Anda di halaman 1dari 5

Dinar Dan Dirham

Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam


Dosen : Patimatu Jahra, S.Ag, M.Si

Disusun oleh:
Nama : Rizky Fadillah
NIM : 200105010154
Jurusan : Ekonomi Syariah Local A 2020
1. Sejarah Dinar dan Dirham
Pada masa sebelum datangnya Islam Dinar dan dirham merupakan Mata Uang yang
dimiliki Bangsa Romawi dan Persia yang digunakan dalam transaksi perdagangan. Beredarnya
dirham dan dinar di Jazirah Arab dibawa oleh para pedagang Arab yang berdagang di Syam
dibawah pengaruh Romawi dan Yaman dibawah pengaruh Persia. Pada saat itu, kota Mekkah
menjadi pusat perdagangan dan pertukaran mata uang, sehingga banyak para pedagang dari
berbagai negeri datang ke kota Makkah untuk dan melakukan perdagangan
Secara Bahasa, dinar berasal dari kata denarius (Romawi Timur) dan dirham berasal dari
kata drachman (Persia) akhirnya Bangsa Arab pun mengadopsi dinar dan dirham sebagai sistem
mata uang mereka hal ini berlangsung hingga zaman Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ketika
itu nabi Muhammad selain menetapkan dinar dan dirham sebagai alat tukar yang sah dalam
perniagaan, Nabi Muhammad Juga menstandarkan 3 Jenis Dirham yang beredar di kala itu
menjadi 1 Jenis Dirham yaitu Dirham 14 Qiraat.
Adapun Dinar pertama yang dimiliki Pemerintahan Islam baru lahir ketika masa
pemerintahan Abdul Malik bin Marwan pada tahun 695. M/77H. tepatnya sekitar 50 tahun
setelah Wafatnya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬, selanjutnya ekspansi yang dilakukan Islam
ke Wilayah Kekaisaran Persia dan Kekaisaran Romawi penyebabkan perputaran mata uang
tersebut meningkat.
Pada saat itu Khalifah Abdul Malik Memerintahkan bahwa pada tiap koin yang dicetak
terdapat tulisan “Allahu Ahad, Allahu Somad”. Khalifah Abdul Malik juga memerintahkan
penghentian cetakan dengan gambar wujud manusia dan binatang dari koin dan menggantinya
dengan huruf-huruf . Perintah tersebut diteruskan sepanjang sejarah Islam Dinar dan Dirham
biasanya berbentuk bundar dan tulisan yang dicetak diatasnya memiliki tata letak yang
melingkar.
Di satu sisi terdapat kalimat Tahlil dan Tahmid sedangkan pada sisi lainnya terdapat nama
otoritas atau Amirul dan tanggal percetakan.
Dalam perjalanannya sebagai mata uang yang digunakan,dinar dan dirham cenderung stabil
dan tidak mengalami inflasi yang cukup besar selam Lebih 1500 tahun. Penggunaan dinar dan
dirham berakhir pada runtuhnya khilafah Islam Turki Usmani 1924. Sejak saat itu mata uang
dari berbagai negara dicetak disetiap Negara Era Kolonialisme dimana negara negara tersebut
merupakan pecahan dari negeri negeri Muslim.
2. Implementasi penggunaan Dinar dalam perdagangan Internasional
Untuk menjadikan dinar sebagai mata uang global diperlukan berbagai langkah dan
strategi. Untuk menggantikan peran uang fiat dalam perekonomian diperlukan penerapan dinar
secara bertahap, langkah demi langkah bukan dengan perubahan secara drastis. Salah satu
langkah yang dilakukan dalam penerapan dinar tersebut adalah dengan menjadikan uang dinar
sebagai alat transaksi perdagangan barang dan jasa internasional, baik perdagangan multilateral
maupun bilateral.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan uang dinar dalam perdagangan
internasional, antara lain:
a. Peran uang dinar dalam perdagangan
Penggunaan uang dinar tidak ditujukan untuk menggantikan peran mata uang domestik, tetapi
hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan barang dan jasa luar negeri.
b. Penggunaan dinar emas
Uang dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan multilateral maupun bilateral.
Perdaganagn multilateral melibatkan beberapa negara dalam transaksi perdagangan seperti
ekspor dan impor yang terjadi antara Malaysia.
3. Peraturan penggunaan Dinar dalam perdagangan internasional
Peraturan Tentang Penerapan Uang Dinar Dalam Perdagangan Internasional
Ada tiga aturan (legal issue) yang berkenaan dengan menggunakan uang dinar dalam
perdagangan internasional, yaitu:
a. International Legal Impediments
Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan penerapan uaang dinar dalam perdagangan
internasional dalam Articles Of Agreement OF the International Monetary Fund. Pada 1945
salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah sistem par value yang berakhir pada tahun 1971,
negara anggota mengadopsi aturan yang dibuat IMF pada tahun 1976 The Second Amandemen
To The Articles Of Agreement yang baru eefektif digunakan pada tahun 1978 hingga saat ini.
Dalam aturan tersebut negara anggota diperbolehkan untuk mengkonversikan mata uangnya
terhadap mata uang lain selain emas. Kehadiran uang dinar dalam perdagangan internasional
tidak ditunjukan untuk menjadikan dinar sebagai mata uang sehari-hari semua negara, tetapi
hanya digunakan untuk menjadi alat transaksi perdagangan bilateral.
b. Financial Infrastructure
Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan implementasi uang
dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Diperlukan peran dan aturan yang
mendukung industri perbankan untuk berperan dalam perdagangan bilateral. Dalam hal ini,
bank sentral selaku otoritas moneter akan menjadi lembaga yang mengawasi dan mengatur
mekanisme dan sistem perbankan nasional.
c. Dispute Settlement
Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah mekanisme
penyelesaian (dispute settlement) yang bisa mengatasi perselisihan dagang antarnegara ataupun
ataupun sektor swasta. Saat ini, aturan tentang perselisihan telah ditetapkan oleh WTO yang
dinamakan dengan Dispute Settlement Mechanism. Setiap dari aturan tersebut memiliki tiga
tujuan utama, yaitu:
1. Untuk membantu perdagangan berjalan secara bebas
2. Untuk mencaapai liberalisasi dengan cara negoisasi
3. Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling payment)
Disamping peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara bilateral juga
membutuhkan lembaga-lembaga yang membantu dalam penyelesaian masalah-masalah
perdagangan, seperti lembaga mediasi, arbitrasi, dan konsiliasi.\
4. Dampak penggunaan Dinar dalam perdagangan internasional
Penggunaan uang dinar merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia yang
menggunakan uang fiat. Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian
dunia, untuk mengatasi hal itu dibutuhkan mata uang yang lebih stabil, yaitu dinar emas. Pada
tahun 1250 M/648 H di negara Mesir uang dinar yang dijadikan sebagai dasar moneter pernah
dipengaruhi oleh penggunaan uang fulus, yaitu uang campuran dari kuningan dan tembaga.
Penggunaan uang fulus dan ditambah oleh kondisi perekonomian yang buruk telah
menyebabkan harga yang tidak stabil. Untuk mengatasi hal tersebut Al-Maqrizi menjelaskan
secara terperinci serta memberikan jalan keluar bagi kondisi perekonomian Mesir pada waktu
itu. Diantara pemikiran Al-Maqrizi tersebut adalah:
a. Hanya dinar dan dirham yang bisa digunakan sebagai uang;
b. Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money); dan
c. Membatasi penggunaan uang fulus.
Menurut Al-Maqrizi untuk mengatasi kondisi tersebut, uang dinar dan dirham harus
kembali digunakan dalam perdagangan barang dan jasa seperti pembayaran upah para pekerja.
Untuk mendukung penggunaan uang dinar dan dirham tersebut, maka pemerintah harus
menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money) serta membatasi penggunaan uang
fulus hanya untuk transaksi dalam skala kecil dan hanya untuk transaksi kebutuhan sehari-hari
rumah tangga. Sedangkan dinar dan dirham digunakan untuk transaksi dalam skala besar seperti
perdagangan luar negeri dan transaksi domestik lainnya.
Ketika perdagangan menggunakan emas, maka indeks harga akan mempertahankan
kesesuaian, karena menggunakan sistem emas sangat berperan penting untuk menjaga stabilitas
harga di berbagai negara. Menurut Majdi, Siswantoro dan Brozovsky (Stable And Just Global
Monetary Systems,2002), penggunaan dinar yang dilakukan oleh kedua negara dalam
perdagangan bilateral akan menyebabkan penyesuaian otomatis terhadap neraca pembayaran
(balance of payment) kedua negara. Penggunaan uang dinar dan uang domestik secara
bersamaan akan menimbulkan terjadinya spekulasi nilai tukar uang kertas dan uang dinar yang
pada akhirnya akan menyebabkan runtuhnya sistem uang dinar. Berdasarkan pengalaman
tersebut, maka diperlukan adanya pengaturan terhadap uang dinar itu sendiri, berupa:
a. Uang dinar hanya boleh digunakann untuk pertukaran barang dan jasa.
b. Nilai moneter dari uang dinar harus lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Hal ini untuk
menghindari terjadinya pengumpulan uang dinar untuk dijadikan sebagai alat
perhiasan.
c. Penggunaan uang dinar diperlukan adanya peran dari bank sentral untuk mengontrol
dan menentukan jumlah dinar yang eksis dan yang beredar. Dengan cara tersebut,arus
peredaran uang dinar akan terkontrol dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai