Secara teori ada 2 pendapat yang mengemukakan tentang tahapan proses keperawatan,
ada yang berpendapat bahwa proses keperawatan terdiri dari 4 tahap yaitu pengakajian,
perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi. Namun ada pendapat lain yang
mengemukakan bahwa proses keperawatan terdiri dari 5 tahap karena dia beranggapan bahwa
sebelum perencanaan harus didahului dengan dignosa keperawatan, sehingga proses keperawatan
itu menjadi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pada saat perawat melakukan pengkajian pada seorang pasien ada 4 tahap yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :
o
Pengumpulan data
Validasi data
Pengorganisasian data
Analisa data
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistim tubuh, seperti sistem pernafsaan, sistem pencernaan,
sistem kardiovaskuler, sistem endokrin dan sistem tubuh lainnya. Gangguan pada salah satu
sitem tubuh akan memberi dampak pada sistem tubuh yang lainnya. Misalnya seseorang
mengalami gangguan pada sistem kardiovaskuler, tekanan darahnya turun, tekanan darah yang
rendah akan mempengaruhi suplai oksigen dan nutrisi kejaringan, karena jaringan kekurangan
oksigen maka akan memacu paru-paru untuk meningkatkan aktivitanya. Kadang sering kita
temui jika ada pasien hipotensi sudah pasti dia mengalami sesak nafas. Maka dari itu saat
perawat melakukan pengkajian pasien harus hati-hati dan mengkaji sistem apa saja yang
mungkin terganggu akibat dari satu sistem yang mengalami penyakit.
c). Individu merupakan multi dimensi dan satu kesatuan
Manusia terdiri dari beberapa dimensi yaitu biologi, psikologi, social dan spiritual. Gangguan
pada salah satu dimensi ini kadang akan berakibat gangguan pada dimensi yang lain. Misalnya
seseorang mengalami gangguan pada dimensi psikologi/gangguan jiwa kadang akan mengalami
gangguan orientasi sehingga tidak bisa membedakan mana hal yang nyata dan mana yang tidak
nyata. Kapan harus makan, kapan harus mandi dan kapan harus beribadah, dia tidak tahu sama
sekali. Jika seseorang kurang makan, kurang minum maka lama kelamaan akan mengalami
gangguan pada fisik atau biologi.
Maka dari itu pada saat perawat melakukan pengkajian pada seorang pasien harus secara teliti
dan komprehensif. Pengakjaian yang menyeluruh dan teliti tentu akan mendapatkan hasil yang
lebih baik dan akurat sehingga semua masalah yang dialami pasien bisa di ketahui dengan jelas.
Tujuan pengkajian :
1. Mendapatkan informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai masalah kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah selanjutnya
Saat perawat melakukan pengkajian pada seorang klien, seorang perawat akan menemukan 2
data yaitu data dasar dan data fokus. Data dasar adalah data yang didapatkan sejak pertama kali
kontak antara perawat dengan pasien, sedangkan data fokus adalah data yang didapatkan selama
pasien menjalani proses perawatan.
Pengumpulan Data
Merupakan proses mengumpulkan informasi tentang pasien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah serta kebutuhan keperawatan klien. Ada beberapa
infirmasi yang harus dikaji pada saat mengumpulkan data untuk keperluan perawatan pasien,
informasi yang harus dikaji berupa :
1. Segala sesuatu tentang pasien sebagai mahkluk bio-psiko-sosial dan spiritual
o Frekuensi pernafasan
o Dan lain-lain
2. Data subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan yang disampaikan klien dan keluarga.
Contoh :
o Pasien mengatakan ada rasa nyeri pada perut kanan bawah
o Pasien merasa mual
o Pasien mengatakan kurang nafsu makan
o Pasien mengatakan nyeri saat buang air kecil
o Dan lain-lain
Cara Pengumpulan
Secara untuk mendapatkan data dari klien, maka perawat dapat melakukannya dengan 2
cara yaitu :
1. Wawancara
Wawancara lansung dengan klien atau keluarga. Teknik dilakukan untuk mendapatkan data
subjektif, seperti data riwayat kesehatan klien, maupun keluhan klien yang lainny
2. Pemeriksaan fisik
Dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat maka perawat melakukan pemeriksaan fisik
pada semua bagian tubuh klien. Pemeriksaan fisik yang dilakuan pada klien bisa dengan berbagai
cara seperti :
a. Inspeksi
Suatu metode pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan.
Contoh :
o Penyebaran rambut klien, rata atau tidak rata
o Warna konjungtiva, anemis atau tidak
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien bisa dengan 2 metode, yaitu :
a). Cephalo caudal / Head to toe
Pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
b)
Sistem
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan sistem yang ada dalam tubuh manusia, sitem pernafasan,
sistem pencenaan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya.
Validasi data
Validasi data sangat perlu dilakukan sebelum mengambil kesimpulan tentang apa yang dialami
klien. Dengan validasi data seorang perawat melakukan telaah kembali apakah data yang
didapatkan sudah benar cara pemeriksaannya, apakan sudah benar sumbernya, apakah sudah
benar waktu mendapatkannya, jika perawat sudah yakin itu benar maka data yang didapatkan
tersebut sudah bisa dipertangung jawabkan untuk merumuskan masalah kesehatan klien.
Contoh :
o Apakah sudah menggunakan skala yang akurat saat melakukan pengukuran suhu tubuh klien
o Jika data di dapat dari keluarga klarifikasi pada klien
o Apakah data tersebut sudah ditanyakan pada sumber yang lebih mengetahui
Pengorganisasian Data
Setelah dilakukan validasi maka data yang sudah dianggap valid dikelompokan berdasarkan
kerangka kerja yang dapat membantu mengidentifikasi masalah/kebutuhan klien. Secara umum
kerangkan kerja yang dipakai dalam proses keperawatan adalah kerangka kerja kbutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow. Kebutuhan dasar manusia diurut jadi lima tingkatan mulai
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan dicinntai dan mencintai,
kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Analisa Data
Merupakan kemampuan kognitif dalam mengembangkan daya pikir dan penalaran yang
dipengaruhi oleh latar balakang ilmu pengetahuan, pengalaman dan pengertian keperawatan serta
kemampuan mengkaitkan data serta menghubungkan data tersebut dengan teori, konsep dan
prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan klien.
Ada beberapa dasar seorang perawat dalan melakukan analisa data, diantaranya adalah
pemahaman tentang ilmu :
1. Anatomi dan fisiologi
2. Patologi penyakit
3. Mikrobiologi dan parasitologi
4. Farmakologi
5. Ilmu perilaku
6. Konsep manusia
7. Konsep sehat sakit
8. Konsep stress dan adptasi
9. Tindakan dan prosedur keperawatan
10. dan lain-lain
2.
3.
4.
Menerapkan teori, model, kerangka kerja, norma dan standar yang dibandingkan
dengan data atau kesenjangan yang ditemukan
5.
2.
3.
4.
Contoh :
TN.A usia56 tahun, Berat badan 60 kg, Tinggi badan 156 cm
Data Subjentif :
o Klien mengeluh haus
o Klien mengatakan kemaren saya pergi kenduri dan banyak makan kue dan minum
sirop, beberapa jam kemudian muntah terus dan nyeri pada perut
Data Objektif :
o Kulit kering
o Urin out put 300 cc/ 2 jam
2. Diagnosa keperawatan
Setelah melakukan pengkajian maka tahapan prsoses keperawatan yang berikutnya adalah
merumuskan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan merupakan landasan bagi seorang
perawat untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada klien yang dirawatnya.
Pengertian Diagnosa Keperawatan
Ada beberapa ahli dibidang keperawatan yang mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian diagnosa keperawatan, diantaranya adalah :
a)
Yura
MenurutYura yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan adalah pernyataan atau kesimpulan
yang diambil dari pengkajian tentang status kesehatan klien
b)
Diagnosa keperawatan merupakan masalah kesehatan yang aktual dan potencial. Masalah
kesehatan aktual masalah ditemukan pada saat melakukan pengkajian dan msalah kesehata
potensial masalah yg mungkin akan timbul kemudian
c)
Gordon
Diagnosa keperawatan adalah diagnosa yang dibuat oleh perawat profesional, menggambarkan
tanda dan gejala yang menunjukan masalah kesehatan yang dirasakan klien dimana perawat
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya mampu menolong klien tersebut
d)
Christine Ibrahin :
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan klien yang dapat ditanggulangi dengan tindakan keperawatan
e) Edel
Menurut Edel diagnosa keperawatan merupakan
adanya masalah kesehatan dimana klien
memerlukan bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya atau meninggal
dengan damai serta adanya diagnosa keperawatan
menggambarkan :
o
Perkembangan perilaku
Dari bererapa pendapat tadi dapat disimpulkan bahawa yang dimaksud dengan diagnosa
keperawatan adalah
1. Respon klien (individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat)
2. Bersifat aktual / potensial / resiko
3. Berdasarkan pengkajian
4. Merupakan fungsi independen perawat dan perawat bertanggung gugat
Persyaratan Diagnosa Keperawatan
Secara konsep ada 7 persyaratan untuk menegakan diagnosa keperawatan yang benar,
diantaranya adalah :
1.Rumusan harus jelas dan singkat
2. Spesifik dan akurat
3. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
Patofisiologi, proses perjalanan penyakit akibat akibat dari kuman maupun proses lainnya yang
bisa menimbulkan gangguan kesehatan
o Psikologi
o Perubahan situasional
S : Symtom / Sign
Merupakan ciri, tanda dan gejala yang sebagai informasi yang diperlukan untuk merumuskan
diagnosa keperawatan. Walau demikian harus dihindari membuat diagnosa berdasarkan 1 data
saja, minimal ada 3 tanda dan gejala.
Contoh :
1. Ketidakseimbangan cairan dan eletrolit b/d diare dan muntah ditandai oleh turgor kulit
buruk, selaput mukosa mulut kering, perasaan haus, urin keluar 300 ml/ 2 jam, nadi
lemah dan cepat, td 80/60 mmhg (P + E + s)
2. Ketidakmampuan memenuhi kbth oksigen b / d obstruksi jalan nafas ditandai oleh
pernafasan tridor, dipsnoe, cianosis (P + E + S)
3. Gangguan personal higyene b/d kelemahan fisik (P + E)
Kategori Diagnosa Keperawatan :
1. Aktual (P + E + S)
2. Resiko tinggi / potensial (P + E)
Resiko gangguan keseimbangan cairan dan eletrolit
3. Wellness (diagnosa sehat sejahtera)
Perilaku mencari bantuan kesehatan b/d kurangnya pengetahuan tentang cara menyusui yg benar
4. Kemungkinan
Kemungkinan ggn konsep diri b/d..
5. Sindrom : dx muncul akibat suatu kejadian atau situasi tertentu
Sindrom disuse b/d tindakan amputasi
Menetapkan prioritas
2)
3)
1.
b.
c.
d.
2.
3.
6.
7.
Secara umum tujuan dalam keperawatan ada 2 macam yaitu tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang. Perbedaan tujuan jangka panjang dan janngka pendek ditentukan oleh
indikator waktu pencapaian tujuan tersebut. Indikator waktu untuk tujuan jangka pendek adalah
jam dan hari sedangkan indikator waktu untuk tujuan jangka panjang adalah minggu dan
bulan
Supaya tujuan yang dibuat bisa dipahami oleh semua orang dan tujuan bisa dicapai, maka
ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan saat merumuskan tujuan dalam asuhan
keperawatan, diantanranya adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Menentukan kriteria keberhailan yang bisa dilihat dari perubahan perilaku klien
2.
