Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

PERANCANGAN KONSTRUKSI JEMBATAN


Dosen Pengampu : Dr. Ir. Hj. Hijriah, ST, MT

DI SUSUN OLEH:

NAMA : ANDI CHAIRIL TASBIH


STAMBUK : 4518041073
SIPIL B

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan
tetapi tingkat kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga
akan menjadi suatu bahan studi yang menarik. Jembatan mungkin
tidak ada artinya bagi orang-orang yang bertempat tinggal di daerah
dataran yang rata, tidak didapati adanya sungai, jurang, tebing,
ataupun keadaan dimana kita akan berpindah tempat namun ada
penghalang di depan kita. Sebaliknya, jembatan dirasa sangat
dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di daerah yang
sangat sulit dijangkau, sehingga jembatan sangat di butuhkan
sebagai alat penghubung dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya
dipandang sebagai alat penghubung antara tempat satu dengan
tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk memperlancar
kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah
yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara
yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat
dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal
tersebut.

B. Rumusan masalah
Apa itu jembatan?
apa saja tipe-tipe jembatan?
bagaimana kriteria jembatan standard dan khusus?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mampu mengetahui apa yang dimkasud
dengan jembatan.
2. Mahasiswa dapat mampu mengetahui apa tipe-tipe jembatan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui kriteria jembatan standard dan
khusus.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian jembatan
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route
transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api
dan lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang
berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai
saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak
sebidang dan lain-lain.

Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya


hubungan komunikasi / transportasi antara sesama manusia dan
antara manusia dengan alam lingkungannya.
Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami
perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari
yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.

B. Tipe-tipe jembatan
Jenis-jenis jembatan cukup banyak tergantung dari sudut pandang
yang diambil. Berdasarkan jenis-jenis kriteria sebagai berikut :

1. jembatan gelagar (girder brdge)


Kata gelagar sendiri diambil dari Bahasa Inggris, yaitu Girder.
Jembatan gelagar merupakan jenis jembatan yang paling umum
dan paling sederhana di Indonesia. Dasarnya terdiri dari balok
horizontal yang setiap ujungnya didukung oleh abutment.
Sementara itu jembatan gelagar yang lebih panjang (multispan)
harus didukung struktur tambahan, yaitu pilar. Jumlah pilar yang
digunakan disesuaikan berdasarkan perencanaan jembatan
tersebut.

2. jembatan pelengkung/busur (arch bridge)

.
3. jembatan rangka (truss bridge)
Jembatan rangka baja adalah jembatan yang terdiri dari batang-
batang (biasanya batang lurus) yang dihubungkan dengan
hubungan gusset plate / buhul sehingga membentuk rangka
segitiga yang akan mengalami serta menahan tegangan akibat dari
gaya tarik, gaya tekan, atau bahkan kadang-kadang keduanya jika
terkena beban-beban dinamis.
Jenis Jembatan ini merupakan jenis yang tua namun masih sering
digunakan di Indonesia karena kemudahan dalam produksi dan
installasi dilapangan proyek disegala lingkungan.

4. jembatan portal (rigide frame bridge)


Jembatan portal adalah jembatan dimana struktur bagian bawah
sampai struktur bagian atasnya terhubung secara menerus dan
kaku. Biasanya struktur jembatan ini di cor secara monolit atau
bersamaan, sehingga membuat struktur tersebut menerus dari
pondasi sampai struktur paling atas. Koneksi antara struktur yang
satu dan yang lainnya sangat kaku sehingga bisa menahan
lendutan, gaya axial, dan gaya geser. Jembatan portal memang
memiliki keuntungan yang sangat menguntungkan yaitu struktur
yang kaku namun desain dan konstruksinya juga sulit dan
membutuhkan pengerjaan dan perhitungan yang detail.

5. jembatan gantung (suspension brudge)


Jembatan gantung adalah sistem struktur jembatan yang
menggunakan wirerope(kabel) sebagai pemikul utama beban lalu
intas dan Berat Sendiri. Pada sistem ini wire ropeutama memikul
beberapahanger(penggantung)yang menghubungkan antarawire
rope utama dengan gelagar/ strukturjembatan. Wire rope utama
dihubungkan pada keduapylon(menara) danmemanjang di
sepanjang jembatan yang berakhir pada pengangkeranpada kedua
ujung jembatan untuk menahan pergerakan vertikal danhorisontal
akibat beban-beban yang bekerja. Padapylon tersebut
dipasangsaddle(dudukan) besertarolleryang berfungsi sebagai
pengarahwire ropeutama tersebut.

6. jembatan kabel (cable-stayed bridge)


Jembatan cable stayed adalah jenis jembatan yang memiliki
bentangan panjang. Biasanya jembatan ini dimanfaatkan sebagai
penghubung antara dua wilayah yang bersebrangan, dipisahkan
oleh lembah, sungai maupun tanah datar dengan penahan beban
jembatan yang terbuat dari kabel.

7. Jembatan plat beton bertulang


Jembatan beton bertulang balok T merupakan merupakan
jembatan yang konstruksinya terbuat dari material utama
bersumber dari beton.Jembatan tipe ini digunakan secara luas
dalam konstruksi jalan raya, tersusun dari slab beton yang
didukung secara integral dengan gelagar. Penggunaan jembatan ini
akan lebioh ekonomis pada bentang 40-80 ft (15-25 m)pada kondisi
normal (tanpa kesalahan pengerjaan).

8. Jembatan box beton (beton bertulang dan pra tekan )


Jembatan beton prategang atau pratekan merupakan beton
bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk
mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban
kerja (Manual Perencanaan Beton Pratekan Untuk Jembatan Dirjen
Bina Marga, 2011). Jembatan beton prategang atau yang dikenal
dengan PSC Bridge merupakan salah satu jenis jembatan dengan
material konstruksi beton prategang atau beton yang berisi kabel
baja dengan tujuan untuk memberikan tegangan awal berupa
tegangan tarik terhadap beton akibat sifat beton yang tidak mampu
menahan gaya tarik. Dalam hal ini, beton prategang sebagai solusi
untuk mengatasi besarnya tegangan tarik yang timbul pada struktur
beton khususnya pada struktur dengan bentang yang besar.

9. Jembatan baja dinding penuh


Jembatan ini terdiri dari gelagar memanjang , gelagar melintang
dan juga gelagar induk, sedangkan lantai kendaraan umumnya
terletak lebih rendah, jembatan baja jenis biasanya digunakan pada
bentang 24 sampai 45 m

10. Jembatan lengkung (arch)

Jembatan Arch (lengkung) merupakan jembatan yang


memiliki penyangga di setiap ujung lengkungannya. Dasar kerja
jembatan ini yaitu melalui transfer berat jembatan dan beban yang
ada di atasnya menjadi dorongan horisontal yang dikendalikan oleh
penyangga di kedua sisi. Beban jembatan didorong ke abutment
pada kedua sisi.
C. Kriteria jembatan standard dan khusus
1. Standar
Apabila tidak direncanakan secara khusus maka dapat digunakan
bangunan atas jembatan standar Bina Marga (gambar standar)
sesuai dengan bentang ekonomis dan kondisi lalu lintas air di
bawahnya seperti:
a. Box curvert (ssingle,double,triple) bentang 6 s/d 10 meter.
b. Corrugated steel plate bentang 6 s/d 12 meter.
c. Gelagar beton pratekan tipe I bentang 16s/d 60 meter.
d. Rangka baja bentang 40 s/d 100 meter

2. Khusus
Jembatan khusus adalah jembatan yang bukan bentuk standar atau
memiliki bentang diatas 100m. Biasanya berjenis struktur jembatan
gantung, jembatan cable stayed, pelengkung beton, pelengkun
baja, dan kombinasi dari beberapa struktur tersebut. Jembatan
yang memiliki tinggi pilar diatas 40m dapat dikategorikan sebagai
jembatan khusus.

Anda mungkin juga menyukai