Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Hepar
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
Follow Up Hari Ke-10 (Ar-Raudah 16 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular Levemir 0-0-12 u


Sesak (-) Response + OMI
TD 140/90 mmHg; HR 70x/menit; T 36,2ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM Lain-lain tetap
Nyeri ulu hati (-) dengan
99%
Hiperglikemia + Kista
Rencana KRS
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Hepar
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
GDP : 163 mg/dL
GD1JPP : 332 mg/dL
Follow Up Hari Ke-11 (Ar-Raudah 17 November 2018)
Subyektif Obyektif Asessment Plan

KU baik, GCS E4V5M6 AF Slow Ventricular KRS


Sesak (-) Response + OMI
TD 120/80 mmHg; HR 60x/menit; T 36,6ºC; RR 20x/menit; SpO2 Anteroseptal + DM
Nyeri ulu hati (-) dengan
99%
Hiperglikemia + Kista
Kepala : Konjungtiva anemis (-), Pernapasan Cuping Hidung (-), Hepar
Perioral Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Cor S1S2 tunggal ireguler, Pulmo Ves/Ves Rh-/-
Abdomen : NT (-), BU (+) N
Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-)
ATRIAL FIBRILASI
Definisi
• Suatu takiaritmia supraventrikular dengan aktivasi atrium yg tidak
terkoordinasi ditandai dengan tiadanya konsistensi gelombang P dan
digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi) dengan amplitudo, bentuk,
dan durasi yg bervariasi.

R-R •Irreguler

P • Tidak tampak jelas

• Bervariasi dengan kecepatan melebihi


Interval antar P 450x/menit
Klasifikasi
• Pasien yg pertama x datang dengan manifes klinis AF
AF Pertama Terdiagnosis • Tanpa memandang durasi / berat ringan gejala

AF
AF Paroksismal
dengan Respon
• Mengalami Ventrikel
terminasi Cepat
spontan dalam 48 jam=
• Dapat berlanjut hingga 7 hari
>100x/menit
AF dengan • AFRespon
dengan episodeVentrikel Normal
menetap lebih = / memerlukan kardioversi
dari 7 hari
AF Persisten obat / listrik
60-100x/menit
AF dengan • AFRespon
yg bertahanVentrikel Lambat
hingga >1 tahun, masih dapat= menggunakan rhythm
AF long standing persistent control
<60x/menit
AF Permanen • AF yg ditetapkan permanen oleh dokter, strategi rhythm control tidak
digunakan lagi
Anamnesis
• Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh
pasien sebagai:
pukulan genderang, gemuruh guntur, atau
kecipak ikan di
dalam dada.
• Mudah lelah atau toleransi rendah
terhadap aktivitas fisik
• Presinkop atau sinkop
• Kelemahan umum, pusing
Klasifikasi Simptom
Pemeriksaan Penunjang

HR ireguler dan tidak tampak gelombang P yang jelas digantikan gelombang


F ireguler dan acak diikuti QRS yang ireguler pula

Lain-lain:
• HR umumnya berkisar 110-140bpm
• Dapat ditemukan kontraksi ventrikel abberans paska siklus interval R-R
panjang pendek (Ashman phenomenon)
• Preeksitasi
• LVH
• BBB
• Old infarct
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium (Mencari penyakit tersembunyi t.u. jika Ventrikel
Respon susah dikontrol)
• DL (Anemia, Infeksi)
• Elektrolit, BUN, SCr (Gangguan elektrolit atau gangguan gungsi ginjal)
• Enzim jantung (CKMB / Troponin) (Infarct myokard)
• Natriuretic Peptide (Meningkat pada pasien AF)
• D-dimer
• Fungsi tiroid (Tirotoksikosis)
• Kadar digoksin (Evaluasi level subterapeutik / toksisitas)
• Uji Toksikologi / level ethanol
• EKG
• Foto Thorax (Gagal jantung, tanda patologi parenkim / vaskular paru
seperti emboli / pneumonia)
• Uji Latih / Uji berjalan 6 menit (Menilai apakah rate control sudah
adekuat / belum. Target Nadi <110x/menit setelah tes. Juga dapat
mereproduksi aritmia akibat aktivitas fisik)
• Ekokardiografi (Mendeteksi thrombus di atrium kiri, penyakit katup,
evaluasi ukuran ruang jantung, estimasi fungsi ventrikel, estimasi
tekanan sistolik paru, penyakit perikardial)
• CT / MRI (Menyingkirkan emboli paru pada pasien dgn D-Dimer +)
Tatalaksana
• Tujuan
• Mengurangi Gejala  Rhythm Control (Kardioversi, antiaritmia, ablasi)
• Mencegah komplikasi  Antithrombolytic, Rate Control, terapi adekuat
untuk penyakit jantung penyerta
Antitrombolitik
Rate Control
Rhythm Control
• Respon ventrikel yang terlalu cepat akan menyebabkan gangguan
hemodinamik sehingga pasien yang mengalami gangguan
hemodinamik pada pasien AF harus segera dilakukan kardioversi
elektrik untuk mengembalikan irama sinus.
• Pasien yang masih simtomatis dengan gangguan hemodinamik
meskipun telah diberikan rate control optimal, dapat dilakukan
kardioversi farmakologis dengan obat antiaritmia i.v. maupun
kardioversi elektrik. Obat i.v. untuk kardioversi farmakologis yang
tersedia di Indonesia adalah Amiodarone.
Terapi Jangka Panjang
Pada Pasien - Anamnesa
TEORI KASUS
•Dyspnea (+)
•Pusing (-)
•Fatigue (+)
•Palpitasi (+)
•Sinkop (-)
Pada Pasien – Pemeriksaan Fisik

TEORI KASUS

•Nadi ireguler (+)


•Rate >100x/menit (+)

EKG
•Gelombang P tidak tampak jelas (+)
•R-R interval bervariasi dan >100x/menit (+)
•Dapat disertai tanda infarct lama (+)

Foto Thorax
•Tanda gagal jantung (-)
Pada Pasien - Penunjang
TEORI KASUS
•DL (+)
•Elektrolit, Bun, SCr (+)
•Enzim Jantung (+)
•Natriuretic Peptide (-)
•D-Dimer (-)
•Fungsi Thyroid (-)
•Kadar Digoxin (-)
•Toksikologi (-)
•EKG (+)
•Foto thorax (-)
•Uji Latih (-)
•Ekokardiografi (-)
•CT / MRI (-)
Pada Pasien - Tatalaksana
TEORI KASUS
•Antithrombolytic (+)
•Rate Control (+)
•Rythm Control (+)
•Ablasi & Modifikasi AV Node (-)
•Left Atrial Auricle Occluder (-)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai