Anda di halaman 1dari 8

Nama : Erna Eriani Sunarto

NIM : 1501188

Kelas : Teknik Perminyakan A 2015

Email : erisunarto@yahoo.com

UTS Eksplorasi Migas dan panas Bumi

1. Jelaskan perbedaan antara Anomali, Lead dan Prospek serta aplikasinya dalam
dunia Migas (20)

Jawab:

Penngertian anomali adalah kejanggalan, keanehan atau penimpangan dari sebuah


keadaan normal dalam suatu lingkungan. Dalam keterkaitan dengan harga minyak,
dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia dapat dikatakan tergolong
negara anomali. Anomali, karena jika disejajarkan dengan negaranegara lain yang
menghasilkan minyak dalam jumlah yang cukup signifikan (di atas 500.000 barel per hari),
Indonesia adalah negara-mungkin adalah satu-satunya negara-yang tidak suka jika harga
minyak melambung tinggi. Anomali, karena jika disejajarkan dengan negara-negara lain yang
mengonsumsi minyak dalam jumlah cukup besar (di atas 1 juta barel per hari), Indonesia
adalah negara yang juga tidak suka ketika harga minyak rendah. Mengatakan Indonesia
sebagai anomali dan satu-satunya negara di dunia yang tidak suka pada harga minyak, baik
pada saat tinggi maupun rendah, barangkali terlalu berlebihan. Namun, adalah suatu fakta
bahwa sepanjang prjalanan ekonomi negeri ini, kita adalah negara yang memang tidak
(pernah) suka baik ketika harga minyak tinggi maupun rendah.

Lead dalam dunia migas diartikan sebagai gambaran industry migas yang ada saat ini
baik berupa pengoptimalan cadangan yang ada ataupun produksi migas itu sendiri. Khusus
untuk minyak mentah, Indonesia dapat dikatakan sebagai negara produsen minyak, bahkan
pernah menjadi salah satu anggota organisasi produsen minyak mentah dunia yaitu OPEC.
Berdasarkan data dari BP (2013), Indonesia pernah berhasil memproduksi minyak mentah di
atas 1 juta barrel per day (BPD) selama periode 1972 sampai dengan 2006 dengan pencapaian
tertinggi tahun 1977 dengan produksi 1,68 juta BPD. Bila dibandingkan dengan negara-
negara lainnya, produksi minyak mentah Indonesia juga masih dapat dikategorikan lebih dari
cukup. BP (2013) mencatat bahwa Indonesia mampu memproduksi minyak mentah sekitar
44,6 juta ton pada tahun 2012, dan menempati posisi ke-24 sebagai negara produsen minyak
mentah terbesar dari 53 negara di dunia. Sedangkan di Asia Pasifik, Indonesia menempati
posisi ke-2 terbesar setelah China yang mencapai 207,5 juta ton. Negara tetangga ASEAN di
belakang Indonesia, Malaysia 29,7 juta ton, Vietnam 17 juta ton, Thailand 16,2 juta ton, dan
Brunei Darussalam 7,8 juta ton. Pencapaian produksi minyak mentah dunia yang masuk
dalam 25 besar dunia.

Prospek sendri adalah hal-hal yang dapat terjadi sehingga berpotensi menimbulkan
dampak tertentu. Pada masa saat ini dimana konsumsi BBM terus meningkat menuntut
adanya inovasi dalam memukan cadangan hidrokarbon ataupun melakukan penelitian
mengenai ernergi terbarukan. Selain memiliki minyak mentah, Indonesia juga memiliki
sumber energi primer lainnya yang tidak kalah dalam hal nilai kalori dan ekonomisnya.
Indonesia memiliki gas, batu bara, coal bed methane, dan energi terbarukan seperti panas
bumi, surya, dan angin. Khusus tentang gas bumi, Indonesia mempunyai catatan yang juga
luar biasa. Sejak tahun 1970 sampai dengan 2012, Indonesia merupakan negara produsen
terbesar gas bumi di Asia Pasifik meskipun khusus untuk tahun 2012 menempati posisi 2
terbesar sebagai negara produsen gas bumi di Asia Pasifik. Meskipun sampai dengan saat ini
produksi gas Indonesia sudah sangat besar, Indonesia masih diperkirakan memiliki potensi
sumber gas yang cukup besar. Fesharaki F. (2012), Chairman of Facts Global Energy,
memperkirakan bahwa produksi kotor gas Indonesia diperkirakan masih di atas 8.300 million
standard cubic feet per day (MMSCFD), bahkan diperkirakan dapat di atas 9.000 MMSCFD
pada tahun 2020.

2. Jelaskan langkah-langkah dalam memulai explorasi Migas, serta problem &


kendala apa aja yang dinilai menjadi tantangan untuk perusahan Migas dalam
melakukan kegiatan explorasinya (20)

Jawab:

Prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan-ramalan mengenai apa
yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa. Prognosis meliputi ;

1. Lokasi Yang Tepat, lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk
mencegah terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur,
sebaliknya semua koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran
seismik, terutama jika tutupan ditentukan oleh metode seismik. Jika hal ini terjadi di
laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy) yang sengaja
ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik, juga dari titik pengukuran radar di
darat. Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab kemelesetan
beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak diketemukan.

2. Kedalaman Akhir, kedalaman Akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan


batuan dasar cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan.
penntuan kedalaman akhir ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat
memperkirakan berapa lama pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga
untuk berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman akhir ini diasarkan
atas data seismik, setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan juga
dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.

3. Latar Belakang Geologi, alasan untuk pemboran didsarkan atas latar belakang
geologi. Maka harus disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, alasan pemboran
eksplorasi dilakukan di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang
diharapkan dari prospek tersebut.

4. Objektif Atau Lapisan Reservoir Yang Diharapkan, ini biasanya sudah ditentukan
dan stratigrafi regional dan juga diikat dengan refleksi yang didapat dari seismik.
Objektif lapisan reservoir ini harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang
diharapkan akan dicapai oleh pemboran, dimana diperoleh dari perhitungan kecepatan
rambat seismik.

5. Kedalaman Puncak Formasi Yang Akan Ditembus, juga dalam prognosis ini harus
kita tentukan formasi-formasi mana yang akan dilalui bor, maka kedalaman puncak
(batas) formasi ini harus ditentukan dari data seismik.

6. Jenis Survey Lubang Bor Yang Akan Dilaksanakan, pada setiap Pemboran
eksplorasi selalu dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi misalnya peng-Logan
lumpur, Peng-Logan Cutting, Peng-Logan Listrik, Peng-Logan Radioaktif, dan
sebagainya. Sebaiknya pada pemboran eksplorasi dilakukan survey yang lengkap ,
selain itu juga harus direncanakan apakah akan dilakukan pengambilan batu inti
(coring) atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian
eksploitasi dan bagian pemboran. Dengan demikian diharapkan diperoleh hasil yang sangat
baik dalam pengembangan suatu lapangan nantinya.

Problem yang sering ditemui yaitu Terdapat empat faktor eksternal yaitu perizinan, tumpang
tindih lahan, ganti rugi dan isu sosial masyarakat yang masih menjadi kendala paling
dominan. Untuk membantu KKKS mengatasi kendala-kendala eksplorasi tersebut, tahun
lalau BP Migas membentuk Forum Operator KKKS Wilayah Kerja Operasi (FOKWE).
Komite Perizinan dan Sosial yang merupakan salah satu komite FOKWE telah melakukan
beberapa upaya untuk mengatasi kendala tersebut, antara lain menyusun strategi dalam
pengurusan pengizinan serta menyelenggarakan sesi dengar pendapat mengenai isu
keamanan dan sosial, yang melibatkan beberapa kontraktor KKS yang dianggap berhasil
menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu tersebut. Wadah diskusi ini
diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi Kontraktor KKS lain yang mengalami kendala
yang sama.

Selain kendala-kendala eksternal, kendala kedua tertinggi adalah kendala internal kontraktor
KKS sendiri, misalnya masalah operatorship dan keuangan. Kendala tersebut terjadi pada
24% dari 69 kontraktor eksplorasi yang belum memenuhi komitmen pasti eksplorasi.

3. Untuk soal nomor 3, harap dibaca instruksi soal dengan jelas (60)

a. Sebutkan 7 elemen penting didalam Petroleum System

Jawab:

Batuan Sumber (Source Rock)

Reservoir Rock

Migrasi

Trap

Seal

b. Terangkan urut-urutan Hidrokarbon didalam source rock & apa yg menyebabkan


sedemikian rupa?
Jawab:

Tahapan penguburan bahan alam mengalami tiga masa perubahan kimiawi yaitu:

1. Diagenesis

Masa ini merupakan zona tak matang dan terjadi perengkahan tak mencolok (10%), yang
dibagi dalam tiga bagian yaitu :

a. Diagenesis dini, yaitu peralihan dari senyawa yang stabil saat di permukaan bumi, menjadi
senyawa yang stabil pada kedalaman ribuan meter dengan suhu sekitar 40-42oC. Pada masa
ini terjadi pembentukan kerogen (fase dari petroleum yang tidak dapat larut dalam pelarut
organik dan anorganik).

b. Diagenesis pertengahan, terjadi proses aromatisasi (senyawa rantai panjang membentuk


senyawa aromatik, lingkar dan mempunyai ikatan rangkap dengan elektron terdelokalisasi).

c. Diagenesis akhir, adalah proses yang terjadi pengkhelatan logam oleh senyawa organik
yang terbentuk pada masa sebelumnya.

Pembentukan minyak bumi terjadi pada diagenesis akhir dan dapat dikenal berdasar hasil
eksplorasi.

2. Katagenesis

Katagenesis adalah zona minyak dan gas basah. Pada masa ini terjadi perengkahan
mencolok, dimana terjadi perubahan senyawa kimia yang diakibatkan oleh suhu dan
kedalaman pendaman (penguburan) sehingga menyebabkan penguraian termal kerogen.

3. Metagenesis

Pada tahap ini terjadi masa perusakan termal dari karakter senyawa (cairan) menjadi residu
(padatan), sehingga mengakibatkan senyawa organik menjadi senyawa yang kekurangan
hidrogen, dan material tak bernilai atau menjadi material bernilai dari senyawa karbon (grafit,
intan).

Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawa hydrogen dan karbon. Empat alkana
teringan, yaitu : CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propane), dan C4H10 (butana)
semuanya adalah gas yang mendidih pada suhu -161.6oC, -88.6oC, -42oC, dan -0.5oC,
berturut-turut (-258.9o, 127.5o, -43.6o, dan +31.1o F).
c. Jelaskan mengenai Proses & Tingkat kematangan hidrokarbon

Jawab:

a. Hidrogenasi dan metilisasi. Dalam proses ini hidrokarbon yang tidak jenuh dijenuhi
dengan hidrogen atau metil, dan merubah hidrokarbon siklis menjadi alifat. sebagai
kemungkinan sumber hidrogen bebas diusulkan oleh Whitehead dan Breger (1960)
cara iradiasi partikel alpa, sebagaimana tersirat dalam teorinya mengenai
transformasi zat organik minyak bumi. Sumber lain adalah hasil aktivitas bakteri
seperti dikemukakan oleh Zobell (1947).
b. Reaksi katalitis dan 'cracking'. Peninggian temperatur dan pengaktifan katalisator
akan mematahkan hidrokarbon berat menjadi hidrokarbon ringan/parafin.
c. Aromatisasi. Erdman (1965) mengajukan proses konversi yang terjadi karena
penurunan progresif dalam daya larut minyak bumi dari zat aspal, yang khas
merupakan penyusunan minyak muda atau minyak primitif. hal ini merupakan suatu
polimerisasi senyawa aromatik menjadi kompleks aspal. Dengan demikian zat naften
dan aromat akan ketinggalan, dan minyak yang bermigrasi akan menjadi lebih
bersifat parafin. Pada proses ini atom hidrogen akan dilepaskan.
d. Migrasi pemisahan dari fasa (Silverman, 1965). Konsepsi ini meliputi pemisahan
secara fisik satu fasa dari sistem reservoir minyak bumi berfasa dua, yang kemudian
yang diikuti oleh migrasi dari fasa yang telah dipisahkan dari reservoir asalnya. Hal
ini meliputi pula penurunan tekanan untuk mendapatkan dua fasa (cairan dan uap).

d. Bagaimana mungkin sebuah batuan source yang impermeable bisa melepas HC


ketika sudah matang?

Jawab:

Hal tersebut dikarnakan adanya fracture alami akibat aktivitas geologi.

e. Ada berapa jenis Migrasi?

Jawab:

1. Migrasi Primer
Migrasi primer yaitu perpindahan hidrokarbon dari source rock ke karier bed. Migrasi primer
berjalan lambat karena minyak bumi harus cukup untuk keluar dari batuan induk yang
memiliki permeabilitas matrik yang rendah. Migrasi primer berakhir ketika hidrokarbon telah
mencapai “permeable conduit” atau “carrier bed” untuk terjadinya migrasi sekunder

Saat ini, ada tiga mekanisme migrasi primer yang membawa perhatian serius bagi
kebanyakan ahli geokimia petroleum, yaitu difusi, ekspulsi fasa minyak, dan pelarutan dalam
gas.

2. Migrasi Sekunder

Migrasi sekunder yaitu perpindahan hidrokarbon dari carier bed ke jebakan atau trap.
Problem yang sering dihadapi adalah pore throat lebih kecil dibanding oil stringers,
karenanya oil stringrs akan tertahan

3. Migrasi Tersier

Migrasi tersier terjadi jika ada kebocoran (leakage) pada cap rocks yang menutupi
reservoir.Cap rocks dengan pori-pori yang lebih kecil dari batuan dibawahnya, mampu
menahan pergerakan naik dari minyak bumi. Pengisian yang progresif menyebabkan
akumulasi meningkat, dapat menyebabkan buoyancy,capillary-entry pressure Fractures dan
faults dapat menyebabkan kebocoran.
f. Sebutkan jenis batupasir & batugamping apa saja yang berpotensi menjadi reservoir
rock?

Jawab:

Batu pasir:

- Batu Pasir Kuarsa


- Batu Pasir gaywacke
- Batu Pasir Arkose

Batu Gamping:

- Batu Gamping Terumbu


- Batu Gamping Klastik
- Batu Gamping Bersifat Dolomit dan Kristalin
- Batu Gamping Halus (Afanitik)

g. Hubungkan oil seepage dengan keberadaan dari Trap & Cap Rock

Jawab:oil seepage yaitu rembesan fluida ke permukaan bumi karna tidak adanya trap dan cap
rock terbentuk

Anda mungkin juga menyukai