3.
4.
S + P + K1 + K2 + T atau T + S + P + K1 + K2
S ( Subjek)
P (Prediket)
K1 (Kriteria)
K2 (Kondisi)
T ( Waktu)
Contoh :
S ( Subjek)
: Klien
P (Prediket)
: Mampu mengeluarkan
K1 (Kriteria)
: Sekresi paru
K2 (Kondisi)
: Tanpa bantuan
T ( Waktu)
: Klien
: Mampu merawat
K1
K2
: Klien
K1
K2
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menentukan rencanakan tindakan
keperawatan, diantaranya adalah:
1. Mengidentifikasi alternatif tindakan
2. Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan digunakan
3. Melibatkan klien dalam menyusun rencana
4. Melibatkan anggota tim kesehatan lain
5. Mengetahui latar belakang agama dan budaya
6. Mempertimbangkan lingkunga, sumberdaya dan fasiltas yang ada
7. Memperhatikan kebijakan dan peraturan yang ada
8. Tindakan harus menjamin rasa aman klien
9. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
10. Tindakan harus bersifat realitas
11. Tindakan disusun menurut prioritas
2.
Dapat di modifikasi
3.
Bersifat spesifik :
o Siapa yang melakukan
o Apa yang dilakukan
o Dimana dilakukan
o Kapan dilakukan
o Bagaimana dilakukan
Tipe Diagnostik
Menilai kemungkinan klien kearah pencapaian kriteria hasil dengan observasi lansung
Contoh :
25/9/2011 : Kaji ROM ekstermitas atas klien pada tanggal 28/9/2011
(Tanda Tangan)
2. Tipe Terapeutik
Tindakan yang dilakukan perawat secara langsung untuk mengurangi, memperbaiki dan
mencegah kemungkinan masalah
Contoh :
25/9/2011 : Lakukan ROM pasif pada kaki kiri klien 4 kali sehari
(Tanda Tangan)
3. Tipe Penyuluhan
Digunakan untuk meningkatkan perawatan diri klien dengan membantu klien untuk memperoleh
tingkah laku yang mempermudah pemecahan masalah
Contoh :
25/9/2011 : Ajarkan klien tenik batuk efektif pada tanggal 27/9/2011
(Tanda Tangan)
4.
Tipe Rujukan
Menggambarkan peran perawat sebagai koordinator dan menejer dalam perawatan klien dalam
team kesehatan
Contoh :
25/9/2011 : Konsulkan klien dengan ahli terapi fisikmengenai kemajuan klien memakai walker
(tanda tangan)
Implementasi/Tindakan Keperawatan
Implemantasi keperawatan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan.
Implementasi yang baik dan tepat waktu akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Maka dari
itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan saat melakukan tindakan
keperawatan, diantaranya adalah:
1. Selalu memperhatikan bahaya fisik dan perlindungan pada klien
2. Selalu mengutamakan teknik komunikasi yang baik
3. Kemampuan perawat dalam melakukan prosedur tindakan
Kesalahan dalam cara pemberian obat tanggung jawab perawat. Misalnya obat yang harusnya di
berikan melalui intra muskular (masuk kedalam otot) tetapi perawat memberikan secara
intravena (masuk kedalam pembuluh darah). Jika terjadi efek samping akibat cara pemberian ini
maka yang bertanggung jawab adalah perawat. Maka dari itu sebelum perawat memberikan obat
kepada klien harus memperhatikan prinsip 5 benar yaitu, benar obat, benar cara pemberian, banar
waktu, benar dosis dan benar kliennya.
2. Rujukan/ketergantungan (Dependen)
Tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari team kesehatan lain
Contoh :
o Pemberian makanan sesuai dengan diet yang telah ditetukan oleh ahli gizi
Prinsip Implementasi Keperawatan
1. Berdasarkan pada respon klien
2. Berdasarkan penggunaan sumber yang tersedia
3. Meningkatkan kemampuan perawatan diri sendiri (self care)
4. Sesuai dengan standar praktek keperawatan
5. Memiliki dasar hukum
6. Sesuai dengan tanggung jawab praktek keperawatan
7. Kerjasama dengan profesi lain
8. Penekanan pada preventif dan promotif
9. Meningkatkan peran serta klien dalam asuhan keperawatan
10. Menerapkan metode keperawatan yang paling efktif
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Langsung
Pelaksanaan tindakan lansung disini adalah jika seorang perawat yang telah melakukan
pengkajian sampai perencanaan dan dia juga yang melakukan tindakan keperawatan pada
seorang klien tanpa melibatkan orang lain dalam melakukan tindakan keperawatan.
2. Delegasi
Delegasi disini adalah perawat yang menemukan masalah tidak secara lansung
melakukan tindakan tetapi untuk pelaksanaan tindakan diserahkan pada perawat lain yang dapat
dipercaya untuk melakukan tindakan pada pasien.
2.
siapkan lingkungan
3. Fase Terminasi
Fase ini merupakan tahapan akhir dari fase implementasi keperawatan. Pada fase ini ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh perawat, diantaranya adalah:
o Pemutusan hubungan perawat klien dalam sementara waktu
o Catat semua tindakan dan respon / reaksi klien
Dasar Strategi Dalam Melaksanakan Tindakan
Supaya tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien tepat sasaran dan sesuai
dengan rencana yang telah ditetepkan, maka ada beberapa strategi yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Proses belajar mengajar terjadi dalam tindakan keperawatan
2. Komunikasi 2 arah antara perawat kien sehigga terjadi saling pengertian dan saling
percaya
3. Keterampilan psikomotorik yang dikuasai oleh perawat dalam membantu memenuhi
kebutuhan klien
4. Kerjasama antara perawat dengan team kesehatan lain
5. Kepemimpinan keperawatan dalam mengelola asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan tahapan paling akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
perbandingan yang sistematik dan terencana dari status kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Pada tahap evaluasi ini bagaimana seorang perawat membandingkan data saat pasien
sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan.
Tujuan evaluasi :
1. Tujuan Umum :
a. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi apakah tujuan tercapai atau belum
b. Dapat menentukan penyebab bila tujuan belum tercapai
Guna Evaluasi Proses Keperawatan
1.
2.
3.
4. Sebagai umpan balik utk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses asuhan
keperawatan
5.
Contoh :
Diagnosa: bersihan jalan tidak efektif b/d penumpukan sekret ditandai oleh klien kelihatan sesak
nafas, klien kelihatan gelisah, adanya bunyi napas yang abnormal, frekuensi nafas 34 kali/menit,
irama nafas irreguler, klien mengatakan ada dahak pada saluran napanya tetapi tidak mau keluar
saat dia batuk.
Tujuan : klien mampu mengeluarkan sekresi paru tanpa bentuan pada tanggal 2 Februari 2011
dengan kiteria hasil klien tidak kelihatan sesak, klien kelihatan tenang, suara napas normal,
frekuensi pernafasan normal (16-20 kali/menit)
Evaluasi :
S
Jika data yang diperoleh dari klien tidak ada menunjukan perubahan kearah kemajuan
Contoh:
Diagnosa: bersihan jalan tidak efektif b/d penumpukan sekret ditandai oleh klien kelihatan sesak
nafas, klien kelihatan gelisah, adanya bunyi napas yang abnormal, frekuensi nafas 34 kali/menit,
klien mengatakan ada dahak pada saluran napanya tetapi tidak mau keluar saat dia batuk.
Tujuan : kien mampu mengeluarkan sekresi paru tanpa bentuan pada tanggal 2 Februari 2011
dengan kiteria hasil klien tidak kelihatan sesak, klien kelihatan tenang, suara napas normal,
frekuensi pernafasan normal (16-20 kali/menit)
Evaluasi :
S
: sekarang saya tetap batuk, dan saya merasa banyak dahak dalam dada saya
A
P