Disusun Oleh :
Zainuddin
NIM 1002120113
Rahmat Taufik
NIM 1002120
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan Rahmat, hidayah dan
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul
“Model Berpikir Kajian Islam”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
mata kuliah yang bersangkutan, yaitu mata kuliah “Metodologi Studi Islam”
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Studi Islam adalah salah satu studi yang mendapat perhatian di kalangan ilmuwan.
Jika ditelusuri secara mendalam, nampak bahwa studi Islam mulai banyak dikaji oleh
para peminat studi agama Islam dan studi-studi lainnya.
Secara etimologi, kata epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos.
Episteme berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, epistemologi adalah
teori tentang pengetahuan. Epistemologi adalah suatu cabang dari filsafat yang membahas
tentang asal-usul pengetahuan, metodologi untuk memperoleh pengetahuan tersebut, dan
validitasnya. Suatu pengetahuan baru bisa dikatakan sebagai ilmu jika landasan
epistemologinya jelas. Epistemologi sering juga disebut sebagai filsafat ilmu.
Dalam perspektif Barat dikenal adanya tiga aliran epistemologi, yaitu empirisme,
rasionalisme, dan positivisme. Aliran empirisme berdasarkan pada alam,nsesuai dengan
penyelidikan ilmiah secara empiris. Aliran rasionalisme menganggap empirisme memiliki
kelemahan karena alat indera mempunyai kemampuan yang terbatas, sehingga alat indera
diposisikan sebagai alat yang menyebabkan akal bekerja.
Di satu pihak, epistemologi Islam berpusat pada Allah, dalam arti Allah sebagai
sumber pengetahuan dan sumber segala kebenaran. Namun, bukan berarti manusia tidak
penting. Di pihak lain, epistemologi Islam berpusat pula pada manusia, dalam arti
manusia sebagai pelaku pencari pengetahuan. Dalam epistemologi Islam setidaknya ada
tiga model yang digunakan, yaitu bayani, irfani dan burhani.
B. RUMUSAN MASALAH
Epistemologi bayani menitikberatkan pada teks (nash) baik secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung maksudnya memahami teks sebagai pengetahuan yang
sudah jadi dan langsung diterapkan tanpa adanya pemikiran terlebih dahulu. Secara tidak
langsung maksudnya memahami teks sebagai pengetahuan mentah yang masih perlu
ditafsirkan dan dinalar.1 Meski demikian,hal ini tidak berarti akal atau rasio bisa bebas
menentukan makna dan maksudnya, tetapi tetap harus bersandar pada teks. Dalam bayani,
rasio dianggap tidak mampu memberikan pengetahuan kecuali disandarkan pada teks. Dalam
perspektif keagamaan, sasaran bidik metode bayani adalah aspek eksoterikn (syariat). 2
Sesuai pada dasarnya, masalah yang muncul dengan epistemologi bayani adalah
pemaknaan teks. Apakah teks tersebut dimaknai sesuai konteksnya atau makna aslinya.
Maka, pemaknaan teks oleh epistemologi bayani menggunakan dua cara. Pertama,
dengan berpegang pada redaksi teks sesuai kaidah bahasa Arab. Kedua, berpegang pada
makna teks dengan menggunakan logika, penalaran atau rasio sebagai sarana analisa.
Meskipun perlu dinalar atau dianalisa, akal tidak bebas menentukan makna karena dasar
utamanya tetap berupa teks. Ini berarti sumber pengetahuan utama epistemologi bayani
adalah Al-Quran dan hadits.3 Pendekatan bayani yang menjadi asas utama
pada pemikiran fiqh Islam. Tradisi bayani berkembang paling awal dan
tipikal dengan kultur kearaban sebelum dunia Islam mengalami kontak
budaya dengan negara lain.4
1
http://khudorisoleh.blogspot.com/2008/07/modelmodel-epistemologi-islam.html
2
http://khudorisoleh.blogspot.com/2009/11/epistemology-of-bayani.html
3
http://khudorisoleh.blogspot.com/2008/07/modelmodel-epistemologi-islam.html
4
http://shamistryislam.blogspot.com/2008/06/penalaran-bayani-burhani-irfani-dan.html
B. EPISTIMOLOGI IRFANI
Pada tahap persiapan, ada tujuh tahapan yang harus dijalani dalam pemikiran ini,
yaitu taubat, menjauhkan diri dari segala sesuatu yang syubhat (wara’), tidak tamak dan
tidak mengutamakan kehidupan dunia (zuhud), mengosongkan seluruh fikiran dan
5
http://shamistryislam.blogspot.com/2008/06/penalaran-bayani-burhani-irfani-dan.html
6
Ibid
7
http://khudorisoleh.blogspot.com/2008/07/modelmodel-epistemologi-islam.html
harapan masa depan dan tidak menghendaki apapun kecuali Allah SWT (faqir), sabar,
tawakkal, dan ridla.
Pada tahap penerimaan, jika telah mencapai tingkat tertentu, seseorang akan
mendapat limpahan pengetahuan langsung dari Tuhan.
C. EPISTIMOLOGI BURHANI
Epistemologi burhani didasarkan pada kekuatan rasio, akal, dan dalil-dalil logika,
bukannya teks atau intuisi. Rasio akan memberikan penilaian dan keputusan terhadap
informasi yang masuk lewat indra. Untuk mendapatkan pengetahuan dengan metode
burhani, digunakan penarikan kesimpulan dengan aturan silogisme. Silogisme ini harus
memenuhi beberapa syarat, yaitu :8
8
Ibid
Yunani dan logika Aristoteles ke dalam komunitas Muslim menumbuhkan proses berpikir
yang analitik. Hal yang saat itu sangat kurang di dalam epistemologi Arab. 9
9
http://agustianto.niriah.com/2008/03/11/epistemologi-ekonomi-islam/
10
http://shamistryislam.blogspot.com/2008/06/penalaran-bayani-burhani-irfani-dan.html
11
Ibid
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Epistimologi bayani ialah metode pemikiran khas Arab yang menekankan atau
berdasarkan pada teks atau nash, baik langsung maupun tidak langsung.
B. SARAN