Di susun oleh:
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya sehingga resume yang di buat untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Ilmu Islam Terapan dapat terselesaikan dengan lancar tanpa halangan suatu
apapun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Adri Efferi M.Pd. I. selaku dosen
mata kuliah Ilmu Islam Terapan yang telah membimbing dalam penugasan membuat
resume ini. Dan kami juga mengucapkan pada teman-teman yang sudah membaca resume
ini.
Diharapkan dengan adanya resume ini, dapat menambah pemahaman dasar
terhadap materi perkuliahan Ilmu Islam Terapan. Dengan penuh kesadaran bahwa
resume ini perlu disempurnakan lagi, sehingga kritik dan saran dibutuhkan untuk
penyajian serta isinya sangat diperlukan.
Kudus, 27 april2023
Penulis
A. PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL
Oleh karena itu hubungan sosial akan terbuka, namun juga bisa bersifat
tertutup (privasi). Islam mengajarkan untuk saling melengkapi, saling membantu,
dan saling berinteraksi kepada siapapun. Siapapun tidak akan rugi jika saling
membantu, justru dengan hal tersebut hubungan manusia tidak akan putus dan
terjaga sampai kapanpun. Hubungan sosial cepat terjadi di masyarakat karena
masyarakat secara umum memiliki alasan untuk memperoleh kepentingan
bersama yang telah memiliki tatanan hidup, norma norma, dan adat istiadat dalam
lingkungannya. Dalam Islam, hubungan sosial disebut dengan istilah hablum
minannaasi (hubungan dengan sesama manusia), pengertiannya juga tidak
berbeda dengan pengertian hubungan sosial diatas, yaitu hubungan dengan
individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Contohnya, Saling sapa, berjabat tangan, silaturrahim, solidaritas sosial, ukwah
islamiah dan lai-lain. Hubungan sosial tidak hanya terjadi dikalangan komunitas
atau suatu kelompokya saja tetapi juga diluar komunitasnya.
B. BENTUK HUBUNGAN SOSIAL DALAM ISLAM
Hubungan sosial mempunyai bentuk-bentuk yang terbagi menjadi
beberapa bentuk tertentu berdasarkan sifatnya, yaitu hubungan sosial positif dan
negatif. Hubungan sosial yang bersifat positif dinamakan asosiatif, sedangkan
hubungan sosial yang bersifat negatif disebut dengan disosiatif. Hubungan sosial
asosiatif terbagi menjadi tiga yakni: kerja sama, akomodasi, dan akulturasi.
Sedangkan hubungan sosial disosiatif terbagi menjadi tiga yakni: persaingan,
kontraversi, dan konflik.
Dijelaskan dalam ayat alqur`an yang merupakan ayat yang berkaitan dengan
hubungan sosial (QS. Al-Hujurat: 13) yang berbunyi:
ا
س اَِّن َخلَ ْق ۤن ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر واُنْثۤى َو َج َع ْلۤن ُك ْم ُشعُ ْواًب وقَبَآئِ َل لِتَ َعا َرفُ ْوا ۗ اِن
ُ ا الن اه ي ٰي
َ ُّ َۤ
ِ ِ ِ ِ
اَ ْكَرَم ُك ْم عْن َد ۤالل اَ تْ ۤقٮ ُك ْم ۗ ان ۤاللَ َعلْي رم َخبِ ْير
Artinya:
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat: 13).
Allah menurunkan ayat ini menjadi salah satu ayat alqur`an yang
menjelaskan hubungan sesama manusia. Allah menciptakan makhluknya secara
berbeda-beda, ada kelebihan dan kekurangan bukan tanpa tujuan bahkan yang
lain. Akan tetapi agar menjadikan kita saling mengenal satu sama lain,
memahami, saling menghormati, dan agar saling menghargai satu sama lain dari
setiap kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki setiap makhluknya. Seperti
halnya hubungan sosial dalam perspektif islam yang mana di ajarakan oleh
Rasulullah saw yakni dengan memelihara hubungan silaturahmi. Banyak hadist
yang menjelaskan keutamaan dan manfaat dari silaturahmi, saling memberi
manfaat, saling menghargai dan saling menghormati.
Dari Abdullah bin 'Amru radliyallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang semua orang islam
selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang
meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.1"
Hadits ini memberikan petunjuk, barang siapa yang bisa menjaga lisan dan
tangannya dari saudara muslimnya maka sungguh sempurna islamnya dan barang
siapa hijrah dari apa yang dilarang Allah maka dia adalah seorang yang hijrah
sebenarnya.
1
Rahmanda and Aulia Rahman, “Pembinaan Hubungan Sosial Menurut Islam,” Lathaif: Literasi Tafsir,
Hadis Dan Filologi 1, no. 1 (2022): 91, https://doi.org/10.31958/lathaif.v1i1.5921.
dan tujuannya. Kontak sosial terbagi menjadi dua yaitu, kontak sosial secara
langsung dan kontak sosial secara tidak langsung. Kontak sosial secara
langsung misalnya pertemuan dan dialog. Kontak sosial secara tidak langsung
yaitu, dengan menggunakan peralatan seperti telepon, radio, dan surat atau
yang paling populer saat ini yaitu melaui WA (whats App).
2. Komunikasi Sosial.