:
No RM
Nama Pasien :
PENGKAJIAN AWAL PASIEN RAWAT INAP ANAK Jenis Kelamin
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa BAB 7hari terahir, nafsu Berat Badan :
makan menurun, susah mengkonsumsi sayur dan buah buahan Tgl Lahir/Usia :
Riwayat penyakit sekarang: (Secara Kronologis mulai awal sakit hingga saat ini)
Pasien datang dengan keluhan Tidak bisa BAB + 1minggu, Kebiasaan BAB 1-2 hari sekali, susah makan sayur dan buah-
buahan, tidak muntah, tidak nyeri perut, tidak ada distensi abdomen.
ALERGI / REAKSI
Tidak ada alergi
Alergi Obat, sebutkan ……………………………… Reaksi ……………….……………......
Alergi makanan, sebutkan
……………………..... …… Reaksi …………………………….
Alergi lainnya, sebutkan
…………………….... ….….. Reaksi .……………………………
Tidak diketahui
B. RIWAYAT KELAHIRAN
Usia kehamilan: ........ minggu Berat badan lahir: ......... gr Panjang badan lahir: .......... cm
Persalinan : Spontan SC Forcep Vakum Ekstraksi
Menangis : Ya Tidak
Riwayat kuning : Ya Tidak
C. RIWAYAT IMUNISASI DASAR
Lengkap : BCG, DPT, Hepatitis B, Polio, Campak Tidak pernah
Tidak lengkap, sebutkan yang belum ……………………………………………………
D. RIWAYAT KELUARGA
Ibu: Umur : Bangsa : Kesehatan :
Ayah: Umur : Bangsa : Kesehatan :
Anak anak lain :
E. RIWAYAT KESEHATAN
Pernah dirawat : Tidak Ya,
Kapan................................ Diagnosis ............................................................
Apakah terpasang alat implant: Tidak Ya, sebutkan: ……………………….…………………………………………………….…...
Apakah ada riwayat dalam keluarga (ayah / ibu dan kakek / nenek) memiliki penyakit Mayor:
Tidak
Ya,Asma/ DM/ Cardiovascular/Kanker/Thalasemia/Lain-lain........................... (lingkari penyakit yang sesuai)
F. RIWAYAT TUMBUH KEMBANGAN
PENGKAJIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
(1) Pertumbuhan
Berat Badan ( BB ): 15kg Status Gizi (BB/TB): s/d SD
Tinggi Badan ( TB ): cm Lingkar Kepala ( LK ): cm
(2) Perkembangan
(Diisi dengan melampirkan format KPSP)
1. TES DAYA DENGAR ( TDD ) DAN TES DAYA LIHAT ( TDL )
a. Tes Daya Dengar
Interpretasi Hasil :
Tidak ditemukan indikasi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
ALASAN PENGKAJIAN
No Jenis Pengkajian Alasan
1. Pertumbuhan :
a. Berat Badan dan Tinggi Badan Tujuan Pengukuran BB dan TB ini adalah untuk menentukan
status gizi anak, apakah anak normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk.
b. Lingkar Kepala Mengetahui apakah lingkar kepala anak dalam batas normal
ataukah diluar batas normal sesuai dengan usia
perkembangannya.
2. Perkembangan :
a. Kuesioner Pra Skrining Mengetahui perkembangan seorang anak apakah sesuai
Perkembangan (KPSP) untuk dengan usianya ataukah ditemukan kecurigaan penyimpangan,
anak usia .... bulan terutama pada aspek gerakan kasar, sosialisasi dan
kemandirian, bicara dan bahasa, dan gerak halus.
b. TDD (Tes Daya Dengar) Menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat
segera ditindak lanjuti untuk tingkatkan kemampuan daya
dengar dan bicara anak
c. TDL (Tes Daya Lihat) Deteksi dini kelainan daya lihat agar dapat segera ditanggulangi
sehingga kesempatan memperoleh ketajaman daya lihat
menjadi lebih.
d. Kuesioner MME - Bentuk skreening emosi yang harus dilakukan pada anak
umur 36 – 72 bulan
- Tujuan : Deteksi dini penyimpangan masalah mental
emosional pada anak pra sekolah
e. CHAT (Checklist for Autism in - Anak (klien) yang diambil berusia kronologis 35 bulan 26
Toddlers) hari (dibulatkan menjadi 36 bulan)
- Instrumen ini digunakan untuk deteksi dini autis pada anak
umur 18 – 36 bulan
No Jenis Pengkajian Alasan
f. Abbreviated Conners Ratting - Anak (klien) yang diambil berusia kronologis 35 bulan 26
Scala ( Conners ) hari (dibulatkan menjadi 36 bulan)
- Sebagai Deteksi Dini adanya gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas pada anak
INTERVENSI
b. Lingkar Kepala : - .
Hasil ........................
2. Perkembangan :
a. Kuesioner Pra Skrining -
Perkembangan (KPSP) untuk
anak usia 36 bulan :
Interpretasi hasil
...................................
................................... ...............
....................
b. Denver Developmental - Anjurkan orang tua ..................
Screening Test (DDST)
Interpretasi hasil :
...................................
c. TDD (Tes Daya Dengar) : - .
Hasil: ........................... .............
........................
e. Kuesioner MME - .
Status Sosial :
a. Hubungan pasien dengan anggota
keluarga baik tidak baik
b. Tempat tinggal : Rumah / Apartemen / Panti /
Lainnya ...................................................................................
H. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah:......../...... mmHg Nadi : ........ x/mnt Pernafasan: .......x / menit Suhu : ........°C
Neurologi
Kesadaran : kompos mentis / apatis / somnolen / sopor / coma (lingkari yang sesuai )
Gangguan neurologis : □ Tidak ada □ Ada, sebutkan ……………………………………………………………..……..
Pernafasan
Irama : Regular Irregular
Retraksi dada : Tidak ada Ada
Bentuk dada : Normal Tidak normal, sebutkan ...............................................................................
Pola nafas : Normal Tidak normal, sebutkan ...............................................................................
Suara nafas : Normal Tidak normal, sebutkan ...............................................................................
Nafas Cuping Hidung : Tidak ada Ada
Sianosis : Tidak ada Ada
Alat bantu nafas : Spontan Kanul/RB Mask/NRB Mask (lingkari yang sesuai) O2 ........ L/mnt
Ventilator, setting ................................................................................................................
Sirkulasi
Sianosis : □ Tidak ada □ Ada Edema : □ Tidak ada □ Ada
Pucat : □ Tidak ada □ Ada Akral : □ Hangat □ Dingin
Intensitas nadi : □ Kuat □ Lemah □Bounding CRT : □< 3detik □> 3 detik
Irama nadi : □ Reguler □ Irreguler Clubbing finger : □ Tidak ada □ Ada
Gastrointestinal
Integumen
Warna kulit : □ Normal □ Pucat □ Kuning □ Mottled
Kelainan : □ Tidak Ada □ Ada
Risiko dekubitus : □ Tidak Ada □ Ada
Luka : □ Tidak ada □ Ada
Muskuloskeletal
Kelainan Tulang : □ Tidak Ada □ Ada, sebutkan ………………………………………………..………
Gerakan anak : □ Bebas □ Terbatas
Genetalia
□ Normal □ Kelainan, sebutkan ........................................................
I. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri Tidak Ya
Lokasi : ...................................... Frekuensi : ............................. Durasi : .................................
2. Skor nyeri : ................
3.Tipe nyeri : terus menerus hilang timbul
4. Karakteristik nyeri :
Terbakar Tertusuk Tumpul
Tertekan Berat Tajam
Kram
5. Nyeri mempengaruhi :
Tidur Aktifitas fisik Konsentrasi
Emosi Nafsu makan Tidur
□ SKRINING GIZI
TinggiBadan : ……………………….. cm BeratBadan : ……………………… kgLingkarKepala : …………………….. cm
Total Skor
K. STATUS FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK (SKALA HUMPTY DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai Skor
Umur Dibawah 3 tahun 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4
Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas, dehidrasi, 3
anemia,anorexia, sinkop, Sakit kepala dll)
Kelainan psikis/ perilaku 2
Diagnosis lain 1
Gangguan kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/ anak 4
Pasien menggunakan alat bantu atau box/ mebel 3
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien diluar ruang rawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
operasi/’ obat Dalam 48 jam 2
penenang/efek >48 jam 1
anasthesi
Penggunaan obat Penggunaan obat: sedative (kecuali pasien ICU, yang menggunakan sedasi 3
dan paralisis) hipnotik, barbiturat, fenotialin, antidepresan, laksatif/
diuretika, narkotik
Salah satu dari pengobatan diatas 2
Pengobatan lain 1
Total
Skor: 7-11- Risiko jatuh rendah; ≥12 – Risiko jatuh tinggi
L. KEBUTUHAN EDUKASI
Hambatan pembelajaran :
Tidak ada Pendengaran Lain-lain
Penglihatan Kognitif
Budaya/kepercayaan Emosi
Bahasa Motivasi
Edukasi yang diperlukan :
Stimulasi tumbuh kembang Nutrisi
Perawatan Luka Perawatan stoma
Managemen nyeri Medikasi
Lain-lain, ....................... Jaminan finansial
M. CATATAN
Rujukan :
Dietisien Fisioterapis
Terapi wicara Perawatan paliatif
Unit pelayanan jaminan Lain lain ................................
ANALISA DATA
1. Kontipasi (D.0049)
INTERVENSI
Tanggal/Jam: Rabu 13-01-2021 14.00 WIB
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi keperawatan Rasional
Konstipasi SDKI (D.0049) Elininasi Fekal SLKI (L04033) Manajemen Eliminasi Fekal Manajemen Eliminasi Fekal
Definisi: Definisi: SIKI (I04151) Observasi
Penurunan defekasi normal Proses defekasi normal yang disertai dengan Definisi: □ Untuk dapat mengetahui
yang disertai pengeluaran pengeluaran feses mudah dan konsistensi, Mengidentifikasi dan mengelola masalah yg terjasi didalam
feses sulit dan tidak tuntas frekuensi, serta bentuk feses normal gangguan pola eliminasi fekal usus sehingga dapat
serta fases kering dan Ekspetasi: Membaik Tindakan menentukan intervensi
banyak. Kriteria Hasil Observasi yang tepat serta obat
Penyebab Kontrol Men Cuk Seda Cuk Menin □ Identifikasi masalah usus dan pencahar dapat diberikan
Fisiologis pengelu urun up ng up gkat penggunaan obat pencahar yang bertujuan atau
□ Penurunan motilitas aran Men Men □ Identifikasi pengobatan yang digunakan untuk mengatasi
gastrointestinal feses urun ingk berefek pada kondisi konstipasi.
□ Ketidakadekuatan at gastrointestinal □ Bertujuan mengkaji secara
pertumbuhan gigi 1 2 3 4 5 □ Monitor BAB dasar untuk mengetahui
□ Ketidakcukupan diet Keluha 1 2 3 4 5 □ Monitor tanda dan gejala adanya masalah bowel.
□ Ketidakcukupan asupan n diare, konstipasi atau
serat defekasi impaksi Terapeutik
□ Ketidakcukupan asupan lama Terapeutik □ Air hangat adalah cairan
cairan dan □ Berikan air hangat setelah yang di berikan kepada
□ Aganglionik(mis. sulit makan pasien yang mengalami
penyakit Hircsprung) Mengej 1 2 3 4 5 □ Jadwalkan waktu defekasi konstipasi, hal ini bertujuan
□ Kelemahan otot an saat □ Sediakan makanan tinggi untuk membantu
abdomen defekasi serat melunakan feses dan
Psikologis Distensi 1 2 3 4 5 Edukasi mempercepat proses
□ Konfusi abdome □ Jelaskan makanan yang absorbsi pada usus halus.
□ Depresi n membentu meningkatkan □ Hal ini bertujuan untuk
□ Gangguan emosional Teraba 1 2 3 4 5 keteraturan peristaltik usus memfasilitasi refleks
Situasional masa pd □ Anjurkan mencatat warna, defeksai.
□ Perubahan kebiasaan rectal frekuensi, konsistensi, □ Makanan tinggi serat
makan (mis. jenis Urgenc 1 2 3 4 5 volume feses adalah salahsatu jenis
makanan, jadwal makan) y □ Anjurkan meningkatkan makanan yang dapat
□ Ketidakadekuatan Kontrol Men Cuk Seda Cuk Menin aktifitas fisik sesuai toleransi membantu melancarkan
toileting pengelu urun up ng up gkat □ Anjurkan pengurangan eliminasi fekal contohnya
□ Aktivitas fisik harian aran Men Men asupan makanan yg sayur dan buah buahan.
kurang dari yang feses urun ingk meningkatkan pembentukan Edukasi
dianjurkan at gas □ Asupan yang dapat
□ Penyalahgunaan laksatif Nyeri 1 2 3 4 5 □ Anjurkan mengkonsumsi menimbulkan gas dapat
□ Efek agen farmakologis abdome makanan yang mengandung berpengaruh terhadap nafsu
□ Ketidakteraturan n tinggi serat makan/pencernaandan
kebiasaan defekasi Kram 1 2 3 4 5 □ Anjurkan meningkatkan membatasi asupan nutrisi.
□ Kebiasaan menahan abdome asupan cairan jika tidak ada Kolaborasi
dorongan defekasi n kontra indikasi □ Supositoria adalah
□ Perubahan lingkungan Me Cuk Seda Cuk Memb Kolaborasi salahsatu jenis obat yang
Gejala dan Tanda Mayor mbu up ng up aik □ Kolaborasikan pemberian diberikan melalui anus atau
Subjektif ruk mem mem supositoria anal jika perlu rektum yang berfungsi
□ Defekasi kurang dari 2 buru baik untuk melunakan feses
kali seminggu k sehingga mudah di
□ Pengeluaran fases lama Konsist 1 2 3 4 5 keluarkan
dan sulit ensi
Objektif feses
□ Feses keras Frekuen 1 2 3 4 5
□ Peristalitik usus menurun si
Gejala dan Tanda Minor defekasi
Subjektif Peristalt 1 2 3 4 5
□ Mengejan saat defekasi ik usus
Objektif
□ Distensi abdomen Luaran utama:
□ Kelemahan umum □ Eliminasi Fekal
□ Teraba massa pada rektal Luaran tambahan:
Kondisi Klinis Terkait □ Fungsi gastrointestinal
□ Lesi/cedera pada medula □ Keseimbangan cairan
spinalis □ Keseimbangan elektrolit
□ Spina bifida □ Kontinensia fekal
□ Stroke □ Mobilitas fisik
□ Sklerosis multipel □ Nafsu makan
□ Penyakit parkinson □ Status cairan
□ Demensia □ Tingkat keletihan
□ Hiperparatiroidisme □ Tingkat nyeri
□ Hipoparatiroidisme
□ Ketidakseimbangan
elektrolit
□ Hemoroid
□ Obesitas
□ Pasca operasi obstruksi
bowel
□ Kehamilan
□ Pembesaran prostat
□ Abses rektal
□ Fisura anorektal
□ Striktura anorektal
□ Prolaps rektal
□ Ulkus rektal
□ Rektokel
□ Tumor
□ Penyakit Hircsprung
□ Impaksi feses
IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam:
1. Pengkajian
Metode pengkajian yang dilakukan pada pasien untuk mendapatkan
informasi kesehatan pasien saat ini, yaitu dengan metode wawancara yang
dilakukan pada keluarga pasien, observasi, dan catatan pada rekam medis. Pada
hasil pengkajian pasien didapatkan bahwa Ibu datang ke IGD RSUD Dr.
SOEDIRMAN Kebumen pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 09.30 WIB dengan
keluhan anaknya tidak bisa BAB sejak 7 hari yang lalu, tidak kembung, mual
muntah, makan minum sedikit, anak tidak mau makan sayur dan buah serta
didapatkan riwayat bahwa pola makan anak tidak teratur sebelum sakit.
2. Analisis Diagnosa keperawatan
Dalam kasus ini salah satunya diakibatkan oleh ketidaksesuaian diet
makanan yang lunak dan rendah serat akan mengakibatkan berkurangnya serat
pada feses sehingga menghasilkan produk sisa yang tidak cukup untuk
merangsang refleks pada proses defekasi.
Kondisi ini mengakibatkan feses yang berada di intestinal lebih lama,
sehingga banyak air yang diserap. Perjalanan feses yang lama karena jumlah air
yang diabsorpsi sangat kurang menyebabkan feses menjadi kering dan keras.
Defekasi yang normal bervariasi antara 3x sehari dan 3x seminggu.
Ketidakmampuan melakukan defekasi tinja secara sempurna yang tercermin dari
tiga aspek, yaitu berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, tinja lebih keras
dari pada sebelumnya dan pada palpasi abdomen teraba masa tinja (skibala)
(Muzal, 2017).
Terdapat pengaruh makanan yang di konsumsi terhadap konstipasi, ketika
serat cukup di konsumsi, kotoran/feses akan menjadi besar dan lunak karena
serat-serat tumbuhan dapat menarik air, kemudian akan menstimulasi otot
pencernaan dan akhirnya tekanan yang digunakan untuk pengeluaran feses
menjadi berkurang. Ketika serat yang di konsumsi sedikit, kotoran akan menjadi
kecil dan keras. Retensi tinja juga dapat disebabkan oleh lesi yang melibatkan
otototot rektum, serabut-serabut aferen dan eferen dari tulang belakang bagian
sakrum atau otot-otot perut dan dasar panggul. Kelainan pada relaksasi sfingter
anus bisa juga menyebabkan retensi tinja. Pengisian rektum yang tidak sempurna
terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif, misalnya pada kasus-kasus
hipotirodisme atau pemakaian opium, dan bila ada obstruksi besar yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau karena penyakit Hirschprung.
3. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan diharapkan dapat memfasilitasi peninjauan ulang
pola dan kebiasaan defekasi pasien serta pola makan sesuai dengan kebutuhan
nutrisi pasien. Gambaran yang klien katakan sebagai “normal” atau atau “tidak
normal” mungkin berbeda dari faktor dan kondisi yang cenderung meningkatkan
eliminasi normal. Pemberian laksatif/supositoria dapat menjadi alternatif
penanganan pertama yang dapat dilakukan keluarga dirumah pada saat
mengalami sakit yang sama tentunya dengan pemahaman dan pengetahuan yang
benar tentang cara pemberian laksatif/supositoria. Memotivasi untuk mengurangi
asupan yang dapat menimbulkan gas dapat berpengaruh terhadap nafsu
makan/pencernaan dan memperbanyak nutrisi tinggi serat untuk membantu
memperlancar defekasi feses.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konstipasi fungsional berhubungan dengan kebiasaan menahan defekasi,
kebiasaan manahan tinja yang berulang akan meregangkan rektum dan kemudian
kolon sigmoid yang menampung tinja berikutnya. Statisnya tinja di kolon akan
terus mengalami reabsorbsi air dan elektrolit yang menyebabkan proses
pengeringan tinja yang berlebihan, membentuk skibala dan kegagalan untuk
memulai reflek dari rektum, yang normalnya memicu defekasi.
Ketidaksesuaian diet makanan lunak dan rendah serat akan mengakibatkan
berkurangnya serat pada feses sehingga menghasilkan produk sisa yang tidak
cukup untuk merangsang refleks pada proses defekasi. Pemberian
laksatif/supositoria dapat menjadi alternatif penanganan pertama yang dapat
dilakukan keluarga dirumah pada saat mengalami sakit yang sama tentunya
dengan pemahaman dan pengetahuan yang benar tentang cara pemberian
laksatif/supositoria.
B. Saran
Perlunya pengkajian yang lebih kompeherensif tentang konstipasi atau gangguan
eliminasi fekal yang selama ini masih dianggap tidak penting oleh sebagian
masyarakat indonesia. Deteksi dini erat kaitanya dengan pemahaman proses suatu
penyakit yang tentunya akan menimbulkan respon yang cepat pula dalam
penanganan kelainan yang diawali dengan gejala konstipasi.
DAFTAR PUSTAKA1
Kozier,B.,Glenora Erb, Audrey Berman dan Shirlee J.Snyder. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan ( Alih bahasa : Esty Wahyu Ningsih, Devi
Yulianti, Yuyun Yuningsih. Dan Ana Lusyana ). Jakarta :EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2014). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : PPNI