Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR AKHIR

ACARA 6

Nama/NIM : Rudi Nur Adnan/08041181722051 Kelompok : 1 (Satu)


Asisten : Angga Puja Asiandu Tanggal : 19-9-2018

I. Judul : IsolasiBakteridariSuatuCampuran
II. Tujuan : Untuk mempelajari cara-cara mengisolasi bakteri dari suatu
campuran dengan teknik cawan gores.

III. Prinsip Dasar


Bakteri dapat diperoleh dari mana saja. Misalnya dari rongga mulut dan dari
tanah yang banyak sampah-sampahnya. Biasanya banyak terdapat bakteri pada
sisa-sisa makanan yang sudah basi. Mengadakan pemiaraan bakteri pada cawan
petri yang sudah berisi zat makanan atau medium, asalkan medium itu dibiarkan
terbuka. Maka 24 jam akan didapati berpuluh-puluh koloni bakteri dan jamur
yang menutupi permukaan cawan petri tersebut (Dwidjoseputro, 2008).
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan
sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat.menyusung
kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-
macam tempat dan keberadaan mikroorganusme tersebut tergantung
tujuan inokulasi. Kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri
adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara. Pemahaman mengenai bakteri
yang diinokulasikan merupakan hal yang wajib. Inokulasi bakteri termasuk pula
di dalamnya adalah prinsip untuk membuat lingkungan medium menjadi semirip
mungkin dengan medium aslinya (Suharni, 1999).
Biakan murni adalah biakan yang terdiri dari satu macam jenis
mikroorganisme yang disebut biakan aseptik. Sedangkan biakan yang memiliki
lebih dari satu jenis mikroba disebut dengan cmpuran mikroba yang hidup di alam
terbuka jarang ditemui dalam bentuk biakan murni. Pada umumnya mikroba
tumbuh dalam populasi campuran. Untuk dapat mengidentifikasi mikroba
termasuk penyajian fisiologi yang diperlukan isolasi bentuk (Soetarto, 1995).

UniversitasSriwijaya
IV. MetodePraktikum

4.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan nutrien agar, lup
inokulasi, jarum pindah. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah suspensi
campuran Eschercia coli,Micrococcus luteus, dan Serratia mercescens
mercescens,
4.2. Cara Kerja
Nama kelompok ditulis, nomor kegiatan, tanggal pada tutup cawan petri dan
pada bagian bawahnya bagilah seluruh area menjadi 4 sektor, dengan berpedoman
pada agar dibawah ini goreslah biakan campuran yang disediakan pada cawan
petri, sebagai berikut, letakkan cawan petri di atas meja dengan tutup terletak
disebelah atas dan sector 0 disebelah kiri. Kocoklah tabung berisi biakan
campuran dengan gerakan kesamping. Gunakanlah lup inokulasi, pindahkanlah
secara aseptik satu lup penuh biakan campuran bakteri pada sektor 0 dan
goreskanlah lup bolak-balik (2-3 X) di satu permukaan agar, perhatikan
permukaan agar dapat terlukai oleh lup, oleh karena itu goreslah tanpa tekanan
yang keras namun mantap. Lanjutkan goresan ke sektor 1. Putarlah cawan petri
sehingga sektor 1 disebelah kiri. Lakukan penggoresan biakan bakteri ke sektor II
dan III dan jangan lupa memijarkan kembali lup anda setiap kali pindah sektor.
Lakukan penggoresan yang sama pada cawan petri kedua. Inkubasikan biakan tadi
pada suhu 30 0C selama 48 jam.

UniversitasSriwijaya
6.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, digunakan bahan biakan
bakteri E.Coli, berupa suspensi campuran. Menurut Ammi (2005), bahwa
bakteri yang didapat berupa koloni. Pada metode cawan gores (Streak plate)
bentuk koloni yang terlihat dari atas berupa serabut atu berupa akar. Dan jika
dilihat dari samping nampak bercabang-cabang. Pada cawan petri yang berisi
biakan bakteri E.Coli berwarna putih apabila dilihat dari atas koloni tersebut
nampak tidak beraturan.
Teknik cawan gores memiliki banyak keuntungan, diantaranya menurut
Dwidjoseputro (2008), bahwa keuntungan menggunakan teknik cawan gores
yakni menghemat waktu dan bahan, namun untuk memeperoleh hasil yang baik
diperluakn keterampilan dengan baik. Dua kesalahan yang umum dilakukan yaitu
tidak memanfaatkan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores, sehingga
pengenceran mikroorganisme cenderung menggunakan inokulum terlalu banyak.
Teknik mengisolasi mikroorganisme menggunakan beberapa macam teknik,
seperti agar tabur ulas, agar tuang, dan cawan gores. Menurut Soetarto (1995),
bahwa teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan
mikroba di luar dari lingkungan alamiahnya pada media yang sesuai
dengan pertumbuhannya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini
bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri
lainnya (biakan murni). Biakan murni merupakan biakan yang hanya terdiri dari
satu jenis spesies bakteri tanpa adanya kontaminasi dengan bakteri lainnya.
Semua jenis teknik isolasi dilakukan dengan menggunakan teknik secara
aseptis di dalam incase untuk menghindari kontaminasi dengan mikroba lain.
Teknik Streak plate atau cawan gores pada praktikum isolasi bakteri ini
menghasilkan koloni bakteri yang berwarna putih dan tidak terjadi kontaminan.
Setelah diinkubasi selama 24 jam tampak pada sektor O terdapat koloni yang
bertumpuk atau bergerombol tebal pada media agar yang digores. Menurut
Pelczar (1996), bahwa prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana
goresan pertama paling pekat kemudian menjadi semakin encer sampai pada
goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila metode ini dilakukan

UniversitasSriwijaya
dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap
koloni berasal dari satu sel.
Semua pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran
yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada
akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya. Menurut
Ammi (2005), bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi dari media
pertumbuhan yang kita gunakan dan pengkondisian pada saat inkubasi.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat
suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika
bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat.
Sel-sel yang berasal dari mikroba individu akan memperbanyak diri setelah
mengalami inkubasi dalam waktu 18 jam sampai 24 jam, akan terbentuk suatu
masssa sel yang dinamakan koloni. Menurut pendapat Pelczar (1996), bahwa
koloni akan dapat langsung nampak dan dapat diamati dengan mikroskopik atau
melihat tanpa menggunakan mikroskop tetapi dengan mata telanjang. setiap satu
koloni dapat mewakili suatu jenis atau bermacam mikroorganisme yang berbeda-
beda. Suatu koloni merupakan biakan murni dari suatu macam mikroorganisme.
Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan
sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni
yang semakin besar atau subtansi atau masssa. Menurut Ammi (2005), bahwa
pertumbuhan merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak
dapat dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan
kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan
ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat
atau massa dan parameter lain.
Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel
maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba. Menurut Pelczar (1996), bahwa bakteri
mampu hidup karena dapat menyerap cairan tercerna ekstrakselular dari bahan
organik yang ada disekitarnya, pencernaan bahan organik tersebut dilakukan
melalui dinding sel masuk ke memberan sitoplasma yang
bersifat permeabel selektif.

UniversitasSriwijaya
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Teknik isolasi yagn tidak cermat dapat menyebabkan kontaminan.
2. Menggunakan metode yang didapat, bakteri bukan hanya di permukaan
namun ditengah dan dibawahnya.
3. Koloni bakteri yang diamati berwarna putih keruh.
4. Metode quadran streak digunakan pada isolasi bakteri dengan cawan gores.
5. Arah zig-zag memungkinkan koloni yang dibentuk tersebar merata dan
tampak serta merta tidak bertumpuk dari koloni yang akan dibentuk.

6.2. Saran
Isolasi bakteri harus dilakukan dengan benar untuk menghindari terjadinya
kontaminasi sehingga hasil yang diperoleh dapat diamati dengan baik, selain itu
perlu dilakukan prosedur yagn benar serta perlu digunakan alat yang steril.

UniversitasSriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Ammi, S. 2005. Pembuatan media agar dan sterilisasi. Jurnal Mikrobiologi. 34


(1).
Campbell, N.A,dkk. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Dwidjoseputro. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Surabaya : Djambatan.


Irianto, K. 2013. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung : Yrama Widya.

Pelczar, Michaael, J. dan E., C., S., Chan. 1996. Dasar-dasar mikrobiologi.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Soetarto. 1995. Penuntun praktikum mikrobiologi. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada Press.
Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian UPN Veteran.
Suriawiria U. 1980. Mikrobiologi Umum. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Waluyo, L. 2005. Dasar-dasar mikrobiologi. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang press.

UniversitasSriwijaya

Anda mungkin juga menyukai