Skripsi
Oleh :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi
Oleh :
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
PANITIA UJIAN
Penggunaan dinar dalam perdagangan bilateral akan melibatkan peran serta dari
Bank Indonesia dan perbankan nasional yang terdiri dari perbankan konvensional dan
perbankan syariah. Keterlibatan industri perbankan tersebut, tidak hanya berpengaruh
terhadap segi finansial dan kinerja bank, tetapi juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan perbankan nasional. Penggunaan dinar juga akan berpengaruh terhadap
hubungan kerjasama negara-negara muslim melalui peningkatan perdagangan yang
pada akhirnya akan mempererat tali persatuan dan kesatuan negara-negara muslim di
dunia.
semesta alam ini, atas izin dan kuasa-Nyalah penulis dapat menikmati proses
penyelesaian skripsi ini sebagai tugas akhir dari perkuliahan yang telah penulis jalani.
suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia, rindu kami padamu Ya Rosul para
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Kepada Ibunda, Warna Baiti dan Ayahanda Syamsul
Amri, bakti dan doa penulis selalu menyertai. Mereka yang juga terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis
1. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Euis Amalia, M. Ag dan Bapak Ah. Azharudin Lathif, M. Ag, selaku Ketua
Program Studi dan Sekretaris Program Studi Muamalah Ekonomi Islam Fakultas
3. Bapak DR. H. Anwar Abbas, MA dan Ibu Siti Najma S. Ag., MM, selaku
5. Jajaran dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menyampaikan ilmunya dengan penuh ikhlas dan dedikasi yang baik, semoga
ilmu ini bermanfaat bagi penulis dan dapat menjadi amal bagi mereka.
6. Seluruh pimpinan dan staf Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan akademik yang telah penulis dapatkan.
7. Sdri. Riri Rizkiyah, kekasih penulis yang selalu memotivasi dalam proses
Jakarta angkatan 2004, “bocah rusuh” warga PS D 04, warga IKPAN (Ikatan
Semoga kebaikan dan bantuan mereka dibalas oleh Allah swt. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan bidang Ekonomi Syariah.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................iii
ABSTRAKSI...............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
D. Kajian Pustaka.......................................................................................8
F. Metode Penelitian................................................................................11
G. Sistematika Penulisan..........................................................................13
A. Dinar
a. Sejarah Dinar...........................................................................15
b. Standar Emas...........................................................................17
2. Perkembangan Dinar.....................................................................19
C. Sistem Moneter
E. Perbankan Nasional.............................................................................57
BAB IV PELUANG DINAR DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
MONETER INDONESIA
Internasional..................................................................................63
Indonesia........................................................................................67
Dinar..............................................................................................71
Bilateral Indonesia.........................................................................74
Syariah.....................................................................................86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................89
B. Saran....................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................93
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan hidup dengan cara melakukan pertukaran dan perdagangan barang dan
jasa. Selain itu, uang berfungsi sebagai standar ukuram nilai harga dan media
penyimpan kekayaan. Dalam skala global, uang memiliki peranan penting dalam
aktifitas perekonomian dunia. Uang menjadi media pertukaran barang dan jasa
internasional serta uang menjadi dasar dari sistem moneter dunia, bahkan uang
juga bisa digunakan untuk membeli dan menguasai sumber daya yang ada di
dunia ini.1
sebagai dasar dari sistem moneter yaitu fase penggunaan uang emas dan fase
penggunaan uang fiat. Fase uang emas terdiri dari beberapa tahap yaitu masa koin
emas 1770-1914 (classical gold standard), standar nilai tukar emas 1925-1931
dan sistem Bretton Wood 1946-1971. Penggunaan standar emas dalam sistem
moneter berakhir pada tahun 1971 yang digantikan dengan uang fiat yang
1
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005), h. 10-11.
digunakan hingga saat ini. Penggunaan uang emas sebagai dasar dari sistem
“When the international monetary system was linked to gold, the latter managed
exchange rates and stabilized inflation. When the gold standard broke down,
these valuable functions were no longer performed and the world moved into a
Sedangkan fase uang fiat adalah masa dimana sistem moneter ditopang oleh
uang yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya yaitu uang kertas
yang digunakan hingga saat ini. Fase penggunaan uang fiat sebagai dasar sistem
moneter dan alat transaksi internasional dimulai sekitar tahun 1971 setelah dolar
tidak ditopang lagi dengan sejumlah emas. Runtuhnya sistem moneter uang emas
sebagai akibat dari banyaknya spekulasi pada akhir tahun 1970 dan awal 1971,
dan besarnya defisit eksternal Amerika. Besarnya jumlah defisit yang dialami
sedangkan Amerika masih terikat dengan perjanjian yang telah ditetapkan dalam
Saat ini, sistem perdagangan dan moneter dunia menggunakan uang fiat. Uang
fiat merupakan uang yang nilainya berasal dari pernyataan pemerintah yang
2
Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok:
Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h. 25.
mencetaknya sebagai alat transaksi yang sah. Kehadiran uang fiat dalam sistem
seperti terjadinya inflasi, menurunnya nilai daya beli uang, ketimpangan ekonomi,
dunia oleh negara-negara maju khususnya negara yang memiliki nilai tukar mata
Dewasa ini, terdapat tiga jenis mata uang fiat yang menguasai aktifitas
perekonomian dunia, yaitu dolar, euro dan yen. Pada tabel di bawah ini terlihat
bahwa dolar mendominasi transaksi keuangan dunia dalam jumlah yang jauh
berbeda dengan euro dan yen. Secara keseluruhan dolar menguasai untuk setiap
3
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:
Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 31.
Sistem moneter dan perdagangan dunia saat ini adalah sistem yang tidak
menciptakan stabilitas moneter, tidak adanya kesamaan nilai tukar dan fluktuasi
Bagi negara miskin dan sedang berkembang, sistem moneter saat ini adalah
dengan negara-negara maju dengan segala kekuatan dan hegemoni ekonomi yang
dunia merupakan salah satu langkah untuk bisa menciptakan sistem moneter yang
Pada sistem moneter saat ini, Amerika sebagai negara adidaya bisa
ekonomi yang besar dalam perekonomian dunia yang juga meraup keuntungan
dari sistem moneter dunia saat ini, tetapi secara politis Jepang tidak bisa
dan sedang berkembang yang sebagian besar terdiri dari negara muslim adalah
negara yang terus bergantung terhadap uang fiat agar bisa melakukan
perdagangan internasionalnya. Walaupun saat ini telah hadir uang Euro yang
ditopang oleh 12 negara Eropa, tetapi Euro juga merupakan jenis dari uang fiat
yang tidak berbeda dengan uang fiat lainnya seperti dolar dan yen.4
4
Ibid., h. 37.
Dengan kondisi sistem moneter dan perdagangan internasional yang tidak
terhadap uang fiat dengan menciptakan sebuah sistem moneter dan perekonomian
yang ditopang oleh sebuah mata uang yang stabil dan lebih adil yaitu mata uang
emas (dinar). Dinar merupakan uang yang bernilai stabil dan memiliki nilai
intrinsik sebagai logam mulia dan nilai nominal sebagai uang yang berlaku.5
Pada tahun 2002 dan 2003, pemerintah Malaysia telah melahirkan sebuah
muslim. Gagasan yang dipelopori oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir
mata uang tunggal negara-negara muslim dan sebagai mata uang global.6
membutuhkan dan menggunakan dolar dalam jumlah yang besar untuk transaksi
diperlukan adanya alternatif lain dalam sistem perdagangan luar negeri Indonesia,
yaitu dengan menggunakan dinar sebagai alat transaksi ekspor dan impor.
5
Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok:
Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), h. 41.
6
Mahatir Muhammad, The Gold Dinar Convention, Speech at the Gold Dinar in Multilateral
Trade Seminar (Malaysia: IKIM Hall, 2003), http://www.neach.gov.my/index.php, 13 Juni 2006.
Dari pembahasan di atas, yang menjadi fokus permasalahan peneliti adalah
baik di Indonesia maupun di negara muslim lainnya dan seberapa besar pula
Untuk itu, dalam karya ilmiah ini peneliti memberi judul "PELUANG DINAR
Kajian Konseptual)".
pembatasannya, adalah:
dan simulasi perdagangan, karena hanya terdiri dari dua negara peserta.
3. Dinar adalah mata uang yang bersifat universal dan merupakan salah satu
mata uang yang pernah digunakan dalam syariah islam, sehingga penerapan
dinar dalam perdagangan bilateral akan lebih mudah jika dilakukan dengan
negara-negara muslim.
perdagangan luar negeri, khususnya alat transaksi luar negeri dan pengaruh
2. Strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar dapat menjadi mata
Dalam penelitian karya ilmiah ini, terdapat beberapa tujuan yang mendasar
dan manfaat /kegunaan dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi tujuannya,
b. Untuk mengetahui strategi-strategi apa saja yang harus disiapkan agar dinar
Indonesia.
internasional.
terkait.
D. Kajian Pustaka
akan penulis lakukan. Adapun penelitian tersebut mengenai Dinar dan Dirham;
oleh saudara Jalaludin pada tahun 2003. Pembahasannya meliputi tentang standar
emas internasional dan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu
pembayaran Ongkos Naik Haji (ONH), zakat, infak, sedekah dan lain-lain.
Penelitian berikutnya, diteliti oleh saudara Abdul Gofur pada tahun 2006
mengenai Realisasi Penggunaan Dinar dan Dirham pada Produk BMT Al-
sudah mulai menggunakan dinar dan dirham sebagai alat tukar sejak tanggal 22
penggunaan dinar dan dirham tersebut ternyata mampu meningkatkan aset BMT
tabungan haji dinar dan lain-lain. Adapun tanggapan masyarakat sekitar terhadap
lembaga tersebut dan produk-produknya cukup baik. Hal ini terbukti dengan
Selanjutnya, Muhaimin Iqbal pada tahun 2007 lalu telah meneliti yang telah
dengan Dinar dan Dirham. Menurut beliau, dinar dan dirham tidak dapat berdiri
sendiri dalam mengembalikan kemakmuran islam. Akan tetapi, harus ada roda-
roda penggerak kemakmuran islam lainnya yaitu sistem investasi yang bebas riba,
Oleh karena itu, agar tidak terjadi duplikasi dalam beberapa penelitian
terdahulu, kali ini peneliti ingin mencoba mengembangkan dan mendalami dari
beberapa penelitian yang sudah ada tersebut tanpa mengabaikan sumber-sumber
data yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Letak perbedaannya dari
besar peluang dinar jika diterapkan dalam perdagangan internasional dan strategi-
Penelitian ini juga menawarkan sebuah konsep dinar dalam perdagangan bilateral
moneter Indonesia yang terdiri dari sektor perdagangan luar negeri, jumlah uang
yang beredar, nilai rupiah dalam negeri dan industri perbankan nasional.
Standarisasi berat uang dinar dan dirham dibakukan yaitu berat 7 dinar sama
dengan berat 10 dirham. Berat 1 dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang
lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua
timbangan yang akurat maka diketahui bahwa timbangan berat uang 1 dinar islam
yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram,
berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata
uang Yunani yang disebut Drachma. Atas dasar rumusan hubungan berat dinar
dan dirham dan hasil penimbangan dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung
berat 1 dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram.7
perdagangan internasional antar negara muslim, antara lain: uang yang sangat
stabil, kompetitif dan adil karena nilai nominalnya sesuai dengan nilai
intrinsiknya. Selain itu, mata uang fiat yang selalu terdepresiasi terhadap harga
hambatan perdagangan seperti spekulasi, fluktuasi nilai tukar yang tajam dan
yang besar kepada mata uang fiat negara maju seperti dolar, euro dan lain-lain.
merasa tidak nyaman, tidak bisa dibawa dalam jumlah relatif besar karena
perdagangan internasional.
F. Metode Penelitian
sebagai berikut:
7
Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok:
Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), Cet. 1, h. 19.
1. Bentuk dan Jenis Penelitian
dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer adalah suatu data yang dikelola oleh peneliti sendiri. Sedangkan data
sekunder adalah data yang bersumber dari buku, makalah, artikel, paper, media
massa (seperti surat kabar, majalah, jurnal) dan media elektronik melalui media
ekspor dan impor Indonesia yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank
dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada
kaitannya dengan penulisan karya ilmiah ini. Langkah dalam melaksanakan studi
kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, mengutip untuk menganalisa dan
merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam memenuhi data dalam penelitian.
mengkaji bagaimana keunggulan dan kelemahan dari mata uang dinar tersebut.
rinci tentang penggunaan dinar serta dampak dan pengaruh dari penggunaan dinar
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
G. Sistematika Penulisan
Bab Kedua : Bab kedua berisikan tentang landasan teori penelitian yang
moneter Indonesia.
LANDASAN TEORI
A. Dinar
a. Sejarah Dinar
Pada masa sebelum datangnya islam, dinar merupakan uang yang digunakan
dalam transaksi perdagangan. Berbagai jenis dinar emas dan perak dirham beredar
dalam perdagangan sebagai akibat dari banyaknya bangsa Arab yang berdagang
dengan bangsa Romawi, Byzantium dan para pedagang yang melewati negeri
Arab. Pada saat itu, kota Makkah menjadi pusat perdagangan dan pertukaran mata
uang, sehingga banyak para pedagang dari berbagai negeri datang ke kota
Secara bahasa, dinar berasal dari kata Denarius (Romawi Timur) dan dirham
berasal dari kata Drachma (Persia). Menurut hukum islam, dinar yang
milimeter. Standar ini telah ditetapkan pada masa Rasulullah dan telah
dipergunakan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) hingga saat ini.
Sedangkan uang dirham setara dengan 2,975 gram perak murni. Dinar dan dirham
8
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 1, h. 99.
adalah mata uang yang berfungsi sebagai alat tukar baik sebelum datangnya islam
maupun sesudahnya.
Dalam sejarah umat islam, Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar
dan dirham sebagai mata uang mereka, disamping sebagai alat tukar, dinar dan
dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i, seperti kadar
zakat dan ukuran pencurian. Pada masa kenabian, dinar dan dirham digunakan
Quraisy memiliki tradisi melakukan perjalanan dagang dua kali dalam setahun,
yaitu pada musim panas ke negeri Syam (Syiria sekarang) dan pada musim dingin
ke negeri Yaman.9 Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Quraisy ayat 1- 4:
⌧
☺
9
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Konprehensif Sistem Keuangan Islami (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005), h. 31.
Dinar dan dirham dicetak pertama kali pada masa pemerintahan khalifah
Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695 M/77 H. Dalam perjalanannya sebagai
mata uang yang digunakan, dinar dan dirham cenderung stabil dan tidak
mengalami inflasi yang cukup besar selama kurang lebih 1500 tahun. Penggunaan
dinar dan dirham berakhir pada runtuhnya khalifah islam Turki Usmani 1924.
b. Standar Emas
Secara garis besar, terdapat dua fase perkembangan penggunaan uang sebagai
dasar sistem moneter dunia yaitu masa standar emas (gold standard) dan masa
uang fiat (fiat money). Standar emas merupakan masa dimana sistem moneter
dunia ditopang oleh penggunaan emas koin, batangan dan uang yang ditopang
dengan emas (backed by gold). Masa standar emas terdiri dari tiga masa yaitu
masa standar emas klasik (classical gold standard) sekitar tahun 1770-1914, masa
standar tukar emas 1925-1930 dan masa sistem Bretton Wood yang dimulai dari
Dalam masa standar emas klasik jenis uang yang digunakan berupa emas
dalam bentuk koin dan emas batangan (gold Bullion). Pemerintah membuat
batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta
maupun oleh pemerintah.11 Sistem standar emas klasik berakhir setelah pecahnya
emas dan mencetak uang untuk menutupi sebagian biaya perang. Perang telah
10
Http://www.econlib.org/LIBRARY/Enc/GoldStandard.html
11
Iswardono, Kapita Selekta Ekonomi Moneter (Jakarta: Gunadarma, 1995), h. 75.
mengakibatkan terjadi kondisi ekonomi yang tidak stabil yang ditandai dengan
terjadi inflasi yang sangat tinggi. Untuk mengatasi kondisi perekonomian yang
tidak stabil tersebut beberapa negara kembali menggunakan standar emas yang
moneter. Di samping itu, masa tersebut merupakan masa terjadinya perang dunia
dan kondisi perekonomian yang buruk sehingga sisem standar emas sulit untuk
digunakan.12
internasional yang dikenal dengan sistem Bretton Woods yang beroperasi dari
tahun 1946 hingga 1971. Secara umum, sistem Bretton Wood adalah sebuah
harga emas secara baku dengan harga 35 dollar per ounce emas, sedangkan
negara lain membakukan nilai tukarnya terhadap dolar yang ditopang dengan
emas. Amerika harus siap menukarkan dolar menjadi emas dalam jumlah berapa
12
Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan, Jakarta,
PT. Indeks, 2005, Ed. 5, h. 253.
Untuk membantu kelancaran tersebut, dibentuk sebuah lembaga dana moneter
aturan yang telah disepakati dan IMF berfungsi untuk menyediakan fasilitas
kredit atau dana pinjaman bagi negara yang mengalami kesulitan finansial. Aturan
yang diterapkan dalam sistem Bretton Wood memaksa setiap negara untuk
menciptakan sistem moneter yang lebih disiplin, karena jika bank sentral suatu
negara yang menjadi anggota IMF dan terciptanya sebuah sistem moneter
output dunia dan perdagangan dunia yang meningkat begitu pesat. Secara
berakhir pada tahun 1971 dan mulai saat itu sistem moneter internasional
menggunakan uang fiat berupa uang kertas sebagai dasar dari sistem moneter dan
alat transaksi internasional yang tidak ditopang lagi dengan sejumlah nilai emas.
2. Perkembangan Dinar
Di tengah makin melambungnya harga minyak dunia, sementara rupiah terus
melemah terhadap dolar AS, dinar emas terus menguat secara tajam. Dalam dua
pekan terakhir ini penguatan kurs dinar terhadap rupiah terjadi dari sekitar Rp.
Bila dilihat dalam rentang waktu setahun maka akan terlihat keperkasaan dinar,
Dalam rentang waktu yang sama, setahun yang lalu kisaran kurs dinar emas
dalam rupiah adalah antara Rp. 780 - Rp. 800 ribu. Ini berarti dinar mengalami
apresiasi sebesar sekitar 52%. Dalam rentang waktu yang lebih panjang lagi,
tahun 1970-an awal, akan terlihat bahwa rata-rata apreasiasi dinar emas terhadap
Gambar 2.1:
13
Http://www.geraidinar.com/
Pemakaian dinar emas sendiri saat ini sudah semakin luas dan diterima di
berbagai belahan dunia. Di Indonesia sekurangnya telah ada tiga jenis koin dinar,
dengan satuan 1, ½ dan ¼ dinar, yang diterbitkan oleh empat pemrakarsa: Islamic
Masyarakat Indonesia juga sudah bisa melihat nilai kurs dinar emas secara harian
Bazis (Badan Amil Zakat) di sejumlah negara bagian. Jumlah wakalanya pun di
negeri jiran ini telah jauh lebih banyak dibanding di Indonesia. Di Inggris dan
Skotlandia perdagangan dengan dinar dan dirham dimotori antara lain oleh Dinar-
dengan memisahkan dirinya dari e-gold menjadi sistem yang mandiri dengan
dalam skala sangat kecil, pemakaian kembali dinar dan dirham baik sebagai alat
pembayaran zakat, tabungan dan alat tukar selayaknya uang kertas saat ini sudah
semakin efektif. Masyarakat Muslim yang memanfaatkannya pun sudah semakin
luas, terbentang dari Indonesia dan Malaysia sampai Inggris, Jerman dan Spanyol,
dinar dan dirham perak juga telah banyak yang beroperasi secara online, salah
Sebagai salah satu penghasil emas terbesar di dunia umat islam, Indonesia
dapat secara signifikan mempercepat pemakaian dinar dalam skala luas. Kapasitas
produksi koin dinar dengan mudah dan cepat dapat diperbesar sesuai kebutuhan
yang ada. PP Logam Mulia, sebagai bagian dari BUMN PT Aneka Tambang, juga
koinnya. Tradisi membayar mahar dalam emas, atau bahkan transaksi niaga
dalam emas yang berlangsung di Sumatra Barat, tinggal diteruskan dengan dinar.
Tentu saja yang paling sahih adalah restorasi pembayaran zakat kembali
disesuaikan dengan sunnah Rasul, yakni dalam dinar dan dirham. Potensi zakat di
Indonesia saat ini adalah sekitar Rp. 14 triliun/tahun atau setara sekitar 11,5 juta
dinar.14
Sama signifikannya adalah pemakaian dinar emas dalam tabung haji, yang
Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah, ketika ongkos naik haji terus
cenderung naik, baik dalam rupiah maupun dolar AS, dalam dinar emas akan
terus turun. Sebelum krisis moneter, ketika kurs dolar AS terhadap rupiah sekitar
14
Http://www.islamharini.org/
Rp. 2275/dolar AS biaya naik haji adalah Rp. 7,5 juta (1997) dan naik sedikit
setahun kemudian menjadi Rp. 8,8 juta (1998). Akibat krisis moneter, dalam
8000/dolar AS, biaya naik haji melonjak menjadi Rp. 21 juta (naik sekitar 2,5 kali
lipat), padahal dalam dolar AS justru turun, dari 3800 dolar AS ke 2600 dolar AS
(turun 30%).
Gambar 2.2: Tabel dan Grafik Perbandingan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
(dalam dolar AS, rupiah dan dinar).
Dalam tahun-tahun berikutnya ongkos naik haji meski relatif stabil, tetap
dahsyat lagi.
Lain halnya bila kita menakarnya dengan mata uang dinar emas. Dalam kurun
waktu yang sama, BPIH dalam dinar emas hanya sempat naik sekali yakni pada
periode 1997 (73 dinar) ke 1998 (97 dinar) atau naik sekitar 30%. Tetapi, ketika
terjadi krisis moneter justru mengalami penurunan dari 97 dinar (1998) menjadi
68 dinar (2000), artinya di bawah posisi semula. Dan sejak saat itu (1998-
sekarang) terus cenderung mengalami penurunan secara signifikan. Maka untuk
saat ini, dengan kurs dinar emas sekitar Rp. 1.195.000 - Rp. 1.215.000/dinar,
BPIH cukup dibayar dengan harga 24 - 25 dinar emas. Jadi, dibandingkan dengan
harga sebelum krisis moneter, harga BPIH saat ini dalam rupiah mengalami
kenaikan 2,5 kali lipat, sedangkan dalam dinar turun 1,5 kali lipat. Tingkat
penurunannya sekitar 10 dinar atau 15% - 20% pertahunnya. Ini setara dengan
yang mengharamkan riba dalam sistem keuangan. Pemakaian kembali dinar emas
dan dirham perak sebagai langkah pertama dan utama pembersihan pasar dari riba
keuangan" dalam sistem uang kertas berbasis riba saat ini cepat atau lambat
pastilah akan tiba. Karena itu, agar tidak ikut terlibas dalam malapetaka global ini,
Ada beberapa alasan dari penggunaan mata uang dinar islam dalam menuju
15
M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003, Cet.
1, h. 371.
a. Uang yang Stabil
Perbedaan dinar dengan uang fiat adalah kestabilan nilai uang tersebut. Setiap
mata uang dinar mengandung 4,25 gram emas 22 karat dan tidak ada perbedaan
ukuran emas yang dikandung dinar pada setiap negara, tidak ada perbedaan nilai
dinar yang digunakan di negara Irak dengan dinar yang digunakan di negara Arab
Saudi. Dinar tidak mengalami inflasi yang begitu besar semenjak zaman
Rasulullah saw hingga sekarang. Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Prof.
Roy Jastram dari Berkeley University dengan menulis buku tentang The Goldent
waktu 400 tahun hingga 1976. Hasil dari penelitiannya adalah bahwa harga emas
adalah konstan dan stabil. Sekalipun selama waktu tersebut telah terjadi krisis,
perang dan bencana alam, tetapi nilai emas masih relatif stabil.16
Dengan adanya nilai yang stabil dan standar yang sama di setiap negara, dinar
antara seekor kambing yang berharga satu dinar di Arab Saudi dengan seekor
kambing di Indonesia yang seharga satu dinar, karena dinar kedua negara tersebut
memiliki nilai yang sama. Dinar adalah mata uang yang berlaku secara
sendirinya, berbeda dengan uang fiat sebagai legal tender yang membutuhkan
16
Umar Ibrahim Vadillo, The Return of the Islamic Gold Dinar: A Study of Money in Islamic Law
and the Architecture of Gold Economy (Malaysia: Murabitun Nusantara, 2002), h. 150.
pengesahan berupa hukum oleh pemerintah yang mencetaknya. Dinar adalah uang
Nilai dinar yang sama akan mengurangi tingkat spekulasi dan arbitrasi di
pasar valuta asing, karena kemungkinan perbedaan nilai tukar akan sulit terjadi.
Uang fiat atau uang kertas telah memberikan sebuah ladang keuntungan bagi
spekulator yang selalu mencari keuntungan dari perbedaan nilai tukar yang terjadi
setiap hari, setiap jam dan setiap menit. Jika dinar sudah menjadi single currency
yang sama di setiap negara, maka tidak akan ada perbedaan nilai dinar di setiap
spekulator tersebut.17
menggunakan fiat money. Dalam perdagangan internasional tidak semua jenis fiat
misalnya, jarang yang menggunakan fiat money lokal untuk urusan transaksi
17
Ahamed Kameel Mydin Meera, The Thief of Nation: Returning to Gold, (Malaysia: Pelanduk
Publication, 2004), h. 79.
18
Volatile dalam tulisan ini selanjutnya disejajarkan dengan tidak stabil, rentan fluktuasi atau
nilainya mudah mengalami naik turun secara relative dibandingkan dengan mata uang lainnya.
Ada beberapa kriteria untuk menilai apakah suatu mata uang layak dijadikan
semestinya dimiliki oleh sebuah mata uang kuat adalah stabilitasnya. Stabilitas
suatu mata uang bisa dilihat dari hubungan dengan harga barang dan jasa. Dalam
hal ini, konsep inflasi sering dikaitkan dengan keberadaan uang dengan barang
dan jasa yang tersedia. Inflasi terjadi ketika jumlah uang beredar meningkat
secara relatif terhadap barang dan jasa yang tersedia, yang mengakibatkan nilai
uang atau daya belinya turun. Kemudian nilai mata uang suatu negara
dibandingkan dengan nilai mata uang asing. Dalam kasus ini, apresiasi atau
depresiasi suatu mata uang bisa terjadi tergantung dengan siklus bisnis dan
tergoda menerbitkan uang dalam jumlah yang tak terbatas (unlimited) demi
Sejarah membuktikan emas bisa menjelma menjadi mata uang yang sangat
stabil dibanding mata uang (fiat money) manapun, termasuk dolar. Pada tahun
1800 harga emas per satu troy ons setara dengan 19,39 dolar AS, sementara pada
Fiat money cenderung memiliki sifat yang berlawanan dengan prinsip ini. Sebagai
contoh untuk mencetak satu dolar uang kertas, diperlukan biaya yang nilainya
ekual dengan empat sen dolar (dengan anggapan satu dolar senilai Rp. 10.000,
maka nilai empat sen dolar kira-kira Rp. 400). Sekarang berapa harga yang
diperlukan untuk mencetak satu lembar uang 100 dolar? diperkirakan biayanya
Bisa disimpulkan bila Amerika menikmati pendapatan yang luar biasa besar
dari penciptaan uang ini atau yang dikenal dengan istilah seigniorage.20
Keuntungan dari penciptaan uang semakin besar ketika banyak pendukung yang
mensirkulasikan mata uang dolar itu ke seluruh penjuru dunia. Karena itu,
semestinya sangat tidak adil bagi kebanyakan negara berkembang dimana para
buruhnya membanting tulang hanya untuk mengejar pendapatan dua sampai lima
dolar sehari, sementara The Fed (Bank Sentral Amerika) dengan sangat leluasa
bisa mencetak dolar hampir unlimited untuk membiayai anggaran belanja negara
19
Http://www.globalfinancialdata.com/
20
Http://en.wikipedia.org/wiki/Seignorage. Kadang juga ditulis seignorage, diartikan sebagai
pendapatan bersih yang diperoleh dari penerbitan mata uang tertentu/ sumber pendapatan penting yang
diperoleh negara tertentu.
Kriteria yang ketiga adalah tingkat penerimaan (acceptability) dan
keunggulannya. Fiat money jauh lebih fleksibel ketimbang uang koin. Fiat money
membuat para penggunanya merasa nyaman. Bisa dibawa dalam jumlah relatif
Dan akhirnya, mengingat situasi bisnis dunia yang terus berubah, sebuah mata
uang ideal semestinya juga melindungi dirinya sendiri dari kemungkinan risiko
eksternal. Para trader pengguna fiat money, misalnya, perlu melakukan hedging
untuk melindungi mata uangnya dari risiko perubahan kurs. Sementara bila emas
yang digunakan untuk alat pembayaran transaksi, upaya hedging yang tentu
berbeda dengan fiat money, emas memiliki nilai intrinsik yang menjadi garansi
diinginkan. Karena emas menjadi bernilai bukan karena dekrit atau diundangkan
oleh suatu negara sebagaimana fiat money, tetapi karena kandungan logam
dihentikan fungsinya sebagai uang pada tahun 1914, tetap saja komoditi satu ini
fiat money, emas sulit mengalami inflasi karena pemerintah tak mungkin
mencetak koin emas atau uang kertas yang sepenuhnya didukung emas secara
tersedianya logam emas itu sendiri yang sifatnya langka (scare) dan terbatas
(limited). Begitupun, emas tidak bisa didevaluasi melalui sebuah dekrit oleh
pemerintahan tertentu, karena emas akan mengikuti harga pasar yang berlaku.21
aspek stabilitas sepanjang sejarah. Grafik memperlihatkan kepada kita betapa dari
tahun 1792 sampai 1972, harga emas hanya berubah secara signifikan empat kali.
Pada tahun 1792 harga emas mencapai 19,75 dolar AS. Kemudian berturut-turut
harga emas merangkak naik pada tahun 1834, 1934 dan 1972 menjadi masing-
masing 21, 35 dan 38 dolar AS. Setelah sistem Bretton Woods kolaps, harga emas
Stabilitas emas, apakah itu dipakai sebagai medium alat tukar (uang) ataupun
sebagai komoditi diyakini sebagai faktor kuat yang bisa menjaga perekonomian
The Fed, meyakini dan menegaskan peran emas dalam ikut menstabilkan
dan kebebasan ekonomi tidak bisa dipisahkan satu sama lain, bahwa gold
21
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta,
Senayan Abadi Publishing, 2007, Cet. Pertama, h. 84.
satndar telah menjadi instrumen bagi berjalannya prinsip laissez-faire“. Lebih
lanjut dia menuturkan betapa di bawah gold standar stabilitas dan pertumbuhan
ekonomi terlindungi.
kekayaan dalam tempo waktu yang sangat panjang. Bahwa akhirnya peranan
emas sebagai alat tukar kemudian dihentikan oleh Amerika yang kemudian diikuti
oleh hampir semua negara, tetap saja komoditi satu ini dipakai dalam
keputusan politik yang tidak sederhana. Lantaran itu, perlu kesabaran luar biasa
Agar konsep dinar dapat menjadi mata uang internasional antara negara
muslim, maka perlu beberapa strategi yang harus disiapkan, antara lain dapat
multilateral dengan menggunakan mata uang dinar. Hal ini agar mendorong
undang atau peraturan merupakan payung hukum dan instrumen utama demi
22
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:
Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. Ke-1, hal. 157.
terealisasinya tujuan yang dimaksud.
memulai dengan membuat standar ukuran umum mata uang dinar yang akan
digunakan sebagai mata uang tunggal yang perlu dipenuhi dengan mengambil
menciptakan suatu lembaga yang akan mengurus dan mengelola kendali moneter
yang menjadi embrio yang nantinya akan menjadi Bank Sentral atau Bank
Kustodian dari seluruh negara OKI, sebagai contoh sebut saja IDB (Islamic
seluruh negara OKI, mengatur operasi nilai tukar mata uang asing, menyimpan
Bank kustodian ini juga bermaksud agar bisa memudahkan memonitor dan
dari simpanan emasnya. Institusi ini juga akan memastikan fungsi pembayaran
dan sekaligus juga berfungsi sebagai pemegang kustodian dari rekening gold
dinar.24
23
M. Luthfi Hamidi, Dolar VS Euro Awal Kebangkrutan AS (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
2003), Cet. 10, h. 49-51.
24
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:
Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 91.
Selanjutnya, dengan telah dilakukannya beberapa tahap di atas, maka para
langsung maupun tidak langsung. Hal ini ditujukan untuk memberi pemahaman
mata uang emas ini, maka lambat laun mereka akan menggunakannya untuk
keperluan praktis dan mengarah kepada praktik keseharian. Salah satu yang sudah
emas yang tidak saja punya dimensi religius, tapi juga investatif. Salah satunya
sekaligus media investasi untuk haji. Selain harga jualnya yang cenderung terus
Dalam skup yang lebih besar, penggunaan dinar bisa dilakukan untuk
menerapkan skim ini. Implementasinya bisa jadi lebih sederhana karena transaksi
lebih akan melibatkan hubungan negara dengan negara (G to G), bukan swasta
Penggunaan dinar sebagai alat pembayaran minyak tak pelak akan langsung
importers mau tidak mau harus menukarkan dolarnya dengan dinar. Secara
didominasi dolar AS ke dalam dinar yang tidak perlu di-hedge karena memiliki
nilai intrinsik.25
langkah dan strategi. Kehadiran dinar dalam sistem perdagangan dan moneter
dunia dimaksudkan untuk menggantikan uang fiat dan menjadi alternatif bagi
diperlukan penerapan dinar secara bertahap, langkah demi langkah bukan dengan
perubahan secara drastis. Salah satu langkah yang dilakukan dalam penerapan
dinar tersebut adalah dengan menjadikan dinar sebagai alat transaksi perdagangan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan dinar dalam
barang dan jasa luar negeri. Uang domestik tetap diperlukan sebagai alat transaksi
25
Ibid., h. 176-177.
26
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), Cet. 1, h. 108.
domestik. Dinar tidak diwujudkan dalam bentuk fisik, tetapi diukur dalam ukuran
harga emas. Jika satu dinar sama dengan satu ounce emas dan satu ounce emas
setara dengan $290, maka satu dinar sama dengan $290. Emas tersebut bisa
dihargakan dengan nilai mata uang negara lain yang ditetapkan oleh kedua
negara.
kustodian yang telah disepakati. Hal ini ditujukan untuk menghindari kesulitan
untuk mentransfer emas dalam bentuk fisik serta memberikan kemudahan bagi
transaksi perdagangan seperti ekspor dan impor yang terjadi antara Malaysia
dengan Arab Saudi dan Indonesia. Sedangkan transaksi bilateral melibatkan dua
negara dalam perdagangan barang dan jasa, seperti perdagangan antara Indonesia
dengan Malaysia. Perdagangan bilateral tidak hanya terbatas pada negara yang
ada dalam satu regional, tetapi juga bisa dengan negara yang berada di luar
Pada konferensi internasional tahun 2002 di Kuala Lumpur tentang Stable and
dinar. Ketika terjadi perdagangan antara Malaysia dengan Arab Saudi, dimana
dalam kurun waktu 3 bulan, Malaysia mengekspor ke Arab Saudi sebesar 2 juta
dinar dan Arab Saudi mengekspor ke Malaysia sebesar 1,8 juta dinar. Data
selengkapnya bisa terlihat pada tabel 4.1 tentang ilustrasi ekspor dan impor antara
Tabel 4.1 Ilustrasi Ekspor dan Impor Malaysia dengan Arab Saudi
(Juta dinar)
Ekspor ke Malaysia Arab Saudi Total Ekspor
1. Malaysia x 2.0 2.0
2. Arab Saudi 1.8 x 1.8
Total Impor 1.8 2.0 3.8
dinar. Arab Saudi melalui bank sentralnya akan membayar sebesar 0,2 juta dinar
kepada Bank Negara Malaysia melalui Bank Kustodian (IDB atau Bank of
England). Dalam mekanisme ini, dinar sebesar 0,2 juta dinar yang dibayarkan
Arab Saudi bisa mendukung transaksi perdagangan ekspor dan impor dengan
jumlah sebesar 3,8 juta dinar. Hal ini tentunya akan memberikan kesempatan
kepada negara peserta dengan cadangan devisa yang terbatas untuk melakukan
yang terbuat dari emas bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Setidaknya, ada
tiga aturan (legal issues) yang berkenaan dengan menggunakan dinar dalam
Monetary Fund. Pada 1945 salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah sistem
uang mereka seperti dolar yang di-peg kepada emas sebesar 1/35 per ons emas.
Setelah sistem par value berakhir pada tahun 1971, negara anggota mengadopsi
aturan yang dibuat IMF pada tahun 1976 the Second Amendement to the Articles
of Agreement yang baru efektif digunakan pada tahun 1978 hingga saat ini. Dalam
terhadap mata uang lain selain emas. Beberapa negara ada yang mengkonversikan
mata uangnya dengan Special Drawing Right (SDR) yang dibuat IMF. Sebagian
menentukan mata uang yang menjadi standar nilai tukarnya, setiap negara
tidak fair dengan negara lain. Setiap negara diharuskan untuk berkolaborasi
nilai tukar dan menghindari perubahan persaingan nilai tukar. Negara yang
intervensi nilai tukarnya untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam dan
SDR atau kepada mata uang negara lain selain emas. Sekilas, aturan tersebut
nilai tukar (exchange arrangements). Tetapi dinar yang akan digunakan dalam
perdagangan internasional bukan uang sebuah negara yang ditopang dengan emas
ditujukan untuk menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara,
account negara peserta yang ada di bank kustodian. Dalam aturan yang sama
b. Financial Infrastructure
Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan
keuangan seperti perbankan harus siap dengan berbagai aturan yang mendukung
itu, diperlukan peran dan aturan yang mendukung industri perbankan untuk
berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal ini, bank sentral selaku otoritas
moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan mengatur mekanisme sistem
perbankan nasional.
c. Dispute Settlement
dagang antar negara ataupun sektor swasta. Saat ini, aturan tentang perselisihan
perekonomian dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang lebih
Pada tahun 1250 M / 648 H di negara Mesir, dinar yang dijadikan sebagai
dasar moneter pernah dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus yaitu uang
campuran dari kuningan dan tembaga. Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh
kondisi perekonomian yang buruk telah menyebabkan harga yang tidak stabil.
memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu itu. Di
kembali digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah
para pekerja. Untuk mendukung penggunaan dinar dan dirham tersebut maka
serta membatasi penggunaan uang fulus hanya untuk transaksi dalam skala kecil
dan hanya untuk transaksi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan dinar
dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti perdagangan luar
Pada saat ini, peran uang fulus sudah digantikan oleh uang fiat yang
digunakan untuk semua transaksi perdagangan, baik dalam negeri maupun luar
perekonomian dunia.
pajak dan cukai. Setiap negara berusaha untuk mendorong peningkatan ekspor
28
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer
(Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), Cet. 1, h. 222.
29
Ahmad Hasan, Mata Uang Islami Telaah Konfrehensif Sistem Keuangan Islam (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005), h. 49.
Ketika perdagangan menggunakan emas, maka indeks harga akan
sistem emas. Suriah mengimpor komoditi dalam jumlah besar dari Prancis, hal ini
akan menyebabkan keluarnya emas dari Suriah menuju Prancis dan persediaan
emas akan menipis di Suriah. Saat itu harga-harga akan mengalami penurunan di
melakukan impor dari Suriah dan saat itu pula emas-emas kembali masuk dan
menguat di Suriah. Tetapi, ketika perdagangan dunia tidak lagi berjalan dengan
bebas, keberadaan uang emas digantikan dengan uang kertas yang berakibat pada
Menurut Hafiz Majdi, Dodik Siswantoro dan J.A. Brozovsky (Stable and Just
Global Monetary System, 2002), penggunaan dinar yang dilakukan oleh kedua
lainnya, maka negara tersebut akan memiliki lebih banyak dinar emas dan jumlah
barang yang lebih sedikit. Hal ini akan menyebabkan terangkatnya harga barang
karena adanya ekspor dan dengan tingkat harga yang lebih tinggi serta melakukan
uang. Kedua, trader tidak perlu lagi melakukan hedging. Ketiga, transaksi
semakin efisien karena semakin banyak negara yang bergabung, hanya diperlukan
gold dinar yang relatif kecil untuk volume perdagangan yang difasilitasi.
Keempat, gold dinar akan berperan seperti mata uang bersama (common
keuntungan politis di mana para pendukung gold dinar akan menjadi blok yang
a. Megurangi dan menghapus risiko nilai tukar. Risiko yang ditimbulkan dari
yang ditimbulkan dari nilai tukar karena dinar adalah mata uang yang stabil
30
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:
Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 102-103.
31
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), Cet. 1, h. 118-119.
walaupun harga nilai emas berfluktuasi, tetapi tingkat perubahannya lebih
arbitrasi terhadap mata uang nasional. Ketika tiga negara seperti Malaysia,
Indonesia dan Brunei Darussalam melakukan perdagangan maka akan ada tiga
jenis mata uang. Tetapi dengan menjadikan dinar sebagai mata uang tunggal
dalam perdagangan, maka tidak akan ada spekulasi atau arbitrasi yang terjadi
mempengaruhi nilai tukar mata uangnya dan akan berpengaruh pada pasar dan
aktivitas ekonomi, tetapi dengan dinar sebagai mata uang global, hal tersebut
tidak akan berpengaruh signifikan karena dinar bukan milik suatu negara
tertentu.
cost) dan meningkatkan perdagangan. Jumlah dinar yang sedikit akan bisa
itu, penggunaan dinar akan mempengaruhi kondisi mata uang domestik yang
sovreignty (kekuasaan). Dengan sistem perdagangan uang fiat saat ini telah
mengingat sebagian besar sumber daya alam di dunia ini berada di negara-
negara berkembang.
merupakan suatu potensi yang bisa diterapkan dalam perdagangan luar negeri
Indonesia. Ada beberapa alasan dan faktor pendukung yang menjadikan dinar
memiliki potensi untuk bisa diterapkan dalam perdagangan luar negeri Indonesia,
antara lain:
terbesar di dunia. Kondisi Indonesia sebagai salah satu negara muslim dan dinar
sebagai mata uang yang ada dalam syariah islam akan memudahkan dalam
luar negeri.
Kedua, Indonesia adalah salah satu negara anggota OKI. Perdagangan
kerjasama negara OKI merupakan kawasan yang memiliki potensi yang cukup
besar, karena sebagian sumber daya alam berada di negara muslim. Melakukan
perdagangan dengan negara OKI tidak hanya memenuhi kebutuhan dan keperluan
setiap negara semata, tetapi juga akan berpengaruh kepada persatuan dan kesatuan
salah satu negara yang memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap peran
dolar untuk bisa melakukan transaksi ekspor dan impor dengan mitra dagangnya.
Keempat, ketergantungan terhadap dolar dan uang fiat lainnya akan berisiko
terhadap perdagangan internasional Indonesia. Karena dolar dan uang fiat lainnya
adalah uang kertas biasa yang setiap saat bisa terdevaluasi, terdepresiasi, dan
berfluktuasi serta sangat rentan terjadi inflasi, spekulasi dan arbitrasi. Aktivitas
keuangan tersebut tentunya akan mempengaruhi harga dan nilai uang fiat yang
berlaku di pasar internasional yang akan berdampak pada nilai tukar mata uang
domestik Indonesia.
sebesar defisit yang dialami oleh setiap negara peserta. Surplus perdagangan yang
32
M. Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan (Jakarta:
Senayan Abadi Publishing, 2007), Cet. 1, h. 17.
diperoleh Indonesia merupakan potensi yang besar untuk bisa menerapkan dinar,
serta industri perbankan yang terdiri dari bank sentral dan perbankan komersial.
Indonesia adalah negara yang memiliki dual banking system yaitu perbankan
konvensional dan perbankan syariah. Dengan adanya peran dari kedua industri
Selain beberapa faktor di atas, salah satu faktor yang mendukung penggunaan
peningkatan.
Pada tahun 2007 lalu, jumlah cadangan emas Indonesia sebesar 1,75 milyar
dolar. Cadangan emas yang dimiliki Indonesia ini akan bisa dijadikan sebagai
cadangan awal dan jaminan untuk bisa melakukan perdagangan bilateral dengan
(Juta USD)
Tahun Jumlah
2001 761
2002 768
2003 1070,96
2004 1284,30
2005 1316,33
2006 1583,25
2007 1750,89
Sumber: Bank Indonesia
2. Regulasi tentang Penerapan Dinar dalam Perdagangan Bilateral
Indonesia
dengan penggunaan dinar sebagai alat transaksi luar negeri, antara lain:
asing yang telah diperjanjikan secara tertulis, yang akan ditetapkan dengan
devisa.
Pada pasal 2 ayat (5) terdapat pengecualian penggunaan mata uang rupiah,
yaitu adanya kebolehan penggunaan alat pembayaran selain mata uang rupiah
untuk transaksi di luar wilayah Indonesia. Pada pasal 13 ayat (1) dan (2), Bank
negara yang dimaksud adalah berupa emas, uang kertas asing dan tagihan lainnya
dalam valuta asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai alat
Berdasarkan ekspor dan impor non migas Indonesia ke 10 negara OKI dari
tahun 2003 hingga tahun 2007, jumlah perdagangan terbesar Indonesia adalah
Pada tahun 2007 total perdagangan non migas Indonesia dengan Malaysia
adalah sebesar 6,74 milyar dolar dengan ekspor sebesar 4,59 milyar dolar dan
impor sebesar 2,15 milyar dolar. Dengan demikian Indonesia mengalami surplus
pada perdagangannya sekitar 2,44 milyar dolar. Berdasarkan tabel di atas, selama
lima tahun terakhir yakni dari tahun 2003 hingga tahun 2007 perdagangan non
a. Batasan kredit (credit limit) untuk melakukan perdagangan. Jumlah kredit ini
diperoleh dengan cara kedua negara terlebih dahulu memiliki cadangan emas
dalam bentuk fisik (emas batangan) di Bank Kustodian yang akan digunakan
sebagai alat pembayaran. Cadangan emas tersebut bisa diperoleh dengan cara
tanpa harus mencetak uang domestik untuk membeli sejumlah emas untuk
b. Mata uang yang digunakan untuk penyelesaian transaksi yaitu dinar dan mata
uang lainnya ketika jumlah ketersediaan dinar lebih kecil dari jumlah defisit
perdagangan.
c. Minimal periode penyelesaian adalah 3 bulan. Hal ini merujuk kepada aturan
yang telah ditetapkan oleh IMF. Periode penyelesaian dan penghitungan bisa
d. Jumlah defisit yang akan dibayarkan dalam bentuk dinar akan diukur dengan
harga emas, dimana harga emas yang digunakan bisa disepakati oleh kedua
negara.
e. Tanggal dan waktu pembayaran atas ekspor dan impor oleh kedua negara.
f. Bank Kustodian yang menjadi tempat penyimpanan kepemilikan emas kedua
negara. Dalam hal ini, Bank Kustodian bisa diperankan oleh IDB (Islamic
Tabel 4.4 Ilustrasi Ekspor dan Impor Non Migas Indonesia dengan Malaysia
(Milyar dolar)
Ekspor ke Indonesia Malaysia Total Ekspor
Indonesia X 4,59 4,59
Malaysia 2,15 x 2,15
Total Impor 2,15 4,59 6,74
Pada tahun 2007, harga rata-rata per ounce (31,1 gram) emas adalah 989 dolar
atau sama dengan 31,8 dolar per gram emas. Dengan merujuk harga emas
tersebut, maka 1 dinar (4,25 gram emas) setara dengan 135 dolar. Dengan
demikian, jumlah ekspor dan impor non migas antara Indonesia dengan Malaysia
Tabel 4.5 Ilustrasi Ekspor dan Impor Non Migas Indonesia dengan Malaysia
(Juta dinar)
Ekspor ke Indonesia Malaysia Total Ekspor
Indonesia X 34,00 34,00
Malaysia 15,93 X 15,93
Total Impor 15,93 34,00 49,93
Dari transaksi ekspor dan impor non migas antara Indonesia dengan Malaysia
pada tahun 2007, diketahui bahwa Indonesia mengalami surplus pada neraca
perdagangan sebesar 2,44 milyar dolar atau setara dengan 18,07 juta dinar.
account emas Indonesia yang berada di Bank Kustodian yang telah disepakati
yaitu IDB.
Jumlah ekuivalen dinar sebesar 18,07 juta dinar adalah jumlah yang cukup
tahun. Jumlah tersebut akan lebih kecil lagi jika pembayaran dilakukan dalam
selama satu tahun sebesar 49,93 juta dinar. Sistem ini tentunya akan
Malaysia ketika melakukan transaksi perdagangan ekspor dan impor dalam kurun
waktu tertentu dengan jumlah dinar yang sedikit. Karena dengan jumlah dinar
sebesar 18,07 juta dinar, Indonesia dan Malaysia bisa melakukan transaksi
perdagangan ekspor dan impor sebesar 49,93 juta dinar atau setara dengan 6,74
milyar dolar.
perdagangan yang mudah dan sederhana untuk dilakukan oleh kedua negara.
pembayaran.
pengekspor, bank komersial, bank sentral kedua negara dan sebuah bank
kustodian sebagai tempat kepemilikan dinar emas kedua negara. Untuk lebih
Gambar 4.6
Model Perdagangan Bilateral dengan Dinar
33
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), Cet. 1, h. 112.
Gambar 4.7
Mekanisme dan Proses Transaksi Bilateral dengan Dinar
Proses yang pertama adalah digambarkan oleh garis yang terputus-putus. Pada
proses ini pengimpor dan pengekspor akan melakukan kontrak jual beli atas
Credit) kepada salah satu bank komersial yang telah ditentukan oleh bank sentral
berisikan tentang perdagangan secara detail. Setelah L/C diterima oleh bank
barang. Setelah itu, pengimpor akan melakukan pembayaran dalam mata uang
Setelah terjadi pembayaran, bank sentral kedua negara akan mencatat transaksi
tersebut dan menjumlahkan semua transaksi pada akhir periode yang telah
ditentukan. Pada waktu penghitungan transaksi, harga emas akan ditentukan dan
akan dilakukan pembayaran oleh bank sentral pengimpor dengan cara mentransfer
ekuivalen emas ke bank kustodian yang menjadi tempat penyimpanan cadangan
Proses penyelesaian akhir transaksi bilateral dengan dinar akan terlihat pada
gambar 4.8. proses yang terjadi dalam penyelesaian akhir adalah sebagai berikut:
b. Jika jumlah cadangan emasnya lebih kecil dari jumlah yang harus
disepakati kedua negara melalui bank agen mata uang asing yang ditunjuk
34
Ibid., h. 113.
Gambar 4.8
Penyelesaian Akhir Transaksi Bilateral dengan Menggunakan Dinar
Moneter Indonesia
Penggunaan dinar sebagai alat transaksi pembayaran ekspor dan impor akan
berdampak dan berpengaruh terhadap beberapa hal diantaranya jumlah uang fiat
dan impor Indonesia dengan kawasan OKI dan negara Timur Tengah lainnya dan
mata uang asing (seperti dolar, euro, yen dan lain-lain) untuk melakukan transaksi
ekspor dan impor. Berdasarkan data tentang ekspor dan impor non migas dengan
negara OKI pada tahun 2007, diketahui bahwa ekspor Indonesia terhadap
kawasan OKI adalah sekitar 12% dari total ekspor non migas nasional. Sedangkan
impor adalah sekitar 6% dari total impor non migas nasional. Jika diasumsikan
bahwa ekspor non migas tersebut dilakukan menggunakan dolar dan kemudian
diganti dengan dinar, maka ekspor Indonesia yang menggunakan dolar akan
Dengan asumsi di atas, maka akan diperoleh jumlah ekspor dan impor non
10,85 milyar dolar atau sebesar 11,8% dari total ekspor non migas dan untuk
impor sebesar 3,04 milyar dolar atau sebesar 5,8% dari total impor non migas.
Tabel 3.6 Ekspor dan Impor Non Migas Berdasarkan Valuta 2007
(Juta US$)
2007
Mata Uang
Ekspor Impor Ekspor % Impor %
US Dolar 73.057,8 38.985,1 79,4 74,2
Gold Dinar 10.857,5 3.047,4 11,8 5,8
Euro 1.840,2 3.257,5 2,0 6,2
Yen 2.208,3 4.465,9 2,4 8,5
Singapore Dolar 2.668,3 840,6 2,9 1,6
Australia Dolar 276,0 998,3 0,3 1,9
Rupiah 644,1 315,3 0,7 0,6
Lainnya 460,1 630,5 0,5 1,2
Total 92.012,3 52.540,6 100,0 100,0
Sumber: Bank Indonesia (data diolah)
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa ekspor non migas dengan negara
OKI sebesar 10,85 milyar dolar bisa mengurangi jumlah penggunaan dolar
sebesar 11,8%. Sebelum adanya penggunaan dinar, jumlah ekspor dengan
ditimbulkan dari penggunaan dinar memang masih kecil, hanya sebesar 12%
untuk ekspor dan 6% untuk impor. Tetapi jumlah tersebut akan bisa terus
dengan negara OKI yang lain. Dalam beberapa tahun terakhir perdagangan
yang lebih besar lagi terhadap sektor perdagangan luar negeri Indonesia.
penggunaan uang fiat dalam transaksi ekspor dan impor, tetapi juga akan
sesama negara OKI hanya sekitar 12% dari total semua perdagangan negara OKI
dan sekitar 7% dari total perdagangan dunia, padahal sekitar 60% sumber daya
alam di dunia ini berada di negara-negara muslim. Kondisi ini tidak terlepas dari
muslim adalah penghasil keju dan tekstil, seperti Lebanon dan Mesir, akan tetapi
negara-negara muslim justru mengimpor keju dan tekstil dari negara-negara non
merupakan salah satu solusi atas permasalahan di atas. Penggunaan dinar oleh
semua negara muslim dan menjadikannya sebagai mata uang tunggal (monetary
Hal ini bisa terlihat dari pengalaman negara Uni Eropa dengan kesatuan unit
moneter yaitu uang Euro. Dengan didukung oleh 12 negara Eropa, euro bisa
menjadi mata uang yang kuat dan bersaing dengan dua mata uang lainnya yaitu
dolar Amerika dan yen Jepang dalam arena perdagangan dan keuangan
internasional.35
Pada dasarnya, dinar hanya digunakan untuk transaksi luar negeri, tetapi
penggunaan dinar tersebut akan bisa mempengaruhi kondisi mata uang rupiah
dalam negeri. Pengaruh tersebut timbul sebagai akibat dari adanya cadangan emas
Cadangan emas yang diperoleh dari perdagangan bilateral dengan negara OKI
akan bisa berdampak kepada jumlah uang yang beredar dan nilai dari rupiah
dalam negeri.
dengan negara OKI sebesar 57,85 juta dinar akan menjadi cadangan emas
beredar melalui adanya perubahan pada jumlah uang inti (monetary base).
Uang inti merupakan kewajiban atau utang moneter dari otoritas moneter
Bank Indonesia terhadap (yang dipegang oleh) masyarakat maupun bank umum.
Bentuk uang inti adalah berupa uang kartal yang dipegang oleh masyarakat dan
uang kartal yang dipegang oleh bank sebagai cadangan dan cadangan minimum
35
M. Luthfi Hamidi, Dolar VS Euro Awal Kebangkrutan AS (Jakarta: Senayan Abadi Publishing,
2003), Cet. 10, h. 56.
pada Bank Indonesia. Adapun sumber dari uang inti tersebut dapat diketahui
AKTIVA PASIVA
Aktiva luar negeri Uang kartal yang ada di masyarakat
Surat berharga pemerintah Cadangan bank umum pada BI
Pinjaman/tagihan pada bank umum Pasiva luar negeri
Aktiva lainnya Deposito pemerintah
Pasiva lainnya
Setiap perubahan yang terjadi pada kolom aktiva, maka akan mempengaruhi
jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat dan bank umum yang berarti akan
merubah jumlah dari uang inti. Meningkatnya pertumbuhan sektor luar negeri
yang tercermin dari perubahan cadangan devisa akan mempengaruhi jumlah uang
beredar. Besar atau kecilnya jumlah cadangan devisa akan menentukan besar atau
kecilnya jumlah uang beredar. Semakin besar jumlah cadangan devisa, maka
Sedangkan bentuk dari jumlah uang beredar karena adanya perubahan uang
inti tersebut bisa terjadi dalam arti sempit yaitu M1, dimana penambahan
keperluan transaksi ataupun uang yang beredar dalam bentuk M2 (M1 ditambah
uang kuasi). Uang kuasi berupa aset finansial yang kurang likuid dibandingkan
dengan uang kertas, tetapi sangat mudah untuk diubah menjadi dana likuid. M2
berbentuk simpanan rupiah dan valuta asing masyarakat yang sementara
moneter pada masa nilai tukar emas tahun 1925 - 1931 dan masa Bretton Woods
System pada tahun 1946 - 1971. Pada masa tersebut, setiap negara menggunakan
emas sebagai standar alat tukarnya. Sistem moneter yang dihasilkan oleh kedua
masa tersebut adalah sistem moneter dengan nilai tukar yang lebih kuat dan stabil.
perdagangan sebesar 57,85 juta dinar atau sekitar 7,81 milyar dolar. Uang
sejumlah 57,85 juta dinar tersebut selain menjadi pemasukan bagi keuangan
pemerintah, juga bisa digunakan untuk menopang rupiah dalam negeri. Hal ini
ditujukan untuk menghasilkan rupiah yang lebih kuat dan stabil. Menjadikan
rupiah dalam jumlah yang berlebih. Karena mencetak rupiah akan mengikuti
Emas adalah logam mulia yang bernilai stabil, sekalipun emas bisa
uang fiat saat ini. Dengan kestabilan nilai emas tersebut, maka rupiah akan ikut
menjadi stabil pula. Jika rupiah mengikuti nilai mata uang asing yang ada di
36
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 285-286.
pasar, maka tingkat fluktuasinya akan mngikuti dari fluktuasi mata uang asing
tersebut.
cara yang ideal untuk menghindari dampak dari sistem moneter uang fiat saat ini.
lainnya terhadap rupiah masih terbuka lebar. Tetapi satu hal yang mejadi catatan
disini adalah bahwa menopang rupiah dengan sejumlah dinar akan memberikan
pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan rupiah tidak ditopang dengan
nilai apapun.
standar nilai tukar dan sistem Bretton Wood yang dinilai gagal karena tidak
bertahan lama, tetapi sejarah membuktikan bahwa kedua sistem tersebut telah
digunakan.
yang mencetak uangnya melebihi cadangan emas yang mereka miliki yang
defisit eksternal yang disebabkan oleh defisit perdagangan dan biaya perang.37
Sektor perbankan adalah salah satu pihak yang terlibat dalam perdagangan
dibedakan menjadi dua, yaitu bank sentral atau Bank Indonesia dan bank
Bank Indonesia merupakan badan otoritas moneter dan sebagai pengawas dan
industri perbankan tersebut akan berperan besar dalam penerapan dinar sebagai
muslim lainnya.
Dalam perdagangan bilateral, Bank Indonesia akan memiliki dua peran, yaitu:
Pertama, sebagai lembaga yang mengatur dan mengawasi perdagangan dinar dan
perdagangan bilateral Indonesia dengan Malaysia dan negara OKI lainnya, Bank
Indonesia akan menjadi lembaga yang mengatur dan mengontrol setiap transaksi
37
Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham (Depok:
Spiritual Learning Centre dan Dinar Club, 2007), Cet. 1, h. 25.
perdagangan. Bank Indonesia akan menjadi lembaga yang menjamin ketersediaan
dinar ketika terjadi pembayaran defisit ekspor dan impor Indonesia dengan cara
kustodian yaitu IDB (Islamic Development Bank). Begitu juga sebaliknya, Bank
Negara Malaysia akan melakukan hal yang sama ketika Malaysia mengalami
Kedua, Bank Indonesia menjadi bank kustodian dalam negeri, dengan kata
perdagangan ekspor dan impor dalam negeri yang dilakukan oleh bank komersial
dan para pengekspor. Bank Indonesia akan mencatat semua transaksi ekspor dan
dilakukan.
akan mempengaruhi sistem kerja dari Bank Indonesia terutama untuk menangani
dinar. Uang sejumlah 18,07 juta dinar tersebut akan menjadi pemasukan bagi
cadangan devisa negara terutama cadangan devisa dinar Indonesia yang akan
bilateral, bank komersial berperan dalam menerbitkan L/C bagi pengekspor dan
transaksi pembayaran ekspor dan impor dengan bank komersial luar negeri dan
dalam negeri untuk bisa melakukan transaksi dalam skala regional dan
negara lain.
Saat ini, L/C tidak hanya diterbitkan oleh bank-bank konvensional, tetapi juga
bisa diterbitkan oleh bank-bank syariah, seperti Bank Muamalat, Bank Syariah
Mandiri, Bank Mega Syariah Indonesia dan Unit Usaha Syariah lainnya. Dalam
penerapan dinar sebagai alat transaksi bilateral, tidak hanya dinarnya yang sesuai
Nasional (DSN) dalam fatwa No. 34/DSN-MUI/IX/2002 tentang L/C impor dan
contoh akad yang sudah dipraktekkan adalah akad L/C yang dikeluarkan oleh
Bank Syariah Mandiri yang menggunakan sistem Kafalah, dimana bank bertindak
sebagai penjamin (kafil) dan nasabah bertindak sebagai pihak yang dijamin
(makful alaih). L/C syariah bebas dari overdue interest yaitu bebas dari bunga
yang dibebankan kepada eksportir karena perbedaan waktu antara saat bank
syariah dalam negeri membayar kepada eksportir dengan saat bank syariah dalam
Produk L/C syariah yang dikeluarkan oleh beberapa bank syariah tersebut,
ketika melakukan transaksi ekspor dan impor yang sesuai dengan prinsip syariah.
terhadap perbankan syariah dari segi finansial dan perluasan hubungan (jaringan)
dengan perbankan luar negeri. Negara OKI terdiri dari negara-negara timur
38
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional
(Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006), Ed. 3, h. 208 dan 221.
meningkatkan investasi para investor timur tengah ke dalam negeri. Jika sebagian
dari jumlah ekspor dan impor dengan negara OKI menggunakan L/C yang
transaksi perdagangan ekspor dan impor. Uang fiat seperti dolar, euro, yen
dan uang fiat lainnya adalah jenis uang yang nilai tukarnya berfluktuasi setiap
waktu. Fluktuasi nilai tukar yang tajam akan berdampak kepada kondisi
perubahan nilai tukar akan menjadi berkurang, karena nilai emas relatif stabil.
Cadangan emas tersebut tidak hanya akan berfungsi sebagai alat pembayaran
emas tersebut juga bisa berfungsi sebagai acuan dan rujukan bagi pemerintah
dalam mencetak uang domestik yaitu rupiah. Cadangan emas yang diperoleh
dari perdagangan ekspor dan impor dengan sistem dinar akan digunakan
untuk memback-up rupiah yang beredar di pasaran. Sehingga akan
transaksi L/C yang sesuai dengan syariah, yang pada akhirnya akan
tetapi juga akan berdampak kepada nilai persatuan dan kesatuan negara-
negara muslim, maka akan meningkatkan hubungan antar kedua negara yang
tidak hanya terbatas kepada ekonomi saja, tetapi juga akan meningkatkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), secara ekonomi mata uang
dinar sangat berpeluang untuk diterapkan. Karena dinar adalah mata uang yang
stabil, tidak berfluktuasi, alat tukar yang tepat, mengurangi spekulasi, manipulasi
negara super power yaitu Amerika yang mana mata uangnya (dolar) digunakan
oleh 60% negara di dunia. Hal ini, bisa diatasi jika pemerintah negara-negara
muslim sepakat untuk menjadikan dinar sebagai mata uang tunggalnya dalam
Strategi-strategi yang harus disiapkan agar konsep dinar dapat menjadi mata
yang akan digunakan sebagai mata uang tunggal yang perlu dipenuhi dengan
3. Negara anggota OKI harus mendirikan Bank Sentral atau Bank Kustodian
yang membawahi bank sentral seluruh negara OKI yang akan mengurus dan
luar negeri dengan negara anggota OKI. Kondisi ini akan menjadi sebuah peluang
nasional.
transaksi ekspor sebesar 11,8% dari 91,2% menjadi 79,4% dari total ekspor, dan
untuk transaksi impor sebesar 5,8% dari 80% menjadi 74,2% dari total impor.
Selain itu, penggunaan dinar juga akan mempererat persatuan dan kesatuan antar
pengawas dan pengontrol perdagangan dinar dalam negeri dan menjadi media
yang menggunakan dinar. Bank komersial menjadi media bagi pengusaha ekspor
dan impor. Di Indonesia, jasa L/C tidak hanya ada di perbankan konvensional,
tetapi permohonan L/C juga bisa dilakukan melalui perbankan syariah. Dengan
berkembangnya penggunaan L/C syariah untuk keperluan ekspor dan impor tidak
hanya berdampak pada income perbankan syariah, tetapi justru berdampak kepada
dengan perbankan syariah yang ada di negara muslim lainnya yang akan
cadangan emas akan menambah uang inti yang ada pada masyarakat dan
perbankan, pengaruh terhadap jumlah uang beredar memang tidak terlalu besar,
karena surplus yang diperoleh juga masih dalam jumlah relatif kecil.
B. Saran
Dinar segera mungkin diterapkan dalam perdagangan internasional Indonesia
umat muslim di dunia. Penggunaan dinar dalam perdagangan dengan negara OKI
terhadap peran dolar dan uang fiat lainnya. Selain itu, penggunaan dinar akan
dengan Indonesia yang jumlah ekspor dan impornya lebih besar dibandingkan
penggunaan dinar tidak akan bisa berjalan dengan baik, sebagaimana yang terjadi
pada tahun 1250 M / 648H di mesir tentang uang fulus dan keruntuhan dari sistem
nilai tukar emas dan Bretton Wood yang semua itu menuntut untuk adanya peran
aktif pemerintah.
tentang perbankan dengan sistem dinar, industri perbankan yang kuat dan
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Euis, M. Ag. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga
Kontemporer. Cet. Ke-1. Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005.
Arifin, Zainul, Drs., MBA. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Cet. Ke-2.
Jakarta: AlvaBet, 2003.
Badan Pusat Statistik. Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Tahun 2003-2007.
Jakarta: BPS.
Bank Indonesia. Ekspor dan Impor Berdasarkan Kelompok Negara Tahun 2007.
Jakarta: Bank Indonesia. Http://www.bi.go.id/
______________. Ekspor dan Impor Non Migas Berdasarkan Valuta Tahun 2007.
Jakarta: Bank Indonesia. Http://www.bi.go.id/
Dep. Perdagangan. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Menurut Negara
Tujuan dan Asal Tahun 2007. Jakarta: Depdag. Http://www.depdag.go.id/
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Himpunan Fatwa Dewan Syariah
Nasional. Ed. 3. Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006.
Hamidi, M. Luthfi, MA. Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan
Berkeadilan. Cet. Ke-1. Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2007.
______________. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. Cet. Ke-1. Jakarta: Senayan Abadi
Publishing, 2003.
Hasan, Ahmad. Mata Uang Islami Telaah Konprehensif Sistem Keuangan Islami.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.
Http://en.wikipedia.org/wiki/Seignorage
Http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
Http://www.econlib.org/LIBRARY/Enc/GoldStandard.html.
Http://www.geraidinar.com/
Http://www.globalfinancialdata.com/
Http://www.islamhariini.org/
Http://www.portalhr.com/majalah/edisisebelumnya/bisnis/1id331.html
Http://www.tazkiaonline.com/?view=articles&id=7&detail=yes
Http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0312/18/finansial/754191.htm
Huda, Nurul. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Cet. Ke-1. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008.
Karim, Ir. Adiwarman, SE, MBA, MAEP, Ekonomi Islam Suatu Kajian
Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007).
Krugman, Paul R., dan Obstfeld, Maurice. Ekonomi Internasional Teori dan
Kebijakan. Ed. 5. Jakarta: PT. Indeks, 2005.
Meera, Ahamed Kameel Mydin. The Thief of Nation: Returning to Gold. Malaysia:
Pelanduk Publication, 2004.
Muhammad, Mahatir. The Gold Dinar Convention, Speech at the Gold Dinar in
Multilateral Trade Seminar. Malaysia: IKIM Hall, 2003.
Http://www.neach.gov.my/index.php, 13 Juni 2006.
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Pracoyo, Antyo. Aspek Dasar Ekonomi Makro Di
Indonesia. Cet. Ke-2. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Rivai, H. Veithzal, Prof., Dr., MBA., dkk. Bank and Financial Institution
Management: Conventional and Sharia System. Ed. 1. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Ed.3. Cet. Ke-15. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004.
Vadillo, Umar Ibrahim. The Return of the Islamic Gold Dinar: A Study of Money in
Islamic Law and the Architecture of Gold Economy. Malaysia: Murabitun
Nusantara, 2002.
Yusanto, Ismail. Dinar Emas Solusi Krisis Moneter. Jakarta: Pirac, 2002.