Anda di halaman 1dari 60

Refleksi Kasus:

Diare Akut Dehidrasi Ringan


Sedang
Alinda Ardelia / 3010180013
Supervisor : dr. Kurnia Dwi Astuti, Sp.A
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Periode 4 Juli 2022 – RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo Purwodadi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Identitas Pasien
Nama An. E

Umur 1 tahun 7 bulan 25 hari

Jenis Kelamin Laki - laki

Agama Islam

Alamat Plosorejo, Tawangharjo, Grobogan

Ruang Seruni

No RM 0056xxxx

No Reg RG0146xxxx

Tanggal Masuk 31 Juli 2022 pukul 08.00 WIB

Tanggal Keluar 4 Agustus 2022

Status Pasien Umum


Identitas Orang Tua

Ayah Ibu
Tn. G (31 th) Ny. I (29 th)
Buruh Pabrik Ibu Rumah Tangga
Anamnesis
- Keluhan Utama -
BAB Cair
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang pada hari Minggu, 31 Juli 2022 bersama orang tuanya dengan
keluhan BAB cair sejak 2 hari yang lalu. BAB cair dirasakan > 7 x sehari, berbau
khas, tidak menyemprot, terdapat ampas, lendir, tidak ada darah dan tidak
seperti air cucian beras. BAB sehari kurang lebih sebanyak 1 gelas belimbing. Ibu
pasien mengatakan bahwa 3 hari sebelumnya pasien mengalami muntah tiba-
tiba pada malam hari, lalu keesokan harinya pasien demam tinggi dan diare.
Keluhan lain seperti mual (+), muntah (+), batuk (-), pilek (-), kejang (-),
mimisan (-), BAK lancar. Ibu pasien sebelumnya sudah membawa anaknya
berobat di dokter dan diberi obat namun anak muntah ketika diberikan obat
sehingga keluhan pasien tidak membaik. Riwayat makan makanan basi atau
perubahan pola makan dan minum disangkal. Pasien tampak rewel dan masih
mau makan dengan bubur serta terkesan seperti kehausan.
Riwayat Penyakit

RPD RPK RPSosek


- Riwayat keluhan sama : disangkal - Riwayat keluhan yang Ayah pasien bekerja sebagai
- Riwayat kejang : disangkal sama : keluarga sepupu buruh pabrik. Ibu pasien
- Riwayat alergi : disangkal pasien yang tinggal dalam merupakan ibu rumah
- Riwayat asma : disangkal satu rumah memiliki keluhan tangga. Pasien dirawat di
- Riwayat disentri : disangkal yang sama bangsal Seruni dan
- Riwayat cacing : disangkal - Riwayat alergi : disangkal merupakan pasien umum.
- Riwayat TB paru: disangkal Kesan : Keadaan sosial
- Riwayat asma : disangkal ekonomi cukup
Riwayat
Pemeliharaan Prenatal Riwayat Persalinan
Anak laki- laki lahir dari ibu G1P0A0 hamil 38
Ibu pasien telah melakukan ANC minggu secara normal pervaginam ditolong
rutin di bidan. Nafsu makan ibu oleh dokter dan bidan di puskesmas. Bayi lahir
saat hamil meningkat. Berat aterm langsung menangis kuat, sehat, dan
badan ibu saat hamil meningkat. menetek kuat. Berat badan lahir 3200 gram.
Tidak terdapat keluhan lemas Kesan : Neonatus aterm lahir normal
dan pucat selama kehamilan. pervaginam
Riwayat perdarahan, anemia,
pre eclampsia - eklampsia saat Riwayat Post Natal
hamil disangkal. Riwayat minum
obat selain resep dokter dan Periksa ke bidan
minum jamu disangkal. Keadaan bayi : sehat
Kesan : Riwayat prenatal baik
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
KPSP : 18 bulan
No Pemeriksaan Ya Tidak

1 Letakkan kismis diatas meja dekat anak, apakah anak dapat mengambil dengan Gerak halus V
ibu jari dan telunjuk?
2 Gelindingkan bola tenis ke arah anak, apakah dapat mengelindingkan /melempar Gerak halus V
bola kembali kepada anak?
3 Apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambaikan tangan tanpa bantuan? Sosialisasi dan V
Kemandirian
4 Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika melihat atau memanggil ayahnya Bicara dan V
atau mengatakan “mama” ketika melihat atau memanggil ibunya? Bahasa
5 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diingikan tanpa menangis atau Sosialisasi dan V
merengek? Kemandirian
6 Apakah anak dapat minum dari cangkir/gelas sendiri tanpa tumpah? Sosialisasi dan V
Kemandirian
7 Apakah anak dapat berdiri kira-kira 5 detik tanpa pegangan? Gerak Kasar V

8 Apakah anak dapat berdiri kira kira lebih dari 30 detik tanpa pegangan? Gerak Kasar V

9 Letakkan kubus di lantai, minta anak memungut, apakah anak dapat memungut Gerak Kasar V
dan berdiri kembali tanpa berpegangan?
10 Minta anak berjalan sepanjang ruangan, dapatkan ia berjalan tanpa Gerak Kasar V
terhunyung/jatuh?
Riwayat Perkembangan
12 bulan
10 bulan Berjalan
6 bulan
4 bulan Berdiri
3 bulan Duduk
2 bulan Tengkurap
Miring
Senyum

Kesan : perkembangan anak normal sesuai usia


Riwayat Pertumbuhan Anak

1. BB lahir : 3200 gram


2. PB lahir : tidak diketahui
3. BB sekarang : 10 kg
4. TB sekarang : 79 cm
5. BMI : = = 16.02 Kg/m2
WAZ

Kesan WAZ :
Berat badan
normal
(-2 s/d +2 SD)
HAZ

Kesan HAZ :
Perawakan Normal
(-2 s/d +2 SD)
WHZ

Kesan WHZ :
Gizi Normal
(-2 s/d +2 SD)
BMI for Age

Kesan :
Status gizi normal
(-2 s/d +2 SD
Head Circumference for age

Lingkar kepala : 47 cm
Kesan :
lingkar kepala normal
(-2 s/d +2 SD)
Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 4x 0, 2, 3, 4 bulan
3. Hepatitis B 4x 0, 2, 3, 4 bulan
4. DPT-HB-HiB 3x 2, 3, 4 bulan
5. MR/MMR 1x 9 bulan

Kesan: Riwayat imunisasi dasar lengkap,


tanpa disertai bukti KMS
Riwayat Makan dan Minum
Anak diberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai sekarang. Makanan pendamping ASI
mulai diberikan saat anak berusia 7 bulan berupa buah-buahan seperti pisang.
Umur 1 tahun sudah dicobakan makanan orang dewasa (nasi, lauk, sayur dan
buah). Anak makan 3 kali sehari.
Kesan : kualitas dan kuantitas makan minum baik
Riwayat Keluarga Berencana

Ibu pasien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi


hormonal suntik tiap 3 bulan sekali.
Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan Umum
Nadi Suhu RR dan SpO2
124x/menit, irama RR : 22x/menit,
reguler, isi dan 39.50C reguler, adekuat
Tampak lemah dan
tegangan cukup SpO2 = 97%
Komposmentis
Pemeriksaan Fisik Umum
Mata
Kepala dan rambut (DBN) pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+),
Mesoenchepali, UUB tidak menonjol, tidak konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
ada masa/ benjolan, rambut hitam dan tidak
cekung (+/+), hiperemis (-/-), perdarahan
mudah dicabut
subkonjungtiva (-/-) air mata basah (+)
Telinga (DBN)
Normotia, low set ear (-/-), serumen Hidung (DBN)
(+/+), discharge (-/-), nyeri Tarik bentuk normal, sekret
tragus dan auricula (-/-), nyeri ketok (-/-), napas cuping hidung
mastoid (-/-) (-), epistaksis (-/-)
Leher (DBN)
Simetris, pembesaran limfe (-), Mulut
struma (-), deviasi trachea (-) pendarahan gusi (-), lidah kotor (-),
bibir kering dan pucat (+), sianosis
Kulit (DBN) (-), stomatitis (-) tepi lidah hiperemis
Hipopigmentasi (-) Hiperpigmentasi (-) (-) pernafasan mulut (-)
Ptekiae (-) Turgor kulit baik, Akral Hangat
(+)
Pemeriksaan Fisik – Paru
Inspeksi
1 Sikatrik, bekas luka operasi, kemerahan (-), Bentuk dada
normal, Hemithorax dextra dan sinistra simetris, Retraksi
subcostal substernal (-)

2 Palpasi
Benjolan atau massa (-) Nyeri tekan (-)

Perkusi
3 Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi
4 Suara dasar vesikuler (+/+) Ronki
basah halus nyaring (-/-) Wheezing
(-/-)
Pemeriksaan Fisik – Cor
Inspeksi
1
Pulsasi iktus kordis tak tampak

2 Palpasi
Iktus kordis teraba dengan 1 jari di ICS V
linea midclavicula sinistra

Perkusi
3 Batas kiri bawah : ICS V linea midclavicula sinistra 2 cm ke medial
Batas kiri atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas kanan atas : ICS II linea parasternal dekstra
Batas kanan bawah : ICS III-IV linea parasternal sinistra

Auskultasi
4
Bunyi jantung I-II regular (+)
Murmur (-), Gallop (-)
Pemeriksaan Fisik – Abdomen
Inspeksi
1 Datar, Tidak Ada Kemerahan, Tidak ada Massa,
Tidak terlihat gerakan peristaltic usus
Auskultasi
2 Bising usus (+) 17 kali permenit,
Bising aorta (-) Bising a. Renalis (-)
Bising a. iliaka (-)

3 Perkusi
Timpani di seluruh lapang abdomen

Palpasi
4 Supel, Tidak ada massa atau benjolan,
Nyeri tekan perut (-), Pembesaran
organ hepar dan lien (-)
Pemeriksaan Fisik Umum

Genitalia Ekstremitas
Superior Inferior
Normal, Laki - laki Kelainan Kongenital -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Ptekie -/- -/-
Capilarry Refill < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.2 10.8 – 12.8 g/dL
Hematokrit 33.3 35 - 43%
Leukosit 25,060 5500 – 15500/uL Pemeriksaan
Trombosit 424,000 229000 – 553000/uL
Laboratorium 31
Juli 2022 pukul
KIMIA KLINIK 09:11
AST (SGOT) 49,2 < 48 U/L
ALT (SGPT) 20,4 < 33 U/L
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Feses
31 Juli 2022 pukul
10:44
Daftar Masalah

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• BAB cair > 7 x sehari


KU : lemah - Hematologi : Hematokrit menurun,
Suhu 39,50C Leukositosis
berbau khas, ada ampas - Kimia Klinik : AST (SGOT)
dan lendir 2 hari SMRS Mata cekung (+/+)
meningkat
• Mual, muntah Bibir kering dan pucat (+) - Feses Rutin : Warna hijau, bau
• Demam Bising usus meningkat khas, lendir (+), konsistensi encer
• Anak rewel Eritrosit 2 – 5 LPB
• Ingin minum terus Lekosit 1-3 LPB
seperti kehausan Bakteri feses (+)
Sisa makanan (+)
Diagnosis Banding
1. Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
2. Alergi Makanan
3. Gastroenteritis

Diagnosis Kerja
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
Initial Plan Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan kimia Pemeriksaan


laboratorium feses lengkap klinik : elektrolit Analisa Gas Darah
darah lengkap serum (Na, K, Cl)
Initial Plan Terapi
Paracetamol Syr 3 x ¾ cth
Infus RL 11 tpm
Paracetamol 10-15
- Total kebutuhan cairan/hari mg/kgBB/tiap 6 jam, bila perlu
= 100 cc x 10 kg = 1000 cc/hari 10kg BB x 10 = 100 mg
- Defisit cairan DADRS = 5% dari Pamol = 100/120 = ± ¾ cth
total kebutuhan cairan/hari  Pamol syr 3 x ¾ cth
= 5% x 1000 = 50 cc

 Total cairan = 1000 + deficit Zinc Syr 1 x 20mg


cairan = 1000 + 50 = 1050
Dosis : usia >6 bulan  20 mg/ hari
cc/hari
 Hitung infus (1050 x 15) / (24 x
60) = 10,9 = 11 tpm
Initial Plan Terapi

Paracetamol Inj 100ml L Bio Ondansetron


Diberikan i.v jika suhu > Ondansetron ¼ ampul/12
380C 1 x 1 sachet jam k/p
Initial Plan Monitoring

Monitoring keadaan Monitoring tanda syok Monitor balance cairan


umum dan TTV (RR, nadi,
suhu, Sp02)

Monitoring tanda Monitoring respon Monitoring


dehidrasi terapi kemungkinan komplikasi
Initial Plan Edukasi
1. Menjelaskan pada orang tua tentang penyakit yang diderita anak, perjalanan
pernyakit serta tindakan yang akan dilakukan
2. Edukasi untuk tidak memijat di daerah perut
3. Memberitahukan cara penatalaksanaan penyakit
4. Edukasi kebersihan dengan selalu cuci tangan sebelum dan setelah memegang
anak.
5. Membersihkan alas tidur secara teratur, membersihkan daerah pantat dari
kotoran anak dengan bersih agar daerah pantat tidak menjadi kemerahan dan
tidak memasukkan tangan atau barang-barang yang kurang bersih ke mulut anak
6. Tempat susu, gelas, dan sendok harus bersih
7. Penggantian pempers atau alas di cek setiap 2 jam
8. Ikut memantau perkembangan penyakit
9. Patuh terhadap pengobatan dan saran dari tenaga kesehatan
Prognosis

Qua ad vitam Qua ad Sanam Qua ad functionam

Dubia ad bonam Dubia ad bonam Dubia ad bonam


Follow Up
Tanggal S O A P
Keadaan Umum : Lemah, CM
Tanda Vital: • Infus Ringer Lactat 11 tpm
-Nadi: 120 x/menit • Paracetamol inj 120mg (Jika
Diare 2x ampas (+) -Laju Pernapasan : 22 x/menit suhu > 38,50C)
Senin,
Muntah (+) -Suhu : 37oC • Pamol syrup 3 x ¾ cth
1 Agustus DADRS
Demam (+) -SpO2 : 98% • Zinc syr 1x20 mg
2022
Kembung (+) -Akral hangat • L Bio 1x1 sachet
-Turgor kulit baik • Inj ondansetron 2 x ¼ IV
-Tanda dehidrasi : mata cekung, • Ceftriaxon injeksi 1 x 500 mg
ingin minum terus menerus
Keadaan Umum : Lemah, CM
• Infus Ringer Lactat 11 tpm
Tanda Vital:
• Paracetamol inj 120mg (Jika
-Nadi: 110 x/menit
Diare 2x ampas (+) suhu > 38,50C)
Selasa, -Laju Pernapasan : 20 x/menit
Muntah (+) • Pamol syrup 3 x ¾ cth
2 Agustus -Suhu : 36,4oC DADRS
Demam (-) • Zinc syr 1x20 mg
2022 -SpO2 : 100%
Kembung (+) • L Bio 1x1 sachet
-Akral hangat
• Inj ondansetron 2 x ¼ IV
-Turgor kulit baik
• Ceftriaxon injeksi 1 x 500 mg
-Tanda dehidrasi : mata cekung
Follow Up
Tanggal S O A P
Keadaan Umum : Lemah, CM
• Infus Ringer Lactat 11 tpm
Tanda Vital:
• Paracetamol inj 120mg (Jika
-Nadi: 117 x/menit
Diare (-) suhu > 38,50C)
Rabu, -Laju Pernapasan : 21 x/menit
Muntah (+) • Pamol syrup 3 x ¾ cth
3 Agustus -Suhu : 36,9oC DADRS
Demam (-) • Zinc syr 1x20 mg
2022 -SpO2 : 96%
Kembung (-) • L Bio 1x1 sachet
-Akral hangat
• Inj ondansetron 2 x ¼ IV
-Turgor kulit baik
• Ceftriaxon injeksi 1 x 500 mg
-Tanda dehidrasi (-)
Keadaan Umum : Lemah, CM • Infus Ringer Lactat 11 tpm
Tanda Vital: • Paracetamol inj 120mg (Jika
-Nadi: 110 x/menit suhu > 38,50C)
Diare (-)
Kamis, -Laju Pernapasan : 21 x/menit • Pamol syrup 3 x ¾ cth
Muntah (-)
4 Agustus -Suhu : 36,7oC DADRS • Zinc syr 1x20 mg
Demam (-)
2022 -SpO2 : 100% • L Bio 1x1 sachet
Kembung (-)
-Akral hangat • Inj ondansetron 2 x ¼ IV
-Turgor kulit baik • Ceftriaxon injeksi 1 x 500 mg
-Tanda dehidrasi (-) • PULANG
Tinjauan
Pustaka
Diare
suatu kondisi dimana seseorang buang air
besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali atau lebih) dalam satu hari.
Epidemiologi
- Survei WHO pada tahun 2010, diare
menduduki peringkat 7 dari 10 penyakit
mematikan pada anak di dunia.
- Data Profil Kesehatan Indonesia dari
Kemenkes tahun 2019, diare menjadi
penyebab kematian terbanyak pada
kelompok balita.
- Penyakit diare merupakan penyakit
potensial Kejadian Luar Biasa (KLB)
yang sering disertai dengan kematian.
Pada tahun 2016, terjadi 3 kali KLB diare
yang tersebar di 3 provinsi, 3 kabupaten,
dengan jumlah penderita 198 orang dan
kematian 6 orang.
Klasifikasi Diare

Diare Akut
1 diare yang berlangsung < 14 hari

Diare Persisten
2 Diare yang berlangsung > 14 hari
e.c infeksi

Diare Kronis
3 Diare yang berlangsung > 14 hari
e.c non infeksi (IBD, ulcerative
colitis, dll)
Etiologi
1. Infeksi

Virus Bakteri Parasit


 Rotavirus, Adenovirus, - Non invasive/ sekretorik = Infeksi usus
Akibat infeksi parasit di usus halus
halus  Vibrio cholera, Eschericia coli 
Calicivirus, Norwalk virus, bersifat non inflamasi, cair, invasi mukosa
(Giardia lamblia, Cryptosporidium),
bersifat non inflamasi, invasi
Astrovirus (-), lekosit feses (-).
mukosa (-), cair, leukosit feses (-).
- invasive/ inflamatori = infeksi di kolon
 non-inflamasi, invasi Akibat infeksi parasit di kolon
(Salmonella sp., Shigella sp.,
(Entamoeba histolytica), biasanya
mukosa (-), cair, leukosit Campylobacter jejuni, Yersinia
bersifat inflamasi, invasi mukosa
enterocolica, EIEC, S.aureus, Clostridium
feses (-). difficile)  biasanya terdapat invasi
(+), diare berdarah, leukosit feses
(+).
mukosa, bersifat inflamasi, diare berdarah
serta leukosit feses.
Etiologi
2. Non Infeksi

Keracunan Makanan Obat dan Toksin IBS, IBD


e.c toksin S.aureus, Baccillus
cereus, Clostridium perfringens,
Clostridium botulinum non
inflamasi, invasi mukosa (-), cair

Alergi Makanan Defisiensi Laktosa Penyebab lainnya


Cth : VIPOMA
Patofisiologi

Diare Diare Diare Diare Hiperperistaltik/


Osmotik Sekretorik Eksudatif Hipermotilitas
Diare Osmotik
• Diare yang disebabkan karena sejumlah besar bahan makanan yang tidak dapat
diabsorbsi dalam lumen usus sehingga terjadi hiperosmolaritas intra lumen yang
menimbulkan perpindahan cairan dari plasma ke dalam lumen.

• Terjadi pada malabsorbsi karbohidrat, penggunaan garam magnesium ataupun


bahan yang bersifat laksantia.

• Dikatakan diare osmotik bila osmotic gap feses > 125 mosmol/kg (normal < 50
mosmol/kg)

• Berhenti bila pasien puasa


Diare Sekretorik
● Diare yang terjadi bila ada gangguan transpor
elektrolit baik absorbsi yang berkurang maupun
sekresi yang meningkat melalui dinding usus. Hal ini
dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan oleh
bakteri.

● Biasanya dengan volume banyak, cair, tidak ada


pus/darah.

● Diare tetap berlangsung walaupun pasien dipuasakan.


Diare Eksudatif
• Diare yang terjadi akibat proses inflamasi/peradangan yang menyebabkan
kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar.

• Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri ataupun bersifat
non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, IBD, atau akibat radiasi.

• Oleh karena terjadi kerusakan dinding usus, feses dapat mengandung pus,
darah atau mukus.

• Pada diare ini terjadi juga peningkatan beban osmotik, hipersekresi cairan
akibat peningkatan prostaglandin dan terjadi hiperperistaltik.
Diare Hiperplastik/ Hipermotilitas
• Terjadi akibat gangguan motilitas yang menyebabkan waktu transit usus menjadi
lebih cepat.

• Pada usus halus menyebabkan waktu paparan untuk absorbsi berkurang.

• Tipe ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis, IBS, diabetes melitus, paska
gastrektomi (dumping syndrome).
Dasar Diagnosis
A. ANAMNESIS

Riwayat pemberian makan anak sangat penting dalam melakukan


tatalaksana anak dengan diare. Tanyakan juga hal-hal berikut:
Diare
• frekuensi buang air besar (BAB) anak
• lamanya diare terjadi (berapa hari)
• apakah ada darah dalam tinja
• apakah ada muntah
Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera
Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan lainnya
Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi).
2. Pemeriksaan Fisik
Cari:

• Tanda-tanda dehidrasi
ringan atau dehidrasi
berat
• Darah dalam tinja
• Tanda invaginasi (massa
intra-abdominal, tinja
hanya lendir dan darah)
• Tanda-tanda gizi buruk
• Perut kembung.
3. Pemeriksaan Penunjang

1. Darah lengkap, ureum, kreatinin, dan glukosa darah

2. Elektrolit serum (Na, K, Cl) dan Analisa gas darah apabila


secara klinis dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit

3. Pemeriksaan feses, untuk hal yang dinilai pada


pemeriksaan tinja :
Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit dan bakteri
Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
Tatalaksana
Alur penanganan diare akut pada pelayanan tingkat primer di Indonesia telah
diatur dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Rencana Terapi A, B, C
Mencegah Diare pada Anak

● Memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, diteruskan hingga 2 tahun


● Memberi makanan pendamping ASI sesuai umur
● Memberi minum air yang sudah direbus dan menggunakan air
bersih
● Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah
buang air besar
● Buang air besar di jamban
● Membuang tinja bayi dengan benar
● Memberikan imunisasi campak
Mencegah Dehidrasi saat Anak Diare

• Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan


melalui lima langkah tuntaskan diare ( LINTAS Diare)
• Meningkatkan tata laksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan
benar.
• Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare.
• Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif.
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai