Anda di halaman 1dari 59

PREEKLAMPSIA BERAT

Pembimbing : dr. Dian Agami Islami, Sp.OG


Terminologi
Hipertensi kronik

Hipertensi gestasional

Preeklampsi

Eklampsi

Hipertensi superimposed preeklampsi


Klasifikasi
Preeklampsia ringan = kenaikan tekanan darah
sistolik 140/90 mm/Hg setelah 20 minggu
kehamilan dan adanya proteinuria >3 gr per liter
atau kualitatiff 1+ atau 2+.
Preeklampsia berat = kenaikan tekanan darah
160/110 mm/Hg atau lebih, adanya proteinuria>=
5 gr per liter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau
kualitatif 4+, adanya oliguria , adanya gangguan
serebral, gangguan penglihatan, rasa nyeri di
epigastrium, adanya tanda sianosis, edema paru,
trombositopeni, gangguan fungsi hati,
pertumbuhan janin terhambat.
Epidemiologi
Primigravida >> multigravida
herediter
Ras dan etnis
Obesitas
Kehamilan multifetal
Usia ibu
Hyperhomocysteinemia
Sindroma metabolik
Etiologi

1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta


2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas
dan disfungsi endotel
3. Teori intoleransi imunologik antara
ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardivaskuler
5. Teori defesiensi genetik
6. Teori defesiensi gizi
7. Teori inflamasi
Etiologi
Teori kelainan vaskularisasi
plasenta (remodelling a spirales)

Pada hamil normal invasi trofoblas


ke dalam lapisan otot arteri spiralis
degenerasi lapisan otot dilatasi
arteri spiralis 1. penurunan tekanan
darah 2. penurunan resistensi vaskular
3.aliran darah ke janin cukup banyak
dan perfusi jaringan juga
pertumbuhan janin baik.
Hipertensi dalam kehamilan(HDK) tidak
terjadi invasi trofoblas arteri spiralis
relatif vasokonstriksi +kegagalan
remodelling arteri spiralis aliran darah
uteroplasenta hipoksia dan iskemia
plasenta.

Diameter a spiralis pada kehamilan


normal 500 mikron
Pada pe 200 mikron
Etiologi
Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan
disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan
menghasilkan oksidan (disebut juga Radikal bebas)
Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta

iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis,


khususnya terhadap membrane sel endothel
pembuluh darah.
Radikal hidroksil akan merusak membrane sel,yang
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh
menjadi peroksida lemak.
Peroksida lemak beredar di seluruh tubuh dalam
aliran darah merusak membran sel endotel
Etiologi
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak
maka akan terjadi kerusakan sel endotel yang
mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka akan
terjadi:
Gangguan metabolisme prostaglandin
Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang
mengalami kerusakan.
Agregasi trombosit pada daerah endotel yang
mengalami kerusakan
Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus.
Peningkatan permeabilitas kapiler.
Peningkatan produksi bahan-bahan vasopressor yaitu
endotelin.
Peningkatan faktor koagulasi.
Etiologi

Teori intoleransi imunologik antara ibu


dan janin
Pada hamil normal, respon imun tidak
menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat
asing. Hal ini disebabkan oleh human
leukocyte antigen protein G (HLA-G).
Pada plasenta HDK terjadi penurunan
ekspresi imunosupressif HLA-G.
Perubahan rasio Th1/Th2 pada preeklampsi
inflamasi sistemik dimediasi imun
Teori adaptasi kardiovaskular genetik
Kehamilan normal tidak peka terhadap
rangsangan bahan vasopressor atau
dibutuhkan kadar vasopressor yang lebih
tinggi untuk menimbulkan respons
vasokonstriksi.
Pada PE, disfungsi endotel penurunan
metabolisme prostaglandin hilang daya
refrakter lebih peka terhadap
vasopressor
Teori genetik
Resiko preeklampsi pada wanita dengan ibu PE

adalaha 20-40 %, resiko preeklampsi pada


wanitan denga saudara wabita PE 11-37 %
dan 22-47% pada saudara kembar.

Teori defisiensi gizi


Penelitian terakhir membuktikan, bahwa

konsumsi minyak ikan, termasuk minyak hati


halibut dapat mengurangi risiko preeklampsia.
Beberapa peneliti juga menganggap bahwa
defisiensi calcium pada diet wanita hamil
mengakibatkan resiko terjadinya
preeklampsia.
Teori inflamasi
Perubahan pada Sistem Tubuh
dan Organ
Otak
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan
autoregulasi tidak berfungsi. Pada saat
autoregulasi tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, jembatan penguat endotel akan
terbuka dan dapat menyebabkan plasma dan
sel-sel darah merah keluar ke ruang
ekstravaskular. Hal ini akan menimbulkan
perdarahan petekie atau perdarahan intrakranial
Mata

Pada preeklampsia tampak


edema retina, spasmus arteri
retina, dapat terjadi ablasio
retina yang disebabkan edema
intraokuler.
Paru & Jantung

Paru
Penderita preeklampsia berat mempunyai resiko
besar terjadinya edema paru. Edema paru dapat
disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel
endotel pada pembuluh darah kapiler paru dan
menurunnya diuresis
Kardiovaskular

Perubahan kardiovaskular disebabkan oleh


peningkatan cardiac afterload akibat hipertensi dan
penurunan cardiac preload akibat hipovolemia
Hepar

Perubahan pada hepar ialah vasospasme, iskemia


dan perdarahan. Bila terjadi perdarahan pada sel
periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis sel
hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan
ini dapat meluas hingga di bawah kapsula hepar
dan disebut subkapsular hematoma yang
menimbulkan nyeri di daerah epigastrium dan
menimbulkan rasa nyeri di daerah epigastrium
dan dapat menimbulkan ruptur hepar.
Ginjal

Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia


sehingga terjadi oliguria bahkan anuria.
Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi
kebocoran dan mengakibatkan protenuria.
Terjadi glomerular capillary endotheliosis akibat sel
endotel glomerular membengkak disertai deposit fibril.
Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal.
Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasospasme pembuluh darah. Dapat diatasi dengan
pemberian dopamin agar terjadi vasodilatasi pembuluh
darah ginjal.
Darah
Perubahan hematologik disebabkan oleh hipovolemia akibat
vasospasme. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan
hematokrit akibat hipovolemia, peningkatan viskositas darah,
trombositopenia dan gejala hemolisis mikroangiopatik.
Pada 10 % pasien dengan preeklampsia berat dan eklampsia
menunjukan terjadinya HELLP syndrome yang ditandai dengan
adanya anemia hemolitik, peningkatan enzim hati dan jumlah
platelet rendah.
Kebanyakan abnormalitas hematologik kembali ke normal
dalam dua hingga tiga hari setelah kelahiran tetapi
trombositopenia bisa menetap selama seminggu
Sistem Endokrin dan Metabolism Air dan Elektrolit
Selama kehamilan normal, kadar renin, angiotensin II dan
aldosteron meningkat. Pada preeklampsia menyebabkan
kadar berbagai zat ini menurun ke kisaran normal pada
ibu tidak hamil.
Pada pasien preeklampsia terjadi hemokonsentrasi yang
masih belum diketahui penyebabnya. Pasien ini
mengalami pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke
ruang interstisial. Kejadian ini diikuti dengan kenaikan
hematokrit, peningkatan protein serum, edema yang
dapat menyebabkan berkurangnya volume plasma,
viskositas darah meningkat dan waktu peredaran darah
tepi meningkat. Hal tersebut mengakibatkan aliran darah
ke jaringan berkurang dan terjadi hipoksia.
Pada pasien preeklampsia, jumlah natrium dan air dalam
tubuh lebih banyak dibandingkan pada ibu hamil normal.
Penderita preeklampsia tidak dapat mengeluarkan air
dan garam dengan sempurna.
Janin
Menurunnya aliran darah ke plasenta
mengakibatkan gangguan fungsi
plasenta. Pada hipertensi yang agak
lama, pertumbuhan janin terganggu
dan pada hipertensi yang singkat
dapat terjadi gawat janin hingga
kematian janin akibat kurangnya
oksigenisasi untuk janin.
Diagnosa

Kriteria diagnosis untuk hipertensi


dalam kehamilan:
Hipertensi Gestasional: Tekanan
darah 140/90mmHg setelah 20
minggu kehamilan tanpa riwayat
hipertensi sebelumnya.
Diagnosa
Hipertensi-preeklamsia:
Proteinuria:
300mg/24 jam, atau
Protein: rasio kreatinin 0.3 atau
Dipstick +1 persisten
Trombositopenia: Platelet < 100,000/L
Insefisiensi ginjal: Kreatinin > 1.1mg/dL atau peningkatan
dua kali lipat dari batas awal.
Keterlibatan liver: Serum transaminase dua kali lipat
normal.
Gejala serebral: Nyeri kepala, gangguan penglihatan,
kejang.
Edema pulmonum.
Penatalaksanaan Preeklampsia

1. Pemberian obat anti kejang


a. MgSO4 (Magnesium sulfat), cara pemberiannya:
Loading dose: initial dose, yaitu: 4 gram MgSO4 20%

intravena diencerkan dalam 100 cc PZ, selama 15


menit kemudian dilanjutkan MgSO4 40 % 10gr yang
dilarutkan dalam 500 cc PZ/RD5 selama 6 jam.
Maintenance dose, yaitu 10 gram MgSO4 40%

intravena yang dilarutkan dalam 500 cc PZ/RD5


selama 12 jam.
Penatalaksanaan Preeklampsia

Syarat-syarat pemberian:
Harus tersedia antidotum MgSO4 bila terjadi
intoksikasi yaitu Kalsium Glukonas 10% = 1 g
(10% dalam 10 cc) diberikan intravena 3
menit.
Reflek patella (+)
Respirasi > 16x/menit
Urine >150 cc/6 jam atau >500 cc/24 jam.
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
b. Diazepam atau dapat juga
digunakan Fenitoin. Fenitoin sodium
mempunyai khasiat stabilisasi
membran neuron, cepat masuk
jaringan otak dan efek antikejang
terjadi 3 menit setelah injeksi
intravena.
2. Diuretikum tidak diberikan secara
rutin, kecuali bila ada edema paru,
payah jantung kongestif atau
anasarka
3. Pemberian antihipertensi
4. Pemberian glukokortikoid untuk
pematangan paru janin diberikan
pada kehamilan 32-34 minggu, 2x24
jam.
Pengobatan
Preeklampsia
A. Sikap terhadap penyakitnya
(pengobatan Medicinal)
Segera masuk rumah sakit untuk rawat inap.
Tirah baring miring ke satu sisi (kiri)
Pengelolaan cairan
Antasida: untuk menetralisir asam lambung, bila
mendadak kejang , dapat menghindari risiko
aspirasi asam lambung yang sangat asam.
Diet : cukup protein; rendah karbohidrat, lemak
dan garam.
Pemberian obat anti kejang
Diuretikum
Anti hipertensi
Edema paru.
Lain-lain (antipiretika, antibiotika,
anti nyeri)
Glucorticoid
B. Sikap terhadap kehamilannya
1. Aktif (aggressive management)
berarti : kehamilan segera diakhiri /
diterminasi bersamaan dengan
pemberian pengobatan medicinal.
2. Konservatif (ekspektatif) berarti :
kehamilan tetap dipertahankan
bersamaan memberi pengobatan
medicinal.
Indikasi perawatan aktif ialah bila didapatkan satu / lebih keadaan
dibawah ini.
Umur kehamilan 37 minggu
Adanya tanda - tanda impending preeclampsia
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif
Diduga adanya solusio plasenta
Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan.
Adanya tanda-tanda fetal distress
Adanya tanda tanda IUGR
NST non reaktif dengan profil biofisik abnormal
Terjadinya oligohidroamnion
Adanya tanda-tanda Sindroma HELLP
Cara mengakhiri kehamilan dilakukan
berdasarkan keadaan obstetric.
Belum inpartu :
1. Induksi persalinan (biasanya dengan oxytocin
drip bila PS 5) bila NST baik, atau
2. Bila PS 5, diberikan misoprostol 25-50
mg/vag/6 jam, maksimal 24 jam dari pemberian
pertama.
3. Sectio Caesarea, bila NST jelek atau syarat
induksi tidak dipenuhi atau adanya kontra
indikasi oxytocin drip atau oxytocin drip gagal.
Sudah Inpartu :
1. Kala I diikuti sesuai dengan grafik
Friedman, dan manajemennya bila
terjadi kelainan-kelainan grafik
Friedman, atau dengan partograf
WHO.
2. Pada persalinan pervaginam, maka
kala II diselesaikan dengan partus
buatan (ibu tidak boleh mengejan).
Pada kehamilan kurang dari 37
minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia dengan
keadaan janin baik, dilakukan
penanganan konservatif.
MgSO4 diberikan bila ibu sudah
mencapai tanda-tanda preeklampsia
ringan, selambatnya dalam waktu 24
jam.
Komplikasi Preeklampsia

Ibu
Sistem saraf pusat : perdarahan intrakranial, trombosis vena

sentral, hipertensi ensefalopati, edema serebri, edema retina,


macular atau retina detachment dan kebutaan korteks, eklampsia.
Gastrointestinal-hepatik : subskapular hematoma hepar, rupture

kapsul hepar.
Ginjal : gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut.
Hematologic : trombositopenia dan hematoma luka operasi.
Kardiopulmonar : edema paru kardiogenik atau non kardiogenik,

depresi atau arrest pernapasan, cardiac arrest, iskemia


miokardium.
Lain-lain : asites, edema laring, hipertensi yang tidak terkendalikan
Janin
Penyulit yang dapat terjadi pada
janin ialah intrauterine fetal growth
restriction, solusio plasenta,
prematuritas, sindroma distress
napas, kematian janin intrauterine,
kematian neonatal intraventrikular,
necrotizing, sepsis, cerebral palsy.
Kasus
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. YM
Umur : 29 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan: S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Gubeng Kertajaya 7- K / 7,
Surabaya
MRS : 15 Juli 2016 (jam 10.30)
Anamnesa
ANAMNESA
Keluhan Utama : rujukan dokter karena tensi tinggi
Keluhan Tambahan : bengkak kedua tungkai, tangan, dan
kelopak mata
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien dengan
hamil kedua datang ke RSU Haji pada tanggal 15
Juni 2016 pukul 10.30. Pasien datang ke poli
hamil karena rujukan dari dokter kandungan
dengan alasan tensi tinggi. Pasien juga
mengeluhkan kedua tungkai dan kelopak mata
yang bengkak. Selama ini pasien kontrol hamil
dengan dokter kandungan, menurut pasien tensi
pasien mulai tinggi semenjak usia kehamilan 5
bulan dan telah mendapat obat. Saat ini usia
kehamilan adalah 7 bulan.
Semenjak usia kehamilan 5 bulan selain tensi yang
tinggi, pasien juga mengeluhkan kadang bengkak
di kedua tangan, kaki, wajah, dan kelopak mata,
nyeri dibagian ulu hati, mual dan muntah yang
dirasakan hilang timbul. Pasien menyangkal
adanya gangguan penglihatan dan kejang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi
Sebelum kehamilan : disangkal
Selama masa kehamilan : (+) sejak hamil 5 bulan
Diabetes mellitus : disangkal
Asma : disangkal
Alergi : disangkal
Penyakit kronis : disangkal
Hipertiroid : disangkal
Penyakit jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi : (+) ibu


Diabetes mellitus : disangkal
Asma : disangkal
Alergi : disangkal
Penyakit kronis : disangkal
Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 7 hari
Dismenorhea: (-)
HPHT : 01-12- 2015
TP : 08-09-2016
Umur kehamilan : 33/34 minggu
Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 5 tahun
Riwayat Kehamilan dan
Persalinan
aterm/ perempuan/ 2550 gr/ spontan b/ RS DKT/ 5 thn
hamil ini

Riwayat ANC
dokter sp.OG 7x tensi tinggi
Riwayat KB
KB suntik 1 bulanan
Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN UMUM
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 67 kg
BMI : 26,83
Keadaan umum : Cukup
A / I / C / D: - / - / - / -
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 180/130 mmHg
Nadi : 76 x / menit
Suhu (axiller): 36 C
RR : 20 x / menit
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Kepala:
Oedem kelopak mata + / +
Konjunctiva anemis - / -
Sclera icterus - / -
Chloasma gravidarum -/-
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Bentuk normal, gerak simetris, mammae
membesar +/+, hiperpigmentasi
areola mammae +/+, ASI -/-
Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh - / - , Whz - / -
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Lihat status obstetri
Ekstremitas : akral hangat (+) edema (+)
b. Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Perut membesar, cembung, simetris, striae albican(+),
linea nigra (+), bekas jahitan operasi (-), scar (-)
Palpasi:
Leopold I : TFU 25 cm, teraba bagian besar janin, lunak
tidak melenting
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang di sisi kanan
ibu
Leopold III : Teraba bagian besar janin, keras, melenting,
dapat digerakkan
Leopold IV :belum masuk PAP
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi: BU (+) dalam batas normal.
DJJ : 168x/menit
HIS : (-)
VT: 0 cm/ bagian terendah janin masih tinggi/UPD N
Pemeriksaan Penunjang
15/7/2016 11:30
Darah Lengkap :
Hb : 14.8 g/dL
Lekosit: 12,920/ mm3
Trombosit: 159,000/ mm3
Hematokrit : 41.3 %
Kimia Klinik :
GDA : 69 mg/dL
BUN : 13 mg/dL
Serum kreatinin : 1.2 mg/dL
SGOT : 34 U/L
SGPT : 19 U/L
Albumin : 3.0 g/dL
Urine Lengkap :
Protein : 500 mg/dL (4+)
Sedimen leukosit 3-5 plp (N : 0-1)
epitel 3-5 plp (N : 0-1)
Resume
Pasien dengan hamil kedua datang ke RSU Haji
dengan rujukan dari dokter spesialis kandungan
dengan tensi tinggi. Pasien juga mengeluhkan
kedua tangan dan kaki membengkak serta
bengkak pada kedua kelopak mata. Selama ini
pasien kontrol hamil dengan dokter spesialis
kandungan, dan tensi mulai tinggi sejak usia
kehamilan 5 bulan, dan telah mendapat obat.
Sejak memasuki usia kehamilan 5 bulan, pasien
mengeluhkan kedua tangan dan kaki, wajah serta
kedua kelopak mata membengkak, nyeri pada ulu
hati, mual dan muntah yang dirasakan hilang
timbul..
Resume
Tekanan darah : 180/130mmHg
DJJ : 168x/min
Leopold I : TFU 25 cm, kesan bokong
Leopold II : Kesan punggung kanan
Leopold III : Kesan kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
VT 0 cm/ bagian terendah janin masih
tinggi/UPD N
Urine : Protein++++
Diagnosis

G2P1001/ 33-34 Minggu/ THIU/


bagian terendah janin masih
tinggi/ UPD N/ PEB/ c. IUGR + TBJ
900 gr
Planning
USG FM
Inj. SM 4 gr bolus i.v pelan dilanjutkan 1
gr/ jam
Inj. Dexamethasone pematangan paru 2
x 6 mg selama 2 x 24 jam
Nifedipin 3 x 10 mg
Metildopa 3 x 500 mg
Balance cairan
Minum max 1000cc/ 24 jam
16 Juli 2016
08.00
S: nyeri dibagian ulu hati
O: St. Generalis: TD = 160/110; N = 72x/mnt; RR = 20x/mnt; t = 36 C
A/I/C/D = -/-/-/-
oedem kelopak mata +/+
leher, thorax = dbn
abdomen = nyeri tekan
- + -
- - -
- - -

ekstremitas = AH +/+/+/+; edema -/-/+/+
St. obstetri :
Leopold I: TFU 25 cm, kesan bokong
Leopold II: Kesan punggung kanan
Leopold III: Kesan kepala
Leopold IV: belum masuk PAP
DJJ = 148x/mnt; HIS = (-)
A: GIIP1001 33-34 minggu THIU + let. kep + PEB + c. IUGR TBJ 1000 gr + dalam pematangan
paru
P:
Inf. RD5 500cc/24 jam
Inj. SM
Inj. Dexamethasone 2 x 6 mg
Nifedipin 3 x 10 mg bila TD 160/110
Metildopa 3 x 500 mg
Balans cairan
Minum max 1000 cc/ 24 jam
17 Juli 2016
08.00
S: agak pusing
O: St. Generalis: TD = 160/110; N = 72x/mnt; RR = 20x/mnt; t = 36 C
A/I/C/D = -/-/-/-
leher, thorax, abdomen = dbn
ekstremitas = AH +/+/+/+; edema -/-/+/+
St. obstetri :
Leopold I : TFU 25 cm, kesan bokong
Leopold II : Kesan punggung kanan
Leopold III : Kesan kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ = 140x/mnt; HIS = (-)
A: GIIP1001 33-34 minggu THIU + let. kep + PEB + c. IUGR TBJ 1000 gr + pasca
pematangan paru
P:
Diet TKTP
Nifedipin 3 x 10 mg bila TD 160/110
Metildopa 3 x 500 mg
SF 2 x 1
Kalk 2 x 500 mg
Balans cairan
Minum max 1000 cc/ 24 jam
18 Juli 2016
10.00
S: tidak ada keluhan
O: St. Generalis: TD = 160/110; N = 82x/mnt; RR = 20x/mnt; t =
36 C
A/I/C/D = -/-/-/-
leher, thorax, abdomen = dbn
ekstremitas = AH +/+/+/+; edema -/-/+/+
St. obstetri :
Leopold I : TFU 25 cm, kesan bokong
Leopold II : Kesan punggung kanan
Leopold III : Kesan kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ = 109x/mnt; HIS = (-)
A: GIIP1001 33-34 minggu THIU + let. kep + PEB + c. IUGR TBJ
1000 gr
P:
USG Fm
NST
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai