Anda di halaman 1dari 89

ADAT KECERAN PENCAK SILAT

PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT)


DI DESA KEDEMANGAN KECAMATAN JALUKO
KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM TEORI PENANDA
DAN PETANDA FERDINAND DE SAUSSURE

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat
Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh

MITA PUTRI HANDAYANI


NIM : 302171210

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN
2020

i
Dr. M Ied Al Munir, S.Ag., M.Hum Jambi, 30 Novermber 2020
Nurbaiti, S.Ag., M.Fil.I

Alamat : Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Kepada Yth.


JL. Raya Jambi-Muara Bulian Dekan Fakultas Ushuluddin
Simp.Sungai Duren dan Studi Agama
Muaro Jambi UIN STS Jambi
di-
Jambi

NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan


yang berlaku di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, maka
kami berpendapat bahwa skripsi saudara Mita Putri Handayani Nim: 302171210
dengan judul “Adat Keceran Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di
Desa Kedemangan Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi dalam Teori
Penanda dan Petanda Ferdinand De Saussure” telah dapat diajukan untuk
dimunaqosyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Jurusan/prodi Aqidah dan Filsafat Islam pada Fakultas
Ushuluddin UIN STS Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, semoga
bermanfaat bagi kepentingan Agama, nusa dan bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. M. Ied Al Munir, S.Ag.,M.Hum Nurbaiti, S.Ag., M.Fil.I


Nip. 197612022001121002 Nip.196907091996032002

ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS USHULUDDIN
Jalan Raya-Ma. Bulian, Simp. Sungai Duren Telp. (0741)582020

PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Mita Putri Handayani Nim. 302171210 dengan
judul “Adat Keceran Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Di Desa
Kedemangan Kec. Jaluko Kab. Muaro Jambi Dalam Teori Penanda Dan Petanda
Ferdinand De Saussure” yang dimunaqosyahkan oleh sidang Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Sifuddin Jambi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 11 Febuari 2021
Jam : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Ruang sidang Munaqosyah Ushuluddin dan Studi Agama

Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang Munaqosyah dan telah diterima


sebagai dari persyratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program
Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Univeritas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Jambi, November 2020


TIM PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. Edi Kusnadi, M.Phil :


Sekretaris Sidang : Mhd. Arpah, S.Ag., M.Fil.I :
Penguji I : Dr. Pirhat Abbas, M.Ag :
Penguji II : Nurhasanah, S.Ag.M.Hum :
Pembimbing I : Dr. M. Ied Al-Munir, M.Hum :
Pembimbing II : Nurbaiti, M.Fil.I :

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Dr. Abdul Halim, M.Ag


Nip. 197208091998031003

iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : MITA PUTRI HANDAYANI
Nim : 302171210
Tempat/Tanggal Lahir :Sekernan/ 09 Maret 1999
Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam
Alamat : Jl. Lintas Sumatra KM 28, Desa Tunas Mudo RT 02,
Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi
Jambi

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul


“Adat Keceran Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa
Kedemangan Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi Dalam Teori
Penanda Dan Petanda Ferdinand De Saussure” adalah benar karya asli saya,
kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang
berlaku. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya
bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan
di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, termasuk pencabutan
gelar yang saya peroleh melalui skripsi ini.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Jambi, November 2020


Penulis,

Mita Putri Handayani


302171210

iv
MOTTO

ََ‫ُكتِبََعل ْي ُك َُمَال ِْقتالََُو ُهوََ ُك ْرهََلَّ ُك َْمََۚوعسَۚىَا َْنَت ْكر ُه ْواَش ْيـًٔاَ َّو ُهوََخ ْيـر‬
َ
َ‫لَّ ُك َْمَۚوعسىَأنَتُ ِحبُّواَش ْيئًٔاَو ُهوَش ٌّرَلَّ ُك ْمَ َۚواللَّـهَُيـَ ْعل ُمَوأنتُ ْمََل‬

{216} ‫تـ ْعل ُمون‬

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216). 1

1
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-qur’an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1985) 20.

v
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh warga Persaudaraan Setia Hati Terate
(PSHT) yang juga sangat kental dengan masalah tradisi dan budaya. Tradisi dan
budaya yang ada dalam PSHT sangat dijunjung tinggi oleh sesepuh dan seluruh
warga Persaudaraan secara turun temurun. Kebudayaan menyimpan nilai-nilai
yang menjadi landasan pokok bagi penentu sikap terhadap dunia luar bahkan
menjadi dasar setiap tingkah laku yang dilakukan dengan pola hidup
dimasyarakat.Tujuan peneliti meneliti ini karena banyaknya siswa yang mengikuti
PSHT tapi tidak mengetahui tentang adat keceran walaupun secara umum saja,
selain itu Ada masyarakat yang mengatakan bahwa tradisi ini adalah aliran ilmu
hitam, tiak sesuai dengan ajaan islam. Dengan adanya persyaratan yang telah
ditentukan seperti ayam jago, sirih, mori/kain kafan dan lainnya. Tradisi ini
dilakukan dengan nama dan tata cara yang sama disetiap daerahnya.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research) yang bersifat kualitatif deskriptif. Sumber dan jenis data penelitian ini
adalah manusia, jenis data yang digunakan data primer dan data sekunder. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Dalam metode analisa data peneliti menggunakan analisa data
kualitatif dengan menggunakan model Milles dan Huberman langkah-langkah
analisa data diantaranya sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan kesimpulan data serta verifikasi data.
Hasil penelitian ini penulis menemukan bahwa tradisi ini sudah berlangsung
sejak awal berdirinya organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang
dikemukakan oleh Ki Ngabeh Suro Dwiryo tahun 1990-an. Tradisi Adat keceran
ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh warga Persaudaraan Setia Hati Terate
didesa Kedemangan tradisi ini masih akan terus berjalan hingga generasi terakhir
kelak. Mereka menganggap tradisi ini adalah tradisi yang lumrah, tradisi ini
adalah tradisi yang sudah menjadi kebiasaan atau normatif dan mendarah daging
dalam setiap tahapan kehidupan. Proses dan pelaksanaannya untuk sampai
diwisudakan yaitu melalui tingkatan dalam latihan, yaitu dari latihan tingkat
polos, naik sampai ke jambon, naik tahap tingkatan hijau, dan sampailah tahapan
putih kecil. setelah itu baru diproses atau dilakukan wisuda pada bulan suro.
Didalam adat keceran terdapat Teori Penanda dan Petanda yang menghasilkan
tanda. Seperti penanda (bunyi) yang direalisasikan dengan syarat atau tahapan
didalam adat keceran seperti kain kafan/mori, air, daun sirih, uang logam, ayam
jago, dan tumpeng. Sedangkan petanda yang direalisasikan dengan gambaran atau
konsep dari syarat atau tahapan adat keceran, dari kedua teori itu menghasilkan
tanda yang direalisasikan sebagai adat keceran.

vi
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada:


Kedua orang tua ku yang sudah bersusah payah membesarkanku
Ayahku Ahmad Yani dan Ibuku Septiani serta Adikku yang aku sayangi
beserta keluarga besar yang lainnya.
Selanjutnya kuucapkan terimaksih buat sesepuh, dulur dulurku, serta mas
dan mbak warga persaudaraan setia hati terate yang sudah membackup baik
moril maupun materil dan juga telah mendukungku sampai kejenjang ini.
Terimakasih juga kepada teman temanku Squad Berengoan, teman sekelas
Faniyahati, Racana-ku, serta Rekan-rekan dewan Racana yang selalu
mensupport-ku.
Karya sederhana ini ku pamerkan untuk orang yang selalu bertanya
KAPAN WISUDA?
Inilah jawaban untuk semua pertanyaan kalian semua.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan,
kesempatan dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
inii dengan judul “Adat Keceran Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate
di Desa Kedemangan Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi dalam
Teori Penanda dan Petanda Ferdinand De Saussure”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda agung
Nabi Muhammad Saw, seluruh keluarga beserta beserta para sahabat beliau, yang
senantiasa istiqomah dalam memperjuangkan agama Islam, semoga kita menjadi
hamba-hamba pilihan seperti mereka Amiin ya robbal’alaamin.
Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,
penulis telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, karna berkat kedua orang tua lah,
dan karena do’a dari beliaulah penulis bisa sampai pada tahap ini dan keluarga
yang telah senantiasa mensupport serta mendoakan penulis sehingga karya ini
dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. M.Ied Al-Munir, M.Hum selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya skripsi ini beserta
Pembimbing Akademik yang senantiasa selalu memberi saran, semangat dan
waktunya demi terselesaikannya skripsi ini.
2. Ibu Nurbaiti, S.Ag., M.Fil.I selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya skripsi ini.
3. Ibu Nilyati, S,Ag., M.Fil.I selaku ketua prodi Aqidah dan Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Abdul Halim, S.Ag., M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama UIN STS Jambi.
5. Bapak Dr. Masiyan, M.Ag selaku wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama.
6. Bapak Dr. Edy Kusnadi, M.Phil selaku wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama.

viii
7. Bapak Dr. M. Ied Al-Munir, M.Hum selaku wakil Dekan III Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama.

8. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI,, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd, Bapak
Bahrul Ulum, S.Ag., MA, selaku wakil Rektor I, II, III, Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi
yang telah senantiasa memdidik dan memberikan banyak ilmu, kepada semua
mahasiswanya.
11. Bapak/ibu Ketua Kasubag beserta karyawan dan karyawati Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.
12. Bapak Kepala Pusat Perpustakaan UIN Sulthan Thana Saifuddin Jambi
beserta staf-sataf nya, terima kasih telah membantu, dan melayani secara baik
pinjaman buku-buku kepada penulis selama ini.
13. Bapak kepala Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama beserta
staf-staf nya, terimakasih telah melayani pinjaman buku-buku kepada penulis
selama ini.
14. Kang Mas Hendra Sofiadi sebagai Sesepuh Persaudaraan Setia Hati Terate
desa Kedemangan yang telah bersedia memberi izin dan membantu
menyelesaikan skripsi ini.
15. Seluruh teman-teman seangkatan 2017 jurusan Aqidah dan Filsafat Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Semoga Allah SAW, membalas segala kebaikan dan bantunnya kepada penulis
selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
untuk itu penulis mengharapkan masukan serta saran dari pembaca.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


NOTA DINAS .................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................iii
PENGESAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................
C. Batasan Masalah (jika dibutuhkan) ..........................................................
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..............................................................
E. Metode Penelitian........................................................................................
F. Kerangka Teori ............................................................................................
G. Studi Relevan ..............................................................................................

BAB II LATAR BELAKANG SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
DI DESA KEDEMANGAN KECAMATAN JALUKO
KABUPATEN MUARO JAMBI

A. Pengertian dan Aspek Sejarah ......................................................


B. Sejarah Pencak Silat di Indonesia..................................................
C. Sejarah pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate .....................
D. Sejarah pencak silat PSHT di desa Kedemangan Kecamatan
Jaluko Kabupaten Muaro Jambi ...................................................

BAB III PROSES ADAT KECERAN DALAM PENCAK SILAT


PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI DESA
KEDEMANGAN KECAMATAN JALUKO KABUPATEN
MUARO JAMBI
A. Pengertian dan perkembangan Adat Keceran Pencak
Silat Persaudaraan Setia Hati Terate .............................................
B. Adat dan Filosofi keceran Pencak Silat Persaudaraan Setia
Hati Terate .....................................................................................
C. Pelaksanaan dan Prosesi Adat Keceran Pencak Silat

x
Persaudaraan Setia Hati Terate ......................................................

BAB IV PEMAKNAAN ADAT KECERAN DALAM PENCAK SILAT


PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DALAM TEORI
PENANDA DAN PETANDA FERDINAND DE SAUSSURE DI
DESA KEDEMANGAN KECAMATAN JALUKO
KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Mori Putih Untuk mengingat Allah SWT ...............................................
B. Air Putih didalam Gelas agar menjadi orang yang mengalir dan
Putih seperti air ..........................................................................................
C. Daun Sirih Tiga Lembar untuk Membersihkan Kotoran Lahir dan
Batin Menjadi Satu (Manunggal) ...........................................................
D. Uang Logam Tiga Jenis dalam Menilai Kehidupan ..............................
E. Ayam Jago yang dimasak Berbumbu untuk Rasa Syukur Kepada
Allah SWT .................................................................................................
F. Tumpeng dengan Lauk Sayuran-sayuran dan Telur matang yang
telah Menandakan tentang sifat di dalam Hati ......................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki beraneka ragam budaya daerah yang menjadi kekayaan
budaya bangsa. Masing-masing daerah memiliki ciri khas dan keunikan tetentu
yang mewakili setiap daerahnya. Salah satu daerah yang memiliki cirri khas
dalam budayanya adalah Jawa. Salah satu kebudayaan yang masih harus
dilestarikan sebagai warisan budaya dan leluhur adalah Silat. Tradisi turun
temurun silat yang ada di Indonesia sangatlah beragam dan tradisi yang ada
didalamnya seperti pemeliharaan dan perawatan atibut-atribunya pun harus dijaga
dan dilestarikan, karena dri situlah kan tercermin jati diri sebuah kebudayaan yang
dimilikinya.2
Suatu kebudayaan itu banyak memiliki berbagai makna, pada zaman dahulu
budaya sangat banyak dikenal dan juga berbagai budaya dilaksanaan oleh
masyarakat-masyarakat, namun pada kehidupan sekarang ini masyarakat
sudah banyak yang tidak memiliki ciri khas kebudayaannya sendiri. Kebudayaan
yang dimiliki oleh manusia hingga dewasa ini secara keseluruhan dapat
digambarkan sebagai tumpukan pengalaman budaya dan pembangunan budaya
yang terdiri dari lapisan-lapisan budaya yang terbentuk sepanjang
sejarahnya.3
Kebudayaan memiliki tiga dimensi penting. Pertama, kebudayaan terkait
dengan sistem nilai dan gagasan-gagasan, cara berfikir, norma-norma dari suatu
kelompok. Kedua, kebudayaan berkaitan dengan ekspresi, seperti dari perilaku
dan perwujudan konkrit dimensi yang pertama. ketiga, kebudayaan berkaitan
dengan karya cipta benda. Ini merupakan perwujudan konkrit dari perpaduan
dimensi pertama dan dimensi kedua. Dimensi yang ketiga ini sering kali disebut
artefak atau benda material dari kebudayaan. Sehingga pencak silat mengandung

2
Agus Mulyana, Pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiada (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016),15.
3
Agus Mulyana, Pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiadat, ibid.15.

1
2

tiga dimensi kebudayaan tersebut.4 Budaya di Indonesia memiliki banyak


keanekaragaman, salah satu diantaranya adalah pencak silat yang merupakan
warisan luhur bangsa indonesia. Pencak silat merupakan seni bela diri Asia yang
bearakar dari budaya melayu, karena pada abad ke-7 Masehi, pencak silat sudah
diperkirakan menyebar di nusantara.5
Kebudayaan memiliki tiga dimensi penting. Pertama, kebudayaan terkait
dengan sistem nilai dan gagasan-gagasan, cara berfikir, norma-norma dari suatu
kelompok. Kedua, kebudayaan berkaitan dengan ekspresi, seperti dari perilaku
dan perwujudan konkrit dimensi yang pertama. ketiga, kebudayaan berkaitan
dengan karya cipta benda. Ini merupakan perwujudan konkrit dari perpaduan
dimensi pertama dan dimensi kedua. Dimensi yang ketiga ini sering kali disebut
artefak atau benda material dari kebudayaan. Sehingga pencak silat mengandung
tiga dimensi kebudayaan tersebut.6 Budaya di Indonesia memiliki banyak
keanekaragaman, salah satu diantaranya adalah pencak silat yang merupakan
warisan luhur bangsa indonesia. Pencak silat merupakan seni bela diri Asia yang
bearakar dari budaya melayu, karena pada abad ke-7 Masehi, pencak silat sudah
diperkirakan menyebar di nusantara.7
Pencak silat di Indonesia sangatlah banyak, sehingga di Indonesia membuat
suatu ikatan pencak silat yang dinamakan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia).
IPSI ini mempunyai banyak sekali cabang seperti halnya: pencak silat Pagar Nusa,
Ikatan Kera Sakti (IKS), Tapak Suci, Setia Hati(SH), dan lain sebagainya. Selain
itu pencak silat juga mempunyai unsur-unsur yang bermanfaat untuk tubuh dan
dirinya, seperti:olahraga, seni, bela diri, dan kebatinan. Pencak silat bersumber
pada kerohanian yang murni, dan berguna untuk keselamatan diri atau
kesejahteraan bersama dan menghindari diri dari bencana. kebudayaan sekarang
yang dimasuki dengan agama seperti islam sudah banyak sekali, seperti halnya
pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang tidak hanya melestarikan budaya

4
Agus Mulyana, Pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiada (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016),15.
5
Asepta Yoga Permana, Pencak Silat (Surabaya:Insan Cendikia, 2008),1.
6
Agus Mulyana, Pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiada (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016),15.
7
Asepta Yoga Permana, Pencak Silat (Surabaya:Insan Cendikia, 2008),1.
3

luhur, tetapi dengan pendekatan agama yang memberi tuntunan kepada setiap
anggotanya untuk menjalankan ibadah secara nyata untuk memperteguhkan iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.8
Pencak silat di Indonesia sangatlah banyak, sehingga di Indonesia membuat
suatu ikatan pencak silat yang dinamakan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia).
IPSI ini mempunyai banyak sekali cabang seperti halnya: pencak silat Pagar Nusa,
Ikatan Kera Sakti (IKS), Tapak Suci, Setia Hati(SH), dan lain sebagainya. Selain
itu pencak silat juga mempunyai unsur-unsur yang bermanfaat untuk tubuh dan
dirinya, seperti:olahraga, seni, bela diri, dan kebatinan. Pencak silat bersumber
pada kerohanian yang murni, dan berguna untuk keselamatan diri atau
kesejahteraan bersama dan menghindari diri dari bencana. kebudayaan sekarang
yang dimasuki dengan agama seperti islam sudah banyak sekali, seperti halnya
pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang tidak hanya melestarikan budaya
luhur, tetapi dengan pendekatan agama yang memberi tuntunan kepada setiap
anggotanya untuk menjalankan ibadah secara nyata untuk memperteguhkan iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.9
Persaudaraan Setia Hati Terate merupakan kekuatan iman dan spiritual yang
bisa melahirkan perasaan mendalam terhadap kasih sayang, kecintaan kemuliaan,
dan rasa saling percaya sesama saudara yang terikat dengan janji dan sumpah,
iman dan taqwa. Serta wajib merealisasikan Persaudaraan Setia Hati Terate
dengan memenuhi syarat-syarat yang atau pokok, seperti: Iman dan Taqwa, Ikhlas
karena Allah, terikat janji dan sumpah, saling memberikan nasihat, setia dalam
segala hal.10 Sesudah merealisasikan syarat-syarat diatas, pendekat mempunyai
tingkatan dalam sabuknya seperti hitam, merah muda, hijau, dan putih kecil.
Setelah putih kecik kemudian mencapai saudara, yang mempunyai beberapa
tingkatan seperti saudara Setia Hati Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap),
Tingkat III (derde trap).

8
Agus Mulyana, Pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016), 5&7.
9
Agus Mulyana, Pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016), 5&7.
10
Ibid., 11.
4

Tingkatan saudara adalah tingkatan paling tinggi, sehingga harus melakukan


pengesahan yang dinamakan adat keceran atau wisuda. Keceran merupakan
penerimaan seorang calon saudara Setia Hati, kata keceran berasal dari tradisi
pencak silat Sunda yaitu dipeureuh, yang bearti ditetesi mata. Pengertian hakiki
yakni didorong untuk berbuat kebaikan. Keceran adalah istilah umum disebut
pengesasahan (bahasa Jawa: sah-sahan) merupakan upacara adat pengangkatan
saudara. Persaudaraan Setia Hati Terate terjadi atas dasar hubungan bersaudara
karena adat. Jalinan saudara ini disebut dengan “saudara seilmu”. Istilah
khususnya persaudaraan setia hati adalah menyadarkan arti penting kekeluargaan,
yakni hubungan antara sesama makhluk dengan makhluk lain, hubungan sebagai
makhluk sosial (tidak bisa hidup sendiri).11
Namun disela-sela berkembangnya tradisi ini maju dengan pesat, tidak
jarang pula masyarakat banyak yang menganggap tradisi ini adalah tradisi dengan
aliran ilmu hitam dan bertentangan dengan ajaran Agama Islam. Banyak yang
menganggap kelengkapan dan komposisi yang digunakan dalam tradisi adat
keceran ini mengandung makna gelap yang tidak dapat dimengerti dan dipahami.
Dan tidak jarang pula sebagian dari individu suudzon terhadap cara pelaksanaan
dan bulan pelaksanaannya yang memang biasanya dilakukan pada setiap bulan
Suro pada setiap tahunnya.12
Padahal seperti yang kita ketahui, bahwa husnudzon adalah perilaku yang
selalu dianjurkan oleh Allah dan bukanlah suudzon. Banyak yang menduga-duga
dan akhirnya menambah pengertiannya selanjutnya naik ke level yang paling
dibenci Allah yakni mempersekutukan Allah. Firman Allah: Q.S.Al-Kahfi : 110.

‫َل أَمَّنَآ إِ ََلُ ُك ْم إِلَوٌ َوِح ٌد ٓ فَ َمن َكا َن يَ ْر ُجوآ لَِقآءَ َربِِّۦو فَلْيَ ْع َم ْل‬
‫وحىٓ إِ َ م‬ ِ
َ ُ‫قُ ْل إمَّنَآ أَنَآ بَ َشٌر ِّمثْلُ ُك ْم ي‬
‫ِ ِ ِ ِۦ‬ ِ ‫عم اًل‬
‫َح ادٓا‬ َ ‫صل احا َوََل يُ ْش ِر ْك بعبَ َادة َربِّو أ‬
َ ََ

11
Agus Mulyana, Pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiada (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016), 126.
12
Savitri Umul Fauziah, Skripsi:”Makna Filosofis Tradisi Cuci Mori Suroan Pada Silat
Persaudaraan Setia Hati Terate (Studi Di Desa Penerokan Km 44 Kecamatan Bajubang Darat
Kabupaten Batanghari) “ (Jambi: UIN STS, 2019). Hal. 16.
5

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang


diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(Q.S.Al-
Kahfi : 110).13

Adat keceran memiliki beberapa syarat yang harus dibawa seperti ayam
jago, mori, sirih, logam, dan lain sebagainya yang telah ditentukan. Sehingga
banyak orang-orang tidak tau apa yang terdapat didalam syarat tersebut. Kenapa
harus seperti ayam jago, mori, sirih, logam dan lainnya. Apa maksud dari tanda
syarat ini, sehingga banyak orang yang berpikiran aneh-aneh tentang syarat-syarat
tersebut. Setelah diteliti ternyata Syarat-syarat itu memiliki arti sehingga bisa
dikaitkan dengan teori penanda dan petanda yang bisa menghasilkan suatu tanda
makna, teori ini berasal dari tokoh linguistik yaitu Ferdinand De Saussure.
Konsep tentang tanda Saussure atau disebut signifiant (penanda) dan signifie
(petanda).14 Penanda dan petanda menurut Saussure yang berasal dari sign (tanda)
merupakan unsur dasar yang belum digunakan dalam komunikasi. Penanda
merupakan gambaran bunyi abstrak dalam kesadaran, sedangkan petanda berupa
gambaran dunia luar dalam abstraksi kesadaran yang di acu oleh penanda. Unsur
penanda harus mempunyai wujud yang konkret, memiliki relasi dan kombinasi
yang sesuai dengan sistem untuk melandasinya sampai tahap komunikasi. 15 Selain
mengambil konsep penanda dan petanda ini, penulis juga mengambil konsep
agama merupakan segala perbuatan atau beribadah kepada Allah SWT dengan
menjalankan syariat islam dan lebih menekankan kepada Al-Qur’an sehingga
banyak sekali pedoma yang bisa dilhat di dalam Al-Quran. Konsep agama dari
Clifford Geertz yang lebih menekankan ke simbol atau makna. Karena
pemkiranya masih berkaitan dengan pembahasan adat yang akan dijelaskan dalam
skripsi ini.

13
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-qur’an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1985) 23.
14
Mudjia Rharjo,”Ferdinand de Saussure: Bapak Linguistoik Modern dan Pelopor
Strukturalisme”, jurnal lingua:ilmu bahasa dan sastra, Vol.1 No.1(September, 2003), 9-10.
15
Mudjia Rharjo,”Ferdinand de Saussure: Bapak Linguistoik Modern dan Pelopor
Strukturalisme”, jurnal lingua:ilmu bahasa dan sastra, Vol.1 No.1(September, 2003), 7-8.
6

Setelah wawancara dengan saudara bernama Indra Jaya beliau menjelaskan:


“[T]radisi kecer ini secara harfiah bearti meneteskan obat mata, Dengan
tujuannya untuk membersihkan kotoran pada mata dan menghilangkan
penyakit, makna filosofis lainnya adalah adanya kewajiban untuk selalu
membersihkan diri lahir dan batin agar dapat melihat dengan hati yang terbuka
juga atas ilmu yang dipelajarinya. Tetapi secara jasmani bahwa kecer itu
seperti kita melakukan gurah mata, seperti orang pada zaman dahulu sering
membersihkan mata menggunakan daun sirih, dilakukan biar penglihatan lebih
terang dan mata lebih jernih, dan keceran ini juga dipercaya dapat melihat
kilatan ujung pisau atau golok pada saat melakukan permainan atau tarung
dengan menggunakan senjata”.16

Teori penanda dan petanda bisa dikaitkan dengan adat keceran yang
dijelaskan dalam skripsi ini, dengan cara memasukkan penanda sebagai tahap atau
syarat adat keceran, sedangkan petanda sebagai gambaran ide atau konsep daari
tahapan atau syarat adat keceran. Karena nama dari tahapan atau syarat adat
keceran seperti kain mori, air putih, logam, daun sirih, ayam jago, dan tumpeng
bisa dijadikan suatu bunyi, sedangkan gambaran ide atau konsep dalam tahapan
atau syarat adat keceran bisa dijadikan petanda. Dengan begitu penulis
mengkaitkan adat keceran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang
ditinjau dari teori penanda dan petanda Saussure yang mengkaitkan dengan nilai-
nilai islamiyah. Walaupun didalam rumpunan persaudaraan setia hati terate
masing-masing memiliki perbedaan yang tidak boleh dijelaskan kepada khalak
umum, setidaknya skripsi ini sebagai pengetahuan tentang adat keceran yang ada
dalam pencak silat persaudaraan setia hati terate.
B. Permasalahan
Permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Adat keceran Pencak Silat PSHT
yang terdapat dalam penanda dan petanda? Maka masalah dalam penelitian ini
merumuskan beberapa penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat
Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Kedemangan Kecamatan Jaluko
Kabupaten Muaro Jambi ?

16
Indra Jaya Subhakti, Ketua Rayon, Wawancara dengan Penulis, 1 maret 2020
kedemangan jaluko.
7

2. Bagaimana Proses Adat keceran dalam pencak silat Persaudaraan Setia


Hati Terate di Desa Kedemangan Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro
Jambi ?
3. Bagaimana pemaknaan penanda dan petanda (Ferdinand De Saussure)
adat keceran dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate?
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka penulis akan membatasi
masalah pada penelitian ini yaitu: Adat Keceran Pencak Silat Persaudaraan Setia
Hati Terate Di Desa Kedemangan Kec. Jaluko. Selebihnya beberapa poin yang
ada di dalam rumusan permasalahan itu hanya pendukung dan penghantar agar
batasan masalah bisa di kerucutkan.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mengetahui adat keceran
pencak silat PSHT. Lebih khusus penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
a. Mengetahui latar belakang sejarah dan perkembangan adat keceran
dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate .
b. Mengetahui prosesi dalam adat keceran pencak silat Persaudaraan Setia
Hati Terate.
c. Mengetahui adat keceran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate
ditinjau dari teori petanda dan penanda.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
1) Kegunaan proposal ini diharapkan bermanfaat pada perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya sejarah kebudayaan dan filsafat
budaya.
2) Untuk melestarikan budaya adat keceran pencak silat Persaudaraan
Setia Hati Terate.
3) Hasil penelitian ini nanti juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi
peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Kegunaan Praktis
8

1) Secara praktis hasil penelitian ini nanti dapat membuka wawasan


dan menambah pengetahuan bagi peneliti khususnya.
2) Dapat dijadikan referensi dan mampu memberi inspirasi serta
menambah apresiasi untuk peneliti selanjutnya.
3) Sebagai salah satu referensi pengetahuan yang ditujukan kepada
masyarakat untuk mengetahui makna adat keceran pencak silat
Persaudaraan Setia Hati Terate. Didesa kedemangan kecamatan
Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Teori penanda dan petanda Ferdinand de Saussure
Semiotika adalah kajian ilmu mengenai tanda yang ada dalam kehidupan
manusia serta makna dibalik tanda tersebut. Ada beberapa pendapat mengenai asal
kata semiotika yang keduanya dari bahasa Yunani, pertama adalah seme yang
berarti “penafsiran tanda”, sedangkan yang kedua adalah semeion yang berarti
“tanda”. Pada perkembangannya, terdapat beberapa ahli yang mengkaji semiotika
dalam studi mereka dan menciptakan teori-teori semiotika, salah satunya adalah
Ferdinand de Saussure. Saussure yang menggunakan istilah semiologi dalam
kajian semiotikanya mengusung pendekatan bahasa atau linguistik dalam
studinya, tak jauh karena ia memiliki latar belakang linguistik. Saussure lahir pada
tahun 1857 dan mulai menyukai bidang bahasa dan kesustraan sejak kecil, bahkan
pada usia 15 tahun ia menulis tulisan yang berjudul essai sur les langue. Saussure
kemudian mempelajari bidang bahasa lebih mendalam di Leipzig dan Berlin, serta
mempelajari berbagai bahasa yang salah satunya adalah bahasa Sansekerta.17
Karyanya yang disusun dari tiga kumpulan ctatan kuliah saat memberi
kuliah linguistik umum di Universitas Jenewa pada tahun 1907, 1908-1009, dan
1910-1911 ini kemudian diterbitkan dengan buku berjududl course in general
linguistics. karya ini merupakan sumber teori linguistik yang paling berpengaruh.
Kita mengenalnya dengan istilah “strukturalisme”. Banyak aliran linguistik yang

17
Kaelan “ Filsafat Bahasa Semiotika dan Herrmeneutika” ( Yogyakarta : Paradigma.
2009). 181.
9

berlainan dapat dibedakan pada waktu ini, tetapi semuanya secara langsung atau
tidak langsung dipengaruhi oleh course De Saussure.
Menurut Stanley J. Grenz, kehebatan Saussure adalah ia berhasil menyerang
pemahaman “historis” terhadap bahasa yang dikembangkan pada abad ke-19.
Pandangan abad ke-19 memulai studi bahasa dengan fokus kepada perilaku
linguistik nyata (ucapan manusia. Parole). Stuadi demikian menelusuri
perkembangan kata-kata dan ekspresi sepanjang sejarah, mencari faktor-faktor
yang berpengaruh, seperti Georgrafi, perpindahan penduduk, perubahan peilaku
linguistik amnusia.18
Sedikitnya ada lima pandangan dari Saussure yang dikemudian hari menjadi
peletak dari strukturalisme Levis-Strauss, yaitu pandangan tentang signified
(petanda),signifier (penanda), form (bentuk),langue (bahasa) dan parole (tutur,
ujaran) synchronic (sinkronik), dan diachronic (diakronik) serta syntagmatic
(sintakmatik) associative (paradigmatik).
Signifier dan signified yang cukup penting dalam upaya menangkap hal
pokok pada teori Saussure adlah prinsip yang mengatakan bahwa bahasa itu
adalah suatu sistem tanda, dan setiap tanda itu terususun dari dua bagian, yakni
penanda dan petanda. Menurutnya bahasa itu merupakan suatu sistem tanda,
suara-suara baik suara manusia, binatang, atau bunyi-bunyian, hanya bisa
dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai bahasa bilamana suara atau bunyi
tersebut mengekspresikan, menyatakan, atau menyampaikan ide-ide, pengertian-
pengertian tertentu. Untuk itu suara-suara tersebut harus merupakan bagian dari
sebuah sistem kovensi, sistem kesepakatan dan merupakan bagian dari sebuah
sistem tanda.
Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah
ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang
bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Jadi penanda adalah aspek material
dari bahasa. Petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Maka itu,

18
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013).31-32.
10

setiap upaya untuk memaparkan teori Saussure mengenai bahasa pertama-tama


harus membicarakan pandangan Saussure mengenai hakikat tanda tersebut.19
Semiologi menurut Saussure adalah kajian mengenai tanda dalam
kehidupan sosial manusia, mencakup apa saja tanda tersebut dan hukum apa yang
mengatur terbentuknya tanda. Hal ini menunjukkan bahwa tanda dan makna
dibalik tanda terbentuk dalam kehidupan sosial dan terpengaruhi oleh sistem (atau
hukum) yang berlaku di dalamnya. Ada beberapa hal dalam sistem yang
mempengaruhi pembentukan dan pelestarian tanda dalam masyarakat, dan
Saussure lebih menekankan pada peranan bahasa dibanding aspek lain seperti
sistem tulisan, agama, sopan-santun, adat istiadat, dan lain sebagainya. 20
Konsep pertama adalah signifiant dan signifie yang menurut Saussure
merupakan komponen pembentuk tanda dan tidak bisa dipisahkan peranannya
satu sama lain. Signifiant, atau disebut juga signifier, merupakan hal-hal yang
tertangkap oleh pikiran kita seperti citra bunyi, gambaran visual, dan lain
sebagainya. Sedangkan signifie, atau yang disebut juga sebagai signified,
merupakan makna atau kesan yang ada dalam pikiran kita terhadap apa yang
tertangkap. Hubungan antara signifier dan signified adalah arbitrary (mana suka).
Tidak ada hubungan logis yang pasti diantara keduanya, yang mana membuat teks
atau tanda menjadi menarik dan juga problematik pada saat yang bersamaan.
Saussure menempatkan bahasa sebagai dasar dari sistem tanda dalam teori
semiologi yang dibuatnya. Bahasa dipandang oleh Saussure sebagai sistem tanda
yang dapat menyampaikan dan mengekspresikan ide serta gagasan dengan lebih
baik dibanding sistem lainnya. Bahasa merupakan suatu sistem atau struktur yang
tertata dengan cara tertentu, dan bisa menjadi tidak bermakna jika terlepas dari
stuktur yang terkait.21
Tanda itu sendiri dalam pandangan Saussure merupakan manifestasi
konkretdari citra bunyi dan sering identifikasikan dengan citra bunyi itu debagai
penanda. Jadi, penanda dan petanda merupakan unsur-unsur metalistik. Dengan
kata lain, didalam tanda terungkap citra bunyi ataupun konsep sebagai dua
19
Alex Sobur. Semiotika Komunikasi.45-47.
20
Kaelan “ Filsafat Bahasa Semiotika dan Herrmeneutika”.Ibid.183.
21
Kaelan “ Filsafat Bahasa Semiotika dan Herrmeneutika”.Ibid. 182.
11

komponen yang tak terpisahkan. Bagi Saussure, hubungan antara penanda dan
petanda bersifat arbitrer (bebas), baik secara kebetulan maupun ditetapkan.
Penelitian ini diikat oleh teori adanya hubungan pentanda dan petanda
dalam adat keceran. Sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan teori
petanda dan penanda yang digagas oleh Ferdinand de Saussure bahwa Penanda
dan petanda menurut Saussure yang berasal dari sign (tanda) merupakan unsur
dasar yang belum digunakan dalam komunikasi. Penanda merupakan gambaran
bunyi abstrak dalam kesadaran, sedangkan petanda berupa gambaran dunia luar
dalam abstraksi kesadaran yang di acu oleh penanda. unsur penanda harus
mempunyai wujud yang konkret, memiliki relasi dan kombinasi yang sesuai
dengan sistem untuk melandasinya sampai tahap komunikasi.22
Teori penanda dan petanda bisa dikaitkan dengan adat keceran dengan cara
memasukkan penanda sebagai tahap atau syarat adat keceran, sedangkan petanda
sebagai gambaran ide atau konsep dari tahapan atau syarat adat keceran. Karena
nama dari tahapan atau syarat adat keceran seperti kain mori, air putih, logam
koin, daun sirih, ayam jago, dan tumpeng bisa dijadikan suatu bunyi, sedangkan
gambaran ide atau konsep dalam tahapan atau syarat adat keceran bisa dijadikan
petanda. Dengan begitu penulis mengkaitkan adat keceran pencak silat
Persaudaraan Setia Hati Terate yang ditinjau dari teori penanda dan petanda
Saussure yang mengkaitkan dengan syarat-syarat didalam adat keceran.
2. Makna
Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Ujaran
manusia itu mengandung makna yang utuh. Kebutuhan makna itu merupakan
perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada
(tone),dan amanat (intension).
Kamus linguistic,pengertian makna dijabarkan menjadi23:
a. Maksud pembicara pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi
atau perilaku manusia atau kelompok manusia.

22
Mudjia Rharjo, ”Ferdinand de Saussure: Bapak Linguistoik Modern dan Pelopor
Strukturalisme”, jurnal lingua:ilmu bahasa dan sastra, Vol.1 No.1(September, 2003), 7-8.
23
Abdul Chaer Liliana Muliastuti. Makna dan Semantik.
http://repository.ut.ac.id/4770/1/PBIN4215-M1.pdf diakses pada kamis 10 september 2020.
12

b. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa


atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya, dan
c. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa.
Pembedaan makna kata dan makna istilah berkaitan dengan tepat tidaknya
makna sebuah satuan ujaran. Bisa juga berkenaan dengan penggunaan kata atau
satuan ujaran secara umum atau secara khusus. Di dalam percakapan umum sering
kali kata-kata itu digunakan secara tidak cermat sehingga maknanya bersifat
umum. Dalam penggunaan secara khusus dalam bidang kegiatan tertentu, kata-
kata itu digunakan secara cermat sehingga maknanya pun menjadi tepat.
Makna sesungguhnya merupakan salah satu masalah filsafat yang tertua
dalam umur manusia. Konsep makna telah menarik perhatian disiplin komunikasi,
psikologi, sosiologi, antropologi, dan linguistik. Makna dari sebuah wahana tanda
adalah satuan kultural yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda laninnya serta
dengan begitu, secara semantik mempertunjukkan pula ketidaktergantungannya
pada wahana tanda yang sebelumnya.
Brown mendefinisikan makna sebagai kecenderungan (disposisi) total untuk
menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa. Terdapat banyak
komponen dalam makna yang dibangkitkan suatu kata atau kalimat. Dengan kata
kata brown,” seseorang mungkin menghabiskan tahun-tahunnya yang prosuktif
untuk menguraikan makna suatu kalimat tunggal dan akhirnya tidak
menyelesaikan itu.24
Menurut brown suatu makna bisa didapatkan dengan melihat reaksi atau
bahasa yang digunakan dalam suatu proses yang terdapat dalam sebuah tradisi.
Terdapat banyak makna dalam satu kata atau kalimat, memberikan penafsiran
merupakan upaya atau langkah lebih jauh untuk mendapatkan makna. Untuk
melihat suatu makna brow lebih menekankan menggunakan panca indera, daya
pikir (kemampuan berfikir) dan akal budi (pikiran yang sehat).25 Untuk
memahami apa yang disebut makna dan arti, kita perlu menoleh kembali kepada
teori yang dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure.

24
Alex Sobur, “Semiotika Komunikasi”. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,2009), 256.
25
Ibid,. 260.
13

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa filsafat merupakan suatu proses
berfikir yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami hakikat yang
sebenarnya dari segala sesuatu. Memahami makna dapat dilihat dari teori yang
dikemukakan brown yaitu melihat pelaksanaan adat keceran dan prosesnya
menggunakan bahan-bahan persyaratan yang mempunyai arti atau makna
tersendiri. Oleh karena itu makna adat keceran PSHT itu sendiri dapat dilihat
dengan mencari makna dari persyaratan yang digunakan dalam adat tersebut serta
menafsirkannya.
3. Budaya Sebagai Simbol
Pengertian kebudayaan menurut Cliford Geertz lebih menekankan kepada
simbol, sehingga bagaimana manusia berkomunikasi lewat simbol. Simbol
bertbentuk melalui dinamisi interaksi soaial, yang merupakan realitas empiris
kemudian diwariska secara historis yang beuatan nilai-nilai dansisi lain simbol
merupakan acuan wawasan, yang berbentuk petunjuk bagaimana warga budaya
tertentu menjalani hidup. Seni bisa berfungsi sbagai sistem kebudayaan, selain itu
seni juga bisa menjadi angapan umum, ideologi, politik, dan hal-hal lain yang
senada dengan itu. Kebudayaan itu secara sosial terdiri dari struktur-struktur
makna dalam tema-tema berupa sekumpulan tanda yang denganya masyarakat
melakukan tindakan, mereka dapat hidup didalamnya ataupun menerima celaan
atas makna tersebut dan kemudian menghilangknnya. 26
4. Adat keceran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate
Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mempunyai adat yang
atau disebut dengan pengesahan yang digunakan untuk pengangkatan atau wisuda
dari siswa menjadi saudara. Wisudawan warga baru ini dilaksanakan pada bulan
Suro atau Muharram. Penentuan pengesahan wisudawan ini dilakukan oleh
pengurus cabang dengan mempertimbangkan kesiapan warga tingkat II sebagai
dewan pengesah warga baru PSHT 27.
Kecer/Peureuh artinya ditetesi, kecer umumnya menggunakan daun sirih,
tetapi ada juga yang menggunakan cabe, ujung belati tajam dan jeruk nipis. Dalam
26
Alex Sobur, “Semiotika Komunikasi”. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,2009), 254.
27
Admin, Ritual Pengesahan Warga Baru PSHT, diakses melalui alamat
http;//www.lawupos.net pada hari minggu, 13 Mei 2020, pukul 20:17 WIB.
14

tradisi aslinya keceran adalah tradisi yang dilakukan untuk menerima


saudara/warga baru di perguruan silat, dan tradisi ini hampir tidak ditemukan pada
aliran silat lain seperti di sumatra barat dan daerah lainnya.
pencak silat Sunda yaitu dipeureuh, yang berarti ditetesi mata. Pengertian
hakiki yakni didorong untuk berbuat kebaikan. Keceran dalam istilah umum
disebut pengesahan (bahasa Jawa: sah-sahan) merupakan upacara adat
pengangkatan saudara. Persaudaraan Setia Hati terjadi atas dasar hubungan
bersaudara karena adat. Jalinan saudara ini bisa disebut dengan saudara seilmu.
Istilah khususnya Persaudaraan Setia Hati adalah menyadarkan arti penting
kekeluargaan, yakni hubungan antara sesama dengan makhluk lain, hubungan
sebagai makhluk sosial (tidak bisa hidup sendiri). Adat keceran memiliki
beberapa syarat yang harus dibawa seperti ayam jago, mori, sirih, dan lain
sebagainya yang telah ditentukan.28
Menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati Terate, sebelumnya
seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari
sabuk hitam, merah, hijau, dan putih kecil, pada tahap ini seseorang disebut
sebagai siswa atau calon warga atau saudara. Setelah mencapai saudara ada
beberapa tingkatnya yaitu saudara Setia Hati Tingkat I (ester trap), Tingkat II (
twede trap), Tingkat II ( Derde Trap).29
Selama proses latihan pencak silat, seorang pelatih juga memberikan
pelajaran dasar Persaudaraan Setia Hati Terate secara umum kepada para siswa.
Sedangkan yang sudah menjadi saudara akan diberi jurus pencak silat yang
merupakan warisan dari Ki Ngabeh Surodiwiryo di Setia Hati tingkat I. Jurus-
jurus tersebut merupakan rumpunan dari beberapa aliran pencak silat yang berada
di Nusantara, diantaranya di Jawa Barat, Betawi, dan Minagkabau.

28
Admin, Ritual Pengesahan Warga Baru PSHT, diakses melalui alamat
http;//www.lawupos.net pada hari minggu, 13 Mei 2020, pukul 20:17 WIB.
29
Admin ,”profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, https://www.shterate.com/profil-
persaudaraan-setia-hati-terate/, diakses pada 15 September 2020, 19:30.
15

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian adalah aspek yang sangat penting dalam suatu
penelitian. Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research) yang
berifat kualitatif descripstif. Tujuan penelitian kualitatif deskriptif yaitu untuk
memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan
manusia yang diteliti. Karakteristiknya menggunakan lingkungan alamiah
sebagai sumber data, memiliki sifat deskriptif analitik, tekanan pada proses,
bersifat indukatif, dan mengutamakan makna. Focus penelitiannya yaitu berkaitan
dengan sudut pandang individu-individu yang teliti, uraian rinci tentang konteks,
sensitivitas terhadap proes dan sebagainya.
Menggunakan metode deskriptif karena data-data yang dikumpulkan pada
peneltian ini berupa gambar dan kata-kata, bukan berupa angka. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha mendapatkan informasi
selengkap mungkin mengenai penanda dan petanda adat keceran PSHT di Desa
Kedemangan. Informasi digali melalui observasi dan wawancara secara mendalam
terhadap informasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang
diteliti. Data-data dari hasil pengamatan,waancara, dan dokumentasi yang
dihasilkan, kemudian disusun dalam bentuk kalimat dan gambar.30
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting Penelitian adat keceran ini mengacu pada pencak silat Persaudaraan
Setia Hati Terate di Desa Kedemangan itu sendiri. Pemilihan setting ini
berdasarkan pertimbangan bahwa adat keceran ini sebenarnya tertutup, namun
karena akan mengupas lebih dalam lagi bagaimana sebenarnya tradisi Adat
Keceran itu maka tidak ada salahnya jika penilaian ini tetap dipegang teguh
supaya setting objek tidak banyak memgalami perubahan.
Adapun teknik penentuan subjek penelitian adalah Snowball sampling,
secara teknis ditentukan terlebih dahulu subjek penelitian kunci (Key Subjek
Penelitian)¸ selanjutnya key subjek penelitian diminta merekomendasikan

30
W. Wahidmurni, pemaparan metode penelitian kualitatif. (Malang:UIN Maulana Malik,
2017),4.
16

penelitian berikutnya sesuai kebutuhan penelitian, subjek penelitian, berikutnya


akan diminta merekomendasikan subjek penelitian selanjutnya, dan seterusnya
menemukan titik kejenuhan data maka berakhirlah pencarian subjek penelitian
baru.31
Subjek penelitian berpusat Meliputi sesepuh PSHT, Ketua Rayon, warga
Tingkat II dan warga-warga tua yang berpengaruh besar, dan tentunya warga
muda yang berumur muda yang dapat terlibat aktif didalamnya yang sudah
terlebih dahulu keceran. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat
aktif, cukup mengetahui, memahami, atau mempertimbangkan dengan aktivitas
yang akan diteliti serta memiliki waktu untuk memberikan informasi yang benar.
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data yang dalam penelitian ini adalah manusia, situasi/peristiwa,
dan dokumentasi. Sumber data dari manusia berbentuk perkataan maupun
tindakan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara. Sumber data
suasana/peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun diam, meliputi ruangan,
luar ruangan , suasana dan prosesnya sumber data tersebut yang merupakan objek
yang akan diobservasi. Sumber data dokumenter atau berbagai rujukan dan
berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.
a. Data primer (data utama) adalah diperoleh langsung dari subjek
penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan
menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Data primer
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Data ini diperoleh langsung dari hasil wawancara dilapangan tempat penelitian
berlangsung.
b. Sedangkan sember data sekunder (data pendukung) adalah data yang
tersedia dalam berbagai bentuk. Diperoleh dari dokumen-dikumen atau catatan-
catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian.32

31
Arikunto dan Suharsimi. Prosedur penelitian . (Jakarta:Bumi Aksara, 1989). 213.
32
Cresswel, Jhon W. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
campuran.(Pustaka Belajar: Yogyakarta, 2016) hlm.130.
17

4. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam hal ini dilakukan dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi.33
a. Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik pengumpulan
data dengan observasi merupakan teknik pengamatan langsung ketempat
penelitian untuk meyakinkan kebenaran data dan mengoptimalkan kemampuan
peneliti untuk memperoleh data yang representatif, sesuai dengan yang
diharapkan. Adapun beberapa objek yang diobservasi meliputi: bentuk, syarat,
serta prosesnya. Ada beberapa hal yang menggunakan metode observasi seperti
sejarah PSHT kedemangan dan proses pelaksanaannya.
b. Wawancara
Berdaasarkan teknik wawancara ini maka Moleong, menjelaskan bahwa:
[P]ada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan bergantung pada
pewawancara itu sendiri. Jadi bergantung pada sponitasnya dalam
mengajukann pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara demikian
dilakukan pada latar alamiah. Hubungan pewawancara dengan yang
diwawancarai adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan
jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari
saja. Sewaktu pembicaraan berjalan, yang diwawancarai barangkali tidak
mengetahui bahwa sedang diwawancarai.34
Wawancara merupakan percakapan yang diteliti antara peneliti dengan
narasumber yang bersangkutan pada topik yang diteliti. Sebelum wawancara
sebagian pertanyaannya sudah ditentukan sebelumnya termasuk urutan dan materi
pertanyaan. Wawancara dilakukan oleh peneliti khususnya dengan warga tingkat
II serta Ketua Ranting maupun Rayon desa Kedemangan, Kecamatan Jaluko
Kabupaten Muaro Jambi menggunakan metode tanya jawab informasi, meskipun
pelaksanaa tanya jawab dilakukan secara informal, namun pada dasarnya peneliti
telah menyiapkan uraian pertanyaan dan menyiapkan catatan hasil wawancara
tersebut. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara mendalam tentang

33
Ridwan. Metode teknik menyusun proposal penelitian. (cet. II: Bandung: CV.Alfabeta,
2009), 56.
34
Lexy Moleong, metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung:Remaja Rosdakarya,1996).
30.
18

berbagai informasi yang terkait dengan yang diteliti. Beberapa hal yang menjadi
utama dalam wawancara ini meliputi tentang petanda dan penanda dalam adat
keceran PSHT serta di wawancara beberapa yang terkait dengan topik peneliti.
Tentu saja informasi dari hasil wawancara yang disuguhkan masih penulis
maknai dan masih memerlukan interpretasi lebih lanjut berdasarkan pemahaman
penulis dengan melakukan cross ceck dengan teori yang ada. Untuk mengatasi
terjadinya kesalahan informasi yang diragukan kesahihannya, maka setiap hasil
wawancara akan diuji dengan membandingkan bentuk informasi yang diterima
satu informan dengan informasi yang didapat dari informasi lain.35
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan langkah untuk menyempurnakan teknik
pengumpulan data. Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pengkajian
dokumentasi yang berupa catatan-catatan dan tulisan dari buku-buku. Serta
pengamatan dilakukan dengan cara pengambilan gambar fotografi.
5. Teknik Analisa Data
Analisis deskriptif adaalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan data dan penyajian data sehingga memberikan informasi yang
berguna.36 Hal pertama yang dilakukan adalah membaca, mempelajari, dan
menelaah data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dan hasil observasi
yang terkumpul serta data-data lainnya. Langkah kedua,mereduksi data secara
keseluruhan dari data yang telah dibaca, dipelajari, dan ditelaah agar dapat
dikategorikan sesuai tipe masing-masing data, dan selanjutnya di lakukan dalam
bentuk laporan dari hasil yang diperoleh secara deskriptif analisis, yaitu dengan
mendeskripdikan atau menggambarkan keadaan suatu objek penelitian
berdasarkan faktor-faktor yang tampak atau apa adanya. Penyajian dalam bentuk
tulisan yang menerangkan apa adanya sesuai dengan diperoleh dari penelitian.37
Dalam metode analisa data peneliti menggunakan analisa data kualitatif
dengan menggunakan model Milles dan Huberman. langkah-langkah analisa data

35
Lexy Moleong, metodologi Penelitian Kualitatif. Ibid. 32.
36
Sumadi Suryabrata, metode penelitian.(Jakarta:Rajawali Pers, 2012), 40.
37
Cresswel, Jhon W. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
campuran.(Pustaka Belajar: Yogyakarta, 2016) hlm.131.
19

diantaranya sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data


kesimpulan serta verivikasi.
a. Pengumpulan data, sesuai dengan cara memperoleh data yakni dengan
wawancara dan observasi maka didapatkanlah data. Lalu data tersebut
dikumpulkan dengan sebanyak-banyaknya data yang ada.
b. Reduksi data, pada proses ini data dicatat kembali dengan memilah mana
yang termasuk data yang paling penting kemudian memfokuskan pada hal-hal
yang pokok.
c. Ketiga penyajian data, setelah data mengalami reduksi kemudian data
disajikan. Dengan tujuan agar mudah di pahami. Biasanya, penyajian data dalam
penelitian kualitatif bersifat naratif.
d. Terakhir, setelah reduksi data, penyajian data selanjutnya adalah
kesimpulan dan verifikasi. Dengan menyimpulkan data yang sesuai dengan
penelitian.38
Penelitian ini juga menggunakan metode analisis semiotika milik Ferdinand
de Saussure. Semiotika menurut Hippocrates merupakan semeion yang dalam
bahasa Yunani merunjuk pada suatu penunjuk (Mark) atau tanda Fisik (sign).
Sehingga secara umum semiotik didefinisikan sebagai produksi tanda-tanda dan
simbol-simbol yang merupakan bagian dari sistem kode yang digunakan untuk
mengkomunikasikan suatu informasi. Semiotik dapat berupa tanda-tanda visual
dan herbal yang membentuk suatu sistem kode secara sistematis. Dengan adanya
hubungan tanda yang ditampilkan dengan komunikasi verbal dalam Adat keceran.
Karena metode semiotika ini merunjuk cara berkomunikasi dengan
penggunaan bahasa termasuk dalam suatu sistem tanda yang tidak terlalu dibahas
dalam teori semiotika yang lainnya. Tanda sendiri merupakan bagian dari
kehidupan sosial masyarakat, dimana adanya interaksi makna yang kemudian
disampaikan dalam bentuk pesan kepada orang lain. Semiotika milik Ferdinand de
Saussure dibagi menjadi dua, penanda dan petanda. Penanda dapat dilihat dari
bentuk fisik maupun ekspresi yang terlihat, sedangkan petanda menjelaskan

38
B. Mathew Milles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif buku sumber tentang
metode-metode baru Jakarta: UIP 1922.
20

tentang makna yang dapat dilihat dari suatu konsep atau pesan-pesan yang ada di
dalam suatu cerita. Menurut Saussure referent yang merupakan unsur tambahan
sebagai proses penandaan ditunjukan sebagai objek yang menjadi penuturan
makna suatu tanda untuk orang lain mengartikannya. Tanda mempunyai dua
elemen, yaitu signifier yang berupa tanda, kata, gambar, dan suara sedangkan
signified yang merunjuk pada konsep, makna, petanda, yang diutarakan.39
Dengan teori ini juga berkotribusi dengan menganalisis dalam segi aqidah
islamiyah bisa diketahui bahwa kata aqidah secara bahasa bearti keyakinan yang
kokoh atas sesuatu sehingga tidak ada keraguan yang mengiringinya. Keyakinan
ini tentu saja harus sesuai dengan realita agar aqidah yang dimiliki menjadi benar.
Istilah aqidah tentu saja bukan istilah yang asing dalam pengetahuan islam.
Pemahaman mengenai aqidah adalah landasan dari ajaran islam yaitu Al-Qur’an
dan al hadist. Dalam skripsi ini terdapat ayat-ayat Al-Qur’an yang merupakan
hasil pencarian analisis data penulis yang mengandung kaidah-kaidah islamiyah.
6. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat di percaya, maka peneliti
melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang disarankan atas sejumlah
kriteria. Dalam penelitian kualitatif, supaya pemeriksaan keabsahan data dapat
dilakukan lewat empat cara yaitu:
a. Perpanjangan keikutseraan
Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan peneliti ditempat
secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan menghitung
penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena kesalahan
penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak
sengaja. Distorsi ddata dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari
lapangan yang diteliti sehinggga distorsi data dari responden, dapat timbul secara
tindak sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan atau muncul
dengan sengaja, karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang
dapat menyenangkan peneliti, ataupun untuk menutupi fakta yang sebenarnya.

39
Alex Sobur, “Semiotika Komunikasi”. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,2009), 257.
21

Distorsi data tersebut dapat dihindari melalui perpanjangan keikutsertaan


peneliti dilapangan yang dapat diharapkan menjadi data yang diperoleh memiliki
derajat reabilitas dan validari yang tinggi. Perpanjangan keikutsertaan peneliiti
pada akhirnya akan menjadi semacam motivasi untuk menjalin hubungan baik
yang saling mempercayai antara responden sebagai objek penelitian dengan
peneliti.
b. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti, rinci dan berkesinabungan terhadap fakto-faktor yang menonjol
dalam penelitian, faktor-fakor tersebut selanjutnya ditelaah, sehigga peneliti dapat
memahami faktor-faktor tersebut. Ketekukan pengamatan dilakukan dalam upaya
mendapatkan kharakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus pada
objek penelitian, permasalahan dan fokus penelitian, atau distordi data yang
timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar,
misalnya berdusta,menipu, dan berpura-pura.40
c. Tringulasi
Tringulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas
data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang
dioeroleh dari berbagai informan. Terdapat empat mcam teknik tringulasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu pemeriksaan mngguanakan sumber,
metode, prnyidik dan teori.
Tringulasi dengan sumber bearti membandingkan dan mengecek balik
derajat reabilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut:
membandingkan dengan apa yang dikatakan informan diruang umum(public)
dengan apa yang dikatakan diruang prbadi(privat): membandingkan apa yang
dikatakan informan pada suatu waktu penelitian tertentu dengan apa yang
dikatakan seanjang waktu penelitian: membandingkan keadaan dan perspektif

40
Cresswel, Jhon W. Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
campuran.(Pustaka Belajar: Yogyakarta, 2016) hlm.133
22

seorang informan dengan berbagai pendapat atau pandangan informan lainnya,


seperti dosen, mahasiswa atau pimpinan prodi: membandingkan hasil wawancara
dengan hasil dokumen terkait.
Tringulasi dengan metode, merupakan teknik pengecekan keabsahan data
meneliti hasil konsistensi, reabilitas,dan validitas data yang diperoleh melalui
metode pengumpulan data tertentu. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan dalam
tringulasi dengan metode, yaitu: pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian beberapa teknik pengumpulan data: pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Tringulasi dalam penyidik, yaitu teknik pengecekan data melalui
perbandingan hasil data yang diperoleh dari satu pemngamat dari hasil penyidikan
pengamat lainnya. Tringulasi dalam teori, yaitu pengecekan keabsahan data
melalui perbandingan dua atau lebih teori yang berbicara tentang hal yang sama,
dimaksudkan untuk mendapatkan penjelsana banding tentang suatu hal yang
diteliti. Penerapan teknik tersebut, dapat dilakukan dengan memasukkan teori
pembanding untuk memperkaya dan membandingkan penjelasan pada teori utama
yang digunakan dalam penelitian.
d. Diskusi dengan teman sejawad
Melakukan diskusi dengan teman sejawad, guna memastikan bahwa data
yang diterima benar-benar real dan bukan semata persepsi sepihak dari peneliti
atau informan. Melalui cara terseebut peneliti mengharapkan mendapatkan
sumbangan, masukan, dan saran yang berharga dan konstruktif dalam maninjau
keabsahan data.
G. Studi Relevan
Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, dapat kita lihat ada
penelitian yang dilakukan seperti ini:
Hesty Nurfaizah, (2018) skripsi berjudul: adat keceran pencak silat
persaudaraan setia hati terate UIN Sunan Ampel perspektif penanda dan petanda
dalam korelasi tasawuf. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang adat keceran serta
penanda dan petanda dalam korelasi tasawuf. Dimana teori penanda dan petanda
23

dilapiskan atau di korelasikan dengan tasawuf.41 Disini juga memiliki arti bahwa
tentu berbeda dengan skripsi penulis.
Safitri Umul Fauziah, (2018) Skripsi berjudul: Makna filosofis tradisi cuci
mori suroan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate desa Penerokan Km 38
Kecamatan Bajubang Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui makna filosofis tradisi cuci mori suroan dengan perlengkapan dan
alat-alat untuk cuci mori yang dilihat dari segi makna filosofisnya. 42
Annisa Nur Kurnia, (2018) Skripsi berjudul: Internalisasi Nilai Moral pada
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di desa Bulak Kecamatan Bendo
Kabupaten Magenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui internalisasi nlai
moral pada pelatihan silat PSHT di desa Bulak Kecamatan Bendo Kabupaten
Magenta. Deksripsi dilakukan dengan mengamati nilai moral serta yang berkaitan
dengan bentuk-bentuk internalisasi.43
Orie Desnanda Saputra, (2018) Skripsi berjudul: Filosofi Hidup pada Ritual
Sahsahan Pencak Silat Persaudaaan Setia Hati Terate. Penelitian ini bertujuan
bahwa makna filosofi disini guna untuk melantik anggota baru atau warga baru
yang terdapat unsur unsur dalam ritual sahsahan ini memiliki unsur mistik.44
Kholid Ubaidah, (2013) Skripsi berjudul: Estetika dalam gerakan pencak
silat PSHT . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai estetika
yang terkandung dalam Gerakan Peacvak Silat Psht.45
Oki Wijaya, (2019). Skripsi berjudul : Ipembentukan nili-nili moralitas
Persaudaraan setia hati teratedi komisariat uin sunan ampel. Penelitian ini
membahas tentang gambaran nilai-nilai moralitas yang dimiliki oleh komisariat

41
Hesty Nurfaizah, Skripsi: adat keceran pencak silat persaudaraan setia hati terate UIN
Sunan Ampel perspektif penanda dan petanda dalam korelasi tasawuf.(UIN Sunan Ampel:
Surbaya,2018).42.
42
Safitri Umul Fauziah, Skripsi: Makna filosofis tradisi cuci mori suroan pencak silat
Persaudaraan Setia Hati Terate desa Penerokan Km 38 Kecamatan Bajubang Kabupaten Muaro
Jambi. (UIN STS: Jambi, 2018). 37.
43
Annisa Nur Kurnia, Skripsi: Internalisasi Nilai Moral pada Pencak Silat Persaudaraan
Setia Hati Terate di desa Bulak kecamatan Bendo Kabupaten Magenta.(UNY:Surakarta, 2018)
,54.
44
Orie Desnanda Saputra, “Makna Filosofi pada Ritual Sahsahan Pencak Silat PSHT”,
Skripsi .(UII:Yogyakarta, 2018), 30.
45
Kholid Ubaidah,“Etika dan Estetika dalam Novel Rangsang Tuban Karya
Padmasusatra” Skripsi , (jurnal pendidikan bahasa dan sastra jawa vol.3 no.3.2013). 41-46.
24

sunan ampel dan dampak yang dihasilkan dari anggota psht yang berada
dikomisariat tersebut.46
Sebagai terlihat dari studi relevan ini bahwa diantara kajian yang membahas
dan mengarah tentang adat keceran pencak silat Persaudaraan Setia Hai Terate
di desa Kedemangan kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi dalam Teori
petanda dan penanda saussurre. Karya-karya diatas adalah berbeda dengan karya
yang sedang penulis rencakankan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
makna penanda dan petanda dalam syarat adat keceran PSHT. Deskripsi
dilakukan dengan mengamati bentuk penyajian, sejarah dan perkembangan PSHT.

46
Oki Wijaya, “pembentukan nilai-nilai moralitas persaudaraan setia hati terate di
komisariat uin sunan ampel”, http://digilib.uinsby.ac.id/27105/1/Oky%20Wijaya_E01211007.pdf
diakses 11 april 2020.
BAB II
LATAR BELAKANG SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DESA
KEDEMANGAN KECAMATAN JALUKO KABUPATEN MUARO
JAMBI

A. Pengertian dan Aspek Sejarah


Pencak silat merupakan warisan leluhur nenek moyang bangsa Indonesia
pencak silat juga memiliki berbagai macam istilah yang berbeda-beda, seperti
halnya di Sumatra Barat yang dikenal dengan istilah silek dan gayuang, di Jawa
Barat dengan sebutan maempok, selanjutnya di Jawa Tengah disebut penca, di
Jawa Timur disebut dengan pencak, di Madura dan Pulau Bawean menggunakan
istilah mancak, di Bali juga menggunakan mancak atau encak, dan ini yang
terakhir ari Kabupaten Dompu dan NTB mempunyai istilah mmpa sila.1
Secara Etimologi pencak silat terdiri dari dua kata, yaitu pencak dan silat.
Pencak merupakan nama sebagian dari rangkaian langkah-langkah, gerak-gerak
pukulan (tangan dan kaki), tangkisan, hindaran dengan berbagai macam
kombinasi. Sedangkan silat merupakan inti dari pembelaan diri, tanpa batas, tidak
mengenal tempat dan keadaan serta tidak dapat diperlombakan karena kriteria
membunuh atau dibunuh. Tetapi pencak yang penulis tahu itu bisa diperlombakan,
hanya saja memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Seperti halnya dalam
persyaratan berat badan yang harus sama dengan lawannya, memiliki tingkatan
yang sama dengan lawannya, dan memakai peralatan yang bisa melindungi
selama pertandingan.2
Pencak silat juga bisa dikatakan seni bela diri Asia yang berakar dari
melayu, karena pada abad ke-7 Masehi, pencak silat diperkirakan sudah menyebar
di Nusantara. Pencak silat dikenal sebagai budaya bela diri khas Indonesia yang
didalam nya terkandung empat aspek pembinaan yang bernilai sangat tinggi,
yaitu: aspek pembinaan mental spiritual, aspek bela diri, aspek seni, dan aspek

1
Erwin Setyo Kriswanto, pencak silat (Yogyakarta: Pustakabapupress,2015),13.
2
Suhartono, pelajaran pencak silat nusantara (Jakarta: Keluarga Pencak Silat
Nusantara.2011),2.

25
26

olahraga. Empat macam aspek di atas yang terkandung dalam pencak silat
Indonesia, aspek tersebut tidak dapat terpisah dari pencak silat di Indonesia,
pemaparannya bisa dilihat sebagai berikut:
1. Aspek Pembinaan Mental Spiritual
Aspek ini lebih kepada pembentukan sikap dan watak kepribadian pesilat
yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur. Aspek ini meliputi sikap dan sifat
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, cinta tanah air,
penuh persaudaraan dan tanggung jawab, suka memaafkan, serta mempunyai rasa
solidaritas tinggi dengan menjunjung ringgi kebenaran, kejujuran, dan keadilan.3
Pencak silat membina pesilatnya untuk mendekatkan kepada Tuhan-Nya,, dan
selain itu pesilat juga harus mempunyai sikap yang berbudi luhur, tanggung
jawab, jujur, adil daling memaafkan. Dengan demikian pesilat tidak membuat
pesilatnya menjadi jagoan dan berbuat semaunya sendiri.
2. Aspek Bela Diri
Didalam pencak silat sangat penting dalam keoercayaan dan ketekunan diri,
untuk bisa menguasai ilmu bela diri. Pada aspek bela diri, pencak silat bertujuan
untuk memperkuat naluri manusia dalam membela diri terhadap berbagai
ancaman dan bahaya. Aspek bela diri meliputi sifat dan sikap kesiagaan dalam
mental dan fisikal dengan dilandasi sikap kesatria, yang tanggap dan selalu
melaksanakan atau mengamalkan ilmu bela dirinya dengan benar, menjauhkan
diri dari perilaku sombong dan rasa dendam.4 Dengan demikian bela diri dalam
pencak silat untuk membela diri terhadap ancaman dana bahaya sekitar, selain
itu,bela diri juga bisa digunakan untuk kesehatan diri, karena didalamnya terdapat
gerakan yang bisa membuat badan menjadu sehat.
3. Aspek Seni
Didalam aspek ini bisa dilihat dari istilah pencak pada umumnya yang
menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat dengan musik dan busana
tradisional. Aspek seni merupakan perwujudan kebudayaan dalam bentuk kaidah

3
Erwin Setyo Kriswanto, pencak silat,20-21.
4
Ibid., 21.
27

gerak, irama, keselarasan atara raga, rima, dan rasa.5 Pencak silat bisa dikatakan
senam atau tarian, karena didalamnya ada musik dan irama dalam gerakanya.
Dengan demikian tidak ada kebosanan dalam melakukan pencak silat, tetapi ada
kegembiraan yang meluap.
4) Aspek Olahraga
Aspek ini meliputi sifat dan sikap yang menjamin kesehatan jasmani dan
rohani serta prestasi dibidang olahraga. Hal ini berarti kesadaran dan kewajiban
untuk berlatih dan melaksanakan pencak silat sebagai olahraga, merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari, misalnya denga menyempurnakan prestasi, jika latihan
dan pelaksanaan tersebut dalam pertandingan maka harus menjunjung tinggi
sportifitas. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Aspek
olahraga meliputi pertandingan dan semonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik
tunggal, ganda dan regu.6 Penulis berpendapat bahwa didalam pencak silat sangat
bagus dalam tubuh. Karena dalamnya terdapat olahraga yang merupakan jurus
pencak silat yang bisa membuat badan sehat.
Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek mempunyai
keterkaitan dengan pencak silat di Indonesia. Seperti halnya aspek pembinaan
mental spiritual, didalam aspek ini pesilat harus menjadi seseorang yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti luhur, selanjutnya aspek
bela diri untuk memperkuat pesilat dalam menghadapi ancaman dan bahaya yang
akan datang, selain itu ada aspek seni yang didalamnya terdapat kebudayaan gerak
dan irama, dan yang terakhir aspek olahraga untuk menyehatkan jasmani dan
rohani dalam melakukan pencak silat tersebut.setelah memaparkan aspek-aspek
pencak silat yang mempunyai berbagai macam manfaantnya, sebelumnya kita
harus mengetahui tentang sejarah atau awal munculnya pencak silat yang ada di
Indonesia
B. Sejarah Pencak Silat di Indonesia
Pada tahun 1990-an pencak silat mengalami kemunduran, tetapi pada saat
ini justru pencak silat kewalahan menyediakan tenaga pelatih untuk melayani arus

5
Erwin Setyo Kriswanto, pencak silat,22.
6
Ibid., 22.
28

peminat. Disamping kurangnya pelatih juga sumber bacaan mengenai pencak


silat.7
Pencak silat berkembang mulai dari zaman kerajaan, pada saat penjajahan
Belanda, penjajahan Jepang, dan sampai pada kemerdekaan. Adapun penjelasan
berikut:
1. Perkembangan di zaman kerajaan
Pada zaman kerajaan, pencak silat dibagi menjadi dua aliran, aliran
bangsawan dan aliran rakyat. Aliran bangsawan merupakan aliran pencak silat
yang dikembangkan oleh bangsawan (kerajaan). Selain itu pencak silat juga
digunakan sebagai pertahanan negara (kerajaan), sedangkan aliran rakyat adalah
aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum selain bangsawan. Aliran ini
dibawa oleh para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat lainnya. 8
Para ahli bela diri dan pendekar mendapat tempat tinggi di masyarakat.
Begitu juga para empu yang membuat senjata pribadi yang ampuh seperti krisis,
tombak, dan senjata khusus. Pasukan yang paling kuat adalah zaman Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit, serta Kerajaan lainnya dimasa itu yang terdiri dari
prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri yang tinggi.
Penanaman jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai
keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar
diperlukan syarat-syarat dan latihan yang mendalam dibawah bimbingan seorang
guru.
Dalam ilmu bela diri, perkembangan agama Islam dipupuk bersama ajaran
kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu
beladiri nya. Pada zaman bela diri kerajaan sudah dikenal untuk keamanan serta
untuk memperluas kerajaan wilayah kerajaan dalam melawan kerajaan yang
lainnya. Kerajaan –kerajaan pada waktu itu seperti: kerajaan Kutai,
Tarumanegara, Mataram, Kediri, Sriwijaya, Singasari dan Majapahit mempunyai
prajurit yang dibekali ilmu bela diri untuk mempertahankan wilayahnya, pada
masa istilah pencak silat belum ada. Tahun 1019-1041 pada zaman kerajaan

7
Suhartono, pencak silat nusantara , 1.
8
Asepta Yoga Permana, pencak silat ,1.
29

Kahuripan yang dipimpin oleh Prabu Erlangga dari Sidoarjo, sudah mengenal
ilmu bela diri pencak dengan Eh Hok Hik yang artinya”Maju selangkah
memukul”.9
2. Perkembangan di zaman penjajahan Belanda
Dizaman ini pemerintah Belanda tidak memberikan kesempatan
[erkembangan pencak silat atau bela diri Nasional, karena dipandang berbahaya
terhadap kelangsungan penjajahannya. Sehingga perkembangan pencak silat di
bangsa Indonesia mulai menurun. Larangan dalam berlatih bela diri juga
bermaksud untuk larangan dalam berkumpul atau berkelompok. Sehingga
kegiatan pencak silat ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan hanya
dipertahankan pleh kelompok-kelompok kecil. Kesempatan-kesempatan yang
diijinkan hanya berupa pengembangan kesenian yang masih digunakan di
beberapa daerah, berupa pertunjukan atau upacara. Pengaruh dari penekanan di
zaman penjajahan Belanda banyak mewarnai perkembangan pencak silat untuk
sesudahnya.10
Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890.
Karena ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo,
terakhir ia pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir
seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat
III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa
Belanda mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia.
Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan
luhur untuk mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk
kebaikan sesama. Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi
jalan yang dirintis ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh
dengan aral rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar
sendiri terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar di benteng
Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi

9
Erwin Setyo Kriswanto, pencak silat, 1-2.
10
Erwin Setyo Kriswanto, pencak silat, 3.
30

guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta


Api Indonesia saat ini – red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.11
Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap
Negara Belanda – karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda -, Ki
Hadjar keluar lagi dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan
berikutnya ia ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner
pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.12
Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak
tahun 1916 ia beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun.
Disinipun Ki Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar
lagi dan bekerja di rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari
Tuban yang kemudian memberi pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai
pekerja harian.
Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki
Hadjar berhasil mendirikan perkumpulan “Harta Jaya” semacam perkumpulan
koperasi guna melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama
kemudian ketika VSTP (Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya
ke arah keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.
Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun
bertambah membaik. Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau
belum mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu
yang dimiliki, Ki Hadjar berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki
Ngabehi Soerodiwiryo. Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan
menyebutkan dalam tahun-tahun inilah Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk
mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat yang semula bernama “Djojo
Gendilo Cipto Mulyo”.13

11
Ibid,.
12
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka,2016),13.
13
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka,2016),14.
31

1. Masuk Sarikat Islam.


Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan
beliau bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara
penjajah, malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di
waktu senggang, ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan
perguruan silat yang diberi nama SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa
Pilangbangau – Kodya Madiun Jawa Timur, kendati tidak berjalan lama karena
tercium Belanda dan dibubarkan.14
Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi
malah semakin berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari
kian bertambah. Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH
Pencak Sport Club yang dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan
siasat menghilangkan kata “Pencak” hingga tinggal “SH Sport Club”. Rupanya
nasib baik berpihak kepada Ki Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti
Belanda membiarkan kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan
murid pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini,
Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang,
Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
2. Ditanggakap Belanda
Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki
Hadjar pun kian bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna
memperkokoh perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda. Sayang, pada
tahun 1925 Belanda mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap
lalu dimasukkan dalam penjara Madiun.
Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak.
Dengan diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di
penjara untuk mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil,
lagi-lagi Belanda mencium gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar
pun dipindah ke penjara Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang

14
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka,2016),14.
32

Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru bisa menghirup udara kebebasan setelah lima
tahun mendekam di penjara dan kembali lagi ke kampung halamannya, yakni
Pilangbangau, Madiun.
Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan
kembali ke kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi.
Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya.
Memasuki tahun 1942 bertepatan dengan datangnya Jepang ke Indonesia SH
Pemuda Sport Club diganti nama menjadi “SH Terate”. Konon nama ini diambil
setelah Ki Hadjar mempertimbangkan inisiatif dari salah seorang muridnya
Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah seorang tokoh Indonesia Muda.15
Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai
berkembang merambah ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal
oleh masyarakat luas. Dan jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi
kemerdekaan RI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat
telah membawa perubahan besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga
didalamnya, kebebasan untuk bertindak dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo
Mangku Negoro, Darsono, serta saudara seperguruan lainnya diadakan konferensi
di Pilangbangau (di rumah Alm Ki Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu
lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH Terate yang semenjak berdirinya
berstatus “Perguruan Pencak Silat” dirubah menjadi organisasi “Persaudaraan
Setia Hati Terate”. Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya
dan Darsono menjadi wakil ketua.
Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka
ketuanya diambil alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo
adalah seorang tokoh pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah
Pusat dan ditetapkan sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” atas jasa-jasa
beliau dalam perjuangan menentang penjajah Belanda.16
3. Perkembangan di zaman penjajahan Jepang

15
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus Pustaka,
2016), 15.
16
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus Pustaka,
2016),17.
33

Pada perkembangan di zaman ini pencak silat digunakan oleh Jepang


sendiri, berguna untuk mengobarkan semangat pertahanan dalam menghadapi
sekutu. Dikemudian hari Jepang memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk
menghidupkan pencak silat, sehingga seluruh Jawa didirikan gerakan pencak silat
yang diatur oleh pemerintahan secara serentak. Seperti di Jakarta telah diciptakan
oleh para pembina pencak silat suatu olahraga yang berdasarkan pencak silat,
yang dipakai sebagai gerakan disetiap pagi disekolah-sekolah. Tetapi usul itu
ditolak oleh Jepang karena khawatir akan mendesak Tasyho, Jepang. Walaupun
Jepang telah memberikan kesempatan untuk menghidupkan pencak silat, tetapi
tujuannya hanya untuk kepentingan Jepang sendiri dan bukan untuk kepentingan
Nasional.17 Dibalik semua itu, ada keuntungan yang diperoleh dari zaman ini,
yaitu kembali sadarnya masyarakat untuk mengembalikan ilmu pencak silat pada
tempat yang semestinya. Sehingga masyarakat mulai menata kembali pemcak silat
dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942 , SH PSC berganti nama
menjadi Setia Hati Terate (SH Terate). Nama ini merupakan usulan Soeratno
Sorengpati, tokoh perintis kemerdekaan dari Indonesia Muda, salah satu siswa SH
Terate saat itu. Salah satu alasan yang mendasari pergantian nama itu, antara lain,
agar SH PSC tidak lagi dicap sebagai pemberontak seperti pada zaman penjajahan
Belanda.
Sekalipun sudah berubah nama menjadi SH Terate, konsep komunikasi
yang dikembangkan di kalangan warga SH Terate, pada era ini, masih tetap
memakai konsep “paguron” (perguruan) pencak silat. Hirarki kepemimpinan
masih dipegang guru, dalam hal ini Pak Hardjo Oetomo.18
4. Perkembangan di zaman kemerdekaan
Atas izin Pak Hardjo Oetomo, pada bulan Juli 1948, digelar konferensi
(musyawarah antar warga SH Terate) di kediaman beliau di Pilangbango, Madiun.
Sejumlah murid beliau mulai tampil ke depan. Sebut, misalnya, Bapak Soetomo
17
Asepta Yoga Permana, pencak silat, 4.
18
Admin ,”profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, https://www.shterate.com/profil-
persaudaraan-setia-hati-terate/, diakses pada (15 September 2020, 19:25).
34

Mangkoedjojo, Bapak Darsono, Bapak Soemadji, Badini dan Irsad. Saat ini beliau
dalam kondisi sakit. Separo badannya tak bisa digerakkan.
Temu kadang tersebut melahirkan mufakat, bahwa kegiatan SH Terate harus
tetap berjalan dan berkembang. Karena beliau sudah tidak bisa melakukan
aktivitas, kegiatan latihan pencak silat mulai diamanatkan kepada murid
muridnya.Kemudian, digagas perubahan sistem komunikasi di tubuh SH Terate.
Yakni, dari sistem perguruan pencak silat ke sistem organisasi persaudaraan.19
Pada tahun 1950 Ki Hadjar Hardjo Oetomo, mendapat pengakuan
danpenghargaan dari pemerintah Ri sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan
RI.Penghargaan ini diberikan atas jasa beliau berjuang melawan
Belanda.Walaupun dimasa penjajahan belanda pencak silat tidak diberikan tempat
untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan
mendalami melalui guru-guru pencak silat. Pada tanggal 18 Mei 1948 (menjelang
PON ke-1), berdirinya organisasi pencak silat yang bernama Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI).yang bertujuan untuk menampung perguruan-perguruan pencak
silat. Ketua umum pertama IPSSI adalah Mr. Wongsonegoro. Kemudian diubah
namanya menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), yang dimaksud untuk
menggalang kembali semangat tujuan yang dapat memupuk persaudaraan dan
kesatuan bangsa Indonesia, sehingga tidak mudah dipecah belah.20
Ikatan Pencak Silat Indonesia(IPSI) juga mengajukan program kepada
pemerintahan untuk memasukan pelajaran pencak silat Pagar Nusa, Ikatan Kera
Sakti (IKS), Tapak Suci, Setia Hati(SH), dan lainnya. Didalam pencak silat ini
mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri, dan kebatinan, dan selain itu
juga bersumber pada kerohanian yang murni. Pencak silat itu berguna untuk
keselamatan diri, atau kesejahteraan bersama dan menghindari diri dari bencana.
Banyaknya pencak silat di nusantara, sehingga penulis hanya mengambil satu
organisasi pencak silat yang banyak digemari dari kalangan anak-anak hingga
dewasa, yaitu Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), yang
merupakan rumpunan dari pencak silat Persaudaraan Setia Hati.

19
Ibid,.
20
Erwin Setyo Kriswanto, pencak silat, 4.
35

C. Sejarah Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate


Awal mula nama pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah
Persaudraan Setia Hati, karena Persaudaraan Setia Hati rumpunan dari pencak
silat Persaudaraan Setia Hati yang didirikan oleh Ki Ngabeh Surodiwiryo pada
tahun 1990-an, yang di dalamnya merupakan suatu kelompok seperti suku,
kerajaan, bangsa atau golongan, tidak telepas dari sang pencetus atau orang yang
di tuakan dan dijadikan panutan dalam memimpin kelompoknya. Ungkapan Ki
Ngabeh Surodiwiryo yang paling populer dikalangan masyarakat Setia Hati yaitu
“Setia Hati adalah Surodiwiryo dan Surodiwiryo adalah Setia Hati”.21
Ki Ngabeh Surodiwiryo lahir pada tahun 1869 di Sedayu Lawas, Gresik,
Jawa Timur, pada hari Sabtu Pahing. Nama kecilnya adalah Mas Muhammad
Masdan,, ayahnya bernama Mas Ngabehi Suromiharjo bekerja sebagai mantri
cacar di Ngimbang, Jombang, Jawa Timur. Ki Ngabeh Surodiwiryo mempunyai
empat adit, yaitu Notodiwiryo, Suradi, Wongsoharjo dan Kartodiwiryo.
Keluarganya merupakan keturunan dari Bupati Gresik, keturunan Batara Katong
di Ponorogo, putra Prabu Brawijaya V, Raja kerajaan Majapahit terakhir (1468-
1479).22
Sesudah Indonesia merdeka, sehubungan gagasan penyatuan organisasi-
organisasi rumpun Setia Hati yang belum terwujud, muncuk dengan pesat
lembaga-lembaga pencak silat rumpun Setia Hati yang didirikan oleh para warga
Setia Hati yang mendukung IPSI( Ikatan Pencak Silat Indonesia). Ada beberapa
lembaga pencak silat yang merupakan rumpunan dari Setia Hati, antara lain:
1. Cempaka Putih, yang berubah menjadi langen putro utomo di
Ambarawa, Jwa Tengah, tahun 1948, oleh mas Aryo Martosiam.
2. Persaudaraan Setia Hati Terate pusat Madiun, tahun 1951 yang didirikan
oleh 31 orang PSC atas wasiat Ki Hajar Hardjo Utomo,
3. SH Kamboja di Madiun, tahun 1959 oleh Mas Kardjoko Prasetyo dan
Hadi Wir.
4. Sehati di Surabaya tahun 1952, oleh Mas Ngabeh Winoto.
21
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka,2016),43.
22
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat ,44.
36

5. Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda di Madiun tahun 1965,


oleh Mas Raden Djimat Hendro Suwarno.
6. Satu Hati di Surabaya tahun 1966, oleh Supardi.
7. Perisai Putih di Surabaya tahun 1967, oleh Raden Achmad Bustam
Barasubrata.
8. KPS. Nusantara di Jakarta pada tahun 1969, oleh Muhammad
Hadimulyono, Dr. Rahmadi Joko Suwigyo dan Dr. Joko Waspodo
adalah kakak-beradik putra dari tua SH (Sinung Harjopranoto) atau cucu
Mr. Wongsonagoro.
9. Persaudaraan Kemabng Setaman di Magelang tahun 1973, oleh Wiwik
Hesti Wibowo.
10. Persaudaraan Rasa Tunggal di Madiun tahun 1979, oleh Raden Mas
Sutadi Rakhanta Udayana.
11. Persaudaraan OCC. Pangastuti di Madiun tahun 1979, oleh Raden
Ispuurwanto.
12. Ikatan Kera Sakti (IKS-PI) di Madiun tahun 1980, oleh Raden Totong
Kiemdarto alias Koesdiharjo.
13. Perisai Hati (PH) di Surabaya tahun 1990, oleh Gatot Subroto, Heru
Purwanto, Hedrik Yansen Simongkir. 23
Lembaga pencak silat rumpun Setia Hati tak banyak muncul di Indonesia.
Di luar negeri juga lahir organisasi-organisasi pencak silat yang menggunakan
identitas atau atribut Setia Hati yang didirikan pesilat-pesilat setempat, meski
belum menjadi warga Setia Hati, diantaranya Belanda terdapat Persaudaraan Setia
Hati Terate.
Setelah mengetahui beberapa rumpun Setia Hati yang dipaparkan diatas,
penulis hanya mengambil satu organisasi yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate,
yang dikemukakan oleh Ki Hajar Hardjo Utomo. 24

23
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus Pustaka,
2016),106-108.
24
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:Filosofi,Adat Istiadat (Bandung:Tulus Pustaka,
2016), 109.
37

Pada tahun 1942, salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang
bernama Soeratno Sorengpati mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate.
Perubahan ini lalu disepakati saat kongres pertama yang diadakan di rumah Ki
Hadjar Hardjo Oetomo di Madiun pada tahun 1948. PSHT lalu mengubah diri dari
sistem yang berbentuk perguruan menjadi sistem berbentuk persaudaraan untuk
mendukung konsep demokratisasi organisasi, namun konsepsi dan tradisi sistem
perguruan masih tetap dilanjutkan. Selanjutnya PSHT semakin berkembang,
setelah Mas Irsyad (salah satu murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) menjadi ketua
dan memperkenalkan 90 senam dasar, jurus 1–4, jurus belati, dan jurus toya.
Jurus-jurus perguruan juga diperbarui oleh Mas Imam Koesoepangat untuk
membedakan diri dari jurus-jurus Djojo Gendilo Tjipto Muljo milik SH Winongo
atau sekarang di kenal dengan Setia Hati Panti.
Tahun 1948, atas perakarsa Soetomo Mengkoedjojo, Darsono, dan lain-lain
mengadakan konferensi di rumah Ki Hajar Hardjo Utomo di desa Pilangbango,
Madiun. Hasil konferensi menetapkan Setia Hati Terate yang dulunya bersifat
perguruan diubah menjadi Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
dengan diketuai oleh Soetomo Mangkoewidjojo dengan wakilnya Darsono. Secara
berurutan diketuai oleh Muhammad Irsyad sebagai ketua pusat pada tahun 1950,
pada tahun 1974 ketua pusatnya digantikan dengan RM Imam Koessupangat,
kemuadian pada tahun 1977-1984 ketua dewan pusatnya dipimpin oleh ketua
Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.
Menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati Terate, sebelumnya
seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari
sabuk hitam, merah, hijau, dan putih kecil, pada tahap ini seseorang disebut
sebagai siswa atau calon warga atau saudara. Setelah mencapai saudara ada
beberapa tingkatnya yaitu saudara Setia Hati Tingkat I (ester trap), Tingkat II (
twede trap), Tingkat II ( Derde Trap).25

25
Admin ,”profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, https://www.shterate.com/profil-
persaudaraan-setia-hati-terate/, diakses pada (15 September 2020, 19:30).
38

Persaudaraan Setia Hati Terate sangat diperlukan adanya tanpa pamrih


dengan pandangan sama-sama sederajat tidak ada menang-menangan dan lebih
mengutamakan :
1. Saling percaya
2. Saling membutuhkan
3. Saling menghargai
4. Saling memaafkan
Selama proses latihan pencak silat, seorang pelatih juga memberikan
pelajaran dasar Persaudaraan Setia Hati Terate secara umum kepada para siswa.
Sedangkan yang sudah menjadi saudara akan diberi 36 jurus pencak silat yang
merupakan warisan dari Ki Ngabeh Surodiwiryo di Setia Hati tingkat I seta
pelajaran ilmu Persaudaraan Setia Hati Terate yang dapat diperoleh tingkat II dan
tingkatan III. Jurus-jurus tersebut merupakan rumpunan dari beberapa aliran
pencak silat yang berada di Nusantara, diantaranya di Jawa Barat, Betawi, dan
Minagkabau.
Setelah tamat dalam pencak silat dasar, seseorang yang dianggap sebagai
warga atau saudara Setia Hati, yang apabila ia telah melakukan pengesahan atau
di kecer oleh dewan pengesahan . dewan pengesahan termasuk saudara Setia Hati
yang “terbaik”dari yang “terbaik” yang dipilih melalui musyawarah saudara-
saudara Setia Hati. Proses kecer tersebut berlangsung pada bulan suro. Adapun
syarat yang disediakan dalam pengeceran antara lain: Ayam jago, mori, sirih,
uang koin dan lainnya. Yang telah ditentukan.26
Adapun menjadi warga Persaudaraan Setia Hati Terate adalah:
1. Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berbudi Luhur, pemberani dan tidak takut mati
3. Sederhana dan suka berbuat memayu hayuning bawono sesuaikan
keadaan dimana kita berada.

26
Admin ,”profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, https://www.shterate.com/profil-
persaudaraan-setia-hati-terate/, diakses pada (15 September 2020, 19:45).
39

Sikap memayu Hayuning bawono berarti kita senang melihat kebahagiaan


orang lain, namun kita tidak senang melihat/ membuat orang lain menderitaatau
sengsara, sifat diatas dapat disingkat menjadi tiga hal yaitu:
1. Harus menghilangkan ke-aku-an kita
2. Harus bisa menghilangkan rasa meri
3. Siap menjalankan tugas dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari
Untuk itulah maka Persauaraan Setia Hati Terate mampu atau bisa guyup
rukun dan mengarungi kehidupan didunia ini. Semua itu ada kaitannya dengan
langgengnya Persaudaraan Setia Hati Terate di dunia ini, yaitu dalam
Persaudaraan Setia Hati Terateharus ada saling pengertian, ada saling sayang
menyayangi, dan saling bertanggung jawab, artinya Persaudaraan Setia Hati
Terate harus kita landasi:27
1. Saling menghargai
2. Saling membutuhkan
3. Saling mempercayai
Didalam adat keceran, penulis memaparkan adat pencak silat Persaudaraan
Setia Hati Terate hanya beberapa saja, itu dikarenakan ada beberapa adat yang
tidak bisa dipublikasikan, dan yang bisa dipublikasikan hanya adat keceran pada
umumnya saja. Maksud dari yang pada umumnya saja adalah Persaudaraan Setia
Hati Terate merupakan rumpunan dari PSHT yang telah didirikan oleh Ki Ngabeh
Surodiwiryo, sehingga penulis hanya memaparkan adat yang digunakan dari awal
didirikannya pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate.
D. Sejarah dan perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate desa
Kedemangan
Berdasarkan Wawancara Bersama Warga Tingkat I sekaligus ketua cabang
Muaro Jambi yaitu Mas Lukman berkata:
“[P]ersaudaraan Setia Hati Terate masuk ke desa Kedemangan diawali oleh
seorang warga yang merantau ke Jambi dan berinisatif untuk membuka latihan
didaerah kedemangan. Karena sudah sangat dikenal didunia persilatan
Indonesia. PSHT ini telah berkembangan besar dan memiliki anggota jutaan

27
Admin ,”profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, https://www.shterate.com/profil-
persaudaraan-setia-hati-terate/, diakses pada (15 September 2020, 19:45).
40

orang. Di Jambi Pertama kali didirikannya tempat latihan PSHT yaitu cabang
kota, setelah berkembang pesat sampailah ke semua kabupaten di Jambi seperti
Merangin, Sarolangun yang sangat semangat membangun pendopo tempat
latihan siswa, tak lama kemudian pun cabang kota pun membangun pendopo
beserta aula28. awal mula didirikannya PSHT oleh Ki Harjo Oetomo di tahun
1922, yang berarti hingga kini sudah berumur hampir 98 tahun. Kurang 2 tahun
lagi PSHT sudah berusia satu abad atau seratus tahun. Tentunya organisasi
besar banyak ujian didapat seperti rongrongan dari intern, Sama hari ini, adik-
adik melaksanakan tes atau ujian dalam setiap kenaikan tingkat, juga banyak
aral maupun rintangan. Tekad yang kuat dan kompak insyaallah dapat lewati
dan dilalui. Sehingga, organisasi akan menjadi masa jaya dan masa keemasan
PSHT Pusat Madiun.

Mari kita ikuti komitmen pendidikan PSHT sesuai dengan tujuannya yakni
Mendidik manusia yang berbudi luhur tau benar dan salah serta bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbakti kepada orang tua, dan bakti terhadap pelatih.
Sampailah Pembukaan PSHT di desa Kedemangan pada tahun 2010 dengan
founder penggerak yang pertama adalah Mas Hendra Sofyadi. Pendiri pertama
sekali di desa Kedemangan Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi, dengan
modal tekad dan semangat yang juang tinggi dengan mendirikan latihan
menggunakan tanah depan rumahnya untuk melanjutkan pengabdiannya. Jadwal
yang berbeda-beda tak tak menyurutkan semangat untuk tetap memberi latihan
pada adik-adik latihan yang ampunya.
Wawancara dengan Mas Indra Jaya beliau berkata: “[S]iswa Angkatan
pertama yang diajarkannya adalah sejumlah 8 orang dan yang mengajarinya
pada latihan angkatan pertama tersebut adalah mas Hendra sendiri, yang
menjadi landasan pokok struktur pengajaran. Sampai beranjak tahun 2012
seluruh warga PSHT yang baru masuk telah selasai untuk diwisudakan dan
kembali melanjutkan pengajaran para murid baru dan membuat angkatan ke II
yang pada akhirnya sukses mengesahkan/mewisudakan anggota baru warga
PSHT. 29

Berdasarkan wawancara dengan Mas Indra Jaya berkata:


“[P]ertama yang diangkat pada periode awal berdirinya PSHT di
Kedemangan adalah angkatan I, setelah siswanya diwisudakan alih
tanggung jawab ke murid nya, namun pada tahun-tahun berikutnya hingga

28
Lukman, Sesepuh Kedemangan, Wawancara dengan penulis, 23 oktober 2020, Jambi,
rekaman audio.
29
Indra Jaya, Warga kedemangan, wawancara dengan penulis, 20 Oktober 2020,
Kedemangan, Rekaman Audio.
41

angkatan ke VI selesai belum ada pergerakan utuk penambahan jumlah


anggota yang latihan. Tetapi tetap ada setiap tahunnya siswa yang latihan,
setelah tahun 2014 anggota yang latihan semakin hari lumayan banyak yang
mengikuti latihan hingga saat ini dan sudah mengesahkan lebih dari lima
kali pengesahan/wisuda anggota baru dan makin banyak pengembangan-
pengembangan latihan yang ada ditempat sekitaran Kecamatan Jaluko.
Kemudian sudah terjadwal latihannya, pada malam selasa dan malam
Minggu. Semenjak tahun 2016 sampai dengan sekarang yang latihan terus
meningkat dari tahun ke tahunnya. Tahun 2018 sampai dengan sekarang
sudah terbentuk kepengurusan Rayon Kedemangan Kecamatan Jaluko.
Warga yang sudah terdata dari angkatan pertama sampai angkatan ke 11
sebanyak 90-an warga yang sudah di wisudakan atau sah kan”.30

Dalam PSHT kita juga mengajarkan pencak silat dan beorganisasi. tidak
hanya itu, kita juga mengenalkan adanya 5 dasar (panca dalam PSHT) yaitu:

1. Persaudaraan
2. Olahraga
3. Bela diri
4. Kesenian
5. Kerohanian/ke-SH-an
Tujuan untuk membuka latihan yaitu:
1. Memepertebal rasa ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Membentuk manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah.
3. Menanam jiwa kesatria, cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
4. Mempertinggi seni pencak silat dengan berpedoman wasiat SH terate.
5. Mempertebal rasa cinta sesama.
6. Memeperkuat mental spiritual dan fisik warga PSHT khususnya dan bagsa
Indonesia pada umumnya.
7. Mempertebal kepercayaan diri bagi setiap warga PSHT atas dasar
kebenaran.

pada tahun 2016 untuk pertama kalinya PSHT Rayon Kedemangan


mengikuti pertandingan pencak silat pada event POPDA Provinsi Jambi tahun
2016. Hasilnya prestasi yang sangat membahagiakan mendapatkan juara.,

30
Indra Jaya Suhakti, Warga PSHT, Wawancara, Kedemangan, 20 Oktober 2020. Melalui
rekaman audio.
42

Pelatihnya Mas Hendra. Dengan demikian atlit-atlit IPSI kabupaten Muaro Jambi
adalah dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Pada tahun itu juga mengikuti Kejurda
pencak silat Provinsi Jambi.
Tahun 2017 untuk pertama kalinya mengikuti PORDA (PORPROV) Jambi.
Selanjutnya mengikuti berbagai even pencak silat seperti O2SN, Sirkuit, dan lain
sebagainya. Prestasi silat nya cukup membangakan, tercatat banyak pesilat
kabupaten Muaro Jambi terkhusus di Jaluko semua berasal dari Persaudaraan
Setia Hati Terate.
BAB III
PROSES ADAT KECERAN DALAM
PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
DI DESA KEDEMANGAN KECAMATAN JALUKO
KABUPATEN MUARO JAMBI

A. Pengertian dan perkembangan Adat Keceran Persaudaraan Setia Hati


Terate
Keceran berasal dari tradisi pencak silat Sunda yaitu dipeireuh, yang bearti
ditetesi air mata. Pengertian Hakiki adalah didorong untuk berbuat kebaikan.
Sedangkan istilah dari keceran secara umum disebut dengan pengesahan (bahasa
jawa: sah-sahan) yang merupakan upacara adat pengangkatan saudara Setia Hati,
Persaudaraan Setia Hati Terate terjadi atas dasar hubungan bersaudara karena
adat. Jalinan saudara ini bisa disebut dengan “saudara seilmu”. Kekhususan
persaudaraan Setia Hati Terate ini menyadarkan arti penting kekeluargaan, yakni
hubungan antara sesama dan makhluk lain, hubungan sebagai makhluk sosial
(tidak bisa hidup sendiri).1
Wawancara dengan Warga Sesepuh : “[T]radisi keceran, pelaku harus
berhati-hati terutama terhadap bahaya syirik atau musyrik. Sebab dalam
keceran terhadap pemahaman yang disebut “pengisian”. Pengisisan bukan diisi
kekuatan sehingga bisa menjadi sakti atau kuat, tetapi mempunyai maksud
pemberian wejangan rohani untuk mendorong calon warga Persaudaraan Setia
Hati Terate agar berbuat lurus, pikiran dan hati nya terbuka, terinspirasi proses
yang dijalaninya, sehingga menjadi padang atau terang. Pengisian sangatlah
penting sehingga karena bisa menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat,
sebab seilmu itu terang”.2

Adat keceran pencak silat Persaudraan Setia Hati Terate setelah wafatnya Ki
Ngabeh Surodiwiryo. Setelah melakukan musyawarah, dimufakati bahwa juru
kecer adalah saudara tua Setia Hati pada tingkat ke-tiga. Setelah itu dimusyawarah
dengan lembaga pertimbangan persaudaraan untuk mendapatkan keputusan.

1
Agus Mulyana, pencak Silat Stia Hati:sejarah,Filosofi,Adat Istiadat, 126-127.
2
Hendra Sofyadi, Warga Sesepuh, wawancara dengan Penulis, kedemangan, 05 oktober
2020.

43
44

Setelah adanya keputusan ini, adat keceran terus berkembang setiap tahunnya,
dengan di kecer-nya atau di wisudakan calon warga pada setiap tahunnya yang
bertepatan pada bulan suro. Adapun alasan adat kecer ini pada bulan suro atau
bulan muharram karena bersangkutnya bulan yang memiliki arti bagi umat islam.
Hari pertama dalam penaggalan Hijriah ini berasal dari pristiwa berpindahnya
Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada Juni 622 M. Momen
bersejarah yang disebut menjadi tonggak kebangkitan peradaban Islam.bulan suro/
Muharam dihormati sebagai bulan yang mulia, sebagai malam nan suci serta
dilimpahi rahmat oleh Allah STW serta waktu yang dapat melakukan intopeksi
diri. Dan sekaligus mengingat wafatnya Ki Ngabeh Suro Dwiryo.
B. Adat dan filosofi Keceran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate
Adat keceran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang dijelaskan
dalam skripsi ini merupakan beberapa organisasi rumpunan Setia Hati, karena
banyak sekali dan berbeda-beda rumpunannya. Penulis mewawancarai salah satu
organisasi yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate. Adapun syarat-syarat dalam adat
keceran yang merupakan beberapa hasil wawancara antara lain:
1. Kain putih atau mori putih (sadedek-sapanggawe)
Seperti yang dikatakan oleh warga Sesepuh kang mas Hendra yaitu:
“[M]ori putih merupakan perlambang kesucian. Mori dalam penggunaan
pakaian sakral (Hitam-Hitam) berfungsi sebagai sabuk, yang berarti telah
mengikatkan diri pada kesucian. Dan jika meninggal dunia, dipakai untuk
membungkus”.3 yang maknanya harus tetap berada dalam kesucian, kebersihan
tanpa dikotori
.
Mori putih tersebut dipakai pengikat pinggang, artinya mori putih akan
mengingatkan kita anggota PSHT bahwa ikatan Persaudaraan yang dijalani
berdasarkan kesucian dan kebersihan hati.
2. Air putih di dalam gelas (banyu wening)
Menandakan watak bijaksana dan luwes serta sentosa.
“[A]ir selalu berkumpul menjadi satu pada sumbernya, yakni lautan. Air tak
mengenal perpecahan, tidak dapat dipisah-pisahkan. Mungkin untuk sementara
dapat terbelah, tetapi akan menyatu kembali. Berwatak seperti air, bearti tidak

3
Hendra, warga Sesepuh, wawancara dengan Penulis, 07 Oktober 2020, Kedemangan,
Rekaman Audio.
45

terombang ambing oleh lingkungan yang setiap saat bisa berubah. Air juga
berfungsi sebagai alat pembasuh untuk membersihkan kotoran dimanapun
berada.” Begitulah dikatakan oleh Sesepuh kang mas Hendra.4

Jadi, bisa mengambil contoh sifat air, adalah warga SH harus sanggup
membersihkan diri pribadi dan kotoran-kotoran yang terdapat di masyarakat.5 Ini
gambaran dari hati sanubari yang selalu berkiblat kepada Tuhan dan selalu
berusaha menyatukan diri dengannya.
3. Daun sirih tiga lembar (daun sirih ketemu ros)
Sirih mengandung pengertian “rasa”. ketemu ros bearti lahir dan batin
menjadi satu (manunggal).
“[S]irih ketemu ros berarti berkehendak lahir dan batin harus tunggal untuk
mewujudkan cita-cita. Tiga lembar daun sirih adalah simbol lahir batin yang
manunggal dengan Tuhan Yang Maha Esa. mempunyai maksud selain lahir
manunggal, juga manunggal batin yang harus didasari kebersihan atau
kesucian dan kejujuran.”6 dikatakan oleh warga Sesepuh kang mas Hendra.
Sirih juga melambangakan rasa yang cocok berarti berkeinginan, ketemu rose
mengandung arti ketemu “ketemu rosone” rasa disini adalah “roso sejati” atau
rasa kesukmaan disebut juga rasa ketuhanan, jadi secara keseluruhan
mengandung makna diri dengan pribadi telah bertemu dengan Tuhan Sang
Pencipta.

4. Uang logam tiga jenis (telung keteng)


Ada tiga jenis nilai mata uang yaitu, uang yang berilai terendah tujuh
keping, uang bernilai pertengahan sebanyak lima keping dan uang yang bernilai
tinggi satu keping. Kang mas Hendra pun menjelaskan bahwa
“[A]ngka 7 menandakan hari yang terdiri dari Ahad, Senin, Selasa, Rabu,
Kamis, Jumat, Sabtu. Sedangkan 5 menandakan pasaran hari yaitu, Pon, Wage,
Kliwon, Legi dan Pahing. Dan angka 1 menandakan tahun. Uang yang nilainya
terendah menandakan tingkatan hidup golongan manusia paling rendah. Uang
yang nilainya paling tinggi menandakan kehidupan paling tinggi. Bagi warga
SH, penandaan ini dimaksudkan agar dalam perjuangan hidup sehari-hari, jika
masih dalam posisi ketengan jangan berkecil hati, ketengan atau keteng
merupakan suatu nilai rendah atau kecil, baik dari sisi kehidupan atau nilai
uang, sebab satu rupiah tidak akan mempunyai nilai penuh dan namanya bkan
rupiah kalau dikurangi satu keteng saja. Sebaliknya bagi mereka yng menjalani

4
hendra sofyadi, wawancara, Kedemangan, 07 Oktober 2020.
5
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat. 129-130.
6
hendra sofyadi, wawancara, Kedemangan, 07 Oktober 2020.
46

hidup makmur (tinggi derajatnya) jangan sombong dan mengingkari si kecil


atau ketengan.”7
Ditambah lagi “[A]dapun Mengenai jumlah 7+5=12 berarti satu hari adalah 12
jam sing dan 12 jam malam. Jumlah 1 diartikan tiap tahun, tiap bulan, tiap
minggu, tiap hari, tiap pasaran, tiap jam, tiap menit, dan tiap detik bahkan tiap-
tiap waktu diistilahkan sebagai hambanyu mili, artinya wajib setiap saat dalam
kesucian menuju dan menghadap (sembah) kepada Tuhan Yang Maha Esa.”8

5. Ayam jago yang dimasak berbumbu (ayam ingkung)


Kang Mas Djoko berkata “[I]ngkung ayam jago mempunyai arti warga
Setia Hati Terate diharapkan menjadi “jago” dikelompok atau lingkungannya.
Warga SH harus menjadi teladan dalam segala hal, menjadi perintis, pelopor, atau
pendahuluan dari setiap perbuatan baik.”9
6. Tumpeng dengan lauk sayur-sayuran dan telur matang yang telah
dikupas (tumpeng robyong)
Tumpeng serta lauk pauk menandakan gunungan dengan hutannya dalam
wayang, perlambangan alam di dunia. “[T]elur rebus kupas (endog wiji) bermakna
warga SH yang di wisudakan merupakan bakal yang diharapkan menjadi jago
(makhluk baik).” Begitulah hasil penjelasan dari Kang Mas Djoko.
C. Pelaksanaan dan prosesi Adat Keceran pencak silat Persaudaraan
Setia Hati Terate
Pelaksanaan keceran Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
yang berlangsung pada bulan Suro atau syura dan tempatnya di padepokan PSHT
Kedemangan. Syarat yang disediakan dalam pengeceran antara lain: ayam jago,
Mori, sirih, dan lain sebagainya sarat-sarat yang telah ditentukan. Setelah itu
saudara Setia Hati Terate harus melakukan pengesahan dengan di wisudakan oleh
dewan pengesahan. Dewan pengesahannya termasuk saudara Persaudaraan Setia
Hati Terate yang “terbaik dari yang terbaik” yang dipilih melalui musyawarah
saudara-saudara Persaudaraan Setia Hati Terate.

7
Hendra sofyadi, Warga Sesepuh, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 07 Oktober
2020.
8
Djoko, Warga Sesepuh, wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 07 Oktober 2020.
Rekaman Audio.
9
Djoko, Warga Sesepuh, wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 07 Oktober 2020.
Rekaman Audio.
47

Pada saat ini, penerimaan calon warga Setia Hati atau yang akan dikecer
harus menyertakan surat izin orangtua bagi yang belum mandiri. Surat
permohonan yang berisi pernyataan bahwa bersungguh-sungguh ingin menjadi
saudara Setia Hati, tanpa adanya paksaan atau pengaruh dari pihak lain. Selain itu
calon warga harus mengunjungi para saudara tua Setia Hati yang telah ditunjuk
dan dipercaya untuk memberikan bimbingan tentang seluk beluk Persaudaraan
Setia Hati Terate, ini bertujuan untuk mengetahui kharakteristik dan niat calon
tersebut. Setelah dinyatakan lulus seleksi dan disetujui oleh para warga tua
kemudian calon warga menyediakan syarat-syarat untuk di wisudakan.10
Proses pengeceran calon warga diberi pengisian dan gemblengan jasmani
dan rohani dan ilmu Setia Hati Terate yang petuah-petuah, petunjuk-petunjuk
secara mendalam dan luas. Sebelum sampai pada tingkatan pengesahan
/wisudakan, siswa harus melalui prosesnya dulu, didalam Persaudaraan Setia Hati
Terate ada tingkatan Sabuk nya.
1. Pertama yaitu sabuk Hitam atau disebut Polos. Pada saat berada di sabuk
polos ini, secara mendasar mengandung arti bahwa siswa yang berada ditingkat
polos adalah siswa yang masih belum mengetahui dengan baik tentang organisasi
Persaudaraan Setia Hati Terate. Siswa polos adlah siswa yang baru belajar dan
baru mengenal PSHT dan boleh ditunjukkan kepada orang lain.
2. Sabuk Jambon atau Merah muda secara mendasar mengandung arti bahwa
siswa jambon adalah siswa yang mudah mengenal PSHT dan mengenal arah yang
benar. Warna jambon mengandung arti yaitu keraguan atau labil, sifat yang mulai
mengarah suatu kepastian tetapi masih dalam taraf menggantung dan belum tetap
wataknya.dalam bahasa Jawa, merah muda ini dapat diartikan melambangkan
suatu keberanian. Jadi siswa dituntun untuk memiliki suatu keberanian yang
memakai perhitungan dalam meghadapi dan menyelesaikan masalah.11
3. Sabuk Hijau secara mendasar mengandung arti bahwa siswa hijau adalah
siswa yang sudah mantap atau tenang hatinya. Warna hijau mengandung arti
keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Sifat inilah yang diharapkan
10
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat. 102.
11
Admin, “profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, di akses
https://www.shterate.com/profil-persaudraan-setia-hati-terate/, 09 Oktober 2020.
48

terbentuk pada siswa hijau, dimana siswa tersebut mampu berbuat adil, mulai di
didik untuk madep, karep, matep, dengan mengutamakan ajaran PSHT. Siswa
ditingkatan ini sudah bisa memiliki harapan untuk bisa di wisudakan menjadi
warga Persaudaraan Setia Hati Terate tingkat I, mengingat pelajaran yang
diperolehnya. Siswa hijau juga mendapatkan pelajaran tambahan seperti
memperlajari Belati, selain belati juga mendapatkan ajaran sarungan. Siswa hikau
juga sudah disiplin dan bisa mencontohkan kepada sabuk dibawah tingkat nya. 12
4. Sabuk putih adalah tingkatan siswa terakhir dalam latihan PSHT, sabuk
putih bearti orang yang telah mencapai tingkatan ini adalah orang mengerti arah
dan tujuan yang sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara yang benar
dan yang salah. Warna melambangkan kesucian, oleh karena itu sifat dan watak
yang diharapkan dari siswa tersebut dapat bertindak berdasarkan prinsip
kebenaran, dan bersikap tenang seperti air yang mengalir. Sabuk berwarna putih
sebagai pengikat yang kuat berdasarkan kesucian dan kebersihan secara lahir
batin. Dan diharapkan siswa pada tingkatan ini sudah mulai mempersiapkan diri
untuk menjadi warga Persaudaraan Setia Hati Terate tingkat I, dengan jalan
melangkah, laku, sikap, perkataan dan perbuatan lahir dan batin pada hal-hal yang
bersifat baik, besih, dan suci agar nantinya bisa mengikuti pengesahan atau
wisuda menjadi warga Persaudaraan Setia Hati terate tingkat I, dan terhindar dari
arah melintang yang tak diinginkan.13
Latihan pada sabuk putih ada yang namanya latihan pernapasan. Pernapasan
atau bernapas adalah suatu pertanda hidup bagi makhluk Tuhan. Bernapas pada
prinsipnya memasukkan napas kedalam tubuh dengan jalan menghidup udara
bersih yang berisikan unsur-unsur daya hayati hidup. Pada hakikatnya adalah
menghimpun tenaga/kekuatan tubuh/badan menjadi kuat karena menerima daya
hayati hidup (RAHSA) yang dikirim oleh jatnung. Mengeluarkan nafas dari dalam
tubuh dengan jalan menghembuskan udara kotor berisikan unsur-unsur daya
hayati hidup yang telah digunakan untuk kegiatan-kegiatan tubuh. Pada

12
Ibid.,
13
Admin, “profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, di akses melaalui alamat
https://www.shterate.com/profil-persaudraan-setia-hati-terate/, 09 Oktober 2020.
49

hakikatnya adalah kehilangan tenaga/kekuatan, tunuhmya menjadi lemah karena


daya kekuatan (RAHSA) ditarik kembali dan seluruh anggota tubuh ke jantung.
Dalam hal ini, jantung sebagai pusat mahligai hati sanubari berfungsi
sebagai penghimpun dan mengatur daya hayati hidup (RAHSA) dalam bentuk
tenaga/kekuatan. RAHSA ini diangkut oleh darah bersih dan menyerap keseluruh
anggota tubuh. Cara mengatur masuk dan keluarnya nafas ke dalam tubuh dan
dari dalam tubuh secara tepat, teratur, dan terarah serta seimbang dalam bentuk
lathan-latihan yang berturut-turut disebut pula olah nafas. Cara latihan dan
kegunaan olah nafas bagi jiwa yaitu dalam hal ini dilakukan dengan khidmat,
tenang, bebas dan ikhlas, tiada merasa dipaksa dan terpaksa. Sikap tubuh harus
lepas, santai atau rileks agar mudah bagi daya hayati hidup untuk meresap
menyerapi jaringan sehingga seluruh jasad diserap RAHSA. Lakukan dengan
tekun dan dengan kesungguhan hati serta sabar, tidak lekas merasa bosan. Jangan
tergesa-gesa dalam mengharapkan hasil yang banyak. Ibarat kita menanam pohon
buah-buahan, beberapa bulan bahkan beberapa tahun barulah kita bisa
mengenyam hasilnya, itupun jika kita rajin memeliharanya. 14
Adapun kegunaan latihan pernafasan sebagai olah jiwa adalah sebagai
berikut:
1. Memupuk dan mempertinggi stamina atau daya tahan diri pribadi agar
dijauhkan dari serangan penyakit dalam (jantung, paru-paru dan lainnya).
2. Memupuk ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi segala tantangan
hidup, terlatih untuk menguasai diri.
3. Menuntun kita pada “mengenai diri pribadi” dan mengantar kita menjadi
manusia yang utuh
4. Memperkuat dan mempertinggi landasan beriman untuk mewujudkan sifat
kemanusiaan disertai budi pekerti luhur, tahu benar dan salah.
Ada juga namanya pendalam kebatinan. Ilmu kebatinan yang berada
didalam PSHT adalah ilmu kebatina yang bersumber pada azaz ketuhan Yang
Maha Esa karena kita sadar bahwa sesungguhnya manusia hidup tidak bisa

14
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016)128.
50

memungkiri keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, dan kita tidak hidup dengan
sendirinya tanpa ada yang menghidupkan. Dan salah satu sumber untuk
mempertebal keyakinan akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa adalah mengenal
diri pribadi. Untuk mengenal diri pribadi kita harus mawas diri dan merasakan
dengan rasa pengrasa yang harus mendalam, bahwa segala amat perbuatan kita
kedalam batin menuju kembali kepada sumber yang menggerakkan yaitu Tuhan
Yang Maha Esa. Jadi kita merasa hidup didalam Tuhan, kita harus pasrah lahir
batin kepada Tuhan, hidup mau matipun tidak menolak.15
Terkadang kebatinan sering dikaitkan dengan kesaktian, ilmu, dan
sebagainya. Namun pada hakikatnya kebatinan adalah suatu proses pembelajaran
untuk mengetahui hakikat kebenaran, hakikat hidup, dan hakikat diri sendiri.
Walupaun pelajaran kebatinan mendatangkan kesaktian, namun perlu dipahami
bahwa sebenarnya semua itu adalah kehendak dari Sang Maha pemberi hidup, jadi
janganlah disalahgunakan. Penyalahgunaan kebatinan inilah yang kemudian
dikenal dengan nama “Ilmu Hitam”, yaitu ketika seorang manusia telah bersekutu
dengan iblis dan jin. Ketakwaan, keyakinan, dan keimanan dalam Persaudaraan
Setia Hati Terate dibagi menjadi :
1. Melaksankan perintah Tuhan dan tidak melaksanakan larangan-larangan
nya.
2. Melaksanakan perintah Tuhan dan juga melaksanakan larangannya.
3. Tidak melaksanakan perintah Tuhan dan tidak melaksanakan
Larangannya.
4. Tidak melaksakan perintah Tuhan dan juga melaksanakan larangannya.
Sebagai pemahaman awal, perlu diketahui macam-macam kebatinan, yaitu:
1. Kebatinan Asli
Kebatinan asli maksudnya adalah bahwa semua yang berada didunia ini
berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.dimana terdapat dua unsur penting yaitu:
mikrokosmos (udara) dan makrokosmos (tanah). Didalam pelajaran kebatinan,
seorang Warga SH Terate diajarkan satu jenis pernapasan yang disebut

15
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016), 129.
51

pernapasan SH Terate atau pernapasan Kesah. Pernapasan Kesah adalah


pernapasan yang diajarkan untuk mengolah zat kesah (mikrokosmos) dalam tubuh
manusia dimana zat kesah tersebut sebenarnya terdapat di udara dengan perantara
tanah yang disebut zat ether.16
Tujuan pernapasan ini adalah untuk mengenal diri sendiri sehingga
diharapkan warga SH Terate menjadi lebih bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan mendapatkan keagungan dari-nya. Oleh karena itu, sebelumnya perlu
diketahui bahwa kebatinan asli terbagi atas:
a. Kebatinan kodrat
Maksud dari kebatinan kodrat yaitu bahwa manusia pada dasarnya semenjak
lahir telah memiliki naluri atau insting yang berasal dari hati nuraninya. Contonya
firasat. Jadi, kebatinan ini tidak dicari karena sudah menjadi kodrat bagi setiap
manusia.
b. Kebatinan Iradat
Kebatinan iradat sesungguhnya adalah kelanjutan dari kebatinan kodrat,
maksudnya jika seseorang telah memahami apa saja yang menjadi kebatinan
kodrat kemudian melatihnya untuk lebih mempertajam melalui suatu proses
latihan tertentu maka kebatinan ini disebut kebatinan iradat.
c. Kebatinan Ilahiah
Kebatinan ilahiah adalah kebatinan yang paling tinggi derajatnya dan
merupakan anugrah langsung dari Tuhan Yang Maha Esa. Contohnya mu’jizat
yang diberikan Tuhan kepada Nabi dan Rasul-nya.17
2. Kebatinan Karang
Yang dimaksud kebatinan Karang adalah pelajaran kebatinan yang mengajarkan
apa saja yang diluar kodrat manusia seperti mematahkan atau menghancurkan
besi, dan sebagainya. Persaudaraan Setia Hati Terate tidak mengajarkan
kebatinan tersebut diatas guna menghindari sifat sombong, takabbur, egois, dan

16
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016), 135.
17
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016)136.
52

musyrik. Persaudaraan Setia Hati Terate mengajarkan pernapasan untuk mencari


kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.18
Setelah melakukan proses latihan tersebut, barulah calon Warga ini dapat
sahkan atau di wisudakan. Saudara Setia Hati terare yang baru disahkan tersebut,
dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudara tingkat I (este trap). Pada
persaudaraan setia hati terate juga dibagi dalam tiga jenis tingkatan saudara yaitu
tingkat I, tingkat II, dan tingkat III. Setelah itu yang sudah diikecer akan diberikan
jurus 36 yang merupakan turunan dari Ki Ngabeh Suro dwiryo di este trap serta
pelajaran ilmu yang dapat diperoleh dari twede trap dan derde trap. Jurus-jurus
tersebut merupakan ramuan dari beberapa aliran pencak silat yang berapa di
nusantara.19
Proses adat keceran PSHT juga memiliki beberapa tahapan didalamnya
seperti ungkapan Mas indra jaya subhakti,
“[p]ada proses keceran dalam penyembelihan ayam, itu bertujuan untuk korban
atau tasyakuran saja, setelah itu ayamnya dimakan bersama-sama. Dan
dikasihkan sebagian kepada warga te-tua dan bisa juga kepada yang sedang
membutuhkan. Ayam diingkungi merupakan suatu adat jawa yang bearti
dikurung dulu sebelum dipotong.
Selain ayam untuk dijadikan rasa syukur, mas Indra pun menjelaskan
tahapan selanjutnya “ [n]anti setelah ditetesi air, menandakan bahwa kita itu satu
air. Dengan demikian itu merupakan simbol kita, dan merupakan suatu adat turun
temurun jadi harus sama-sama dikatakan sebagai warga Setia Hati sehingga itu
harus dilestarikan.”20
Adat keceran mempunyai arti yang sama hanya saja kata-kata ada yang
berbeda, seperti halnya Rangga saudara PSHT yang sudah mencapai tingkat I
yang mengungkapkan “[A]dat keceran merupakan suatu adat yang dilakukan
waktu pengesahan sebagai warga atau tingkatan yang paling tinggi. Pernah dengar

18
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat. 137
19
Admin, “profil Persaudaraan Setia Hati Terate”,.
20
Indra Jaya Subhakti, Ketua Rayon Wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 08
Oktober 2020. Rekaman Audio.
53

kalau membawa ayam , itu merupakan syukuran saja, diibaratkan dalam kuliah itu
wisuda begitu”.21
Ungkapan itu dapat dijelaskan bahwa adat keceran juga bisa dikatakan
pengesahan sebagai warga atau tingkatan paling tinggi, dengan membawa mori
yang mempunyai makna mengingat kematian, selain itu ayam merupakan
syukuran.
Ada yang tidak mengetahui adat keceran karena itu yang membedakan
warga dengan siswa seperti ungkapan dari Setya yang merupakan siswa PSHT
dengan sabuk putih kecil: “[s]aya belum tau keceran itu apa, tetapi hanya sekedar
tahu istilah keceran saja. Itu hanya membedakan siswa dan warga jadi harus
melewati istilah keceran itu dulu. jadi ada tahapannya, Seperti halnya jambon
yang belum tau bagaimana pergantian dari jambon ke sabuk hijau soalnya belum
melewati jadi tidak tau”.22
Sebelum menjadi saudara para siswa harus melewati beberapa sabuk yang
harus dilalui seperti sabuk polos, jambon, hijau dan putih kecil. Untuk melalui
pergantian sabuk harus ketempat yang ditunjukkan, seperti yang diungkapkan
Nilam saudara tingkat I:
“[s]iswa untuk pergantian sabuk ditentukan oleh pelatihnya, dan tidak harus
ditempat pemakaman. Pergantian sabuk ditentukan apabila siswa sudah
menguasai materi dan siap dalam fisiknya, jika sumua sudah terepenuhi siswa
akan melakukan pergantian sabuk yang ditentukan oleh pelatihnya. Setelah
semua sabuk sudah diambil, baru ketahap selanjutnya yaitu menjadi saudara
dengan tahapan adat keceran”.23

Persaudaraan Setia Hati Terate bukan untuk laki-laki tetapi perempuan juga
banyak sekali yang ikut latihan. Dapat dilihat dari pemaparan diatas bahwa pesilat
yang belum mencapai warga tidak mengetahui tentang keceran, dan tidak tahu
adat-adatnya, itu dikarenakan belum pernah mengalami keceran . sedangkan
warga tingkat I,II dan III pernah mengalami keceran

21
Rangga bayu, Pelatih, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 08 Oktober 2020.
Rekaman Audio.
22
Setia, anggota PSHT Kedemangan, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 08
oktober 2020. Rekaman Audio.
23
Nilam Cahya, anggota PSHT Kedemangan, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan
08 Oktober 2020. Rekman audio.
BAB IV
PEMAKNAAN ADAT KECERAN PENCAK SILAT
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DALAM TEORI
PETANDA DAN PENANDA FERDINAND DE SAUSSURE

Didalam bab ini penulis menjelaskan adat keceran dalam pencak silat
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan menggunakan teori penanda dan
petanda Ferdinand De Saussure. Tanda dikaitkan dengan tahapan-tahapan yang
ada dalam adat keceran karena bunyi dalam kesadaran yang masih belum jelas,
sedangkan petanda dikaitkan dengan gambaran ide atau konsep yang ada pada
tahapan di dalam adat keceran, dari kedua teori itu disatukan menjadi sebuah adat
keceran.
A. Mori (untuk mengingat Allah SWT)
Adat ini dengan penanda adalah bunyi kata mori yang belum mempunyai
arti apa-apa dan hanya bunyi akustik kain mori merupakan kain yang berwarna
putih atau disebut dengan kain kafan panjang dengan ukuran badannya, digunakan
pada pakaian sakral (Hitam-hitam) sebagai sabuk atau kendit. Sedangkan petanda
adalah konsep atau gambaran ide yaitu untuk mengingat Allah SWT. Kedua teori
itu jika disatukan menjadi tanda yaitu adat keceran atau bisa disebut dengan
pengesahan, yang sekarang merupakan adat turun-temurun dari dahulu dan masih
digunakan sampai sekarang.
Wawancara dengan Mas Hendra berkata Yaitu: “[M]ori putih mempunyai
arti mengikatkan diri pada kesucian. Kemudian pada saat meninggal dunia nanti,
digunakan untuk membungkusnya. 1 Dalam arti itu sebagai peringatan jika suatu
hari nanti mereka bertemu ajal”.
Mori berfungsi sebagai peringatan agar hidup berhati-hati. Seperti dalam
firman Allah Q.S. al-Waqi’ah (56) ayat 60 yang berbunyi:
ٓ‫ي‬ ِ ِ
َ ‫ََْن ُن ِبَ ْسبُوق‬ ‫ت َوَما‬
َ ‫ََْن ُن قَد ْمرنَا بَيْ نَ ُك ُم ٱلْ َم ْو‬

1
Hendra Sofyadi, Warga Sesepuh, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 20 Oktober
2020.

55
55

“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali


tidak akan dapat dikalahkan.”2

Pemaparan diatas dapat lihat bahwa penanda (berbunyi) adalah kain mori,
sedangkan petanda (konsep) adalah gambaran dari kain mori yang bewarna putih
untuk mengingat Allah SWT. Dari kedua aspek itu menghasilkan suatu makna
tanda yaitu adat keceran. Dan makna dari syarat tersebut ada nilai-nilai islam yang
terkandung.
B. Air Putih dalam Gelas
Teori penanda dalam tahapan ini bisa dibunyikan dengan kata air putih,
sedangkan dalam petanda bisa digambarkan dalam bentuk air berwarna putih yang
didalam gelas, bermakna supaya menjadi orang yang mengalir dan putih seperti
air. Dan berfungsi sebagai alat pembasuh untuk membersihkan kotoran
dimanapun berada dan melambangkan watak bijaksana dan luwes serta sentosa.
Dari kedua teori ini bisa menghasilkan suatu tanda yaitu adat keceran.
Tahapan adat ini juga memiliki pengertian yang dijelaskan oleh Mas Lukman:
“[a]ir adalah satu-kesatuan yang selalu berkumpul menjadi satu pada
sumbernya, yakni lautan. Air tak mengenal perpecahan, tidak dapat dipisah-
pisahkan. Mungkin utnuk sementara dapat terbelah, tetapi akan menyatu
kembali. Berwatak seperti air, berarti tidak terombang ambing oleh longkungan
yang setiap saat bisa berubah”.3

Mengambil contoh dari sifat air warga PSHT harus sanggup membersihkan
diri pribadi dan kotoran-kotoran yang terdapat dimasyarakat.4 Selain itu seorang
warga PSHT harus menyadari eksistensi dirinya sebagai ciptaan Allah yang
ditugaskan untuk menjaga kelestarian dan kedamaian bumi. Bisa diibaratkan
seperti makhluk yang diciptakan oleh Allah dimuka bumi harus memberikan
manfaat yang baik kepada alam sekitar, dan tidak menjadi orang yang mengikuti
kesesatan.5 Dan makna dari syarat tersebut ada nilai-nilai islam yang terkandung.

2
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-qur’an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1985) 29.
3
Lukman, Sesepuh, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 20 Oktober 2020.
4
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016)130.
5
Ibid.
56

Pemaparan diatas dapat dilihat bahwa penanda air putih, sedangkan


petandanya adalah air berwarna putih didalam gelas yang bermakna supaya
menjadi orang yang mengalir dan putih seperti air, kedua teori ini menghasilkan
adat keceran. Tahapan keceran ini mempunyai arti bahwa air jiwa yang putih
bersih.
C. Daun Sirih Tiga Lembar untuk Membersihkan Kotoran Lahir dan Batin
sebelum menjadi Warga
Tahapan ini mempunyai penanda (bunyi) yaitu daun sirih, sedangkan
petandanya adalah daun sirih yang berwarna hijau terdiri dari tiga lembar dan
diiris dengan pisau diatas gelas yang berisi air putih, lalu diteteskan diatas mata
calon Warga oleh seorang juru kecer yang maknanya untuk lahir menjadi satu
dalam batin sehingga harus didasari kebersihan dan kesucian dan kejujuran.
Kedua teori itu dipadukan dengan menghasilkan adat keceran.
Berdasarkan Wawancara dengan Mas Lukman yaitu: “[D]aun sirih tiga
lembar mempunyai arti simbol lahir batin yang manunggal dengan Tuhan Yang
Maha Esa. Tetesan itu dipercaya bisa menjadikan mata cepat merespons seluruh
kejadian yang memerlukan perhatian dari seorang pendekar.”6 Dan makna dari
syarat tersebut ada nilai-nilai islam yang terkandung. Dari pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa penanda daun sirih dan petanda daun sirih berwarna hijau tiga
lembar dengan menghasilkan suatu adat keceran.
D. Uang Logam Tiga Jenis dalam Menilai Kehidupan
Tahapan ini memiliki penanda yang merupakan uang logam, dan dalam
petandanya memiliki konsep atau ide gambaran yaitu uang logam dengan tiga
jenis yang bermakna dalam menilai kehidupan.. Berdasarkan wawancara dengan
Mas Lukman berkata:
“[U]ang logam memiliki arti yang berunsur budaya, jika dalam budaya uang
logam tiga jenis memiliki nilai yang berbeda-beda antara tinggi, sedang, dan
rendah. Maksud dari nilai itu dalah suatu perjuangan hidup sehari-hari, jika
masih berada pada posisi nilai yang paling rendah jangan berkecil hati, karena
satu rupiah tidak akan mempunyai nilai penuh dan namanya bukan rupiah

6
Lukman, Warga Sesepuh, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan 20 Oktober 2020.
57

kalau dikurangi satu. Sebaliknya, bagi mereka yang menjalani hidup makmur
(tinggi derajatnya), jangan sombong dan mengingkari si kecil”.7

Warga PSHT diposisi mana saja tingi, sedang dan rendah tiap-tiap waktu
wajib dalam kesucian menuju dan menghadapi (sembah) kepada Tuhan Yang
Maha Esa, ini diistilahkan seperti hambanyu mili.8 Dan makna dari syarat tersebut
ada nilai-nilai islam yang terkandung. Maka mengingat nama Allah, dengan
melakukan sembahyang. Seperti halnya dalam firman surat al- A’la (87) ayat 14-
16:
ََ َ‫صلمىَ ىبَ ْل تُ ْؤثُِرو َن ٱ ْْلَيَ وةَ ٱلدنْيَا‬ ‫ِۦ‬
ْ ‫قَ ْد أَفْلَ َح َمن تََزمك َى ٓ َوذََكَر‬
َ َ‫ٱس َم َربِّو ف‬
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat. Tetapi kamu (orang-orang kafir)
memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik
dan lebih kekal”.9

Pemaparan diatas sangat terlihat bahwasanya penanda yang merupakan uang


logam, dan didalamnya terdapat petanda yang memiliki konsep yaitu uang logam
merupakan jenis mata uang yang ada tiga jenis bermakna dalam menilai sebuah
kehidupan, yang juga mengartikan tidak boleh bersifat sombong sehingga harus
melihat kebawah tidak boleh keatas terus-menerus sehingga harus mensucikan diri
dengan air yg mengalir. dari kedua teori itu menghasilkan suatu tanda yaitu adat
keceran.
E. Ayam Jago yang dimasak Berbumbu untuk Rasa Syukur Kepada Allah
SWT
Adat keceran ini memiliki keterkaitan dengan teori penanda dan petanda,
seperti penanda dapat direalisasikan dengan nama Ayam Jago dan petanda
direalisasikan dengan ide gambaran atau konsep ayam jago yang merupakan
hewan, berkaki dua, ayam jantan yang bagus, sehat, tidak cacat,dan yang paling
disenangi oleh calon Warga. Sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.

7
Lukman, Warga Sesepuh, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan 20 Oktober 2020.
8
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016),131.
9
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-qur’an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1985) 30.
58

Ayam disembelih, dimasak dan diberikan kepada orang sebagai tanda


syukur kepada Allah SWT dalam pengesahannya sebagai Warga PSHT. Selain itu
ayam jago harus diingkung (salah satu ubo rampe yang berupa ayam kampung
yang dimasak utuh dan diberi bumbu opor, kelapa dan daun salam, yang biasanya
diletakkan diatas nasi uduk) yang mempunyai arti warga Persaudaraan Setia Hati
Terate diharapkan menjadi “jago” dikelompok atau lingkungannya. Warga PSHT
harus menjadi perintis, pelopor, atau pendahulu dari setiap perbuatan baik.10
Wawancara dengan Mas Hendra berkata: “[M]enyembelih Ayam bertujuan
sebagai korban atau syukuran untuk dimakan bersama-sama dan diberikan kepada
yang membutuhkan”.11
Selain bersyukur dengan memberikan kepada orang yang membutuhkan,
dan juga mengajarkan bersyukur kepada Allah SWT dengan mengingat
kepadanya, Dan makna dari syarat tersebut ada nilai-nilai islam yang terkandung.
seperti dalam al-Qur’an surat al-Baqarah (2) ayat 152, yang berbunyi:
ٓ‫فَٱذْ ُكُر ِونٓ أَذْ ُك ْرُك ْم َوٱ ْش ُكُروآ َِل َوََل تَ ْك ُفُرون‬

“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku”.12

Pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan dengan mengkaitkan teori


penanda dan petanda saussurre. Syarat dalam adat keceran menjadi penanda yaitu
Ayam Jago dan petandanya Ayam Jago yang berkaki dua, ayam jantan yang
bagus, sehat, tidak cacat,dan yang paling disenangi oleh calon Warga untuk tanda
rasa syukur kepada Allah SWT. Dari teori tanda itu dipadukan dan menghasilkan
adat keceran.

10
Agus Mulyana, pencak silat setia hati:sejarah,filosofi,adat istiadat (Bandung:Tulus
Pustaka, 2016)131.
11
Hendra Sofyadi, Warga Sesepuh, Wawancara dengan Penulis, kedemangan, 20 Oktober
2020. Melalui audio rekaman.
12
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-qur’an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1985) 32.
59

F. Tumpeng dengan Lauk Sayur-sayurannya dan Telur Matang yang telah


dikupas Menandakan tentang Sifat di dalam Hati
Tumpeng merupakan penanda dalam teori saussure, sedangkan dalam
petanda adalah konsep atau gambaran dari tumpeng yang terdiri dari nasi, lauk
pauk, dan telur rebus kupas, yang Memaknakan tentang sifat didalam hati. Dari
dua teori itu digabungkan sehingga menjadi adat keceran.
Wawancara dengan Mas Lukman menjelaskan: “[T]umpeng melambangkan
alam di dunia, sedangkan telur rebus kupas (endog wiji) bermakna warga yang
sedang diwisuda diharapkan menjadi jago (makhluk baik).13 Seperti halnya
perilaku yang melukai orang lain atau melanggar prinsip-prinsip spiritual umum
(seperti kejujuran, ketulusan, dan belas kasih) cenderung akan menutup dan
mengeraskan hati. Di dalam al Qur’an menjelaskan banyak sifat-sifat manusia
yang baik dan buruk, tetapi Allah lebih menyukai manusia perbuat selama
didunia, Dan makna dari syarat tersebut ada nilai-nilai islam yang terkandung.
seperti firman Allah Q.S. AZ-Zalzalah (99) Ayat 7-8, yang berbunyi:

َ ‫ال ذَ مرٍة َخْي ارا يََرهم َُ َوَمن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق‬


ََ ُ‫ال ذَ مرٍة َشًّرا يََره‬ َ ‫فَ َمن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق‬
“barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.14

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penanda adalah


nama-nama syarat adat keceran adalah tumpeng, sedangkan dalam petanda adalah
ide gambaran dari tumpeng yang terdiri dari nasi, lauk pauk dan telur rebus kupas,
yang menandakan tentang sifat di dalam hati. kedua teori itu digabungkan menjadi
tanda yaitu adat keceran. Tumpeng dan lauk pauk sayur mayur memiliki arti
dengan sifat yang dimiliki oleh saudara yang akan yang akan dikecer, seperti
tumpengan yang maknanya gunungan bumi dan telur yang dikupas dimaknakan
dengan sifat yang baik.

13
Lukman, Warga Sesepuh, Wawancara dengan Penulis, Kedemangan, 20 Oktober 2020.
14
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-qur’an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1985) 57.
60

Dari pemaparan diatas dapat direalisasikan dalam bentuk Sebagai berikut:

Aspek Penanda Aspek Petanda Makna


Aspek penanda yaitu kain Konsep dari mori putih Kain putih mempunyai
putih atau mori putih atau kain putih digunakan arti mengikatkan diri
pada pakaian sakral pada kesucian, dan
sebagai sabuk atau bermakna sebagai
kendit. Dengan gambaran peringatan jika suatu hari
bahwa kain mori ini nanti mereka bertemu
untuk mengingat allah ajal. Berfungsi sebagai
SWT. peringatan agar hidup
berhati-hati.Seperti dalam
firman allah Q.S Al-
Waqi’ah
ayat 60.
Aspek penanda yaitu air Air putih digambarkan Air putih bermakna
putih dalam bentuk berwarna bahwa manusia harus
putih didalam gelas, membersihkan diri
supaya mejadi orang pribadi dan kotoran-
yang mengalir dan putih kotoran yang terdapat
bersih. Petanda supaya dalam dirinya. Seorang
watak bijaksana dan manusia harus menyadari
luwes serta sentosa. eksitensi dirinya sebagai
ciptan Allah SWT yang
ditugaskan harus menjaga
diri, lingkungan serta
kelestarian alam yang
Harus memberikan
manfat yang baik kepada
sektarnya.
61

Aspek material atau daun sirih yang berwarna Makna arti simbol lahir
penanda yaitu daun sirih hijau terdiri tiga lembar batin yang manunggal
yang menandakan untuk dengan Tuhan Yang
lahir menjadi satu dalam Maha Esa. Maksud lahir
batin. Sirih juga manunggal, juga
melambangkan rasa yang manuggal batin yang
cocok yang berkeinginan. harus didasari kebersihan
dan kesucian serta
kejujuran. “ketemu
rosone” rasa disini
adalah rasa sejati atau
rasa kesukman disebut
juga rasa ketuhanan, jadi
secara keseluruhan
mengandung makna diri
dengan pribadi telah
bertemu dengan Tuhan
Sang Pencipta.
62

Aspek penanda yaitu Uang logam dengan Makna dari nilai itu
uang logam gambaran 3 jenis uang adalah jika masih berada
logam yang memiliki pada posisi nilai paling
tanda dalam menilai rendah jangan berkecil
kehidupan. Uang logam hati, kerena satu rupiah
memiliki tiga jenis nilai tidak akan memiliki nilai
yang berbeda-beda antara penuh dan namanya
tinggi, sedang, dan bukan rupiah kalau
rendah. Maksud dari nilai dikurangi satu.
itu adalah suatu Sebaliknya bagi mereka
perjuangan hidup sehari- yang menjalani hidup
hari. makmur atau tinggi
derajatnya jangan
sombong dan
mengingkari si kecil.
Manusia diposisi mana
saja tinggi, sedang dan
rendah tiap-tiap waktu
wajib dalam kesucian dan
menuju dan menghadap
kepada Tuhan Yang
Maha Esa ini diistilahkan
hambanyumili, maka
mengingat nama allah
dengan melakukan
sembahyang. Seperti
halnya dalam surat Al-
A’la ayat 14-16.
63

Aspek penanda adalah Ayam jago merupakan Ayam jago juga


ayam jago hewan, berkaki dua, mempunyai makna
ayam jantan dan sehat supaya warga PSHT
paling disenangi oleh diharapkan menjadi jago
calon warga. Ayam jago dikelompok ataupun
disembelih, dimasak dan lingkungannya. Harus
diberikan kepada orang menjadi perintis, pelopor,
yang membutuhkan atau pendahulu disetiap
sebagai tanda syukur berbuat baik. Selain
kepada Allah SWT. bersyukur dengan
Dalam pengangkatan memberikan kepada
wisudanya sebagai orang yang
Warga. membutuhkan juga
mengajarkan bersyukur
kepada Allah SWT
dengan mengingat
kepadanya, seperti dalam
surat Al-Baqarah ayat
152.

Aspek Penanda yaitu Dalam petanda menurut Makna dari tumpeng


Tumpeng teori saussure tumpeng yaitu tentang sifat dalam
yang terdiri nasi, lauk hati. Tumpeng dan lauk
pauk, dan telur rebus pauk memiliki arti
kupas. Tumpeng dengan sifat yang
melambangkan alam dimiliki oleh Warga yang
dunia, sedangkan telur akan di kecer, Seperti
rebus kupas bertandakan halnya orang yang
warga yang sedang di melukai orang lain atau
wisudakan dan melanggar prinsip-prinsip
diharapkan menjago jago spiritual umum seperti
64

atau makhluk baik. kejujuran, ketulusan dan


belas kasih cenderung
akan menutup dan
mengeraskan hati. Di
dalam Al-Qur’an
menjelaskan banyak
sifat-sifat manusia yang
baik dan buruk, tetapi
Allah SWT lebih
menyukai manusia
perbuat selama di dunia,
seperti firman Allah
SWT. Q.S Az-Zalzalah
ayat 7-8.
Penjelasan diatas sangat terlihat bahwa teori penanda dan petanda saussure
sangat mempunyai keterkaitan dengan adat keceran, karena penanda merupakan
suatu bunyi yang direalisasikan dalam penulis dengan nama-nama syarat adat
keceran seperti kain mori, ayam jago, air putih, uang logam koin, daun sirih, dan
tumpeng. yang merupakan hasil karya dari manusia yang sudah diturun
temurunkan dari dahulu, sedangkan dalam petanda merupakan konsep atau ide
dalam suatu nama-nama syarat adat keceran.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis penelitian diatas, maka
peneliti menarik kesimpulan terkait dengan rumusan masalah mengenai adat
keceran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate ditinjau dari teori penanda
dan petanda Ferdinand De Saussure Sebagai Berikut:
1. Sejarah dan latar belakang pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate
adalah bahwa Pencak silat merupakan warisan leluhur nenek moyang
bangsa Indonesia pencak silat juga memiliki berbagai macam istilah yang
berbeda-beda, Pencak silat juga memiliki berbagai aspek yaitu: Aspek
pembinaan mental, aspek bela diri, aspek seni, dan aspek olahraga.
Awal mula nama pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
adalah Persaudraan Setia Hati, karena Persaudaraan Setia Hati rumpunan
dari pencak silat Persaudaraan Setia Hati yang didirikan oleh Ki Ngabeh
Surodiwiryo pada tahun 1990-an, yang di dalamnya merupakan suatu
kelompok seperti suku, kerajaan, bangsa atau golongan, tidak telepas dari
sang pencetus atau orang yang di tuakan dan dijadikan panutan dalam
memimpin kelompoknya. Sampai berkembangnya PSHT sampai
mendunia, sehingga dijambi terbentuknya PSHT termasuk di desa
Kedemangan Kecamatan Jaluko, yang berdiri pada tahun 2010 dengan
penggerak petama yaitu mas Hendra Sofyadi. Dengan semangat yang
tinggi, sehingga berkembang sampai saat ini.
2. Prosesi adat Keceran dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate
adalah proses yang dilakukan setelah mencapai saudara,yang dilakukan
pada bulan suro. Dalam Persaudaraan Setia Hati Terate saudara memiliki
beberapa tingkatan yaitu saudara Persaudaraan Setia Hati Terate tingkat I
(Ester Trap), Tingkat II (Twede Trap), Tingkat III (derde Trap). Sebelum
mencapai saudara seseorang terlebih dahulu harus mengikuti proses
latihan Pencak Silat dasar yang dimulai dari sabuk hitam, merah muda,

65
66

hijau dan putih kecil,. Pada tahap ini seseorang disebut sebagai siswa atau
calon saudara.
3. Pemaknaan Adat keceran dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati
Terate memiliki beberapa tahapan seperti kain mori, air putih, daun sirih
tiga lembar, uang logam, ingkung ayam jago, dan tumpeng yang masing-
masing mempunyai makna. Tahapan-tahapan adat itu dikaitkan dengan
teori Ferdinand De Saussure yaitu penanda dan petanda yang bisa
menghasilkan suatu tanda, teori itu direalisasikan dengan cara penanda
sebagai nama syarat-syarat adat keceran seperti mori, air putih, daun sirih,
uang logam, ayam jago, dan tumpeng. Sedangkan petanda sebagai ide atau
konsep dalam nama syarat-syarat adat keceran , kedua teori itu dipadu
menjadi tanda yaitu adat keceran.

B. Implikasi Penelitian
Penelitian dan pembahasan mengenai makna Tanda-tanda Adat Keceran
dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate di desa Kedemangan
Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi dalam teori Ferdinand De Saussure
merupakan kajian studi melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Diharapkan
penelitian dapat dilanjutkan dengan beberapa saran dari peneliti, antara lain:
1. Perlu adanya pembahasan yang mengkaitkan dengan istilah jawa dalam
adat keceran.
2. Perlu adanya pembahasan tentang perbedaan adat keceran dalam beberapa
rumpunan organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate.
3. Perlu lebih banyak buku lagi yang menjelaskan pencak silat agar
mempermudah peneliti selanjutnya dalam menambah referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Terjemhan
Tim Penerjemah dan Penafsiran al-qur’an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya Jakarta:
Departemen Agama RI., 1985.
Karya Ilmiah
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 1989.
Cresswel, John.W. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif,
dan Campuran. Yogyakarta:Perpustakaan Belajar. 2016.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman makna Filosofis
dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2003.
Kartono, K. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.1990.
Lincoln, Yvonna & Egon S Cuba. Content Analysis: An Introduction to Its
Methodology. Beverly Hills: Sage Publications.1981.
Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
1996.
Suprayogo, Imam dan Tabroni. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2001.
Endraswara, Suwardi. Metodelogi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah
Mada Universitas Press. 2003.
Mardalis. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
Iskandar. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : GP Press. 2008.
Koentjaraningrat. Sejarah teori antropologi. Jakarta: UI-Press. 1787.
Koenjaraningrat. Sejarah Kebudayaan Jakarta : Rineka Cipta.1996.
Deddy,Mulyadi. Metodologi penelitian kualitatif, Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya.2010.
Wahidmurni, W. pemaparan metode penelitian kualitatif. Malang:UIN Maulana
Malik. 2017.

67
Suryabrata Sumadi. metode penelitian.Jakarta:Rajawali Pers. 2012.
Ridwan. Metode teknik menyusun proposal penelitian. Bandung:CV.Alfabeta.
2009.
Kaelan. Filsafat Bahasa Semiotika dan Herrmeneutika. Yogyakarta : Paradigma
2009
B. Mathew Milles dan Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif buku sumber
tentang metode-metode baru Jakarta: UIP 1922.
Geertz, Clifford. The interprenation of cultures:Selected Essays, terj. Francisco
Budi Hardiman. Yogyakarta: KANUSIUS, 1992.
Verhaar, J.W.M. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2004.
Santoso, Riyadi. Semiotika Sosial. Surabaya: Pustaka Eureka, 2003.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. 2013.


Maryaeni. Metode penelitian kebudayaan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005.
Mulyana Agus. pencak silat Setia Hati: Sejarah,Filosofi,Adat Istiadat.
Bandung:Tulus Pustaka. 2016.
Permana, Asepta Yoga. Pencak Silat. Surabaya:Insan Cendikia. 2008.
Kriswanto, Erwin Setyo. Pencak silat. Yogyakarta: Pustakabapupass. 2015.
Suhartono, Pelajaran Pencak Silat Nusantara. Jakarta: Keluarga Pencak Sila
Nusantara, 2011.

Jurnal Ilmiah
Rharjo, Mudji. ”Ferdinand de Saussure: Bapak Linguistoik Modern dan Pelopor
Strukturalisme”, jurnal lingua:ilmu bahasa dan sastra, Vol.1 No.1 (2010)
diakses pada September, 2019.
Verhaar, J.W.M. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2004.
Abdul Chaer Liliana Muliastuti. “Makna dan Semantik”.
http://repository.ut.ac.id/4770/1/PBIN4215-M1.pdf diakses pada kamis 10
september 2020.

68
69

Web site
Denzel Hazel, ”manfaat penelitian dan tujuan penelitian.”. Di akses melalui
alamathttp://susanoktaviani.ilearning.me/kkp/bab-1/1-3-tujuan-dan-manfaat-
penelitian . Diakses pada tanggal 12 desember 2018.
Admin ,”profil Persaudaraan Setia Hati Terate”, diakses melalui alamat
https://www.shterate.com/profil-persaudaraan-setia-hati-terate/,diakses pada
15 September 2020.

Admin ,”AD-ART PSHT 2016-2021”, diakses melalui alamat


https://www.shterate.com/profil-persaudaraan-setia-hati-terate/, pada
Tanggal 15 September 2020.

Kurnia Annisa Nur, “Internalisasi Nilai Moral pada Pencak Silat Persaudaraan
Setia Hati Terate di desa Bulak kecamatan Bendo Kabupaten Magenta”.
Skripsi.http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/societas/article/viewFil
e/12656/12199 diakses 09 maret 2020.
Saputra, Orie Desnanda. “Makna Filosofi pada Ritual Sahsahan Pencak Silat
PSHT”.Skripsi.https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11673/ju
rnal%20publikasi.pdf?sequence=2&isAllowed=y diakses 8 april 2020.

Ubaidah, kholid. “Estetika pencak silat dalam persaudaraan setia hati terate”
Skripsi..http://digilib.uinsuka.ac.id/35011/1/13510060_BAB%20I_V_DAFT
AR-PUSTAKA.pdf diakses pada 7 april 2020.
Wijaya Oki, "pembentukan nilai-nilai moralitas persaudaraan setia hati terate di
komisariat uin sunan ampel” skripsi. Diakses melaui alamat
http://digilib.uinsby.ac.id/27105/1/Oky%20Wijaya_E01211007.pdf diakses
11 april 2020.

Wawancara :
Jaya Indra, ketua Rayon Kedemangan, Wawancara dengan penulis. 09 maret
2020, kabupaten Muaro Jambi, Rekaman audio.
70

Sofyadi Hendra, Warga Sesepuh, Wawancara dengan penulis. 07 Oktober 2020,


kabupaten Muaro Jambi, Rekaman Audio.
Sofyadi Hendra, Warga Sesepuh, Wawancara dengan penulis. 17 Oktober 2020,
kabupaten Muaro Jambi, Rekaman Audio.
Setia, Warga, Wawancara dengan penulis. 08 oktober 2020, kabupaten Muaro
Jambi, Rekaman Audio.
Cahya Nilam, Warga, Wawancara dengan penulis. 08 Oktober 2020, kabupaten
Muaro Jambi, Rekaman audio.
Subhakti Indra Jaya, Ketua Rayon Kedemangan, Wawancara dengan penulis. 08
Oktober 2020 kabupaten Muaro Jambi, Rekaman Audio.
Bayu Rangga, Warga, Wawancara dengan penulis. 08 Oktober 2020, kabupaten
Muaro Jambi, Rekaman Audio.
Djoko, Warga Sesepuh, Wawancara dengan penulis. 07 Oktober 2020, kabupaten
Muaro Jambi, Rekaman Audio.
Lukman, Warga Sesepuh, Wawancara dengan penulis. 20 Oktober 2020,
kabupaten Muaro Jambi, Rekaman Audio.
71

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

SKRIPSI

“ADAT KECERAN PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA


HATI TERATE (PSHT) DI DESA KEDEMANGAN
KECAMATAN JALUKO KABUPATEN MUARO JAMBI
DALAM TEORI PENANDA DAN PETANDA FERDINAND DE
SAUSSURE”

No JENIS DATA METODE SUMBER DATA


-Dokumentasi - Tokoh PSHT
1. - Sejarah PSHT di Desa - Wawancara Kedemangan
Kedemangan

- Warga tingkat II
-Pengertian Adat keceran PSHT -Wawancara - Ketua Rayon PSHT
2.

-Wawancara -Ketua Ranting PSHT


3. - Perkembangan Adat Keceran - Buku-Buku Tentang
-Dokumentasi
PSHT PSHT

4. - Filosofi Adat Keceran PSHT -Wawancara - Sesepuh PSHT


-Wawancara - Warga Tingkat II
- Observasi - Peralatan Syarat
-Dokumentasi Keceran
.

3.
5. - Pelaksanaa dan Proses Adat -Observasi -Tokoh PSHT/
Masyarakat
Keceran PSHT -Dokumentasi
-Simbol dan Peralatan
-Wawancara
-Tokoh PSHT Masyarakat

4.
-
72

. -Wawancara - Warga Tingkat II


6. - Makna tanda Adat Keceran -Wawancara -Tokoh PSHT
PSHT Rayon Kedemangan
-Observasi
- Pelaksaan-Nya

7. - Makna Mori -Wawancara -Tokoh PSHT Rayon


-Air 5Putih Kedemangan
- Daun Sirih
. -Wawancara - Warga Tingkat II
- Uang Logam - Ketua Cabang PSHT
- Ayam Jago -Wawancara - Warga Tingkat I
- Tumpeng - Buku-buku
-Wawancara

- Dokumentasi

A. Panduan Observasi

NO. Jenis Data Objek Observasi


1.
1. -Pelaksanaan dan proses Adat -Proses Pelaksanaan dan Tahapan untuk
Keceran keceran

2. -Perkembangan Adat keceran -Perkembangan Adat keceran

3. -syarat yang dipakai Dalam


-Makna syarat Adat Keceran
Tahapan Adat keceran
73

B. Panduan Dokumentasi

NO. Jenis Data Data Dokumenter


1. -Sejarah PSHT Desa Kedemangan -Latar Belakang Sejarah

2.
-Tata Pelaksanaannya -Data Dokumentasi Tentang Pelaksanaan
adat keceran

3. -Perkembangan Adat Keceran -Perkembangan Adat keceran

4. -Makna syarat Adat Keceran -Data Dokumentasi Syarat tahapan Adat


keceran

C. Butir-Butir Wawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Subtansi Wawancara

1. Sejarah PSHT desa Kedemangan TOKOH/WARGA:


1. Bagaimana sejarah PSHT Kedemangan?
2. Kapan Berdirinya?
3. Berapa banyakkah anggotanya hingga
sekarang?

TOKOH/SESEPUH:
2. Pengertian dan Perkembangan Adat 1. Apa itu adat keceran?
keceranPSHT 2. Apa tujuan keceran?
3. Bagaimana Perkembangan adat keceran
hingga saat ini?
3 Adat dan Filosofi syarat keceran TOKOH/SESEPUH:
1. Bagaimana makna Filosofi dari syarat adat
keceran?
2. Apasaja syarat yang dilengkapi untuk
74

mengikuti Adat keceran?


3. Dan apa maknanya?
4. Pelaksanaan dan proses dalam Adat TOKOH/SESEPUH:
keceran 1. Kapan pelaksanaan Adat keceran dilakukan?
2. Bagaimana Proses untuk mencapai tahap
Adat keceran?

5. Pemaknaan Tanda Adat keceran: TOKOH/SESEPUH/WARGA:


1. Mori Putih 1. Apa pemaknaan dari Mori?
2. Air Putih 2. Apa Pemaknaan dari Air Putih?
3. Sirih 3. Apa pemaknaan dari sirih?
4. Uang Logam 4. Apa pemaknaan dari uang logam?
5. Ayam Jago 5. Apa pemaknaan ayam jago?
6. Tumpeng 6. Apa pemaknaan dari tumpeng?
75

Lampiran- lampiran

Air Putih dalam Gelas

Mori/Kain Kafan
76

Uang Logam

Tumpeng

Sirih tiga lembar


77

Persiapan penyembelihan Ayam

Sabuk Tingkatan dari hitam sampai putih kecil


78

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri
Nama : Mita Putri Handayani
Tempat & Tanggal Lahir : Sekernan, 09 Maret 1999
Nim : 302171210
Fakultas/Jurusan : Ushuluddin dan Studi Agama/Aqidah dan
Filsafat Islam
Alamat Asal : Desa Tunas Mudo RT 02, Kec. Sekernan
Kab. Muaro Jambi
Alamat Sekarang : Desa Tunas Mudo RT 02, Kec. Sekernan
B. Riwayat Pendidikan
2017-2020 : S1 UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2014-2017 : SMKN 1 Muaro Jambi
2011-2014 : SMPN 5 Muaro Jambi
2004-2011 : SDN 67/IX Sekernan
C. Riwayat Organisasi
1. Demisioner Wakil Ketua DEMA Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
2. Demisioner Sekjend KOPRI Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.
3. Demisioner Pemangku Adat Racana Pramuka UIN STS Jambi.
4. Purna Pramuka Universitas Islam Negeri STS Jambi.
5. Bendahara Rayon PMII Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama.

Anda mungkin juga menyukai