Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA


PEMBANGUNAN DALAM LINGKUP TEKNIK KIMIA DAN IPTEK
UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN ENERGI
TERBARUKAN DI INDONESIA

Disusun Oleh :

Nama : Halim Nur Aziz Suwardi

NIM : 121160174

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur praktikan sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga praktikan dapat menyelesaikan tugas makalah ini pada waktunya.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
pendidikan pancasila kurikulum pendidikan program studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Industri UPN “Veteran” Yogyakarta dengan judul Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai
Paradigma Pembangunan Dalam Lingkup Teknik Kimia dan IPTEK Untuk Memaksimalkan
Pemanfaatan Energi Terbarukan Di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, praktikan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

Kepada :

1. Ir. Heru Santosa M.Hum yang telah memberikan arahan dan penjelasan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan lancar.
2. Orang tua yang telah memberikan semangat dan doa kepada praktikan.

Dalam penyusunan makalah ini saya sadar masih banyak kekurangan, oleh karena
itu saran dan masukan yang membangun sangat praktikan harapkan untuk perbaikan
penyusunan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi pembaca lainnya.

Halim Nur Aziz Suwardi

121160174
A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak kekayaan sumber
daya alam, diantaranya sumber-sumber energi mineral yang tersebar diseluruh
Indonesia. Salah satu penggunan sumber daya energi mineral di Indonesia adalah
minyak mentah yang diolah sebagai bahan bakar dan sumber-sumber energi fosil
lainnya. Pemanfaatan sumber daya mineral di Indonesia sangat cepat sekali
perkembangannya bahkan investor asing sudah banyak yang mengambil bagian-bagian
dalam pengambilan sumber daya ini. Tetapi seiring berjalannya waktu, permintaan dan
pasokan energi tidak sejalan karena banyaknya populasi manusia dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang memerlukan energi. Sehingga dalam pengeksploitaisannya
lebih digalakkan lagi, hal ini memicu terjadinya pro dan kontra antara permintaan
energi dan ketersediaanya yang semakin menipis. Maka dari itu di Indonesia perlu
adanya pemanfaatan energi terbarukan (renewable energy) yang optimal sehingga
ketersediaan energi yang semakin besar bisa diatasi. Pengeksploitasian yang berlebih
sering kali melupakan kehadiran alam sebagai tempat hidup kita dan juga sering keluar
dari nilai-nilai pancasila yang kita anut selama ini. Oleh sebab itu dibuatnya makalah
ini yaitu dengan maksud mengembalikan nilai-nilai pancasila sebagai paradigma
pembangunan bangsa guna untuk pengembangan pemanfaatan energi-energi
terbarukan sehingga dalam menghasilkan energi didapatkan energi yang lebih ramah
lingkungan, memperhatikan aspek keseimbangan alam, dapat diperbaharui, dan juga
akan semakin terjangkau ketersediaannya tanpa melupakan nilai-nilai Pancasila.

B. Pendahuluan

B.1. Pancasila sebagai Patokan Bertindak

Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini

kebenaranya dan kesediaan untuk mewujudkan di dalam tindakan, sikap, perilaku hidup dan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi bangsa Indonesia, kristalisasi

nilai-nilai karakter bangsa terkandung dalam Pancasila, karena masing-masing sila yang

terkandung di dalam Pancasila saling mempengaruhi dan saling berhubungan satu sama lain,

yang akan memberikan landasan bagi: (a) Nilai dasar kemanusiaan sebagai tolak ukur (nilai
kriteria), (b) Berlaku umum dan menyeluruh bagi nilai-nilai, (c) Menjadi landasan

kepercayaan pandangan hidup dan sikap serta perilaku.

Pancasila yang disahkan secara formal di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar

1945 itu telah memenuhi syarat sebagai sistem filsafat. Sebagai sistem filsafat, Pancasila

yang terdiri dari lima sila itu merupakan satu keseluruhan yang terdiri dari bagian sila-

silanya yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian sila-

silanya merupakan tata rakit yang teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit

keseluruhan Pancasila (Soegito AT dkk, 2006:81).

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia

mengandung nilai-nilai: a) Nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai

kerakyatan, dan nilai keadilan, b) Nilai ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai pragmatis,

dan nilai positif, c) Nilai etis, nilai estetis, nilai logis, nilai sosial dan nilai religius.

3 Nilai yang terkandung tersebut pada kenyataanya dapat berlaku umum (universal), dan

akan bersifat khusus apabila dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara bagi bangsa Indonesia Widjaja (2000:6),

Nilai-nilai universal (umum) berlaku bagi semua manusia dan bangsa (negara) tanpa

ada batas-batas tertentu, sebaliknya nilai-nilai khusus berlaku hanya untuk bangsa Indonesia

(nasional).Nilai-nilai universal (umum) tercantum di dalam Pembukaan Undang-undang

Dasar 1945 dan secara khusus dijabarkan dalam Batang Tubuh Undang-undang Dasar 1945

dalam pasal-pasalnya.Bahwa tidak bisa dipungkiri lagi setiap manusia dan bangsa (negara)

di dunia ini memiliki nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila, nilai Ketuhanan, nilai

kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Perbedaanya hanya

terletak, bagi bangsa Indonesia nilai-nilai tersebut berlaku utuh, menyeluruh, senafas, sejiwa

dan totalitas, sedangkan bagi bangsa (negara) lain tidak demikian halnya.

Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui

proses panjang, melalui sejarah perjuangan bangsa Indonesia, di dalam Pancasila terkandung
nilai-nilai luhur yang diyakini kebenaranya, sehingga Pancasila merupakan dasar filsafat

negara yang mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

B.2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan


Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan, terutama

dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan . Secara terminologis tokoh yang

mengembangkan istilah tersebut adalah Thomas S. Kuhn dalam bukunya yang berjudul The

Structure Of Scientific Revolution (1970: 49). Inti sari pengertian paradigma adalah asumsi-

asumsi dan asumsi-asumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), yang

merupakan sumber hukum, metode serta cara penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga

sangat menentukan sifat, ciri dan karakter ilmu pengetahuan tersebut.

Istilah tersebut kemudian berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia, serta

ilmu pengetahuan lain, misalnya politik, hukum, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Dalam

perkembangan istilah paradigma, mengandung konotasi pengertian sebagai sumber nilai,

kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, arah, dan tujuan dari suatu perkembangan,

perubahan, dan proses dalam bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan dan

reformasi pendidikan.

Dari pengertian diatas jika dimasukkan dalam konsep pancasila sebagai paradigma

pembangunan berarti seperangkat nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan

kerangka, acuan, sumber, arah serta tujuan dalam pembangunan bangsa.

B.3. Kemanfaatan Ilmu Teknik bagi Negara Indonesia


Dalam dunia industri, pemanfaatan ilmu teknik terbilang hal wajar dari proses

perencanaan hingga pemasaran pasti menggunakan ilmu teknik ini. Seperti yang telah kita

ketahui bersama, ilmu teknik digunakan untuk mempermudah dan mempercepat suatu
pekerjaan. Semakin maju jaman yang kita lalui semakin maju pula teknologi yang kita gunakan

untuk kehidupan sehari-hari dan teknologi tersebut berasal dari ilmu teknik yang kita miliki.

Bagaimana jika kita tidak mempunyai ilmu tersebut? Orang awam pun mempunyai ilmu teknik

yang mereka gunakan sehari-hari untuk mempertahankan hidupnya walaupun mereka tak

sadari hal tersebut, seperti menimba air (katrol), dongkrak mobil (tekanan), dan masih banyak

lagi ilmu-ilmu teknik yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dalam hal ini, yang akan saya bahas adalah manfaat-manfaat ilmu teknik bagi

kehidupan sehari-hari di Indonesia dan bisa berfungsi sebagaimana yang ada dalam sila-sila

pancasila. Setiap manusia sebenarnya mempunyai ilmu teknik dasar sendiri yang bisa menjadi

kebiasaan hidup mereka, seperti halnya teknik dalam belajar, teknik dalam membagi waktu,

dan masih banyak lagi. Sebenarnya ilmu teknik itu sangat dibutuhkan di kehidupan kita ini.

Tanpa ilmu teknik, kita tidk akan bisa menjadi semakin maju karena ilmu teknik ini sendiri

yang telah membuat kita semakin maju dalam teknologi yang ada dan membuat hidup kita

menjadi lebih praktis daripada sebelumnya. Maka dari itu, apa saja sih teknik yang telah

membuat hidup kita itu menjadi lebih praktis itu? Di sini akan dibahas mengenai teknik-teknik

yang ada terutama teknik kimia.

Teknik – teknik yang ada di Indonesia yang umum dipakai adalah teknik Kimia, teknik industri,

teknik mesin, teknik sipil, teknik arsitektur, teknik informatika, teknik penerbangan, teknik

elektronika dan masih banyak lagi teknik-teknik yang digunakan di Indonesia. Teknik-teknik

tersebut pastinya mempunyai manfaat tersendiri di kehidupan kita. Seperti halnya teknik kimia

mempunyai manfaat dalam bidang rekayasa kimia baik dalam industri maupun dalam rekayasa

energi.
C. Pembahasan

C. Perkembangan Sumber Daya Energi di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri, sumberdaya mineral sebagai salah satu sumberdaya alam,

merupakan sumber yang sangat penting dalam menopang perekonomian Indonesia. Bahkan

beberapa jenis mineral, yakni minyak dan gas bumi, pernah menjadi soko guru perekonomian

Pemerintah. Dalam skala global, mineral – khususnya penghasil energi utama; bahkan berperan

strategis dalam menentukan peta perpolitikan dunia. Sementara mineral dalam bentuk logam

mulia emas juga memiliki posisi penting dalam perekonomian dunia.

Dalam perkembangan peradaban umat manusia, mineral logam telah membuat manusia

selangkah lebih maju melewati peradaban zaman batu. Sejalan dengan kemajuan teknologi,

semakin banyak pula mineral yang dieksploitasi demi memenuhi berbagai macam kebutuhan

manusia. Jadi secara singkatnya dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia tidak dapat

dilepaskan dari peranan berbagai macam sumberdaya mineral.

Namun sayangnya sumberdaya mineral adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui lagi,

pada suatu saat sumberdaya tersebut tidak akan ada lagi di bumi jika terus – menerus digunakan.

Selain itu sumberdaya mineral juga memiliki nilai berbeda diwaktu yang berbeda, serta rentan

dipengaruhi oleh isu – isu global dunia. Disinilah pentingnya kebijaksanaan pemerintah dalam

mengelola sumberdaya mineral dengan cara memahami seutuhnya karakteristik dan potensi

sumberdaya mineral di Indonesia guna kemajuan dan kemakmuran bangsa.


C.2. Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia

Energi terbarukan adalah sumber energi yang cepat dipulihkan kembali secara alami,
dan prosesnya berkelanjutan. Energi terbarukan dihasilkan dari sumberdaya energi yang secara
alami tidak akan habis bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Energi terbarukan kerap
disebut juga sebagai energi berkelanjutan (sustainable energy).
Konsep energi terbarukan mulai dikenal di dunia pada era 1970-an. Kemunculannya sebagai
antitesis terhadap pengembangan dan penggunaan energi berbahan fosil (batubara, minyak
bumi, dan gas alam) dan nuklir. Selain dapat dipulihkan kembali, energi terbarukan diyakini
lebih bersih (ramah lingkungan), aman, dan terjangkau masyarakat. Penggunaan energi
terbarukan lebih ramah lingkungan karena mampu mengurangi pencemaran lingkungan
dan kerusakan lingkungan di banding energi non-terbarukan.

Daftar Sumber Energi Terbarukan di Indonesia :

Jenis sumber energi terbarukan (renewable energy) yang dimiliki Indonesia cukup banyak.
Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik diyakini dapat menggantikan energi fosil. inilah
daftar 8 sumber energi terbarukan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan.

1. Biofuel

Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi terbarukan berupa bahan bakar (baik
padat, cair, dan gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel
adalah tanaman yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tanaman
yang memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang, dan kelapa sawit).

2. Biomassa
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari
organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu,
limbah dan alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM Pulubala di
Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.

3. Panas Bumi
Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi terbarukan berupa energi thermal
(panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup
ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih
terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng
tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain:
PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan
PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).
4. Air
Energi air adalah salah satu alternatif bahan bakar fosil yang paling umum. Sumber energi ini
didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki air. Sat ini,
sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Di
Indonesia saja terdapat puluhan PLTA, seperti : PLTA Singkarak (Sumatera Barat), PLTA
Gajah Mungkur (Jawa Tengah), PLTA Karangkates (Jawa Timur), PLTA Riam Kanan
(Kalimantan Selatan), dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan).

5. Tenaga Surya

Salah satunya upaya yang telah dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS). PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel fotovoltaik) akan lebih diminati karena dapat
digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik,
perumahan, dan lainnya. Di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi
matahari sangat besar dengan insolasi harian rata-rata 4,5 - 4,8 KWh/m² / hari. Akan tetapi energi listrik
yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem.
C.3. Hubungan Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Energi

Hubungan antara manusia dan teknologi harus selaras, artinya manusialah yang harus

menguasai teknologi bukan sebaliknya. Karakter teknologi menyatakan teknologi sebagai

tangan, teknologi bersifat dialektik, dan teknologi memerlukan energi yang sangat besar. Dari

karakter-karakter tersebut, terlihat bahwa teknologi merupakan pedang bermata dua, yang

dapat digunakan untuk kebaikan dan dapat digunakan untuk keburukan, sehingga penerapan

teknologi memerlukan landasan etis, baik etika individu, sosial, maupun etika lingkungan.

Etika praktis diperlukan oleh para teknolog, karena para teknolog dapat menggunakan hal

yang baik dan yang buruk dari hasil ciptaannya sendiri. Hal ini berkaitan dengan aliran

Hedomisme, yang mengajarkan bahwa kesenangan merupakan satu-satunya nilai yang ingin

dicapai manusia. Kesenangan yang langsung dialami oleh panca indera. Teknologi

mempunyai peranan memperluas dan memperbesar potensi manusia dalam memenuhi

kebutuhan praktisnya.

C.4. Landasan Nilai-Nilai Etis Pancasila bagi Teknologi Pemakaian Energi

Kecanggihan teknologi sepatutnya diikuti dengan kebijaksanaan dan kearifan

manusia. Manusia dapat terperangkap oleh teknologi yang merupakan hasil ciptaanannya
sendiri . Berdasarkan karakter teknologi, terdapat teknologi yang memerlukan energi yang

sangat besar, seperti pembangkit istrik atau teknologi transportasi. Sumber energi ini

dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, baik itu bahan bakar minyak maupun yang lain.

Pembakaran minyak, banyak menimbulkan gas yang beracun seperti CO, CO2, SO X , NOX ,

HC., sehingga diperlukan etika lingkungan hidup agar tidak merusak lingkungan.

Bahan bakar migas merupakan bahan bakar yang habis dipakai, sehingga diperlukan

kebijakan-kebijakan tersendiri dalam pemakaiannya., agar tidak kehabisan. Ada 3 hal dalam

kebijakan mengenai bahan bakar migas, yaitu untuk migas yang dipakai dalam pembakaran,

diusahakan untuk dicarikan sumber migas yang baru, pemakaian bahan bakar migas mulai

dikurangi dan dikendalikan, agar sumbernya tidak habis dan yang terakhir, karena bahan

bakar migas tidak merata, maka sering terjadi pertikaian antar negara yang sumber

masalahnya berasal dari produksi migas yang melimpah. Sumber alam tersebut, dalam

pengolahan maupun pengelolaannya haruslah secara bijaksana, terutama untuk peningkatan

taraf hidup rakyat sehingga sumber daya alah yang telah dikuras tidak mengurangi

kemakmuran rakyat.

Mengatasi berbagai persoalan tersebut maka di Indonesia ini perlu adanya

pemanfaatan sumber energi terbarukan. Indonesia memiliki banyak sekali potensi untuk

mengembangkan dan memanfaatkan energi terbarukan ini. Sebagai seorang insinyur teknik

kimia perlu memperhatikan hal hal seperti ini karena selain memajukan Indonesia dalam

bidang energi/teknologi tetapi hal ini adalah salah satu langkah untuk mengimplementasikan

nilai-nilai pancasila untuk membangun yaitu untuk kemakmuran rakyat indonesia itu sendiri.
D. Kesimpulan

Dengan adanya Pancasila yang menjadi patokan regulasi pada pemanfaatan energi

terbarukan, bukan bertujuan untuk mematikan perkembangan energi di Indonesia, melainkan

sebaliknya, yakni menstimulus industri tersebut agar berkembang terarah dan selaras

dengan lingkungannya. Sehingga dengan berpatokan pada Paradigma Pembangunan

Pancasila sebagai filter dan pengontrol perkembangan teknologi dan energi terbarukan di

Indonesia, maka hal tersebut menjadi lebih terarah jelas dan bersinergi dengan visi dan

misi bangsa ini. Hal tersebut bisa terjadi juga karena Pancasila merupakan hasil kristalisasi

dari beragam macam karakter bangsa yang akhirnya tertuang menjadi 5 sila. Dengan

begitu, diharapkan industri-industri dan bidang energi yang berkembang di Indonesia

berkontribusi dalam memajukan bangsa Indonesia sesuai dengan apa yang tertuang pada

Pembukaan UUD 1945.

G. DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Heru. 2013. Etika & Teknologi.Yogyakarta: Tiara Wacana

Santosa, Heru, dkk. 2013. Sari Pendidikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945
beserta perubahannya. Yogyakarta: Tiara Wacana

Widjaja. 2000. Penerapan Nilai-nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Rineka Cipta:
Jakarta

Soegito, AT dkk.2006. Pendidikan Pancasila . UPT MKU UNNES: Semarang.

Susanti, D. 2013. “implementasi nilai-nilai pancasila dalam kegiatan pkk di desa kunir
kecamatan dempet kabupaten demak”. Semarang: UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai