Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas dalam mengikuti perkuliahan
Ekonomi Mikro Islam
Dosen:
Rokhmat Subagiyo, S.E., M.E.I.
Disusun oleh:
Kelompok 08 PS 2—J
1. Mecki Krisdayanti (17401163404)
2. Nailu Zumrodah (17401163428)
3. Bayu Al-Rasyid (17401163434)
TULUNGAGUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt., karena dengan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Maksimalisasi Laba”. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw., para anggota keluarganya, seluruh sahabat, dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Kami sampaikan terimakasih kepada dosen kami bapak Rokhmat
Subagiyo, S.E., M.E.I. yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
kami dalam mengerjakan makalah ini. Tak lupa kami juga berterimakasih kepada
pimpinan dan staf perpustakaan IAIN TULUNGAGUNG atas berbagai referensi
yang telah disediakan. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak-
Ibu yang ada dirumah yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun
materiil kepada kami, serta teman-teman yang juga sudah memberi konstribusi
baik langsung maupun tidak dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada para pembaca dari
hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................
i
Daftar Isi...................................................................................................................
ii
A. Latar Belakang...............................................................................................
1
B. Maksimalisasi Laba dalam Pandangan Sekuler.............................................
1
C. Penentuan Posisi Laba Secara Islami.............................................................
3
D. Maksimalisasi Laba dan Efek Sosialnya........................................................
7
E. Kesimpulan....................................................................................................
9
F. Saran ..............................................................................................................
9
ii
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan suatu tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi. Produksi adalah suatu kegiatan yang
dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu barang atau menciptakan benda baru
sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pada kegiatan
produksi, kita dituntut untuk dapat menggunakan faktor produksi dengan optimal
hingga dapat menghasilkan barang atau jasa yang bernilai tinggi dan juga dibutuhkan
masyarakat.
Barang hasil produksi atau output selanjutnya akan dibutuhkan masyarakat
dalam jumlah tertentu sehingga dapat mempengaruhi tingkat keuntungan yang di
dapat oleh produsen. Tingkat permintaan yang terjadi di masyarakat akan
mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Apabila permintaan
banyak, maka produsen akan meningkatkan produksinya sehingga produsen dapat
memaksimalkan laba yang ingin didapat. Setiap perusahaan dalam berproduksi pasti
akan selalu berusaha untuk memaksimalkan labanya. Agar tujuan perusahaan dalam
memaksimalkan laba dapat tercapai, perusahaan harus dapat bersaing dengan
perusahaan lain dalam suatu pasar.
Ada masalah ketika setiap perusahaan ingin memaksimalkan labanya.
Yaitu berapa jumlah barang yang harus diproduksi sehingga laba ekonomi dapat
diperoleh secara optimum. Laba yang optimum dapat diperoleh apabila dalam
berproduksi menggunakan kualitas kerja yang baik dan tertata sempurna. Laba dalam
kegiatan ekonomi dapat menjadi pendorong bagi para pengusaha untuk melakukan
usaha. Laba dalam pandangan sistem ekonomi konvensional berbeda dengan
pandangan dari sistem ekonomi Islam. Perbedaan itu muncul karena adanya
perbedaan pendekatan yang dilakukan. Oleh karena itu, untuk mengetahui perbedaan
tersebut, maka di bawah ini kami akan mencoba membahas mengenai sub pokok
pembahasan maksimalisasi laba dalam pandangan sekuler, posisi laba secara Islami,
serta maksimalisasi laba dan efek sosialnya.
2
profit. Sekali lagi perusahaan akan memperoleh kekuatan harga maksimalisasi laba
biasanya sering menimbulkan konflik. Namun konflik tersebut dapat diminimalkan
jika konsep laba tersebut dilakukan dengan cara berbagi hasil “sharing”.4
Economic profit is The main energizer of The capitalistic economy. It
influences both The level of Economic output and The allocation of Resources
among alternative uses. Economic profit has Three sources: The bearing of
uninsurable risk, The uncertainty of innovation, and monopoly Power.5
َن هَلُ ُم اجلَنَّةَ يُ َقاتِلُو َن يِف َسبِ ِيل اللّ ِه َفَي ْقُتلُو َن
َّ ني أَن ُف َس ُه ْم َوأ َْم َواهَلُم بِأِِ ِ
َ إِ َّن اللّهَ ا ْشَتَرى م َن الْ ُم ْؤمن
ْاستَْب ِش ُروا ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ
ْ ََويُ ْقَتلُو َن َو ْع ًدا َعلَْيه َحقًّا يِف الت َّْو َراة َوا ِإلجن ِيل َوالْ ُق ْرآن َو َم ْن أ َْوىَف بِ َع ْهده م َن اللّه ف
4
Ibid.
5
Campbell R. McConnell, Microeconomics: principles, problem, and policies, (New
York: McGraw-Hill Companies, 2002),hlm.325.
6
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
2004), hlm.276.
7
Rohmat Subagiyo, Ekonomi Mikro Islam...hlm.108—109.
3
ِ ِ ِ
يم َ بَِبْيعِ ُك ُم الَّذي بَ َاي ْعتُم بِِه َو َذل
ُ ك ُه َو الْ َف ْو ُز الْ َعظ
١١١﴿﴾
اس َع ْوا إِىَل ِذ ْك ِر اللَّ ِه َوذَ ُروا الَْبْي َع ذَلِ ُك ْم ِ ِ ِ ِ َّ ِودي ل ِ ِ ِ َّ
ْ َلصالة م ْن َي ْوم اجْلُ ُم َعة ف َ يَا أَيُّ َها الذ
َ ُين َآمنُوا إذَا ن
)٩( َخْيٌرلَ ُك ْم إِ ْن ُكْنتُ ْم َت ْعلَ ُمو َن
4
dan tinggalkan jual-beli. Yang demikian lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Apabila telah ditunaikan sembahyang maka bertebaranlah di muka bumi, dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”10
2. Perlindungan Konsumen
Perlindungan terhadap konsumen merupakan tindakan yang berhubungan
atas berbagai kemungkinan terjadi penyalahgunaan kelemahan yang dimiliki oleh
konsumen. Penyalahgunaan dapat terjadi sebelum transaksi berlangsung, pada
saat transaksi sedang berlaku berupa tipu muslihat dan dapat pula terjadi setelah
transaksi berlangsung. Dalam islam diharamkan melakukan tindak penipuan
terhadap konsumen. Oleh karena itu dalam islam dibuat aturan berupa
perlindungan terhadap konsumen untuk melindungi konsumen dari kemungkinan
penipuan ataupun kelalaian dari penjual dalam memasarkan produk.13
Perlindungan tersebut antara lain :14
10
Departemen Agama Republik Indonesia, Qur’an dan Terjemahannya,...hlm.809
11
Rohmat Subagiyo, Ekonomi Mikro Islam... hlm.112.
12
Tahta Jabir al-Alwani, Bisnis Islam, (Yogyakarta: AK Group, 2005), hlm.142.
13
Rohmat Subagiyo, Ekonomi Mikro Islam...hlm.112.
14
Ibid, hlm.112—113.
5
a) Perlindungan terhadap pemalsuan dan informasi yang tidak benar.
Dalam islam kebenaran dan keakuratan saat promosi harus sesuai
dengan keadaan produk. Selain itu informasi tentang halal haramnya
juga harus dicantumkan.
b) Perlindungan terhadap hak pilih dan nilai tukar tidak wajar. Hal ini
berkaitan dengan perlindungan terhadap pemaksaan dalam memilih
suatu barang akibat mekanisme pasar yang monopolistik, oleh karena
itu dalam islam tidak diperkenankan melakukan monopoli.
c) Perlindungan terhadap keamanan produk dan lingkungan sehat. Hal
ini berkaitan dengan risiko yang timbul akibat penggunaan produk
yang ditawarkan. Selain itu perlindungan atas pencemaran lingkungan
yang terjadi akibat proses produksi.
d) Perlindungan atas pemakaian alat ukur yang tidak tepat. Hal ini
berkaitan dengan ketepatan kualifikasi barang yang diminta. Mulai
dari ukuran berat, isi, kandungan isi dan semua yang tertulis pada
label kemasan.
e) Hak mendapat advokasi dan penyelesaian sengketa. Hal ini berkaitan
dengan adanya kemungkinan terjadi pelanggaran dan tidak dapat
diselesaikan dengan jalan damai, maka jalan terakhir adalah melalui
peradilan.
f) Perlindungan atas penyalahgunaan keadaan. Hal ini dapat terjadi
karena keadaan terjepit, keunggulan informasi produk, keadaan
terpelajar yang dimiliki oleh seorang pedagang. Sehingga ini dapat
menyebabkan kerugian bagi konsumen.
g) Hak mendapatkan ganti rugi. Hal ini berkaitan dengan adanya cacat
barang atau kerugian yang disebabkan atas pemakaian produk, karena
kebanyakan pelaku usaha tidak mau tahu atas kerugian yang diderita.
3. Bagi Hasil Di antara Faktor Yang Mendukung
Dalam masa yang akan datang diperkirakan sistem bagi hasil akan menjadi
pola yang dominan dalam organisasi bisnis. Karena dalam sistem bagi hasil
berpotensi untuk meningkatkan efisiensi, keadilan dan stabilitas dalam produksi.
Namun hal ini sangat sangat bergantung kepada masyarakat islam sendiri dalam
6
pelaksanaannya. Apabila mereka menggunakan fatwa agama dan memasukkan
mekanisme bagi hasil dalam setiap kegiatan maka memaksimalisasi laba akan
berjalan dengan baik. Selain itu hal ini dapat menghindarkan pebisnis dari
perilaku eksploitasi maupun perilaku yang dapat menimbulkan kerugian bagi
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Sehingga bagi hasil menjadi lebih baik,
karena kedua belah pihak sama-sama untung dan tidak merugikan satu sama
lain.15
Semua faktor itu akan mempengaruhi tingkat kurva penerimaan dan biaya untuk
menentukan profit space sedemikian rupasehingga usaha maksimalisasi laba tidak
melanggar norma-norma perilaku Islam. Bahkan hal ini cenderung mendorong
pertumbuhan yang adil dan beruaha mengharmoniskan kepentingan-kepentingan
individu dan sosial.16
15
Ibid, hlm.114.
16
Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam... hlm.276.
17
Rohmat Subagiyo, Ekonomi Mikro Islam...hlm.114.
18
Ibid, hlm.115.
7
Perusahaan Islami beroperasi dengan menggunakan sistem bagi hasil.
Dalam sistem bagi hasil terdapat pembagian hasil dan risiko. Hubungan antara profit
dan risiko dalam perusahaan Islam dapat digambarkan sebagai berikut:19
19
Ibid, hlm.116.
20
Ibid,.
8
E. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kami dapat memberikan beberapa
kesimpulan yaitu,
1. Dalam pandangan ekonomi sekuler, maksimalisasi laba sebagai kondisi
rasional yang tidak berhubungan dengan kesejahteraan antar individu-
individu. Para usahawan justru akan bersaing untuk memperoleh laba pribadi
sehingga menyampingkan kesejahteraan sosial.
2. Penentuan posisi laba dalam Islam yaitu mencakup pandangan Islam tentang
bisnis, perlindungan kepada konsumen, dan bagi hasil di antara faktor-faktor
yang mendukung.
3. Perusahaan Islami beroperasi dengan menggunakan sistem bagi hasil. Dalam
sistem bagi hasil terdapat pembagian hasil dan risiko.
F. Saran
Dalam pembahasan makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Para pembaca diharapkan untuk bisa
mencari referensi yang lebih lengkap agar pengetahuan mengenai judul makalah
kami dapat lebih luas. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
9
DAFTAR PUSTAKA
10