PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas,tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sejarah penemuan oksigen
2. Mengetahui keberadaan unsur oksigen di alam
3. Memahami sifat fisikan dan sifat kimia dari unsur oksigen
4. Mengetahui dan memahami cara pembuatan unsur oksigen baik di
laboratorium maupun secara industri
5. Mengetahui kegunaan dari unsur oksigen
6. Mengetahui senyawaan unsur oksigen beserta sifat dan cara
pembuatannya
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri-ciri fisik
Fase gas
Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa)
1,429 g/L
Titik lebur 54,36 K
(-218,79 °C, -361,82 °F)
Titik didih 90,20 K
(-182,95 °C, -297,31 °F)
Kalor peleburan (O2) 0,444 kJ/mol
Kalor penguapan (O2) 6,82 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) (O2)
29,378 J/(mol·K)
B. SIFAT KIMIA
Pada suhu dan tekanan biasa, oksigen didapati sebagai dua atom oksigen
dengan formula kimia O2. Oksigen merupakan gas yang dibebaskan oleh
tumbuhan ketika prosesfotosintesis, dan diperlukan oleh haiwan untuk
pernafasan. Perkataan oksigen terdiri daripada dua perkataan Greek, oxus (asid)
dan gennan (menghasilkan). Oksigen cair dan pepejal mempunyai warna biru
lembut dan mempunyai sifat paramagnet (mudah menjadi magnet). Oksigen cair
biasanya dihasilkan dengan proses perbedaan suhu dari udara cair (disejukkan
sehingga menjadi cair).
CIRI-CIRI ATOM
Jari-jari atom 60 pm
Jari-jari atom(terhitung) 48 pm
Jari-jari kovalen 73 pm
2. Hidrogen Peroksida
H2O2 cairan tak berwarna dengan titik didih 152.1 oC. Membentuk ikatan
hidrogen lebih padat dari air (40%). Merupakan oksidator kuat, dan mudah
terdekomposisi dengan adanya muatan ion logam berat, sesuai reaksi:
2 H2O2 2 H2O + O2 ΔH = -99 Kj/mol
Pembuatan:
a. Larutan encer H2O2 dalam air dapat diperoleh dengan mengolah barium
oksida atau natrium peroksida dengan asam encer dan dalam keadaan
dingin.
BaO2(s) + H2SO4(aq) BaSO4(s) + H2O2(aq)
Na2O2 + H2SO4(aq) Na2SO4 + H2O2?(aq)
3. Peroksida
Dalam kimia anorganik ion peroksida adalah anion O22−, yang juga
memiliki ikatan tunggal oksigen-oksigen. Ion ini bersifat amat basa, dan
sering hadir sebagai ketidakmurnian dalam senyawa-senyawa ion. Peroksida
murni yang hanya mengandung kation dan anion peroksida, biasanya dibentuk
melalui pembakaran logam alkali atau logam alkali tanah di udara atau
oksigen. Salah satu contohnya adalah natrium peroksida Na2O2.
Ion perokida mengandung dua elektron lebih banyak daripada molekul
oksigen. Menurut teori orbital molekul, kedua elektron ini memenuhi dua
orbital π* (orbital antiikatan). Hal ini mengakibatkan lemahnya kekuatan
ikatan O-O dalam ion peroksida dan peningkatan panjang ikatannya: Li2O2
memiliki panjang ikatan 130 pm dan BaO2 147 pm. Selain itu, hal ini juga
menyebabkan ion peroksida bersifat diamagnetik.
4. Oksida
Oksida adalah senyawa kimia yang sedikitnya mengandung sebuah
atom oksigen serta sedikitnya sebuah unsur lain. Sebagian besar kerak bumi
terdiri atas oksida. Oksida terbentuk ketika unsur-unsur dioksidasi oleh
oksigen di udara. Pembakaran hidrokarbon menghasilkan dua oksida utama
karbon, karbon monoksida, dan karbon dioksida. Bahkan materi yang
dianggap sebagai unsur murni pun seringkali mengandung selubung oksida.
Misalnya aluminium foil memiliki kulit tipis Al2O3 yang melindungi foil dari
korosi. Oksida-oksida dari unsur-unsur periode 3:
Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P4O10, SO3, Cl2O7, P4O6, SO2, Cl2O
Struktur
Struktur raksasa (oksida logam dan silikon dioksida) memiliki titik leleh
dan titik didih yang tinggi karena dibutuhkan energi yang besar untuk
memutuskan ikatan yang kuat (ionik atau kovalen) yang bekerja pada tiga
dimensi.
5. Silikon oksida
Silikon oksida dibentuk dengan menggunakan sebagai satuan struktural
dan menggunakan bersama atom oksigen di sudut-sudutnya. Silikon dioksida
ini diklasifikasikan berdasarkan jumlah atom oksigen dalam tetrahedra SiO4
yang digunakan bersama, karena hal ini akan menentukan komposisi dan
strukturnya. Bila tetrahedra SiO4 dihubungkan dengan menggunakan bersama
sudut, struktur senyawa yang dihasilkan adalah polimer yang berupa rantai,
cincin, lapisan atau struktur 3-dimensi bergantung pada modus hubungannya
dengan satuan tetangganya. Ungkapan fraksional digunakan untuk
menunjukkan modus jembatannya. Pembilang dalam bilangan pecahan
tersebut jumlah oksigen yang digunakan bersama dan pembaginya 2, yang
berarti satu atom oksigen digunakan bersama dua tetrahedra.
6. Oksida Fosfor
a. Fosfor (III) oksida
Fosfor (III) oksida (P4O6) adalah oksida molekular berupa padatan
putih, meleleh pada 24 °C dan mendidih pada 173 °C. Struktur dari molekul
ini paling baik disusun dari molekul-molekul P4 yang tetrahedral. Ini akan
membentuk V seperti pada air, tapi tidak akan disalahkan bila
menggambarnya dengan garis lurus antara atom-atom fosfor, seperti contoh
Fosfor hanya menggunakan tiga elektron terluar (3 elektron p yang
tidak berpasangan) membentuk tiga ikatan dengan oksigen. Senyawa ini
dihasilkan bila fosfor putih dioksidasi pada suhu rendah dengan oksigen
terbatas.
7. Sulfur oksida
a. Sulfur dioksida
Sulfur dioksida SO2 dibentuk dengan pembakaran belerang atau
senyawa belerang. Sulfur dioksida adalah gas yang tak berwarna pada suhu
ruangan yang mudah dikenal dengan bau yang khas / mencekik.
Sulfur menggunakan empat elektron terluarnya untuk membentuk
ikatan rangkap dengan oksigen, menyisakan dua elektron yang berpasangan
pada sulfur. Bentuk bengkok dari SO2 adalah akibat dari adanya pasangan
elektron bebas ini.
b. Sulfur trioksida
Sulfur trioksida SO3, dihasilkan dengan oksidasi katalitik belerang
dioksida dan digunakan dalam produksi asam sulfat. Sulfur trioksida murni
merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Sulfur
trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk asam sulfat. Ini
berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan tampak
sebagai padatan dengan asap di udara (membentuk kabut asam sulfat).
Sulfur trioksida dalam keadaan gas, terdiri dari molekul sederhana SO3
di mana semua elektron terluar dari sulfur terlibat dalam pembentukkan
ikatan.Terdapat bermacam-macam bentuk sulfut trioksida. Yang paling
sederhana adalah trimer, S3O9, di mana 3 molekul SO3 bergabung membentuk
cincin.
Terdapat bentuk polimer lainnya di mana molekul SO3 bergabung
membentuk rantai panjang. Sebagai contoh:
Kenyataanya molekul-molekul sederhana bergabung dengan cara ini
membentuknya struktur yang lebih besar membentuk padatan SO3.
c. Dinitrogen trioksida
Dinitrogen trioksida, N2O3. Bilangan oksidasi nitrogen dalam senyawa
ini adalah +3, senyawa ini tidak stabil dan akan terdekomposisi menjadi
NO dan NO2 di suhu kamar. Senyawa ini dihasilkan bila kuantitas
ekuivalen NO dan NO2 dikondensasikan pada suhu rendah. Padatannya
berwarna biru muda, dan akan bewarna biru tua bila dalam cairan, tetapi
warnanya akan memudar pada suhu yang lebih tinggi.
d. Nitrogen dioksida
Nitrogen dioksida, NO2, merupakan senyawa nitrogen dengan nitrogen
berbilangan oksidasi +4. NO2 merupakan senyawa dengan jumlah elektron
ganjil dengan elektron yang tidak berpasangan, dan berwarna coklat
kemerahan. Senyawa ini berada dalam kesetimbangan dengan dimer
dinitrogen tetraoksida, N2O4, yang tidak bewarna. N2O4 dapat dihasilkan
dengan pirolisis timbal nitrat
Bila NO2 dilarutkan dalam air dihasilkan asam nitrat dan nitrit:
f. Asam okso
Asam okso nitrogen meliputi asam nitrat, HNO3, asam nitrit, HNO2, dan
asam hiponitrat H2N2O2. Asam nitrat HNO3 merupakan asam yang paling
penting di industri kimia, bersama dengan asam sulfat dan asam klorida.
Asam nitrat diproduksi di industri dengan proses Ostwald, yakni oksida
amonia dari bilangan oksidasi -3 ke +5. Karena energi bebas Gibbs
konversi langsung dinitrogen ke nitrogen terdekatnya NO2 mempunyai
nilai positif, dengan kata lain secara termodinamika tidak disukai, maka
dinitrogen pertama direduksi menjadi amonia dan amonia kemudian
dioksidasi menjadi NO2.
3.1 KESIMPULAN
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen
dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya
menjadi oksida). Karena sifatnya yang mudah bereaksi oksigen dapat ditemukan
dalam banyak senyawaan dan mineral.
Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi
dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam
semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen
diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
3.2 SARAN
Aktivitas manusia, meliputi pembakaran 7 milyar ton bahan bakar fosil per
tahun hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap penurunan kadar oksigen
di atmosfer. Oleh karena sangat rentannya penurunan oksigen di atmosfer, sebaiknya
kita jangan melakukan pembakaran yang tidak berguna, terlebih sengaja membakar
hutan.
DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI- press).
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-
non-logam/oksida-nitrogen/, diakses pada 14 Oktober 2013.
http://muhammadrizky17.wordpress.com/2012/09/14/unsur-dan-senyawaan-
oksigen/, diakses pada 14 Oktober 2013.
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik. Jakarta : Iwanami Publishing
Company.
MAKALAH
KIMIA ANORGANIK 1
OKSIGEN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya
memberikan nikmat kepada kita sehingga selalu terbuka jalanuntuk kita
meraih apa yang kita cita-citakan. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasululah
Muhammad SAW sebagai teladan dan guru besar bagi seluruh umat manusia.
Kami sangat bersyukur atas selesainya makalah kimia anorganik I yang
berjudul “Oksigen “. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu Bapak Drs. Abu Bakar, M.Pd , serta teman-teman yang turut membantu
selesainya makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik I
serta sebagai upaya untuk membantu mahasiswa dalam memahami masalah-masalah
dan konsep-konsep yang berhubungan dengan Oksigen.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Sejarah Oksigen ............................................................................. 3
2.2 Struktur Oksigen ............................................................................ 4
2.3 Keberadaan di Alam ...................................................................... 5
2.4 Sifat Fisik dan Kimia ..................................................................... 6
2.5 Pembuatan Oksigen ....................................................................... 8
2.6 Senyawaan Oksigen dan Pembuatannya ....................................... 10
2.7 Kegunaan Oksigen ......................................................................... 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA