Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN

KERJA PRAKTIK INDUSTRI


PT. PEMBANGKIT JAWA – BALI (PJB)
UBJOM PLTU PAITON
PROBOLINGGO – JAWA TIMUR

Diajukan oleh :
Ilyas Yoga Pratama (121160152)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA
2019

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat mengajukan proposal kegiatan kerja praktik
industri di PT. PEMBANGKIT JAWA-BALI (PJB) UBJOM PLTU PAITON.
Penyusunan proposal kegiatan kerja praktik industri ini dimaksudkan untuk
melengkapi dan memenuhi persyaratan pengajuan kegiatan kerja praktik industri
agar kami dapat melaksanakan kerja praktik industri pada salah satu unit
pengolahan di PT. PEMBANGKIT JAWA-BALI (PJB) UBJOM PLTU PAITON.

Dengan diterimanya proposal pengajuan kegiatan kerja praktik industri ini,


kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Pimpinan perusahaan dan segenap karyawan PT. PEMBANGKIT JAWA-


BALI (PJB) UBJOM PLTU PAITON atas perhatian dan kesediaannya
menerima kami untuk kegiatan kerja praktik industri.

2. Bapak Dr. Eng. Y. Deddy Hermawan, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta.

3. Dosen Pembimbing Kerja Praktik Industri atas saran dan bimbingannya.

Semoga proposal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak PT.


PEMBANGKIT JAWA-BALI (PJB) UBJOM PLTU PAITON dalam menerima
kami untuk melakukan kerja praktik industri.

Yogyakarta, September 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .......................................................................................................... 2
1.4 Peserta ........................................................................................................... 3
1.5 Waktu Pelaksanaan ....................................................................................... 3
1.6 Kegiatan Kerja Praktik ................................................................................... 3
1.7 Tugas Khusus ................................................................................................ 4
1.8 Metode Pengambilan Data .............................................................................. 4
1.9 Laporan Kerja Praktik Industri........................................................................ 5
BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan ......................................................................................... 6
2.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik ........................................................................ 7
2.3 Visi dan Misi Perusahaan .............................................................................. 8
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sistem Pembangkit Energi ............................................................................. 9
3.2 Proses Pembangkitan Listrik .......................................................................... 12
3.3 Proses Pembangkitan Listrik di PT. PJB UP Paiton ....................................... 14
BAB 4 PENUTUP ............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perkembangan teknologi semakin pesat dan tingkat persaingan di


dunia usaha khususnya dunia industri semakin tinggi. Sementara itu, sarjana
lulusan Perguruan Tinggi yang merupakan calon tenaga kerja hanya dicetak
sebagai sumber daya siap latih, bukan sumber daya siap pakai. Hal tersebut
berakibat pada masih adanya kesenjangan diantara dunia pendidikan dengan
dunia kerja yang sebenarnya.
Salah satu upaya yang ditempuh oleh Perguruan Tinggi untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mewajibkan setiap
mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktik disuatu instansi, atau
perusahaan baik perusahaan milik negara ataupun swasta.
Dengan adanya kerja praktik, diharapkan setiap mahasiswa mampu
mendapatkan wawasan serta gambaran yang lebih mendalam tentang kondisi
dunia kerja yang tidak didapatkan dibangku kuliah.
Hubungan yang terjalin antara perguruan tinggi sebagai pihak yang
memegang peranan penting dalam mempersiapkan calon tenaga kerja yang
berkualitas, dengan perusahaan atau industri sebagai pihak yang memerlukan
tenaga kerja yang terampil, terdidik, terlatih serta mampu memahami dunia
kerja perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut
maka, kami bermaksud melaksanakan kerja praktik di PT. Pembangkitan
Jawa-Bali (PJB) UBJOM PLTU Paiton. Pelaksanaan kerja praktik di PT.
Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) UBJOM PLTU Paiton, diharapkan mampu
menjadi sarana pembelajaran, pemahaman dan pengaplikasian disiplin ilmu
teknik kimia di dunia industri.

1
1.2.Tujuan Kerja Praktik
1. Tujuan Umum
a. Memenuhi salah satu kurikulum yang telah ditetapkan oleh
Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.
b. Mengetahui secara langsung permasalahan yang terjadi di dalam
pabrik serta upaya penanganannya.
c. Memperdalam pengetahuan ilmiah yang terkait dengan bidang
industri tempat kerja praktik dilaksanakan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan ilmu yang selama ini diperoleh dibangku
kuliah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di
lapangan.
b. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dosen Pembimbing
Kerja Praktik dan atau dari Pembimbing Lapangan.
c. Melihat secara langsung cara kerja alat-alat dalam proses produksi
dan membandingkannya dengan teori yang diberikan di perkuliahan.

1.3.Manfaat Kerja Praktik


1. Bagi Mahasiswa
a. Mengenal cara kerja suatu perusahaan atau industri secara umum
dengan lebih mendalam, khususnya peralatan dan proses produksi
yang dilakukan.
b. Memperoleh pengalaman secara langsung dan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapatkan dalam dunia
pendidikan.
c. Memberikan bekal tentang perindustrian, sebelum terjun ke dunia
kerja secara nyata.

2
1.4 Peserta

Kerja Praktik akan dilaksanakan di PT. PJB UBJOM PLTU Paiton yang
direncanakan untuk mahasiwa Program Studi S-1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, dengan
rincian sebagai berikut :
Nama : Ilyas Yoga Pratama (121160152)
Semester : VII (Tujuh)
Program Studi : S1 Teknik Kimia
Alamat : Jl. SWK Utara 104 (Ringroud Utara), Condongcatur, Depok,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55283
No Telp : (0274) 486889

1.5 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan kerja praktik yang diajukan oleh pemohon adalah
21 Oktober – 22 November 2019.

1.6 Kegiatan Kerja Praktik


Jadwal rencana kegiatan kerja praktik industri yang berlangsung di PT. PJB
UBJOM PLTU PAITON sebagai berikut:
Minggu ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Perkenalan
2 Observasi lapangan secara umum
3 Pengamatan bahan baku dan proses
4 Pengamatan produk
5 Peninjauan tugas khusus
6 Pengamatan alat-alat produksi
7 Evaluasi dan penyusunan laporan

3
1.7 Tugas Khusus
Mengenai tugas khusus akan diberikan menyusul karena ditentukan oleh
dosen pembimbing atau pembimbing dari perusahaan yang bersangkutan. Tugas
khusus tersebut baru dapat diketahui setelah mendapat surat balasan persetujuan
dari PT. PJB UBJOM PLTU PAITON yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut
diterima kerja praktik atau sebagaimana mengikuti keputusan yang telah ditetapkan
oleh pihak perusahaan.

1.8 Metode Pengambilan Data


Metode yang digunakan dalam mengambil data yang dibutuhkan untuk
keperluan penyelesaian penulisan laporan kerja praktik adalah :
1. Data Primer
Data ini diperoleh dengan cara :
a. Survey
Dengan cara mengambil informasi data-data teknis yang tersedia
di lapangan dan keterangan-keterangan yang diperoleh dari pihak
Manajemen di PT. PJB UBJOM PLTU Paiton.
b. Observasi
Dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan
secara sistematis dengan jelas mengenai kondisi obyek
pengamatan di lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder dapat diperoleh dengan metode pustaka yaitu
memperoleh data dengan cara penelusuran literatur-literatur, baik yang
terdapat di dalam perusahaan (perpustakaan perusahaan) maupun yang
diperoleh di luar perusahaan yang berhubungan dengan permasalahan
yang dihadapi.

1.9 Laporan Kerja Praktik Industri


Hasil kerja praktik diwujudkan dalam bentuk laporan kerja praktik oleh
mahasiswa yang melakukan kerja praktik di PT. PJB UBJOM PLTU PAITON.

4
Laporan kerja praktik akan disahkan oleh dosen pembimbing kerja praktik dan
diketahui oleh pembimbing kerja praktik di PT. PJB UBJOM PLTU PAITON.
Selanjutnya, laporan resmi kerja praktik ini tidak untuk dipublikasikan hanya
diperuntukan Program Studi Teknik Kimia S1. Namun pihak perusahaan PT PJB
Paiton tetap berhak menerima laporan resmi dari mahasiswa peserta kerja praktik.

5
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. PJB UBJ O&M ( Pembangkitan Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Operation
and Maintenance ) PLTU Paiton adalah salah satu proyek pembangkit yang
ditangani pemerintah dalam menanggulangi krisis energi di Indonesia yang diberi
nama Proyek Percepatan 10.000 MW. Pembangunan Proyek Percepatan ini terdiri
atas 10 pembangkit dibangun di pulau Jawa dan 25 pembangkit dibangun di luar
pulau Jawa. Berdasarkan RUPS PJB tanggal 28 Januari 2008 dan Letter of Intent
PLN tanggal 25 Juli 2008, PJB ditetapkan sebagai pengelola O & M untuk 4 proyek
Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) 10.000 MW : Rembang, Indramayu,
Pacitan, Paiton baru unit 9.
Paiton Baru unit 9 mempunyai kapasitas 660 MW, terletak diantara desa
Sumber Glatik dan desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa
Timur atau sekitar 35 km sebelah timur kota Probolinggo dan berada sekitar 140
km timur laut dari kota Surabaya. Proyek ini dibangun di lahan seluas 48 hektar
terletak di komplek area pembangkit yang sudah beroperasi yaitu PLTU unit 1, 2
milik PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali), PLTU unit 3,4 dalam tahap
pembangunan, PLTU unit 5, 6 milik PT. YTL (Yeoh Tiong Lay), dan PLTU 7, 8
milik PT. IPMOMI (International Power Misui Operation and Maintenance ).
Kontrak proyek ini ditandatangani tanggal 12 Maret 2007 dengan nomor kontrak
047.PJ/041/DIR/2007 dan nilai kontrak sebesar USD. 428,127,137.46 dan Rp.
777.293.309.115,90 dengan kontrak EPC ( Engineering Procurement
Construction). Pelaksana proyek dikerjakan oleh Consortium Harbin Power
Engineering Co. Ltd ( HPE ) dari China sebagai Leader Consortium dengan partner
Lokal MSHE ( PT. Mitra Selaras Hutama Energi ), sedangka006E sebagai institut
desain dari China adalah CSEPDI ( Central Southern China Electric Power Design
Institute ).
Dari Jasa Konsultan QA/QC adalah BVI ( Black and Veatch International
Company ). Perencanaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT ) 500kV dan 150
kV akan diinterkoneksikan dengan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET)

6
Paiton. Dengan adanya proyek ini, maka masing-masing elemen dari PT. PLN (
Persero ) memiliki tugas sebagai berikut:
a. Sebagai pengendali proyek adalah Unit Pembangkit Indramayu.
b. Sebagai Supervisi Konstruksi adalah PT. PLN ( Persero ) Jasa Manajemen
Konstruksi.
c. Sebagai Supervisi Sertifikasi dan Laik Operasi adalah PT. PLN (Persero)
(Jasa Sertifikasi).
Dalam pelaksanaan pembangunan PLTU Paiton terdiri dari 9 unit, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perencanaan PLTU Paiton
Perencanaan Unit Kapasitas Per Kapasitas Keterangan
Unit (MW) Total
Tahap 1 1&2 400 800 PT. PJB
Tahap 2 3&4 400 800 PT. POMI
Tahap 3 5&6 600 1200 PT. YTL Jatim
Tahap 4 7 &8 600 1200 PT. POMI
Tahap 5 9 660 660 PT. PJB UBJOM

Dalam penggunaan bahan bakar batu bara, kebutuhan akan batu bara di
pasok dari tambang paringin dan tutupan Kalimantan selatan, Tambang lati
Kabupaten Berau Kalimantan Timur dan juga disuplay oleh PT. Multi Harapan
Utama. Jumlah pemakaian untuk operasional unit 9 pembangkit Paiton di
perkirakan untuk pengoprasian di butuhkan 600 ton perhari, hal ini di rencanakan
sesuai dengan kebutuhan dan beban untuk unit pembangkit paiton. Untuk keperluan
sarana konstruksi, operasi untuk mengisi boiler dan untuk keperluan lainnya
membutuhkan air tawar yang di ambil dari sumber air tawar di daerah Klontong
yang terletak di daerah Besuki, air tawar yang di gunakan untuk operasi, terlebih
dahulu melalui proses pengolahan sebelum digunakan sebagai air proses pada
peralatan pembangkit. Selain di gunakan air tawae sebagai air proses, air laut yang
di dapat yang di dapat di sekitar area pembangkit juga bisa digunakan pendingin.

7
Dalam hal sarana dan prasarana, dibangun 2 dermaga sebagai sarana
pendukung, yaitu:
a. Dermaga bongkar muat peralatan dengan kapasitas 8.000 DWT.
b. Dermaga pengiriman batu bara dengan kapasitas 80.000 DWT.
Untuk menanggulangi adanya abu hasil pembakaran batu bara,
pengendalian abu tersebut disediakan lahan khusus sebagai tempat penampung
yang tempatnya tidak jauh dari PLTU Paiton. Abu tersebut dibasahi agar tidak
berterbangan di tiup angin dan kemudian dipadatkan. Adapun kegunaan dari abu
yang merupakan limbah pembakaran batu bara tersebut adalah:
a. Pembuatan agregat, keraik, sumber bahan kimia (SiO2,Al2O)
b. Sebagai bagai bahan campuran batako, konkret blok,con-blok
c. Sebagai bahan semen
Penanggulangan dampak lingkungan di lakukan dengan memasang
cerobong asap (chimmey) setinggi 200m dengan dilengkapi dengan alat hasil
pembakaran yang berupa SO2, Nox dan Co arah dan kecepatan angin di padang
peralatan air monitoring shelter.

2.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


Saat ini areal kompleks industri PLTU Paiton terdiri dari 9 Unit yang
dikelola oleh beberapa perusahaan energi listrik. Energi listrik yang telah
diproduksi akan dikelola PT PLN dan didistribusikan pada pelanggan energi listrik
interkoneksi Jawa-Bali. (Fanani,2018)
a. Lokasi Proyek: Desa Bhinor,Kecamatan Paiton – Kab.Probolinggo
b. Koordinator Geografis : 070 42’ 33” S dan 1130 34’ 33” E
c. Perbatasan :
 Sebelah utara : Laut Jawa, Selat Madura.
 Sebelah timur : Kompleks PLTU Paiton Unit 1-8.
 Sebelah selatan : Jalan Raya Probolinggo – Situbondo
 Sebelah barat : Garis Pantai Lokasi Pembangunan PLTU
d. Luas Area : 420.187 m2 atau 42 ha
e. Kapasitas : 1 x 660 MW

8
f. Spek Bahan Bakar : Batu Bara Kalori Rendah
g. Kebutuhan Batu Bara : 2.7 juta ton/tahun
h. Denah Lokasi PLTU PT. PJB UBJOM Unit 9

Gambar 2.1 Denah lokasi PT. PJB UBJOM PLTU Paiton

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi :
 Menjadi Unit Jasa O&M Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Batubara terbaik di Indonesia
b. Misi :
 Menjadi Unit Jasa O&M yang mandiri, handal & efisien.
 Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata
kelola pembangkitan dan sinergi bisnis partner dengan metoda best
practice dan ramah lingkungan.
 Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai
kompetensi teknik dan manajerial yang unggul dan berwawasan bisnis.

9
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Struktur Perusahaan

2.4 Uraian Tugas

1. General Manager

Manajer yang bertugas mengelola peningkatan kerja operasi dan


kompetensi SDM unit pembangkitan Paiton sehingga mampu memproduksi tenaga
listrik dengan efisien, mutu dan keandalan yang tinggi dengan tetap memperhatikan
aspek komersial, dengan harga jual kompetitif sesuai kontrak kinerja yang
ditetapkan oleh direksi PT. PJB.

2. Manajer Operasi

Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program bidang operasi dan


pengendalian bahan bakar yang mencangkup penentuan dan penilaian kualitas
(efektif dan efisiensi) pelaksanaan pengendalian operasi unit pembangkit paiton.

Serta mengumpulkan dan mendokumentasi pelaksanaan bidang operasi dan


bahan bakar sebagai bahan evaluasi.

 Supervisor Senior Bahan Bakar & Niaga

10
Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan operasi
pada unit 9 serta menentukan tindakan teknis pada setiap permasalahan yang
timbul pada pelaksanaan program kerja.

 Supervisor Senior Produksi

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang


pengendalian operasi dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi
tersebut kedalam fungsi produksi, melaksanakan dan mengendalikan agar
dicapai proses produksi tenaga listrik yang efektif dan efisien sesuai rencana
operasi.

 Supervisor Senior Kimia dan Laboratorium

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang kimia serta


menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi kimia teknik dan laboratorium,
melaksanakan dan mengendalikan agar mencapai sasaran unit pembangkit
paiton sesuai dengan standar / ketentuan yang berlaku.

 Supervisior Senior Rendal Operasi

Membantu manager operasi melaksanakan operasi dan pengendalian


unit dalam proses produksi.

3. Manajer Pemeliharaan

Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang


pengendalian, pemeliharaan agar selalu siap beroperasi setiap saat sehingga mampu
mendukung upaya pencapaian sasaran Unit Pembangkitan Paiton sesuai dengan
kontrak kinerja yang ditetapkan redaksi.

 Supervisor Senior Rendal Pemeliharaan

Melakukan koordinasi atas pelaksanaan kegiatan perencanaan,


pengendalian, dan pemeliharaan secara prediktif, preventif, korektif, dan
emergency di unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara

11
optimal dalam mencapai sasaran unit pembangkit, sesuai dengan kontrak
kinerja yang ditetapkan direksi.

 Supervisor Senior Outage Management

Melakukan perencanaan dan koordinasi atas pelaksanaan shutdown unit


9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal dalam
mencapai sasaran unit pembangkit, sesuai dengan kontrak kinerja yang
ditetapkan direksi.

 Supervisor Senior Harian Mesin 1 (Boiler , Turbin dan Alat-alat Bantu)

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian


pada bidang mekanis unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit
secara optimal.

 Supervisor Senior Harian Mesin 2 (Sistem bahan bakar dan Abu)

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian


pada sistem bahan bakar dan abu unit 9 UP Paiton untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal. Supervisor Senior Harian control dan
instrument Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
harian pada control dan instrument di unit 9 UP Paiton untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal.

 Supervisor Senior Harian Listrik

Membantu Deputi Manajer dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian


pada sistem kelistrikan unit 9 UP Paiton untuk mendukung pengoperasian unit
secara optimal.

 Supervisor Senior Lingkungan & K3

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang lingkungan


serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi tata letak, perawatan serta

12
kelestarian lingkungan disekitar unit pembangkit paiton sesuai dengan standar
nasional dan internasional. Serta menyusun rencana dan anggaran bidang K3
dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi K3 yang menyangkut tentang
keselamatan dan kesehatan kerja seluruh karyawan dan semua yang
menyangkut aset operasional diunit pembangkit paiton sesuai dengan standar
internasional yang berlaku.

 Supervisor Sarana

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang sarana


dan prasarana dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi sarana dan
prasarana serta melaksanakan dan mengendalikan kegiatan inventarisasi dan
pemeliharaan sarana non intalasi secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

4. Manajer Engineering & Quality Assurance

Menyelenggarakan pelaksanaan evaluasi, analisis dan perbaikan


penyelenggaraan, pembangkitan lisrik meliputi sistem dan prosedur serta presaurce
untuk memastikan produksi listrik yang effisien, serta melaksanakan program
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), sistem manajemen
lingkungan (SML), sistem manajemen mutu dan manajemen resiko.

5. Manajer Logistik

Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang umum


untuk mendukung upaya pencapaian sasaran yang telah direncanakan unit
pembangkitan paiton.

 Supervisor Senior Inventori Control dan Cataloger

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pengendalian


pemeliharaan dan menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi inventori
control dan cataloger, melaksanakan dan mengendalikan agar dicapai tingkat
inventori yang optimal.

13
 Supervisor Senior Pengadaan

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang


pengadaan dan kontrak bisnis melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
pengadaan dan kontrak bisnis secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

 Supervisor Senior Administrasi Gudang

Membantu dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pergudangan


serta menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi administrasi pergudangan
serta pelaksanaan dan mengendalikan kegiatan administrasi gudang dengan
efektif dan efisien.

6. Manajer Keuangan & Administrasi

Bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan


bidang Administrasi, yang mencangkup sistem dan organisasi bidang Administrasi,
serta pendidikan serta pelatihan, penyediaan fasilitas kerja, pembinaan mutu
terpadu, hubungan kar yawan yang ada di unit pembangkit Paiton, untuk
mendukung upaya pencapaian sasaran unit Pembangkit Paiton sesuai kontrak
kinerja yang ditetapkan direksi. Menjabarkan rencana tahunan Unit Pembangkit
Paiton, termasuk didalamnya adalah rencana setiap bidang Unit Pembangkit Paiton
kedalam anggaran tahunan Unit Pembangkit Paiton serta merencanakan kegiatan
Bidang Pengendalian Keuangan dan mengendalikan pelaksanaannya untuk
mendukung upaya pencapaian sasaran unit pembangkitan Paiton secara efektif dan
efisien sesuai dengan kontrak kerja yang ditetapkan direksi.

 Supervisor Senior SDM

Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi program administrasi


kepegawaian pada seluruh jenjang jabatan untuk menciptakan system
administrasi SDM yang tertib dan rapi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
perusahaan.

14
 Supervisor Akutansi

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang


pengendalian keuangan dan menjabarkan rencana tersebut kedalam rencana dan
anggran fungsi akutansi, mencatat secara sistematis segala transaksi yang
mempengaruhi harta, kewajiban perusahaan sehingga dapat diketahui posisi
harta dan kewajiban serta besarnya laba rugi perusahaan.

 Supervisor Sekretariat dan Humas

Membantu DM dalam menyusun rencana dan anggaran bidang umum,


menjabarkan rencana tersebut kedalam fungsi sekretariat dan humas, dan
pelaksana pengendalian keigatan sekretariat dan hubungan masyarakat dengan
efektif dan efisien.

15
BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Landasan Teori


Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) menggunakan 3 peralatan vital
utama yang mempunyai fungsi secara garis besar sebagai berikut:
1. Boiler yang berfungsi memproduksi uap, mempunyai energy potensial
dengan persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan system
unit plant.
2. Turbin uap berfungsi mengubah energi potensial uap menjadi energi
mekanik gerak putar poros yang dipergunakan untuk menggerakkan poros
generator
3. Gernerator Listrik Arus Bolak Balik (Alternator) berfungsi mengubah
energi mekanik gerak putar menjadi energi listrik.
Penjelasan dari ketiga peralatan vital utama di atas akan dibahas tersendiri.
Beberapa proses penting tentang cara kerja ketiga peralatan utama pembangkitan
energi listrik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Proses pada Boiler : Batu bara dan minyak (hanya untuk awal
operasi/starting) berfungsi untuk memberikan pasokan bahan bakar secara
kontinyu untuk proses pembakaran dalam ruang boiler dan memberikan
energi panas yang digunakan untuk pembentukan uap (Steam Generat ing)
di dalam boiler. Udara pembakaran dipasok dengan Force Draft Fan (FDF).
b. Turbine uap : Berfungsi mengubah energi potensial uap menjadi energi
mekanik (gerak putar poros). Perubahan energi potensial uap menjadi energi
mekanik gerak putar poros terjadi pada komponen peralatan turbine
diaphram nozzles (sudu tetap) dan bladzz (sudu gerak). Poros turbine HP,
IP, dan LP dikopel menjadi satu sumbu dan juga dikopel dengan poros
generator, karena satu mekanisme gerak putar ini disebut pula dengan
turbine generator.
c. Generator : berfungsi mengubah energi mekanik gerak putar poros rotor
generator yang mempunyai medan magnet memotong garis gaya listrik

16
yang membangkitkan tegangan listrik pada stator generator. Tegangan listrk
yang dibangkitkan besarnya 20 KV yang selanjutnya dinaikkan
tegangannya ( Step Up ) menjadi 500 KV oleh generator transformator yang
bersambung yang tersambung dengan system synchronizing pada jaringan
kelistrikan 500 KV gardu induk paiton. Demikian energi listrik tersalurkan
dari unit pembangkitan paiton secara kontinyu.

3.2 Deskripsi Umum PLTU Paiton Unit 9

Produksi listrik di PLTU Paiton 9 menggunakan sistem pemanasan air


menjadi uap untuk menggerakkan turbin dengan energi mekanik. Seanjutnya turbin
akan memutar generator dan menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan uap
pembuangan dari turbin dijadikan air kembali dengan proses kondensasi. Hal ini
dilakukan secara terus menerus sehingga membentuk suatu siklus, yakni siklus
tertutup.

Gambar 3.1 Gambaran Umum Peralatan Utama PLTU Paiton 9


Air dari Laut Jawa (Selat Madura) dimurnikan dengan sistem penyaringan
( Reverse Osmosis) dan sistem penukaran ion ( Ionic Exchanger ) melalui peralatan
Water Treatment Plan (WTP). Air murni yang dihasilkan oleh WTP telah
memenuhi syarat untuk disalurkan melalui sistem pengisian ke dalam boiler.

17
Untuk pembakaran awal dalam proses pemanasan air menjadi uap
digunakan bahan bakar solar, sedangkan untuk proses selanjutnya menggunakan
bahan bakar batu bara hingga beban maksimal.
Sistem pengisian air ke boiler berasal dari proses kondensasi uap, dimana
air hasil kondensasi uap ( steam condensate) yang tertampung di dalam dipompa
oleh Condensate Extraction Pump (CEP) kemudian sebagian dialirkan ke
Condensate Polisher Plant (Unit Penukaran Air dengan Penukaran Ion). Setelah itu
dilewatkan ke pemanas tekanan rendah ( LPH-5 dan LPH-6 ) selanjutnya ke
Dearator Storage Tank (DST). Dari DST, air pengisian boiler dipompa dengan
Boiler Feed Pump (BFP) lalu dilewatkan ke pemanas tekanan tinggi ( HPH-1, HPH-
2, HPH-3 ) kemudian ke economizer, air masuk ke steam drum. Di dalam steam
drum dihasilkan saturated steam. Saturated steam kemudian dilewatkan ke
superseater sehingga dihasilkan uap yang benar-benar kering ( superheating steam).
Uap kering tersebut dialirkan ke turbin tekanan tinggi untuk memutar HP Turbine,
sisa uap dari HP turbine dipanaskan lagi di reheater . Dari reheater uap tersebut
dialirkan ke turbin tekanan medium ( intermediate pressure / IP Turbine )
selanjutnya uap keluaran IP Turbine yang mengalami penurunan tekanan di alirkan
ke turbin tekanan rendah ( LP Turbine) yang terdiri dari dua buah turbin ( LP
Turbine A dan LP Turbine B). Poros turbin-turbin tersebut dijadikan satu untuk
memutar generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Generator PT. PJB UBJ
O&M PLTU Paiton menghasilkan tenaga istrik sebesar 20KV, kemudian dinaikkan
oeh Main Transformer menjadi 500 KV. Daya listrik yang dihasilkan oleh PLTU
Paiton 9 sebesar 660 MW, energi listrik tersebut kemudian disalurkan ke P3B dan
sebagian lagi digunakan untuk pemakaian sendiri, yaitu sekitar 5% dari daya yang
dihasilkan.
Mekanisme proses produksi tenaga listrik adalah mealui dua tahap. Tahap
pertama, yakni untuk pembakaran awal digunakan bahan bakar solar dengan tingkat
beban sampai dengan 50%. Selanjutnya tahap kedua, yang merupakan kelanjutan
dari tahap pertama adalah menggunakan bahan bakar batu bara hingga mencapai
beban 100%.

18
Boiler merupakan tempat pembakaran, mendapatkan supply air yang
diambil dari Laut Jawa (Selat Madura).
Pemurnian (bebas mineral) air dilakukan dengan sistem penyaringan (
Reverse Osmosis) dan sistem penukar ion dalam satu unit pengolahan air, dalam
hal ini di Water Treatment Plant (WTP). Air yang telah bebas mineral dialirkan
menuju boiler, tetapi terebih dahulu melewati kondensor dan deaerator untuk
pemanasan awal. Kemudian air yang telah melewati pemanasan awal dialirkan
menuju boiler. Air yang telah melewati proses pembakaran pada boiler akan
menjadi uap.
Uap hasil pemanasan yang telah benar-benar kering ( superheated steam)
tersebut dengan tekanan dan temperatur tertentu diairkan menuju turbin. Disini uap
akan memutar High Pressure Turbine ( HP Turbine), uap bekas dari HP Turbine
dialirkan kembali ke boiler untuk dipanaskan kembali. Kemudian uap hasil
pemanasan tadi dialirkan untuk memutar Intermediate Pressure Turbine (IP
Turbine). Selanjutnya uap hasil pemanasan dialirkan untuk memutar turbin Low
Pressure Turbine (LP Turbine).
Uap yang keluar dari turbin dikondensasikan di dalam kondensor dengan
media pendingin air laut dan dialirkan kembali menuju boiler. Begitu seterusnya
dan siklus tersebut berulang-ulang kembali.
Selanjutnya semua poros turbin ( HP Turbine, IP Turbine, dan LP Turbine)
dijadikan satu kemudian dikopel dengan poros generator, sehingga generator
berputar. Perputaran turbin yang menghasilkan tenaga mekanis secara otomatis
juga memutar generator hingga menghasilan tenaga listrik.

3.2.1 Siklus Aliran Air dan Uap pada PLTU

Pada dasarnya produksi listrik di PLTU Paiton menggunakan system


pemanasan air menjadi uap untuk menggerakkan turbin. Selanjutnya turbin akan
memutar generator dan menghasilkan tenaga listrik. Sedangkan uap pembuangan
dari turbin dijadikan air kembali dengan proses kondensasi. Hal ini dilakukan
secara terus menerus sehingga membentuk siklus tertutup.

19
Gambar 3.2 Siklus Water Treatment ( Pre Treatment )

Gambar 3.3 Siklus Water Treatment ( Reverse Osmosis )


Boiler merupakan tempat pembakaran, mendapatkan supply air yang
diambil dari Laut Jawa (Selat Madura). Pemurnian (bebas mineral) air dilakukan
dengan sistem penyaringan ( Reverse Osmosis) dan system penukar ion dalam satu

20
unit pengolahan air, dalam hal ini di Water Treatment Plant (WTP). Air yang telah
bebas mineral dialirkan menuju boiler, tetapi terlebih dahulu melewati kondensor
dan deaerator untuk pemanasan awal.
Kemudian air yang telah melewati pemanasan awal dialirkan menuju boiler.
Air yang telah melewati proses pembakaran pada boiler akan menjadi uap.

1. Demin Water Plant


Setelah dari WTP, air yang di proses secara kimia kemudian dipompa
menuju Demin Water Tank. Bagian ini berfungsi untuk menampung air hasil
pengolahan WTP yang memiliki kapasitas air 1800 KL.

2. Condensate Storage Tank


Air dari Demin Water Tank dipompa oleh condensate transfer pump
menuju ke condensate storage tank. Disini air akan ditampung tapi kapasitas
penampungan air lebih sedikit dari DWT yaitu 725 KL.

3. Condensor
Pengertian condensor secara umum adalah tempat yang berfungsi untuk
mengubah uap menjadi air, selanjutnya air tersebut dialirkan menuju
condensate extraction pump (CEP), CEP berfungsi memompa air dari
condenser menuju ke Low Pressure Heater (LPH).

4. Low Pressure Heater (LPH)


LPH digunakan sebagai pemanas air bertekanan rendah. Di PT. PJB
UBJ O&M PLTU Paiton, LPH ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu LPH 5 dan
LPH 6. Masing-masing LPH mempunyai suhu pemanas yang berbeda.

5. Deaerator
Setelah dari LPH, air diteruskan menuju deaerator. Deaerator adalah
suatu komponen dari tenaga uap yang berfungsi untuk menghilangkan oksigen
dan gas-gas terlarut lainnya pada feed water sebelum masuk ke boiler. Oksigen
dan gas-gas yang terlarut dalam feed water perlu dihilangkan karena dapat
mengakibatkan korosi pada pipa logam dan peralatan logam lainnya dengan

21
membentuk senyawa oksida (penyebab berkarat). Biasanya kadar oksigen
dikurangi sampai memiliki kadar yang lebih kecil. Setelah air melalui deaerator
maka air akan dipompa oleh Boiler Feed Pump (BFP) enuju ke High Pressure
Heater (HPH).

6. High Pressure Heater (HPH)


Berfungsi sebagai pemanas air bertekanan tinggi. PT. PJB UBJ O&M
PLTU Paiton dibagi menjadi 2 bagian, yaitu HPH-1, HPH-2, dan HPH-3.
Masing-masing HPH mempunyai suhu pemanas yang berbeda.

7. Economizer
Berfungsi sebagai pemanas awal dari feed water sebelum masuk ke
steam drum dengan jalan megambil sejumlah kalor dari gas buang yang
meninggalkan ruang bakar. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi dari boiler.
Dengan adanya economizer ini, gas buang yang keluar melalui cerobong
mempunyai suhu yang tidak terlalu panas (memperkecil tingkat pencemaran),
hal ini disebabkan karena adana pemaksimalan perbedaan suhu antara feed
water dan gas buang sehinga terjadi perpindahan panas yang optimum.

8. Steam Drum
Merupakan tempat penampungan uap hasil air proses penguapan di
dalam boiler serta tempat bercampurnya air pengisi boiler. Steam drum ini
berfungsi untuk memisahkan uap dan air yang telah terbentuk karena adanya
perbedaan jenis. Uap berada di bagian atas dan air berada di bagian bawah.
Selain itu, steam drum berfungsi untuk mengurangi kandungan bahan-bahan
padat hingga pada batas yang diijinkan, serta dapat mengurangi kadar moisture
dari uap jenuh sebelum meninggalkan drum. Di dalam steam drum terdapat alat
pemisah ua yang disebut Turboseparator. Prosesnya dibagi dalam 3 tahap. 2
tahap pertama terjadi turboseparator dan tahap akhir tejadi di bagian atas drum
setelah meninggalkan drum. Di dalam turboseparator, campuran air akan
dipisahkan. Air akan turun ke bawah steam drum akibat gaya sentrifugal,

22
sedangkan uap akan naik ke bagian atas steam drum. Uap jenuh yan berasal dari
steam drum akan dipisahkan lebih lanjut di superheater.

9. Super Heater
Merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan dan mengurangi
moisture dari uap jenuh dengan jalan memberikan panas lanjut, sehingga
terbentuk uap kering yang dapat mengurangi terja dinya kondensasi dan
mencegah terjadinya bahaya yang timbul akibat pukulan balik atau back stroke
karena mengembun sewaktu-waktu.

10. Main Stop Valve (MSV)


Berfungsi untuk membuka dan menutup uap utama (main steam) yang
masuk ke HP Turbine dan juga proteksi saat turbine trip.

11. HP Turbin
High pressure turbine mengekspansi uap utama yang dihasilkan dari
superheater dengan tekanan 169 kg/cm2 dan temperatur 540 oC. Kemudian uap
yang keluar dari HP turbine dengan tekanan 41 kg/cm 2 dan temperature 336
o
C dipanaskan kembali pada bagian reheater di Boiler untuk menaikan entalpi
uap. Selanjutnya uap diekspansi di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine.

12. Reheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang keluar dari HP turbine
dengan memanfaatkan gas hasil pembakaran dengan temperature tinggi.
Pemanasan ini bertujuan untuk menaikkan efisiensi secara keseluruhan.
Perpindahan panas yang paling dominan pada reheater adalah 336 oC dengan
tekanan 42,8 kg/cm2. Sedangkan uap panas keluarannya adalah 541 oC dengan
tekanan 39 kg/cm2. Uap ini kemudian digunakan untuk menggerakan IP turbine
selanjutnya digunakan untuk memutar LP turbine tanpa emanasan ulang.

13. Reheat Stop Valve


Digunakan untuk membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk
ke IP turbine. Pada saat start u, SRV sudah pada kondisi membuka penuh,

23
sehingga tidak berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga
berfungsi sebagai proteksi saat turbine trip.

14. IP turbine
Intermediate pressure turbine mengekspansi uap reheat denga tekanan
30 kg/cm2 dengan temperatur 538 oC. Sedangkan keluarannya mempunyai
tekanan 8 kg/cm2 dengan temperatur 330 oC.

15. LP turbin
Low pressure turbine mengekspansikan uao yang bertekanan 8 kg/cm2
dan tempertur 330 oC, sedangkan uap yang keluar dari LP turbine bertekanan
56 mmHg (Vacum). Kondisi ini dihasilkan didalam kondensor dengan
temperatur 40 oC.

3.2.2 Sistem Penanganan Batu Bara (Coal Handling)

Coal Handling System adalah peralatan atau perlengkapan unit PLTU


Paiton yang berfungsi memberikan pelayanan atau servis nutuk pengangkutan atau
pengaturan batu bara dati shift unloader hingga ke sistem pembakaran di boiler.
Coal Handling System dirancang untuk bekerja pada baseboard dengan operasi 24
jam perhari dan 7 hari dalam seminggu secara terus-menerus tanpa terputus-putus
kecuali unit trip/stop. Sistem ini mencapai plant life 30 tahun bekerja dengan baik
apabila pada kondisi 24º C- 30º C dengan kelembaban udara relatif 95%.
Batu bara yang digunakan untuk bahan bakar PT. PJB UBJ O&M PLTU
Paiton ini semuanya berasal dari pulau kalimantan, untuk sarana pengirimannya
digunakan tongkang atau kapal pengangkut batu bara. Oleh karena itu PT. PJB UBJ
O&M PLTU Paiton memiliki dermaga kapal (Coal Jetty) lengkap dengan Ship
Unloadernya yang berfungsi untuk membongkar batu bara dari tongkang untuk
dibawa ke silo dengan belt conveyor.

24
Gambar 3.4 Siklus Coal Handling
1. Ship Unloader
Batu bara yang berasal dari kapal tongkang dibongkar oleh ship
unloader yang dijalankan secara manual oleh operator. Terdapat 2 buah
unloader dari kapal dengan kapasitas 2 x 1.750 ton/hari. Batu bara kemudian
diangkut oleh conveyor ke silo langsung atau ke stock pile area.
2. Belt Conveyor
Belt Conveyor adalah alat yang berfungsi untuk mengangkut batu bara
yang dibongkar oleh ship unloader menuju silo. Belt Conveyor ini digerakkan
oleh motor – motor listrik yang terdapat pada salah satu ujung belt conveyor.
Ujung belt conveyor satu dengan lainnya dipisahkan oleh transfer house. Ada
12 belt conveyor, yaitu belt conveyor 1 hingga belt conveyor 12, masing –
masing belt conveyor terdiri atas dua jalur, yaitu jalur A dan jalur B.
3. Splitter
Splitter disini berfungsi sebagai pemisah jalur pengangkutan batu bara.
Seperti telah diketahui bahwa Belt Conveyor memiliki 2 buah saluran: saluran

25
A & B, dimana hanya salah satu saja yang beroperasi dan satunya dalam
keadaan stand by.
4. Transfer House
Transfer House berfungsi untuk memindahkan batu bara dari satu belt
conveyor ke belt conveyor lain. Selain itu Transfer House berfungsi untuk
mengurangi debu yang ada pada batu bara. Ada dua komponen dalam transfer
house yang berfungsi untuk mengurangi kandungan debu dalam batu bara,
yaitu:
a. Dust Suppresion
Dust Suppresion adalah alat yang berfungsi untuk
mengurangi debu yang tercampur dalam batu bara dengan cara
menyemprotkan air (water sprayer) ke permukaan batu bara. Dust
Suppresion ini terdapat pada setiap transfer house dan air dispra
ykan pada tiap ujung perpindahan belt conveyor.
b. Dust Collection
Tidak semua debu yang ada pada batu bara hilang setelah di
spray dengan dust suppresion. Debu yang beterbangan dalam
transfer house ditangkap dengan Dust Collection untuk dialirkan
menuju silo. Pertama kali batu bara diangkut dari belt konveyor
1A/1B menuju transfer house 1 diteruskan hingga transfer house 3
melalui belt conveyor 2A/2B, 3A/3B dan transfer house 2. Pada
transfer house 3 ini sebagian batubara diteruskan ke belt conveyor
4A/4B dibawa ke transfer house 4 dan sebagian lagi diteruskan ke
belt conveyor 5B dibawa ke stock pile area RH-2. Penimbunan
batubara pada stock pile ini menggunakan Telescopic Chute yang
berfungsi untuk mencurahkan batubara dari conveyor ke stock pile
area dengan alat semacam belalai (chute) yang dapat bergerak naik
turun.
Dari stock pile area RH-2 ini batubara dimasukkan ke hopper
yang terdapat di dasar timbunan batubara untuk diangkut
menggunakan belt conveyor F2 menuju transfer house 2.

26
Dari transfer house 4 sebagian batubara diteruskan ke belt
conveyor 10A/10B untuk dibawa ke transfer house 5 sebagian lagi
dibawa ke stock pile area RH-1 dengan menggunakan belt conveyor
5A. Dari stock pile area RH-1 ini batubara dimasukkan ke hopper
yang terdapat di dasar timbunan batubara untuk diangkut
menggunakan belt conveyor 6A menuju transfer house 4.
Dari transfer house 5 batubara dibawa ke tr ansfer tower
dengan belt conveyor 11A/11B. dari transfer tower ini batubara
dibawa dengan belt conveyor 12A/12B untuk kemudian dimasukkan
ke dalam 5 silo pada masing-masing unit dengan menggunakan
tripper.
Di dalam silo ini batubara ditampung untuk dialirkan secara
gravitasi ke dalam coal feeder yang berfungsi mengatur jumlah
batubara yang dibutuhkan oleh boiler. Sebelum masuk ke dalam
boiler batubara digiling terlebih dahulu di dalam mill yang di
dalamnya terdapat pulverizer, berfungsi untuk menghaluskan
batubara hingga menjadi bentuk serbuk/ debu untuk dimasukkan ke
dalam boiler dan dibakar.
5. Stock Pile Area (Reclaim Hopper)
Tempat penampungan batu bara sementara. Area ini berada pada ruang
terbuka dan terdapat bulldozer untuk memampatkan batu bara agar udara tidak
dapat menempati ruang-ruang di batu bara. Hal ini dikarenakan jika udara di
dalam batu bara mendapat panas pada siang hari dapat membakar batu bara.
6. Vibrating Feeder
Alat yang terdapat pada bawah tanah di stock pile area, berfungsi untuk
mengangkut batu bara pada area penampungan ke silo-silo.
7. Coal Feeder
Berfungsi untuk mengatur pemasukan batu bara dari storage bunker
menuju ke pulverizer . Di PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton coal feeder terdiri
dari 6 unit, dimana 4 unit beroperasi dan 2 unit dalam keadaan stand by dengan
tipe gravimetric feeder.

27
8. Coal Milling
Penggilingan batu bara ini didasarkan pada gaya sentrifugal, dimana rol-
rol digantungkan pada engsel-engsel dengan kecepatan 100 – 450
putaran/menit. Dalam penggilingan memerlukan pengimbangan (balancing)
yang baik dan memerlukan pemisah metal magnetis (magnetic metal separator)
yang digunakan untuk memisahkan potongan besi atau logam lainnya dari batu
bara yang akan dimasukkan dalam penggilingan agar tidak merusak rol-rol
landasannya, sehingga mampu terhindar dari terjadinya bunga api karena
adanya pergeseran antara potongan-potongan logam tersebut dengan rol-rol dan
landasannya. Sebab timbulnya bunga api di penggilingan akan menimbulkan
bahaya kebakaran yang lebih besar. Kapasitas penggilingan yang menggunakan
rol-rol mencapai 48 ton/jam. Penggilingan tekanan rol-rol penggilas pada
landasan tekanan pegas ialah jenis penggilingan Raymond Loculco, yang
diputar oleh motor listrik. Alat pemisah batu bara terhadap potongan besi dan
logam lainnya dengan menggunakan besi magnetic dan metalik economizer (
Magnetic Flron Ad Metal Separator ).
9. Fuel Oil System
Fuel Oil System digunakan untuk ignitation dan start up, Diesel
Generator, Diesel Fire Pump dan untuk Auxiliary Boiler. Boiler dapat
beroperasi dengan Fuel Oil System . Fuel Oil Transfer Pumps merupakan alat
pemompa minyak HSD agar minyak dapat dikirim dari tank penampung
minyak ke mesin yang membutuhkan minyak HSD. Minyak HSD dalam PLTU
digunakan oleh tiga mesin yaitu boiler utama, auxiliary boiler ,dan pada
bongkar muat batu bara. Fuel Oil Transfer Pumps ini dapat dioperasikan secara
manual maupun secara otomatis melalui ruang kontrol. Kontrol manual
dilakukan jika terjadi kesalahan pada sist em otomatis akan tetapi jika terjadi
error maka pompa dioperasikan secara otomatis melalui ruang kontrol.
Penggunaan minyak ini hanya dilakukan pada saat start up saja atau baru
memulai pembakaran.
Auxiliary boiler merupakan sebuah boiler mini yang digunakan pada
saat memulai pengoperasian PLTU. Auxiliary boiler menghasilkan uap. Uap

28
tersebut yang nantinya akan digunakan untuk pengoperasian dari boiler utama.
Uap yang dihasilkan dari Auxiliary boiler akan dikirim ke Auxiliary steam
header yang berada di boiler utama. Auxiliary boiler ini hanya menggunakan
bahan bakar minyak HSD saja tidak menggunakan bahan bakar batu bara.
Auxiliary boiler ini jika boiler utama sudah menghasilkan uap sendiri maka
Auxiliary boiler ini akan dimatikan atau tidak digunakan. Tetapi harus
dilakukan pengecekan secara rutin pada Auxiliary boiler ini agar jika digunakan
lagi tidak mengalami kegagalan system.
10. Sistem Penanganan Abu Batubara (Ash Handling)
Sistem penanganan abu terbagi atas dua bagian, yaitu Bottom Ash yang
tertinggal dibagian bawah ruang bakar, dan Fly Ash atau abu halus ang terbawa
bersama gas sisa pembakaran. Abu sisa pembakaran dibuang ke ash disposal
area.
Ash Disposal Area direncanakan mampu menampung selama life time
unit kurang lebih hingga 30 tahun. Lokasi Ash Disposal Area terletak di barat
daya dan selatan area PLTU Paiton dengan total luas kurang lebih 222 Ha.
Untuk menghindari perembesan yang dapat mencemari air tanah, maka
area penimbunan debu diberi lapisan yang kedap air dan dikelilingi oleh selokan
yang langsung mengalir ke laut.
11. Electrostatic Precipitator
Abu hasil pembakaran yang terbawa oleh gas si sa pembakaran melalui
GDP (Gas Duct to Precipitator) dilewatkan pada elemen negatif (Wire Frame)
pada EP yang mendapat suplai arus searah dari transformator rectifier, berfungsi
untuk mengubah arus listrik AC menjadi DC tegangan tinggi.
Abu akan menempel pada elemen positif sedangkan abu yang tidak
tertangkap pada elemen positif dihisap ID Fan dan dibuang melalui chimney
(cerobong asap). Abu yang menempel pada elemen positif akan jatuh ke
Hopper, disebabkan collecting Plate digetarkan oleh DC Electric Rapper.
Pada hopper, abu batubara akan dipanaskan oleh hopper heater untuk
mencegah penggumpalan. Level abu batubara di dalam hopper dimonitor oleh
nuclear monitor. Pada hopper terdapat vibrator yang berfungsi mencegah abu

29
batubara tidak menempel pada hopper. Abu dari hopper dihisap ke luar oleh
vacuum blowers melalui ash pipe ke fly ash silo. Untuk menjaga temperatur
minimum EP, digunakan Blowers Heater yang mengambil udara luar untuk
dipanaskan guna dimasukkan ke dalam penthouse.
12. Ash Handling Process
Sebagai hasil sisa pembakaran batu bara maka dihasilkan 2 jenis debu,
yaitu:
a. Bottom Ash
Bottom Ash merupakan abu berat sisa pembakaran dari batu bara.
Bottom Ash ini diambil dari bagian bawah furnace, pyrites, dan mill reject
dari tangki yang terletak di setiap mill, dan abu economizer dari tangki yang
terletak di bawah hopper economizer. Abu-abu tersebut dibawa oleh
submerged scrapper conveyor dan ditampung dalam Bottom Ash Silo dan
dibuang setiap 24 jam sekali ke disposal area.
b. Fly Ash
Selain abu berat pada proses pembakaran batu bara juga dihasilkan
abu halus (Fly Ash). Fly Ash ini diambil dari Primary Air Heater (Hopper
1), Secondary Air Heater (Hopper 2), Electrostatic Precipitator (Hopper 3-
18), dan gas duct.
Setelah melewati ketiga jenis hopper tersebut maka udara sisa
pembakaran akan terbebas dari debu sisa pembakaran batubara dan udara
bersih tersebut dapat dibuang ke atmosfir melalui chimney / stack.
Sedangkan Fly Ash yang tertangkap akan ditampung di Fly Ash Silo
yang berada didekat Stack sebelum akhirnya dibawa ke Ash Disposal Area.
Silo ini berfungsi sebagai Surge Tank, dan dilengkapi dengan Vacum Boiler
untuk menghisap (menarik debu dari EP Hopper) ke Fly Ash Silo. Fly Ash
Silo ini mampu menampung 3 x 24 j am.
Pengangkutan abu dari Bottom Ash Silo untuk ditempatkan di Ash
Disposal Area menggunakan Dump Truck sedangkan dari Fly Ash Silo
menuju Ash Disposal Area menggunakan sistem transportasi pipa
(pneumatik) atau truck (manual). Ash Disposal Area adalah suatu lokasi

30
yang digunakan untuk penimbunan ash (abu) yang dihasilkan dari proses
pembakaran batu bara dalam Boiler. Adapun lokasi penimbunan terletak di
barat daya dan selatan areal PLTU Paiton seluas 200 ha.
Untuk menghindari perembesan yang mencemari air tanah, maka
areal penimbunan abu dibuat lapisan yang kerah air dan dikelilingi selokan
dan penghijauan. Lebih lanjut untuk menanggulangi dampak abu batu bara
yang jumlahnya cukup banyak itu dapat dilakukan pengolahan terhadap
bahan tersebut antara lain menjadi bahan bangunan, misalnya sebagai bahan
campuran beton, batako, genteng, dan eternit.

3.2.3 Siklus Udara Pembakaran

Siklus udara pembakaran adalah siklus udara yang digunakan untuk proses
pembakaran pada PLTU. Terdapat dua udara pembakaran yang digunkan yaitu
udara primer pembakaran dan udara sekunder pembakaran.
 Primary Air Fan (PAF) menyediakan 30% udara dari total proses
pembakaan. Sebelum udara primer masuk dipanaskan terlebih dahulu
melalui pemanas udara awal. Selain itu udara primer pembakaran juga
berfungsi sebagai udara transportasi yang mengangkut bahan bakar dari
pulverizer meuju uang bakar dan mengeringkan batubara untuk mengurangi
kandungan air pada batubara.
 Forced Draft Fan ( FDF) menyediakan 70% udara dari udara total dari
proses pembakaran.. Sebelum udara sekunder dimasukkan ke ruang bakar
dipanaskan melalui pemanas udara awal. Fungsi udara ini selain sebagai
pensuplai udara pembakaran juga sebagai pendingin bagian-bagian
pembakar (firing system) agar tidak rusak karena panas (radiasi) api.
 Induced Draft Fan (IDF) berfungsi menghisap gas buang agar keluar dari
ruang bakar menuju stack dan memberikan tekanan negatif pada ruang
bakar agar saat pembakaran terjadi pada ruang bakar aman dan radiasi udara
panas dalam furnance tidak keluar sehingga perpindahan panas lebih
sempurna karena losisnya kecil. Tekanan pada furnace dijaga sekitar -1
mbar sampai -2 mbar, terdapat 2 induct draft fan dimana beroperasi 50%

31
kapasitasnya pada setiap induced draft fan dengan harapan bila terjadi trip
pada salah satu IDF maka unit hanya mengalami penurunan beban setengah
dari full loadnya.

3.2.4 Siklus Air Pendingin

Siklus air pendingin ini merupakan siklus air laut yang digunakan untuk
pendinginan pada PLTU selama produksi energi listrik. Pada siklus air pendingin
ini air laut digunakan untuk proses pendinginan uap pada kondensor, pendungin
heat exchanger pada close cooling circulating water (CCCW), pendingin heat
exchanger pada vacuum pump cooler, dan pendinginan heat exchanger pada turbin
oil cooler. Air keluaran dari proses pendinginan tersebut kemudian dibuang menuju
laut melalui outlet canal.

3.2.5 Siklus Gas Buang

Dari hasil proses pembakaran atubara akan menghasilkan asap yang membawa
mineral berupa abu terbang (fly ash) dan padatan dari sisa pembakaran batubara
yang disebut abu berat (bottom ash). Bottom Ash yang berupa padatan dari sisa
pembakaran batubara akan jatuh pada sisi bawah boiler hopper yang kemudian
dikeluarkan menggunakan submersible scraper chain conveyor (SSCC) dan
ditampung pada bottom ash silo. Dengan bantuan induce draft fan akan membawa
gas yang membawa abu sisa pembakaran keluar dari boiler dan masuk menuju
electro static precipitator (ESP). Pada ESP ymenggunakan prinsip elektrostatik
tegangan tinggi untuk mengurangi kadar abu yang terbawa oleh gas buang agar
tidak mencemari lingkungan. Debu akan menempel pada plat-plat ESP yang secara
periodic ada hammer yang memukul rangkaian plat sehingga debu akan jatuh dan
ditampung di fly ash silo. Setelah melalui ESP gas buang dibuang melalui stack.

3.2.6 Sistem Pengolahan Air ( Water Treatment Plant)

Water treatment system direncanakan untuk memnuhi kebutuhan air bersih di


PT.PJB UBJ O&M PLTU Paiton yang sumbernya berasal dari air Laut Jawa (Selat

32
Madura). Air tersebut dipompa dan ditampung pada tangka penyimpanan (Well
Water Tank). Dari well water tank air dipompa ke atas oleh well water transfer
pump ke Service Water Tank yang tingginya 70 meter. Alur air ini terpecah dari
service water tank untuk berbagai keperluan.
1. Pre Water Treatment System
Pada Pre Water Treatment System ini air dari service water tank
dialirkan secara gravitasi ke clasifier. Di dalam clasifier air mengalami proses
pengadukan dan proses penginjeksian alum sulfate serta ferric chloride. Dengan
adanya kedua proses tersebut maka kotoran dalam air akan mengendap menjadi
lumpur. Dari clasifier air dialirkan secara gravitasi ke sand filter, di dalam sand
filter ini kotoran dalam air yang belum mengendap akan tersaring sehingga air
menjadi bersih. Air bersih tersebut dialirkaan menuju clear well tank.
2. Demineralizer Water System
Pada Demineralizer Water System ini air dipompa oleh filtered water
transfer pump dari clear well tank menuju kation exchange. Pada kation
exchange ini diinjeksikan acid berupa asam chlorida (HCl) yang berfungsi
untuk mengikat ion-ion negatif yang terdapat yang terdapat dalam air.
Kemudian air dialirkan menuju decarbunator, pada decarbunator ini air
dijatuhkan dari atas dan dihembus/spray udara dari bawah oleh decarbunator
booster pump yang berfungsi untuk menghilangkan kadar karbondioksida (CO2
) dalam air. Dari decarbonator air dialirkan menuju anion exchanger dan
diinjeksi dengan basa berupa natrium hidroksida (NaOH) sehingga ionion
positif dalam air akan terikat. Kemudian air dialirkan menuju mix bed ion
exchangers yang berfungsi mengikat ion positif maupun ion negative yang
masih terkandung dalam air. Dari mix bed ion exchanger air murni tersebut
dialirkan menuju demineralised water tank dan diteruskan ke condensate water
tank. Air murni yang ada pada condensate water tank tersebut siap digunakan
untuk dialirkan ke turbine condenser.

3.2.7 Komponen-Komponen Utama PLTU

Pada power plant PLTU paiton ini memiliki komponen-komponen utama, yaitu:

33
1. Mill
Mill berfungsi mengelilingi batubara dengan bantuan PA Fan batubara
yang telah berbentuk serbuk dapat dengan mudah terdorong ke boiler yang
selanjutnya akan mengalami proses firing. Fungsi dari PA Fan (Primary Air
Fan) sendiri untuk mendorong batubara yang telah berbentuk serbuk dalam mill
menuju boiler dengan melalui 4 saluran.
2. Boiler
Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton ini termasuk boiler negative,
artinya tekanan pada ruang bakarnya lebih kecil dari tekanan udara di luar. Pada
PLTU Paiton tekanan di dalamnya sekitar -12 mmH2O.
Boiler yang digunakan pada PLTU Paiton terdiri dari beberapa bagian
utama antara lain :
 Furnace : Tungku pembakaran batu bara
 Steam Drum : Pemisahan fase uap dan fase cair
 Economizer : Berfungsi memanaskan air
 Reheater : Pemanasan ulang uap dari High Pressure Turbin
 Superheater : Pemanasan lanjut uap dari Steam Drum sebelum
memutar turbin
 Wall Tube : Pemanasan air di Steam Drum yang masih memiliki
fase cair
 Boiler Water Circulating Pump : Pompa yang menyalurkan air
ke Wall Tube
3. Turbine
Turbin berguna untuk menyalurkan energi mekanik ke generator.
Turbin dapat dibedakan berdasarkan media penggeraknya, yaitu dengan uap,
gas, maupun air.
Turbin uap pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu turbin reaksi dan
turbin impuls. Dua jenis turbin uap ini memiliki perbedaan pada mekanisme
penggerakan turbin oleh aliran uap.

34
Pada turbin impuls, turbin memanfatkan gaya impuls dari uap
berkecepatan tinggi. Untuk turbin reaksi, turbin memanfaatkan perubahan
tekanan dari aliran uap untuk menggerakkan turbin.
PLTU Paiton menggunakan 4 buah turbine untuk menggerakkan
generator. Keempat turbine tersebut adalah HP ( High Pressure ) Turbine, IP (
Intermediate Pressure ) Turbine, LP ( Low Pressure ) Turbine A dan LP ( Low
Pressure ) Turbine B. Keempat-empatnya terpasang dalam satu poros dengan
generator.
Pada bagian bawah LP Turbine A dan LP Turbine B, terdapat ruang
condenser yang berfungsi untuk mendinginkan sisa-sisa uap setelah memutar
LP turbine tersebut. Didalam condenser terjadi kondensasi dengan bantuan air
dingin yang diambil dari laut dan dialirkan melalui pipa-pipa yang jumlahnya
sangat banyak sehingga dengan kondisi seperti ini uap dan air dapat saling
terpisah.
Ditinjau dari tekanan operasi, condenser dibedakan atas :
 Atmospheric condenser
 Vacuum condenser
Sesuai persyaratan operasi PLTU, maka condenser yang dipakai adalah
Vacum condenser. Alas an yang utama adalah memperoleh “heat duties” yang
sebesar -besarnya pada turbine uap. Sasaran operasi Vacum condenser adalah
hanya beberapa derajat diatas suhu air pendingin. Apabila diasumsikan suhu air
pendingin sekitar 20 °C maka kondensor boleh beroperasi pada suhu sekitar 30
°C (85 °F). Tekanan jenuh air untuk suhu tersebut adalah 0,042 bar absolute
(0,60 psia).
Kondensor yang melayani PLTU dengan daya 300 MW akan dialiri oleh
uap sekitar 200 kg/detik dengan kecepatan aliran sampai dengan 60 m/detik
pada tekanan sekitar 0,05 bar absolute. Dari perhitungan perpindahan panas
dapat ditaksir luas daerah pertukaran panas yang diperlukan lebih dari 20.000
m². untuk keperluan luas ini dapat digunakan 1.500 buluh dengan diameter 25
mm dan panjang sekitar 20 m.
4. Generator

35
Generator dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian yang berputar (rotor)
dan bagian yang tidak berputar (stator). Pada PLTU Paiton motor-motor besar
yang menjadi statornya adalah kumparan dan rotornya berfungsi sebagai
magnet sementara yang juga menimbulkan medan magnet. Pada bagian rotor
medan magnetnya dibangkitkan oleh kumparan (exciter) atau penguat medan
magnet yang terdiri dialiri oleh arus DC pada bagian rotor ini adalah supaya
medan magnet yang ditimbulkan memiliki arah yang sama dan tetap sehingga
proses pemotongan medan listriknya dapat teratur sehingga gaya gerak listrik
dapat ditimbulkan oleh generator.

36
BAB 4
PENUTUP

Demikian Proposal Kerja Praktik ini kami buat, sebagai bahan


pertimbangan dan acuan dalam pelaksanaan kerja praktik. Kami berharap dapat
diberikan kesempatan untuk melaksanakan Kerja Praktik di PT. Pembangkitan
Jawa-Bali UBJOM PLTU Paiton, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
pengembangan diri secara progresif yang nantinya dapat diaplikasikan, baik di
lingkungan kampus maupun setelah terjun dalam dunia kerja.

37
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Paiton Unit 1 dan 2”. Diakses dari https://paitonbusiness.blogspot.com pada


1 Juli 2019.

Anonim. “PT. Pembangkit Jawa Bali”. Diakses dari http://www.ptpjb.com pada 1 Juli
2019.

Anonim. “Paiton Power Station”. Diakses dari https://en.wikipedia.org pada 1 Juli


2019.

Fanani, M. I. 2018 “Laporan Kerja Praktik Bottom Ash Transport System di PT PJB
UP Paiton Unit 1 & 2” Malang: Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro
Konsentrasi Elektronika Universitas Widyagama Malang.

Raja, A. K., Srivastava, dan Amit P. 2006. Power Plant Engineering. New Delhi:
New Age International Publishers : 142-267.

Anda mungkin juga menyukai