Hipertensi gestasional
Preeklampsi
Eklampsi
Paru
Penderita preeklampsia berat mempunyai resiko
besar terjadinya edema paru. Edema paru dapat
disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel
endotel pada pembuluh darah kapiler paru dan
menurunnya diuresis
Kardiovaskular
Syarat-syarat pemberian:
Harus tersedia antidotum MgSO4 bila terjadi
intoksikasi yaitu Kalsium Glukonas 10% = 1 g
(10% dalam 10 cc) diberikan intravena 3
menit.
Reflek patella (+)
Respirasi > 16x/menit
Urine >150 cc/6 jam atau >500 cc/24 jam.
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
b. Diazepam atau dapat juga
digunakan Fenitoin. Fenitoin sodium
mempunyai khasiat stabilisasi
membran neuron, cepat masuk
jaringan otak dan efek antikejang
terjadi 3 menit setelah injeksi
intravena.
2. Diuretikum tidak diberikan secara
rutin, kecuali bila ada edema paru,
payah jantung kongestif atau
anasarka
3. Pemberian antihipertensi
4. Pemberian glukokortikoid untuk
pematangan paru janin diberikan
pada kehamilan 32-34 minggu, 2x24
jam.
Pengobatan
Preeklampsia
A. Sikap terhadap penyakitnya
(pengobatan Medicinal)
Segera masuk rumah sakit untuk rawat inap.
Tirah baring miring ke satu sisi (kiri)
Pengelolaan cairan
Antasida: untuk menetralisir asam lambung, bila
mendadak kejang , dapat menghindari risiko
aspirasi asam lambung yang sangat asam.
Diet : cukup protein; rendah karbohidrat, lemak
dan garam.
Pemberian obat anti kejang
Diuretikum
Anti hipertensi
Edema paru.
Lain-lain (antipiretika, antibiotika,
anti nyeri)
Glucorticoid
B. Sikap terhadap kehamilannya
1. Aktif (aggressive management)
berarti : kehamilan segera diakhiri /
diterminasi bersamaan dengan
pemberian pengobatan medicinal.
2. Konservatif (ekspektatif) berarti :
kehamilan tetap dipertahankan
bersamaan memberi pengobatan
medicinal.
Indikasi perawatan aktif ialah bila didapatkan satu / lebih keadaan
dibawah ini.
Umur kehamilan 37 minggu
Adanya tanda - tanda impending preeclampsia
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif
Diduga adanya solusio plasenta
Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan.
Adanya tanda-tanda fetal distress
Adanya tanda tanda IUGR
NST non reaktif dengan profil biofisik abnormal
Terjadinya oligohidroamnion
Adanya tanda-tanda Sindroma HELLP
Cara mengakhiri kehamilan dilakukan
berdasarkan keadaan obstetric.
Belum inpartu :
1. Induksi persalinan (biasanya dengan oxytocin
drip bila PS 5) bila NST baik, atau
2. Bila PS 5, diberikan misoprostol 25-50
mg/vag/6 jam, maksimal 24 jam dari pemberian
pertama.
3. Sectio Caesarea, bila NST jelek atau syarat
induksi tidak dipenuhi atau adanya kontra
indikasi oxytocin drip atau oxytocin drip gagal.
Sudah Inpartu :
1. Kala I diikuti sesuai dengan grafik
Friedman, dan manajemennya bila
terjadi kelainan-kelainan grafik
Friedman, atau dengan partograf
WHO.
2. Pada persalinan pervaginam, maka
kala II diselesaikan dengan partus
buatan (ibu tidak boleh mengejan).
Pada kehamilan kurang dari 37
minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia dengan
keadaan janin baik, dilakukan
penanganan konservatif.
MgSO4 diberikan bila ibu sudah
mencapai tanda-tanda preeklampsia
ringan, selambatnya dalam waktu 24
jam.
Komplikasi Preeklampsia
Ibu
Sistem saraf pusat : perdarahan intrakranial, trombosis vena
kapsul hepar.
Ginjal : gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut.
Hematologic : trombositopenia dan hematoma luka operasi.
Kardiopulmonar : edema paru kardiogenik atau non kardiogenik,
Riwayat ANC
dokter sp.OG 7x tensi tinggi
Riwayat KB
KB suntik 1 bulanan
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN UMUM
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 67 kg
BMI : 26,83
Keadaan umum : Cukup
A / I / C / D: - / - / - / -
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 180/130 mmHg
Nadi : 76 x / menit
Suhu (axiller): 36 C
RR : 20 x / menit
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Kepala:
Oedem kelopak mata + / +
Konjunctiva anemis - / -
Sclera icterus - / -
Chloasma gravidarum -/-
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Bentuk normal, gerak simetris, mammae
membesar +/+, hiperpigmentasi
areola mammae +/+, ASI -/-
Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh - / - , Whz - / -
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Lihat status obstetri
Ekstremitas : akral hangat (+) edema (+)
b. Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Perut membesar, cembung, simetris, striae albican(+),
linea nigra (+), bekas jahitan operasi (-), scar (-)
Palpasi:
Leopold I : TFU 25 cm, teraba bagian besar janin, lunak
tidak melenting
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang di sisi kanan
ibu
Leopold III : Teraba bagian besar janin, keras, melenting,
dapat digerakkan
Leopold IV :belum masuk PAP
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi: BU (+) dalam batas normal.
DJJ : 168x/menit
HIS : (-)
VT: 0 cm/ bagian terendah janin masih tinggi/UPD N
Pemeriksaan Penunjang
15/7/2016 11:30
Darah Lengkap :
Hb : 14.8 g/dL
Lekosit: 12,920/ mm3
Trombosit: 159,000/ mm3
Hematokrit : 41.3 %
Kimia Klinik :
GDA : 69 mg/dL
BUN : 13 mg/dL
Serum kreatinin : 1.2 mg/dL
SGOT : 34 U/L
SGPT : 19 U/L
Albumin : 3.0 g/dL
Urine Lengkap :
Protein : 500 mg/dL (4+)
Sedimen leukosit 3-5 plp (N : 0-1)
epitel 3-5 plp (N : 0-1)
Resume
Pasien dengan hamil kedua datang ke RSU Haji
dengan rujukan dari dokter spesialis kandungan
dengan tensi tinggi. Pasien juga mengeluhkan
kedua tangan dan kaki membengkak serta
bengkak pada kedua kelopak mata. Selama ini
pasien kontrol hamil dengan dokter spesialis
kandungan, dan tensi mulai tinggi sejak usia
kehamilan 5 bulan, dan telah mendapat obat.
Sejak memasuki usia kehamilan 5 bulan, pasien
mengeluhkan kedua tangan dan kaki, wajah serta
kedua kelopak mata membengkak, nyeri pada ulu
hati, mual dan muntah yang dirasakan hilang
timbul..
Resume
Tekanan darah : 180/130mmHg
DJJ : 168x/min
Leopold I : TFU 25 cm, kesan bokong
Leopold II : Kesan punggung kanan
Leopold III : Kesan kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
VT 0 cm/ bagian terendah janin masih
tinggi/UPD N
Urine : Protein++++
Diagnosis