Anda di halaman 1dari 4

ASFIKSIA

No. Dokumen :SOP/PKM-


BDU/UKP/KIA/03/2016

SOP No. Revisi :00

Tanggal Terbit :11 Januari 2016

Halaman :1/4

PUSKESMAS BADAU
Sari Kemala Dewi, S.Kep.Ns
NIP. 19800519201001 2010
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak bernafas secara
1. Pengertian spontan dan teratur.
Seringkali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum persalinan
akan mengalami asfiksia sesudah persalinan
Sebagai acuan petugas dalam Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan
2. Tujuan asfiksia sesuai standar terapi di puskesmas
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Badau Nomor Tahun 2016
3. Kebijakan
tentang Pemberian Layanan Klinis

4. Penyebab 1. Faktor ibu ; kurangnya aliran darah ibu ke janin melalui placenta
sehingga janin mengalami hipoksia dan gawat janin (masih
didalam kandungan) sehingga menyebabkan bayi lahir dengan
asfiksia :
a. Preeklamsia dan eklamsia
b. Perdarahan antepartum abnormal (placenta previa atau
solusio placenta)
c. Partus lama
d. Infeksi berat
2. Faktor bayi ; keadaan bayi yang dapat mengalami asfiksia
walaupun kadang tanpa didahului tanda gawat janin :
a. Bayi kurang bulan
b. Air ketuban bercampur mekoneum
c. Kelaina kongenital yang memberi dampak pada pernapasan
bayi
3. Faktor placenta dan tali pusat ;
a. Infark placenta
b. Hematoma placenta
c. Lilitan tali pusat

1. Anamnesis ;
5. Gambaran klinis a. Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat,
sungsang, ekstrasi vakum, ekstrasi forcep)
b. Lahir tidak bernapas atau menangis
c. Air ketuban bercampur mekonium
2. Pemeriksaan fisik ;
a. Bayi tidak berbapas atau napas megap-megap
b. Denyut jantung <100x/menit
c. Kulit sianosis,pucat
d. Tonus otot menurun
Diagnosis ditegakan dengan penilaian skor APGAR
6. Diagnosis
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim

warna kulit
warna kulit
tubuh normal
tubuh, tangan,
merah muda,
seluruhn dan kaki Appeara
Warna kulit tetapi tangan
ya biru normal merah nce
dan kaki
muda, tidak
kebiruan
adasianosis
(akrosianosis)

Denyut tidak <100


>100 kali/menit Pulse
jantung ada kali/menit

tidak
meringis/ meringis/
Respons  ada
menangis bersin/batuk
respons Grimace
lemah ketika saat stimulasi
refleks terhadap
distimulasi saluran napas
stimulasi

lemah/
sedikit
Tonus otot tidak bergerak aktif Activity
gerakan
ada

menangis kuat,
tidak lemah atau Respirati
Pernapasan pernapasan baik
ada tidak teratur on
dan teratur

Interpretasi Skor APGAR

Jumlah  Interpr
Catatan
skor etasi

Bayi
7-10
normal

Memerlukan tindakan medis segera


seperti penyedotan lendir yang
Agak
4-6 menyumbat jalan napas, atau
rendah
pemberian oksigen untuk
membantu bernapas.

Sangat  Memerlukan tindakan medis yang


0-3
rendah lebih intensif
1. Hisap lendir
7. Penatalaksanaan Jika air ketuban bersih ;
- Dari mulut kemudian ke hidung
- Sekitar orofaring, jangan terlalu dalam
- Dengan penghisap lendir kateter/suction masuk maksimal 5
cm
Jika air ketuban bercampur mekonium
- Begitu kepala lahir sebelum melahirkan bahu isap mulut dan
hidung bayi
- Setelah kepala lahir jika bayi bugar atau langsung menangis
lanjutkan pada langkah awal, jika bayi tidak bugar pasang
pipa ET
2. Ventilasi Tekanan Positif
- Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi tekanan positif
(VTP) dengan memakai balon dan sungkup selama 30 detik
dengan kecepatan 40-60 kali permenit.
- Nilai bayi ; usaha napas, warna kulit dan denyut jantung
- Bila belum bernapas dan denyut jantung <60x/menit
lanjutkan VTP dengan kompresi dada secara terkoordinasi
selama 30 detik
- Nilia bayi kembali ; usaha napas, warna kulit dan denyut
jantung
- Bila denyut jntung <60x/menit, beri epinefrin dan lanjutkan
VTP dan kompresi dada bila denyut jantung >60x/menit,
kompresi dada dihentikan, VTP dilanjutkan
3. Kompresi dada
- Indikasi ; DJJ <60x/menit setelah TVP 30 detik
- Dilakukan bersama VTP dan terkoordinasi
- KD : VTP = 3:1 (90 KD, 30 VTP/menit)
- Dilakukan selama 30 detik
- Nilai kembali bayi ; usaha napas, warna kulit dan denyut
jantung
4. Terapi medikamentosa
Indikasi pemberian Epinefrin ;
- Denyut jantung bayi <60x/menit setelah paling tidak 30 detik
dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada
respons
- Dosis ; 0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1:10.000 (0,01 mg-
0,03 mg/kg BB)
- Cara ; IV atau endotrakeal, dapat diulang setiap 3-5 menit bila
perlu
5. Cairan pengganti volume darah
Indikasi ;
- Bayi mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan
resusitasi
- Hipovolemia : akibat perdarahan atau syok (klinis ditandai
adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah)
- Jenis cairan ; larutan kristaloid yang isotinis (NaCl 0,9% RL)
- Tarnsfusi darah golongan O resus negatif jiak diduga
kehilangan darah banyak dan bila fasilitas tersedia
- Dosis ; dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan-pelan selama 5-10
menit, dapat diulang sampai menunjukkan respons klinis
6. Natrium Bikarbonat
Indikasi pemberian :
- Asidosis metabolik secara klinis (napas cepat dan dalam,
sianosis)
- Persyaratan pemberian yaitu bayi telah dilakukan ventilasi
dengan efektif
- Dosis ; 1-2 mEq/kg BB
- Cara ; dienderkan dengan aquabides atau dekdtrose 5% sama
banyak diberikan secara IV dengan kecepatan minimal 2
menit
- Efek samping ; pada keadaan hiperosmolaritas dan
kandungan CO2 dari bikarbonat merusak fungsi miokardium
dan otak.
7. Tindakan setelah resusitasi ;
- Pemantauan pasca resusitasi
- Dekontaminasi. Mencuci dan mensterilkan alat
- Membuat catatan tindakan resusitasi
- Konseling pada keluarga
- Bayi harus dipantau secara khusus bukan di rawat secara
gabung
- Pantua tanda-tanda vital ; pernapasan, jantung, kesadaran
dan produksi urine
- Jaga bayi agar tetap hangat
- Bila tersedia fasilitas, periksa kadar gula darah
8. Kapan menghentikan resusitasi
- Bayi tidak bernapas spontan
- Tidak terdengar denyut jantung
- Setelah dilakukan resusitasi secara efektif selama 15 menit

Penanganan Bayi Baru Lahir dengan asfiksia sesuai dengan terapi


8. Output standar Puskesmas
9. Rekaman historis Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai