Anda di halaman 1dari 28

Asma

FT Pediatri
Kelompok 8

Christian Erna Saffira Yunita


Widi N. Satwika Azzahra Tri H.
R.P.
Definisi Asma
Gangguan inflamasi pada saluran jalan nafas yang
hiper reaktivitas, terjadi secara berulang, disertai
mengi, sesak nafas , dan batuk terutama pada
malam dan pagi hari
Jenis-Jenis Asma
• Asma Alergik disebabkan oleh allergen (misalnya: serbuk sari,
binatang, amarah, makanan, dan jamur)
• Asma idiopatik atau non alergik tidak berhubungan dengan
Allergen spesifik. Faktor-faktor seperti Common cold, infeksi
traktus respiratorius, latihan, emosi dan polutan lingkungan
dapat mencetuskan serangan.
• Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk
idiopatik atau nonalergik
Gejala Klinis
Nafas berbunyi (mengi/wheezing)

sesak nafas/dada terasa berat (chest tightness)

Batuk (terutama malam dan dini hari)

Dahak kental sulit dikeluarkan

 Gejala timbul secara episodik berulang


 Wheezing berulang dan atau batuk kronik berulang merupakan titik awal
untuk menegakan diagnosis
Inspirasi Otot Bantu Expirasi Otot Bantu
Utama Inspirasi Utama Expirasi
•Diafragma •Sternocledoma •Internal •Latisimus
stoideus Obliq
•External •Trapezius Dorsi
•External
Intercostali •Seratus
•Iliocostalis
•Pectoralis Obliq
s
Mayor dan •Rektus Lamborum
•Internal Abdominis
Minor •Quadratus
Intercostali •Latisimus Dorsi •Transversus
s •Scaleni Lumborum
Abdominis
Perubahan Struktur &
1.
Fisiologis
Spasme berat pada otot polos cabang bronkil
2. Penyempitan jalan udara
3. Radang lapisan mukosa cabang trakeobrokial dan hipersekresi
mukus, mukus sering lengket sehingga menyebabkan sumbatan
terjadi karena sel goblet yang bertambah jumlahnya.
4. Asma yang berat setelah beberapa tahun dapat menimbulkan
emfisema.
Pemeriksaan

Umum Khusus

Palpa Perk Eksp Skal


si Aus Spir
usi ansi a
TTV Otot
Pada
kult Thor
om
Perna Ber
fasan Dada asi aks etri g
Problem Fisioterapi
1. Impairment (Body Structure & Function):
a. Ketidak mengertiannya terhadap pencetus problem
b. Kapasitas aerobik
c. FEV1 < 80 %
d. Retensi sekret
e. Sesak nafas/tachypnea
f. Kemampuan latihan rendah
g. Inflamasi saluran nafas
h. Spasme m. scaleni sterno cledomastoideus, m.Trapezius
2. Keterbatasan Aktivitas
a. Berjalan dan bergerak
b. Beraktivitas terbatas, berjalan terbatas,
bekerja terbatas

3. Keterbatasan Partisipasi
a. Perlu alat tranportasi
b. Edukasi lingkungan dan latihan
Fisioterapi Kasus Asma
pada Anak
1. Asma berkembang terutama pada usia muda, tetapi dapat juga
terjadi di masa dewasa. Prevalensi asma sekitar 5-10% pada anak-
anak dan sekitar 3% pada orang dewasa
2. Pengobatan asma terdiri dari medis, terutama pengobatan
inhalasi, dan terapi non medis.
3. Tujuan dari pengobatannya adalah mencapai gaya hidup normal
dengan normal kapasitas latihan, menghindari serangan asma
yang serius dan tercapainya fungsi paru yang optimal dengan
gejala sesedikit mungkin.
4. Intervensi yang dapat diberikan untuk kasus asma pada anak
yaitu Breathing Exercise (BE), Inspiratory Muscle Training (IMT),
Airway Clearence (AC), Physical Training.
Intervensi Fisioterapi

Primary
Problem

Breathing Exercise

Inspiratory Muscle Training

Physical Training

Secondary Problem

Nebulizer

Elongasi otot bantu nafas

Tapotemen/ postural drainage


Breathing Exercise
(BE)
1. Tujuan dilakukan BE adalah untuk ‘menormalkan’ pola
pernafasan, dapat dilakukan dengan cara memperlambat laju
pernafasan dengan memperlama ekspirasi dan pengurangan
hiperventilasi juga hiperinflasi
2. Pernafasan hidung dan pola pernafasan diafragma.
3. Intervensi BE diberikan dengan asumsi bahwa penderita asma
memiliki kelainan atau pola pernafasan disfungsional
1. Purse lips 4. Segmental
breathing breathing
2. Diafragma 5. Panik
breathing breathing/posisi
3. Muscle training relaksasi
breathing 6. Glosopharyngeal
breathing
Inspiratory Muscle
Training
1. Meningkatkan kekuatan otot inspirasi pada penderita asma
dapat mengurangi intensitas dispnea dan meningkatkan toleransi
dalam beraktifitas fisik/olahraga.
2. Terkait dengan pengobatan kortikosteroid ada kemungkinan
dapat menyebabkan penurunan masa otot pernapasan pada
penderita asma
Physical Training
1. Merupakan latihan aerobik dengan program latihan aktifitas fisik
yang teratur
2. Program latihan dapat berlangsung 45 – 60 menit
3. Anak-anak penderita asma menggunakan inhaler seperti yang
direkomendasikan dokter sebelum sesi dan jika diperlukan
selama sesi.
4. Deskripsi jenis latihan active play exercise
 Warm Up ( 10-15 min)
 Main section ( 30-45 min)
 Cool down (15 min)
Nebulizer
• Mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang dihirup.
• Nebulizer memecah cairan obat menjadi partikel-partikel kecil ke udara
kemudian dapat dihirup melalui hidung dan langsung masuk ke dalam paru-
paru. Aerosol yang dihasilkan nebulizer berukuran lalu tepat menuju organ
target yaitu bronkus. Saat aerosol menempel pada bronkus, kemudian
bronkus menjadi lembab serta mengencerkan dahak. Maka saluran
pernafasan menjadi longgar dan sesak nafas dapat berkurang.
• Membantu mengurangi viskositas (ketebalan) sekresi (dahak) agar sputum
lebih cair/encer dan lebih mudah untuk mengeluarkan sputum, membantu
pemberian antibiotic, membuka saluran udara dan mengurangi sesak napas
Postural Drainage
• Merupakan upaya pembersihan jalan napas dengan mengubah
posisi pasien sehingga gravitasi akan membantu aliran mukus.
• Posisi didasarkan pada anatomi cabang – cabang trakeo-
bronkhial menuju bronkokioli yang lebih besar dan dapat
mengalir ke trakea sehingga akan memudahkan untuk
dibatukkan atau dihisap keluar (suctum out)
Tujuan
1. Mencegah akumulasi sekresi pada pasien dengan
kecenderungan terjadi komplikasi paru.
Hal ini bisa terjadi pada :
a. Pasien dengan penyakit paru yang berhubungan dengan
peningkatan produksi mukus seperti pada bronkitis atau
kistis fibiosis
b. Pasien dengan tirah baring lama
c. Pasien pasca operasi yang mendapat anesthesi umum
dan terdapat bekas insisi yang menyakitkan yang
membatasi pernafasan dalam batuk sesudah operasi
2. Mengeluarkan sekresi setelah terakumulasi pada paru :
a. Pasien dengan penyakit paru akut dan kronik,
seperti pneumonia, atelektosis, infeksi paru akut,
dan PPOK.
b. Pasien dengan kelemahan umum atau pada orang
tua.
c. Pasien dengan jalan udara artificial
Kontraindikasi
1. Ketidakstabilan 3. Hemorargi
kardiovaskuler 4. Kondisi akut yang
a) Aritmia kardika belum bisa diterapi
b) Hypertisi “severe” a) Edema pulmo
dan hypotensi berat
c) Infark otot jantung b) Congestiv hearf
2. Neurosurgery failure
Posisi kepala dibawah
c) Efusi pleura yang
menyebabkan
peningkatan tekanan
luas
intrakranial d) Pneumothorak
Daftar Pustaka
• Bruurs, M. L., van der Giessen, L. J., & Moed, H. (2013). The effectiveness of physiotherapy
in patients with asthma: a systematic review of the literature. Respiratory medicine, 107(4),
483-494.
• Roche, N., Chrystyn, H., Lavorini, F., Agusti, A., Virchow, J. C., Dekhuijzen, R., & Price, D. (2013)
Effectiveness of Inhaler Devices in Adult Asthma and Copd
• Ambrosino, N., & Meriggi, A. (1993). Chest physiotherapy in asthma. European Respiratory
Review, 3(14), 353-355.
• The effectiveness of physiotherapy in patients with asthma: A systematic review of the
literature

Anda mungkin juga menyukai