Anda di halaman 1dari 17

PRESENTASI KASUS

“NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA”

Disusun Oleh:

Desi Megafini FKUPN (1410221055)

Moderator:

dr. Widyanto, Sp.KK

Dipresentasikan pada tanggal 26 November 2015

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO JAKARTA
PERIODE 23 NOVEMBER 2015 – 26 DESEMBER 2015
BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jakarta timur

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 23 November 2015 di Poliklinik Kulit dan
Kelamin Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, pukul 12.00 WIB.

Keluhan Utama :
Gatal di punggung kaki kanan dan kiri
Keluhan Tambahan :
Penebalan kulit punggung kaki yang gatal
Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan dialami pasien sejak 4 tahun yang lalu, awalnya timbul seperti bintil
sebesar biji jagung pada kulit punggung kaki kanan pasien, karena dirasa sangat gatal
pasien menggaruk bagian tersebut. Rasa gatal hilang timbul, menurut pasien rasa gatal
timbul saat waktu tidak sibuk, seperti saat akan mau tidur. Rasa gatal semakin parah
jika pasien sedang memikirkan masalah keluarga, pasien mengatakan, pasien hanya
tinggal seorang diri dirumahnya. Sejak awal muncul keluhan rasa gatal semakin hebat
sehingga pasien terus menggaruk-garuk. Pasien mengaku dengan menggaruk rasa gatal
hilang sementara tetapi timbul lagi, bagian kulit yang digaruk menjadi luka, berair dan
dirasakan sedikit perih lalu menjadi kering lama kelamaan menjadi menebal dan
membesar. Akhir-akhir ini keluhan dirasa semakin parah, pasien harus selalu memakai
kaos kaki, jika kaos kaki dilepas maka gatal dirasa semakin hebat dan mengganggu
pasien dalam melakukan aktivitas dan pekerjaannya.
Pasien sebelumnya sudah 2 kali berobat ke dokter kulit sekitar 4 tahun yang lalu
saat awal keluhan muncul dan diberikan salep tetapi pasien tidak tahu nama obatnya,
keluhan gatal berkurang namun saat obat habis keluhan muncul lagi. Sehingga pasien
membeli obat ke apotek, yaitu salep esperson yang digunakan setiap hari 3 kali sehari
pagi, sore, malam dan obat tidur untuk mengurangi keluhan gatal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Status Generalis
Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, deformitas (-)
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT : Deviasi septum (-), discharge (-), faring hiperemis (-), T1-T1 tenang
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Simetris
Jantung : Inspeksi : iktus cordis (-)
Palpasi : iktus cordis teraba di sela iga IV linea
midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas jantung tidak melebar
Auskultasi : S1 dan S2 regular, murmu (-), gallop (-)
Pulmo : Inspeksi : simetris saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : taktil fremitus kedua lapang paru simetris
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas dasar vesikular +/+, wheezing -/-,
rhonki -/-
Abdomen : Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time < 2detik

Status Dermatologikus

Lokasi : Regio 1/3 distal et 1/3 medial cruris medial et lateral et dorsum pedis
dextra et sinistra
Efloresensi : Tampak plakat hiperpigmentasi berukuran numular hingga plakat
berbatas tegas dengan likenifikasi dan krusta berwarna kecoklatan di
beberapa tempat dan sebagian tertutup skuama halus.
Gambar 1. Cruris pedis dextra et sinistra

plakat hiperpigmentasi berukuran numular hingga plakat berbatas


tegas dengan likenifikasi dan krusta berwarna kecoklatan di
beberapa tempat dan sebagian tertutup skuama halus
Gambar 2. Cruris et pedis dextra

plakat hiperpigmentasi berukuran numular hingga plakat berbatas


tegas dengan likenifikasi di beberapa tempat dan sebagian
tertutup skuama halus
Gambar 3. Cruris et pedis sinistra

plakat hiperpigmentasi berukuran numular hingga plakat berbatas


tegas dengan likenifikasi dan krusta berwarna kecoklatan di
beberapa tempat dan sebagian tertutup skuama halus
Gambar 4. Cruris et pedis dextra lateral (plakat hiperpigmentasi)
Gambar 5. Cruris et pedis sinistra lateral

plakat hiperpigmentasi berukuran numular hingga plakat berbatas


tegas dengan likenifikasi dan krusta berwarna kecoklatan di
beberapa tempat dan sebagian tertutup skuama halus
Gambar 6. Dorsum pedis sinistra (krusta berwarna kecoklatan)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ada

V. RESUME

Ny. R, perempuan, usia 54 tahun keluhan gatal disertai penebalan kulit pada
punggung kaki kanan dan kiri sejak 4 tahun yang lalu. Rasa gatal timbul saat waktu
tidak sibuk dan dipicu oleh faktor emosional. Pasien 2 kali berobat ke dokter kulit
diberikan salep tetapi pasien tidak tahu nama obatnya. Pasien membeli obat ke apotek,
salep esperson yang digunakan setiap hari 3 kali dan obat tidur untuk mengurangi
keluhan gatal.
Status dermatologikus pada regio 1/3 distal et 1/3 medial cruris lateral et medial et
dorsum pedis dextra et sinistra tampak plakat hiperpigmentasi berukuran numular
hingga plakat berbatas tegas dengan likenifikasi di beberapa tempat dan tertutup
skuama halus.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Neurodermatitis Sirkumskripta
VII. DIAGNOSIS BANDING
Tidak ada
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Tidak ada

IX. PENATALAKSANAAN
1. Non Medikamentosa
a. Edukasi mengenai penyakit yang diderita
b. Edukasi agar pasien tidak menggaruk luka karena akan memperburuk keadaan
penyakitnya
c. Edukasi agar pasien menjaga kebersihan kulit dan tangan
d. Hindari stress yang menjadi faktor pemicu teradinya penyakit

2. Medikamentosa :
a. Sistemik : Difenhidramin 25 mg 1 kali sehari malam hari
b. Topikal : Clobetasol 0,05 % ointment 2 kali sehari pagi dan malam

X. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad functionam : ad bonam
3. Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

Definisi

Neurodermatitis sirkumskripta adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip,


ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai
kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai
rangsangan pruritogenik.1

Sinonim

Nama lain neurodermatitis sirkumskripta iala liken simpleks kronikus, istilah yang
pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu juga disebut liken Vidal.1

Epidemiologi

Neurodermatitis sirkumskriptas tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa
ke atas, puncak insiden pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita
daripada pria.1

Banyak terjadi pada bangsa Asia. 2

Etiopatogenesis

Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya reaksi kulit berupa likenifikasi da
prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat disebabkan oleh adanya penyakit yang
mendasar, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin,
hipertiroidea, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergik, gigitan
serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi.1 Selain itu faktor-faktor yang dapat
menyebabkan neurodermatitis seperti perokok pasif, infeksi, dan kondisi tubuh berkeringat.4

Pada prurigo nodularis jumlah eosinophil meningkat. Eosinophil berisi protein X dan
protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mast. Jumlah sel Langerhans juga
bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (Calcitonin gene-related peptide) dan SP
(substance P), baha imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah pada prurigo nodularis,
tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. SP dan CGRP melepaskan hitamine dan sel
mast yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada
membran sel Schwan dan sel perineum meningkat, mungkin ini menghasilkan hiperplasia
neural. 1

Faktor gangguan emosi dan psikologis telah dikaji dalam literatur. Sebuah studi
dilakukan pada penderita neurodermatitis sirkumskripta dan prurigo nodularis ditemukan
bahwa setengah dari 46 pasien yang diteliti memiliki riwayat depresi, kecemasan, dan
penyakit psikologis ringan lainnya. Masih belum jelas faktor emosi merupaka faktor sekunder
atau bahkan primer dan kausa dari timbulnya rasa gatal. Terdapat studi bahwa
neurotransimtter yang mempengaruhi status psikologis seseorang, seperti dopamin, serotonin,
atau peptida opoid memodulasi persepsi rasa gatal melalui jalur spinal desenden.3

Gejala Klinis

Rasa gatal terus-menerus, spasmodik atau paroksismal. Pada daerah gatal timbul
sisik-sisik seperti psoriasis.2

Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur.
Rasa gatal memang tidak terus-menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit
ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak setelah digaruk, setelah luka baru hilang
rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri.1

Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritemosa, sedikit edematosa,
lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal,
likenifikasi dan eskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas.
Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.1

Letak lesi bila timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan adalah sklap, tengkuk,
samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial,
lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki.
Neurodermatitis di dareha tengkuk (lichen nuchae) umunya hanya pada wanita, berupa plak
kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke scalp. Biasanya skuamanya banyak
menyerupai psoriasis.1

Variasi klinik neurodermatitis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau
korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus
berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun
menjadi keras dan berwarna lebih gelap. Lesi biasanya multipel, lokasi tersering di
ekstremitas, berukuran mulai milimeter sampai 2 cm.1

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

a. Tes Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratoriumtidak ada tes yang spesifik untuk neurodermatitis
sirkumskripta.tetapi walaupun begitu, kadar immunoglobulin E dapat meningkat pada
neurodermatitis.3
b. Histoplatologi
Gambaran histopatologik neurodermatitis sirkumskripta berupa ortokeratosis,
hipergranulosis, akantosis denngan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel
radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas
bertambah, kolegen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah
lebih teba;, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan berproliferasi, dan
terlihat hiperplasia neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.1

Diagnosis

Diagnosis untuk neurodermatitis sirkumskripta dapat ditegakkan melalu anamnesis,


pemeriksaan fisik dan penunjang. Pasien dengan neurodermatitis sirkumskripta mengeluh
merasa gatal pada satu daerah atau lebih. Sehingga timbul plak yang tebal karena mengalami
proses likenifikasi. Biasanya rasa gatal tersebut muncul pada tengkuk, leher, ekstensor kaki,
siku, lutut, pergelangan kaki. Eritema biasanya muncul pada awal lesi. Rasa gatal muncul
pada saat pasien sedang beristirahat dan hilang saat melakukan aktivitas dan biasanya gatal
timbul intermiten.3

Pemeriksaan fisik menunjukan plak yang eritematous, berbatas tegas, dan terjadi
likenifikasi. Terjadi perubahan pigmentasi, yaitu hiperpigmentasi. 3

Pada pemeriksaan penunjang histopatologi didapatkan adanya hiperkeratosis dengan


area yang para keratosis, akantosis dengan pemanjangan rete ridges yang irregular,
hipergranulosis danperluasan dari papil dermis.1

Diagnosis Banding

Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah:

a. Dermatitis kontak alergi


Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahankimia
yang secara langsung merusak kulit oleh sensitifitas spesifik, pada kasus penderita
umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan dermatitis dan
lokasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematous yang berbatas jelas
kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla
dapat menimbulkan erosi dan eksudasi.1
b. Plak psoriasis
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan karakteristik
plak eritematous, berbatas tegas, berwarna putih, keperakan, skuama yang kasar,
berlapis-lapis, transparan, disertai fenomena lili, Auspitz dan Kobner. Lokasi
terbanyak ditemukan didaerah ekstensor. Penyebabkan belum diketahui secara pasti,
tetapi beberapa hipotesa telah mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat otoimun, dan
residif.3
c. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor
konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik. Faktor predisposisinya
ialah kelainan konstitusi berupa status seboroik. Pertumbuhan P. Ovale yang
berlebihan dapat mengakibatkan reaksi inflamasi. Kelainan kulit terdiri atas eritema
dan skuama berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. Pada
bentuk yang lebih berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta kotor.1
d. Liken Planus
Liken planus ditandai timbulnya papul-papul yang mempunyai warna dan konfigurasi
yang khas. Papul-papul berwarna merah biru dan poligonal, berskuama, dan
berbentuk siku-siku. Lokasinya di ekstremitas bagian fleksor, selaput lendir, dan alat
kelamin. Sangat gatal, umumnya membaik dalam waktu 1-2 tahun.1
e. Dermatitis atopi
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak-anak. Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE
dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa
papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di
lipatan. Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat berupa plak papuler,
eritemosa, dan beskuama atau plak likenifikasi yang gatal.3

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari neurodermatitis sirkumskripta secara primer adalah


menghindarkan pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok secara terus-menerus,
sehingga memutuskan rantai “Itch-scracth cycle”.4 Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
dokter, yakni:

a. Non medika mentosa


Tatalaksana tanpa pengobatan adalah meminta pasien untuk memotong kuku pasien,
menjaga kelembapan kulit, meminta pasien sebisa mungkin agar tidak menggaruk,
menjaga kebersihan kulit.6 Terapi neurodermatitis bertujuan untuk memutus itch-
scratch cycle, karena pada dasarnya tindakan menggaruk lesi yang terasa gatal justru
akan memperberat lesi dan menambah rasa gatal. 4
b. Medikamentosa:
 Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif,
contohnya hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat
pula diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek
(maksimum 8 hari).1
 Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup
dengan penutup impermeable, kalau masih tidak berhasil dapat diberikan
secara suntikan intralesi.1 Kortikosteroid memiliki efek anti inflamasi, anti
alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta vasokonstriksi. Contoh kortikosteroid
topikal super poten (golongan I) yaitu betametashone dipropionate 0,05%
serrta clobetasol propionate 0,05%. Contoh kortikosteroid potensi tinggi
(golongan II) yaitu mometasone furoate 0.01%, desoximetasone 0,05%.
Kortikosteroid topikal dipakai 2-3 kali sehari, tidak ;ebih dari 2 minggu untuk
potemsi kuat. Apabila tidak berhasil, diberikan secara suntikan intralesi 1 mg,
contohnya triamsinolon asetonid.3
 Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasikan dengan ter yang mempunyai
efek anti inflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA.1
Prognosis
Prognosis untuk neurodermatitis sirkumskripta adalah:5

 Lesi bisa sembuh dengan sempurna


 Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi
dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan
 Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional yang
meningkat
 Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat membantu
untuk mengurangi proses likenifikasi
Pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari
gatal dapat hilang, atau dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat
menghambat proses penyakit ini.5

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011:
147-148.
2. Siregar R.S. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam: Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005: 129-
130.
3. Burgin S. Chapter 15: Lichen Simplex Chronicus and Prurigo Nodularis. In: Klauss
W, Lowell A. Katz SI. Et al (Eds). Fitzpatrick’s Dermatologyin General Medicine
7th Edition Volumes 1. New York: McGraw Hill Medical. 2008: 160-162.
4. Damayanti, Idhar. Circumscribed Neurodermatitis in Woman With Controlled
Hypertension Stage I. Lampung: Medical Faculty of Lampung University. 2014:
Medula: Volumes 2 (Number 3).
5. Hogan DJ. Lichen Simplex Chronicus. [Homepage on the internet]. C2012
[Updated2012April 20; cited 2014 july10]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1123423-medication#showall

Anda mungkin juga menyukai