Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geolistrik merupakan ilmu yang mempelajari sifat mineral bumi dalam

menghantarkan arus lostrik. Banyak sekali manfaat dari metoda geolistrik ini

diantaranya untuk mengetahui struktur statigrafi, sedimentologi, muka air

tanah, aquifer, instrusi air asin, struktur geologi, pertambangan, arkeologi,

geothermal, dan pencarian minyak.

Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metoda potensial diri,

arus telluric, magnetotelluriv, elektromagnetik, IP (induced polarization),

resistivitas (tahanan jenis). Metode geolistrik resistivitas sendiri memiliki

banyak cara yakni metode Dipole-Dipole, Schlumberger, Wenner, Mise-A-La-

Masse. Dalam metoda ini perangkat yang aka digunakan adalah pembangkiy

yegangan dan pemnangkit arus. Dua alat inilah yang menjadi inti dari metoda

geolistrik.

Arus dari sumber DC dimasukkan kedalam komutator untuk diubah

menjadi arus AC. Karena bumi mempunyai sifat bahwa arus yang masuk

ketanah akan dibuat menjadi nol, jadi agar bumi bisa diukur harus dipakai arus

AC. Arus diinjeksikan kedalam bumi melalui elektroda-elektroda arus.

Tanggapan tegangan sebagai akibat dari injeksi arus, diukur melalui elektroda

potensial.
Injeksi arus yang dilakukan bersifat konstan, yakni arus yang menjadi

sumber tegangan harus memiliki frekuensi yang tetap. Untuk melakkan

kontrol arus maka diperlukan alat tambahan yaitu mikrokontroller. Guna dari

mikrokontroller adalah untuk mengatur perubahan polaritas tegangan yang

dialirkan sehingga bisa diatur frekuensinya sesuai kebutuhan yang diinginkan.

Dalam ilmu teknik sipil sendiri geolistrik membantu meneliti keadaan air

untuk membuat sumur bor.

1.2 Ruang lingkup dan Batasan masalah

Ruang lingkup dan batasan masalah penulisan adalah mengeai studi

tentang geolistrik, dan pembacaan grafik dari metode penelitian geolistrik.

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan karya tulis ini memiliki beberapa tujuan yakni :

a. Membahas mengenai metode geolistrik

b. Membahas mengenai pembacaan grafik geolistrik


BAB II

ISI

2.1 Sejarah Metode Geolistrik

Sejarah perkembangan eksplorasi geolistrik merupakan perkembangan

yang paling unik dari seluruh geofisika eksplorasi. Perbedaan perkembangan

terletak pada :

a. tata cara kerja ( konfigurasi elektroda, interpretasi).

b. alat yang digunakan, sebetulnya tiap alat dapat digunakan untuk mazhab

apapun, akan tetapi perbedaan konfigurasi elektroda yang dipakai

mempengaruhi daya penetrasi alat.

c. Cara pemrosesan data.

Penggunaan sifat-sifat kelistrikan untuk maksud eksplorasi sudah dikenal

peradaban manusia lebih dari dua abad yang lalu. Pelopor yang mula-mula

memakai cara geofisika untuk maksud ksplorasi adalah :

Gray dan Wheeler thn. 1720, melakukan pengukuran terhadap batuan dan

mecoba membakukan tebal konduktivitas batuan.

Watson thn 1746, menemukan ,bahwa tanah merupakan konduktor dimana

potensial yang diamati pada titik-titik diantara dua elektroda arus yang

dipotong sejarak 2 mil , bervarisai akibat adanya perbedaan kondisi geologi

setempat.

Robert W. Fox thn. (1789 - 1877) , dapat disebut sebagai Bapak Metoda

Geolistrik , karena beliau yang pertama kali mempelajai hubungan sifat-sifat


listrik dengan keadaan geologi, temperatur, terrestrial electric dan

geothermal. Fox mempelajari sifat-sifat kelistrikan tersebut di tambang-

tambang Corn wall, Inggris.

Perkembangan dilanjutkan secara bertahap : thn.1871 oleh W.Skey, thn.

1847oleh Charles Matteucci., thn. 1882 oleh Cart Barus, thn.

1891 oleh Brown, thn. 1897 oleh Bernfield, thn 1912 oleh Gottchalk, thn.

1914 oleh R.C. Wells dan George Ottis.

Perkembangan agak berbeda setelah Conrad Schlumberger dan R.C.

Welldimana geolistrik berkembang di dua benua, dengan cara dan sejarah

yang berbeda. Akan tetapi di ujung perkembangan tersebut kedua mazhab

ini bertemu lagi, terutama dalam menggunakan konsep matematika yang

sama yang diterapkan pada teori interpretasi masing-masing.

Perkebangan peralatan dimulai dari peralatan geolistrik di dalam truk

sampai pada alat geolistrik sebesar tas kecantikan.

Perkembangan pengolahan data nilai tahanan jenis pada abad ke 20 yaitu

dengan dibuatnya kurva baku dan kurva tambahan oleh Orellana E. dan

Mooney H.M.,1966, Bhattacharya P.K. dan Patra H.P., 1968,

Rijkkswaterstaat, The Netherland, 1975, Zohdy, A.A.R.,1975.

Perkembangan dalam penafsiran lengkungan tahanan jenis dengan

pembuatan perangkat lunak dari melakukan matching curve sampai

perangkat lunak VESPC, RESINT 53, GRIVEL, RESIX dan IP2Win

French School, Perkembangan ini mula-mula berkembang dari hasil study

Conrad Schlumberger (1878 1936). Conrad Schlumberger merupakan

peletak dasar baru dalam menggunakan aspek kelistrikan. Untuk


menyelidiki keadaan geologi bawah permukaan , beliau

menggunakanaspect dynamic dari arus listrik yang diinjeksikan

kedalam bumi, serta mengamati akibat terhadap sifat kelistrikan batuan

sekelilingnya. Beliau juga sudah membayangkan akibat dari suatu medan

listrik terhadap media yang homogen dan membandingkan dengan media

yang non homogen. Berdasarkan study Conrad Schlumberger

membuat peta isopotensial yang dilakukan pada endapan pirit di Sain Bel

(phone) pada tahun 1918.

Sejak itu sekolah Perancis mengembangkan banyak metoda,

baik konfigurasi elektroda dan metoda eksplorasi. Semenjak Marcel

Schlumberger ikut dalam kelompok Schlumberger, tekanan study sekolah

Perancis lebih ditekankan kepada pengukuran geolistrik di lubang bor.

Sehingga sampai sekarang dapat dikatakan merupakan satu-satunya

perusahaan keluarga yang mempunyai hampir monopoli untuk

penyelidikan geofisika lubang bor di seluruh dunia.

Ide yang sama juga dikembangkan oleh Wenner secara terpisah, pada saat

bersamaan menemukan konsep yang sama. Hasil Wenner ini merupakan

dasar dari perkembangan mazhab Amerika (1915).

American School, Studi geolistrik di Amerika Serikat dimulai dari hasil

study R.C. Wells dan dikembangkan oleh Wenner dari U.S. Beureau of

Standart. Ide Wenner dikembangkan dari patent yang diusulkan oleh Fred

Brown,1883, yang mengusulkan suatu alat dan cara eksplorasi geolistrik.

Tahun 1927, Mc.Clatvckey mendapatkan patent untuk alat dan cara

eksplorasi yang lebih baik dan serta lebih sempurna. Pada mazhab
Amerika ini, perkembangan juga bertahap dengan melalui percobaan-

percobaan. Beberapa nama yang perlu dicatat disini :

Kelly S.F., Mc. Collum , Logan, H.R. Cohklin, Gish, Rooney, Eve &

Keus, Cook dan van Nostrad.

Perkembangan Sesudah Perang Dunia I sampai Sekarang, Sejak

penemuan metoda ekksplorasi , sampai Perang Dunia I dan II, interpretasi

hasil pendugaan geolistrik masih dilakukan dengan cara coba-coba antara

lain merubah cycles, log, linier dan metode empiris lain seperti Moore

dan Barnes. Pada tahun 1980 dengan perkembangan elektronika

mengakibatkan perubahan peralatan geolistrik dan penafsiran geolistrik

dengan perangkat lunak (RESINT 53 , IP2Win).

Dasar teori interpretasi secara matematis mula-mula dikembangkan oleh

Hummell di Jerman dan King di Inggris. Selama orang lain masih sibuk

mencari dan memanfaatkan empiris mazhab Perancis membentuk enam

riset yang terdiri dari Mailet, Stefaanessco, Konstintzin dll. Hasil kerja tim

mengembangkan suatu teori matematis yang mendapatkan paten tanggal

25 September 1925, untuk fungsi-fungsi ideal, lapisan-lapisan horizontal.

Hasil kerja tim inilah yang sekarang merupakan landasan baru bagi

interpretasi modern. Di Amerika kejadian ini dijawab oleh Gosh dan

Rooney 26 Septembaer 1925, beda satu hari dan juga mencoba menjawab

persoalan matemaatis dari lapisan-lapisan horizontal terhadap batuan yang

berbeda.

Tahun 1933 L.B. Slichter, mencoba menerangkan aspek tadi dengan

pemecahan mendasar secara berangsur-angsur. Pertama memecahkan dulu


fungsi matematis dari lapisan horizontal yang dikenal sebagai fungsi

Kernel. Tahap kedua adalah mencoba menurunkan distribusi lapisan

dengan menggunakan fungsi Kernel.

Tahun 1968, Koefoed memoles fungsi Kernel dengan raised Kernel

Function.

Tahun 1964, J.C.van Dam menurunkan metoda pembuatan kurve baku

dari fungsi matematis dan efek cermin.

Perkebangan yang paling revolusioner adalah penurunan fungsi transform

oleh Gosh, yang diajukan pada tesis doktor. Gosh memanfaatkan sifat dari

Wenner Filter (minimum least square filter). Gosh dapat memecahkan

masalah yang sejak dulu tidak/belum dapat dipecahkan oleh

pendahulunya. Untuk itu Gosh muncul dengan Direct Interpretation

Method atau Transform Method.

Pada masa sekarang ini perkembangan geolistrik maju pesat dengan

beberapa modifikasi elektoda.

2.2 Pengertian Metode Geolistrik

Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger

pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk

mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan

tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang

mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini

menggunakan 2 buah Elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam


tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan

menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.

Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan

tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan

tanah diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah

Elektroda Tegangan M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak

elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka

tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan

informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang

lebih besar.

Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh

arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut AB/2

(bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh dari

injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari AB/2.

Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang

menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus serta

simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar

dan 2 buah elektroda ntegangan (MN) di bagian dalam.

Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang

dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga tahanan

jenis semu (Apparent Resistivity). Disebut tahanan jenis semu karena

tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak

lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.


Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek

sampai yang terpanjang tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda

dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu

Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva data geolistrik. Dari kurva data

tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di bawah permukaan.

Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai

kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan

adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa

air. Umumnya yang dicari adalah confined aquifer yaitu lapisan akifer yang

diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian

bawah dan bagian atas. Confined akifer ini mempunyai recharge yang

relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak

terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.

Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang

mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan

bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman bedrock untuk

fondasi bangunan.

Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi

(geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu

metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti

keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.


2.3 Metode Geolistrik

Ada beberapa metode yang dipakai dalam geolistrik, antara lain:

a. metoda potensial diri

Metode potensial diri adalah metode pasif, karena pengukurannya

dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah,

perbedaan potensial alami tanah diukur melalui dua titik dipermukaan

tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar antar beberapa millivolt (mV)

hingga 1 volt.

Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan

bumi yang diakibatkan oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses

elektrokimia yang di kontrol oleh air tanah. Proses mekanis akan

menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan proses kimia akan

menimbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-junction,

potensial nernst) dan potensial mineralisasi.

Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dari

lapangan merupakan gabungan dari tiga komponen dengan panjang

gelombang yang berbeda, yaitu efek topografi (TE) ), SP noise (SPN ) dan

SP sisa (SPR). Metode potensial diri (SP) merupakan salah satu metode

geofisika yang prinsip kerjanya adalah mengukur tegangan statis alam

(static natural voltage) yang berada di kelompok titik titik di permukaan

tanah.

Potensial diri umumnya berhubungan dengan perlapisan tubuh

mineral sulfide (weathering of sulphide mineral body), perubahan dalam

sifat-sifat batuan (kandungan mineral) pada daerah kontak - kontak


geologi, aktifitas bioelektrik dari material organik, korosi, perbedaan suhu

dan tekanan dalam fluida di bawah permukaan dan fenomena-fenomena

alam lainnya. Prinsip dasar dari metode potensial diri adalah pengukuran

tegangan statis alam (Static Natural Voltage) pada permukaan tanah.

Orang yang pertama kali menggunakan metode ini adalah untuk

menentukan daerah yang mengandung mineral logam.

b. Magnetotelluric

Magnetotelluric (MT) adalah metode pasif yang mengukur arus

listrik alami dalam bumi, yang dihasilkan oleh induksi magnetik dari arus

listrik di ionosfer. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan sifat

listrik bahan pada kedalaman yang relatif besar (termasuk mantel) di

dalam bumi. Dengan teknik ini, variasi waktu pada potensi listrik diukur

pada stasiun pangkalan dan stasiun survei. Perbedaan pada sinyal tercatat

digunakan untuk memperkirakan distribusi resistivitas listrik bawah

permukaan.Teknik prospeksi tahanan listrik untuk menentukan kedalaman

formasi batuan sedimen yang berada jauh di dalam bumi dengan cara

mengukur tahanan jenis formasi batuan tersebut berdasarkan pengukuran

serempak medan listrik dan medan magnet yang berosilasi pada lokasi

yang sama, yaitu dengan mencatat rentang frekuensi yang tergantung dari

kedalaman sasaran

Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio

magnetotelluric) secara umum adalah sama, perbedaanya hanya pada

cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana semakin kecil frekuensi yang

dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang diperoleh. Metode MT


memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129 Hz

(perioda sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari

frekuensi 10 kHz sampai 0.1 Hz, dimana sumbernya berasal dari alam

(arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).

Untuk memperbaiki kualitas data dari gangguan elektromagnet

lokal (power line, aktivitas industri, aktivitas manusia, jalan, pohon-pohon

besar yang dapat menghasilkan gangguan micro-vibrations dari akar-

akarnya, dll) dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan data dari satu

alat yang disimpan statis di suatu tempat yang jauh dari gangguan

elektromagnetik lokal dengan alat lainnya yang berpindah-pindah (local,

remote, far remote station) dan dilakukan dalam rentang waktu yang sama

yang disinkronisasikan terhadap waktu UTC.

Penggunaan metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk

penelitian panas bumi, minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi

regional, dan penelitian-penelitian dalam lainnya. Peralatan

magnetotelurik yang dimiliki Pusat Survei Geologi adalah : MTU-5A

Phoenix.

c. Resistivitas (tahanan jenis)

Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang cukup

banyak digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah

karena resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap kandungan airnya.

Sebenarnya ide dasar dari metode ini sangatlah sederhana, yaitu dengan

menganggap bumi sebagai suatu resistor.


Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari

kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan

bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam

batuan di bawah permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya

digunakan untuk eksplorasi dangkal, sekitar 300 500 m. Prinsip dalam

metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi melalui dua

elektrode arus, sedangkan beda potensial yang terjadi diukur melalui dua

elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik

dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik

ukur.

Metode kelistrikan resistivitas dilakukan dengan cara

menginjeksikan arus listrik dengan frekuensi rendah ke permukaan bumi

yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode

potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan

arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat

akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi

tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya

dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau


seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki derajat

yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.

Berdasarkan pada tujuan penyelidikan, metode resistivitas

dibedakan menjadi dua yaitu mapping dan sounding. Metode geolistrik

resistivitasmapping merupakan metode resistivitas yang bertujuan

mempelajari variasi rasistivitas lapisan bawah permukaan secara

horisontal. Oleh karena itu, pada metode ini digunakan jarak spasi

elektrode yang tetap untuk semua titik datum di permukaan bumi.

Sedangkan metode resistivitas soundingbertujuan untuk mempelajari

variasi resistivitas lapisan bawah permukaan bumi secara vertikal. Pada

metode ini pengukuran pada satu titik ukur dilakukan dengan cara

mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jarak elektrode tidak

dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektrode kecil kemudian

membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan kedalaman

lapisan yang terdeteksi.

Resistivitas Semu (Apparent Resistivity)

Pada prinsipnya, pengukuran metode resistivitas dilakukan dengan

mengalirkan arus melalui elektrode C1 dan C2 dan pengukuran beda

potensial pada P1 dan P2. Jika diasumsikan bahwa bumi homogen

isotropis, maka tahanan jenis yang diperoleh adalah tahanan jenis yang

sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi elektrode. Namun, pada

kenyataannya bumi tersusun atas lapisan-lapisan dengan resistivitas

yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan

pengaruh lapisan-lapisan tersebut. Harga resistivitas yang diukur


seolah-olah merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja.

Sehingga resistivitas yang terukur adalah resistivitas semu ( ), yang

besarnya ditentukan dengan

dengan K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung pada

konfigurasi elektrode yang digunakan. Nili K sendiri bisa dihitung

dengan persamaan

Konfigurasi Elektrode

Terdapat banyak aturan penempatan elektrode (konfigurasi

elektrode) yang digunakan dalam metode resistivitas. Beberapa

konfigurasi elektrode pada penerapan metode resistivitas diantaranya

adalah konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi

Dipole-dipole.

1. Konfigurasi Wenner

Pada konfigurasi Wenner, elektrode arus dan elektrode

potensial diletakkan seperti pada gambar

Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial

mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1= P1P2 = P2C2 = a. Jadi

jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode
potensial. Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan

titik datum harus membentuk satu garis.

Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak

berubah-ubah untuk setiap titik datum yang diamati

(besarnya a tetap), sedang pada resistivitassounding, jarak spasi

elektrode diperbesar secara bertahap, mulai dari hargaa kecil

sampai harga a besar, untuk satu titik sounding. Batas pembesaran

spasi elektrode ini tergantung pada kemampuan alat yang dipakai.

Makin sensitif dan makin besar arus yang dihasilkan alat maka

makin leluasa dalam memperbesar jarak spasi elektrode tersebut,

sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati.

Dari gambar, dapat diperoleh besarnya Faktor Geometri

untuk Konfigurasi Wenner adalah

sehingga pada konfigurasi Wenner berlaku hubungan

2. Konfigurasi Wenner-Schlumberger

Konfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi

Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Pada pengukuran dengan

faktor spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama

dengan pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode

= a), namun pada pengukuran dengan n = 2 dan seterusnya,

konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan konfigurasi

Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial


lebih besar daripada jarak antar elektrode potensial).

Maka, berdasarkan gambar, faktor geometri pada konfigurasi

Wenner-Schlumberger adalah

Sehingga berlaku hubungan

3. Konfigurasi Dipole-dipole

Selain konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger,

konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole, Pole-dipole

dan Dipole-dipole. Pada konfigurasi Pole-pole, hanya digunakan

satu elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial.

Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan pada sekitar lokasi

penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang C1-P1

terhadap lintasan pengukuran. Sedangkan untuk konfigurasi Pole-

dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial.

Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian

dengan jarak minimum 5 kali spasi terpanjang C1-P1. Sehingga


untuk penelitian skala laboratorium yang mungkin digunakan

adalah konfigurasi Dipole-dipole.

Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua

elektrode potensial ditempatkan terpisah dengan jarak na,

sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran dilakukan

dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang

dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus

pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode

potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran

elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu.

Sehingga berdasarkan gambar, maka faktor geometri untuk

konfigurasi Dipole-dipole adalah

Sehingga berlaku hubungan


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengujian Metode Geolistrik Resistivitas


3.1.1 Peralatan uji Resistivitas

1. Resistivitimeter

2. elektroda

3.1.2 Tahapan Praktikum


1. gunakan konfigurasi 4 titik untuk mengukur resistivitas tanah. Pada
dua elektroda, dinamakan A dan B, diberikan voltase yang telah
ditentukan. Dengan voltase ini, arus (I) dan medan potensial
diinduksikankedalam tanah.
2. gunakan dua elektroda lainnya, bernama M dan N, nilai voltase
diantara A dan B dapat diukur. Melalui nilai arus (I), nilai voltase
danpenyebaran dari elektroda (tergantung metode), maka nilai
resistivitas (semu) bawa permukaan dapat diketahui.
3. Tentukan sifat fisik batuan seperti bobot isi asli, bobot isi kering,
bobot isi jenih, berat jenis semu, berat jenis sejati, kadar airasin,
absorpsi, derajat kejenuhan, porositas dan void ratio. Tetapi untuk
melakukan hal tersebut terlebih dahulu harus menyiapkan peralatan
peralatan seperti yang tercantum diatas dan penyusunan peralatan
agar semua bisa berjalanlancar.
4.Setelah peralatan disiapkan pertama kita ambil GPS untuk
menentukanarah Utara, setelah arah utara sudah diketahui ditariklah
benang sepanjang 60 mke arah utara lurus dan jangan lupa catat
koordinat Latitude (Lintang) & Longtidute (Bujur)
5. Setelah ditarik benang dan mengukuran menunjukan 60 m, tahap
selanjutnya adalah setiap 3 meter di beri tanda (pilok putih) untuk
penancapan elektroda (paku) sampai habis 60 m. Setelah semua
selesai, tahap selanjutnya adalah pemasangan kabel di Resistivimeter
yang akan di sambungkan ke paku.
C2 = B

C1 = A

P1=M I

P2=N Penembak Arus


Fuse V

Pengenolan
pada potensial
6. Setelah elektroda (Paku) tertancap pada posisinya, disambungkan
dengan kabel yang berasal dari alat geolistrik pusatuntuk diberi arus.
Elekroda yang sudah tertanam dan disambungkan dengankabel,
menunggu untuk diberi arus dari operator.
7. Setelah semuanya siap, alat resistivitimeter dinyalakan dan pertama
kali angkapada potensial harus dinol kan terlebih dahulu dengan
pengatur nol (lihat gambar). Setelah nol tembak/memberi arus pada
elektroda tersebut dan di layar potensialdan arus akan terlihat
sederetan angka dan dicatat (tekan Fuse agar angka tidakberubah dan
gampang dalam pencatatan).
8. Setelah selesai matikan resistivitimeter agar operator yang lain tidak
tersengatlistrik, pindahkan elektroda tersebut bergeser 3 m sesuai
urutan.
9. Setelah selesai ulangi langkah seperti diatas tetapi spasi antar
elektroda diganti bukan 3 m tetapi 6 m dan catat terus hasilnya.
10. Setelah selesaiubah spasi menjadi 9 m, 12 m,15 m dan terakhir 18 m
karena data yangdibutuhkan hanya sampai kedalaman 10 m saja.
11. Setelah semuanya selesai dan dicatat pengambilan data pun selesai
dan semua peralatan diatas di kemasi kembali.
3.3 PENGOLAHAN DATA
Setelah pengambilan data dilapangan tahap selanjutnya adalah
pengolahan data tersebut di atas meja. Dalam pengolahan data dapat dijadikan
2D ataupun 3D,tetapi dalam kesempatan ini pengolahan data dilakukan secara
2D.Dalam pengolahan data Geolistrik menggunakan beberapa software
untukmenampilkan data tersebut secara 2D, yaitu:
Microsoft Exel
Note Pad
Res 2D.
Dll
MS. Excel

Langkah pertama adalah data data dilapangan di masukan kedalam Ms.


Excel untuk perhitungan Kostanta Geometris ( K ),dan Rho.

Data data dari lapangan V & I dimasukan kedalam tabel V & I (gambar
diatas )Untuk menghitung Kostanta Geometris ( K ) menggunakan rumus:

2 X p X P1P2
Dimana,
P1P2 = jarak spasi antar elektroda.
Dan untuk menghitung Rho (Ohm m ) menggunakan rumus:

(V/I) X K

NOTEPAD

Rho

P1P2

Koordinat
Jangan lupa di save, dan
ingat ingat
namanya.

RES 2D

Di software inilah data data dari lapangan akan di visualisasikan menjadi

2D.
Cara memakainya :

1. Buka aplikasi Res 2D.

2. setelah itu buka File dan pilih Read data File

3. Pilih data note pad (.txt) tadi yang sudah di save dan open.
4. Setelah itu buka Inversion lalu Least-squares inversion
5. Dan ini hasilnya.

Data dari lapangan asli

Data dugaan sementara dari komputer

Data penggabungan dari data


diatas
Langkah langkah diatas merupakan cara cara kerja geolistrik dari
tahap awal/tahap pencarian data sampai tahap akhir/pengolahan data.
Hasil dari pengolahan data geolistrik juga dapat
diaplikasikan/digabungkan kedalam software SURFER untuk lebih teliti
data data yang di gunakan, dan biasaya dalam perusahaan tambang data
data yang di kumpulkan dapat mencapai ribuan tergantung luas wilayah
itu sendiri. Semakin banyak data yang di cari semakin bagus/teliti hasil
yang diperoleh.

Dibawah ini adalah peta-peta yang kami buat dengan software surfer 9
dari data-data yang diperoleh dari lapangan.
1. Peta Kontur 3D Surface UTM

Peta ini dibuat dengan surface 9 dari data digitasi UTM


2. Peta Kontur UTM

Peta ini dibuat dengan surface 9 dari data digitasi UTM


3. Peta WireFrame UTM

Peta ini dibuat dengan surface 9 dari data digitasi UTM


4. Peta Kontur UTS

Peta ini dibuat dengan surface 9 dari data digitasi UTS


BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pemetaan dan sounding geolistrik adalah metode geofisika yang
digunakan untuk memperoleh gambaran di bawah permukaan dan dilakukan
tanpa bersifat merusak atau membongkar tanah dan batuan yang akan diteliti.
Resistivitas dari batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral, porositas
batuan (jumlah dan struktur), dan kandungan fluida (jumlah dan resistivitas).
Dari berbagai macam penelitian geolistrik, metode yang paling sering
digunakan adalah resistivitas. Karena nilai resistivitas mempunyai hubungan
dengan fluida bawah permukaan,maka metode geolistrik ini dapat digunakan
juga untuk mencari informasi tentangmuka air tanah, pesebaran kelembaban
di dalam tanah, dan sebagainya. Pengambilan data semakin banyak semakin
akurat dan teliti dandibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang ekstra. Serta
penguasaan beberapamacam software untuk mengolah data data dari
lapangan.

4.2 SARAN
Dalam melakukan pengujian terhadap kandungan dalam tanah, ataupun
penelitian terhadap tanah tidak hanya metode geolistrik saja. Namun terdapat
berbagai metode, sehingga penulis menyarankan untuk mempelajari berbagai
metode lain.
Tiada gading yang tak retak, dalam pembuatan makalah ini penulis
menyadari masih banyak kekurangan- kekurangan yang harus dilengkapi,
untuk itu penulis siap menerima kritik dan sarannya demi penyempurnaan
makalah ini agar menjadi lebih baik untuk kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai