Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

“Faktor-Faktor Pendidikan”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


“PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN”

Dosen pengampu : Dr. TRIYONO, M.Pd

Disusun oleh :
SOFI AMALIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) “BABUNNAJAH”
MENES – PANDEGLANG
PRODI PGSD
TAHUN AKADEMIK
2022
SFAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN

LATAR BELAKANG
Menurut islam Pendidikan adalah memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup
seseorang. Oleh karena itu ajaran islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah
satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita, dan berlangsung seumur hidup,
semenjak dari buaian hingga ajal datang.
Dalam melaksanakan pendidikan, diperlukan adanya faktor-faktor pendidikan
yang ikut menunjang berhasilnya atau tidaknya pendidikan itu. Oleh karena itu, dalam
melaksanakan pendidikan ada beberapa faktor pendidikan yang perlu mendapat perhatian
sebaik-baiknya.
Dari uraian diatas penulis akan membahas tentang pendidikan dan faktor-
faktornya, yakni meliputi pengertian pendidikan secara umum, pendidikan menurut para
tokoh serta faktor-faktor yang mendorong keberhasilan suatu pendidikan serta uraiannya.

A. Pengertian Pendidikan
Pada hakikatnya dalam memahami pengertian pendidikan terlebih dahulu perlu
diketahui dua istilah dalam dunia pendidikan yaitu pedagogi yang berarti “Pendidikan” dan
pedagogia yang artinya “Ilmu pendidikan”. Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani pedagigia (paedos dan agoge) yang berarti “Saya membimbing, memimpin anak”.
Berdasarkan asal kata tersebut, maka pendidikan memiliki pengertian seorang yang
tugasnya membimbing anak didalam pertumbuhannya kepada arah berdiri sendiri serta
bertanggung jawab.
Pada bebrapa abad lalu, pendidikan sangat berkuasa, pendidik melakukan segala
sesuatunya, pendidik bersikap otoriter, anak didik harus menurut dan menaati segala
perintah dan larangan dari pendidik.
Dalam bahasa arab, istilah pendidikan juga dikenal dengan ta‟lim berasal dari
kata „allama yang berarti proses transmisi ilmu pengetahuan pada jiwa manusia sebagai
individu tanpa adanya batasan dan ketentuan.
Imam Al-Ghozali memaknakan pendidikan sebagai proses pembiasaaan
(riyadhah). Ahmad Tafsir memaknai pendidikan sebagai bimbingan yang diberikan
seseorang semaksimal mungkin. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan itu dimulai sejak
anak dilahirkan dan berakhir setelah ia meninggal dunia.
Pendidikan adalah aktivitas atau usaha manusia untuk menumbuh kembangkan
potensi-potensi bawaan baik jasmani maupun rohani serta akal untuk memperoleh hasil dan
prestasi. Dengan kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradapan
bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma
masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan
pernyataan tujuan pendidikannya karenanya bagaimanapun peradaban suatu masyarakat,
didalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk
melestarikan hidupnya.
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia
dapat hidup berkembang sejalan dengan inspirasinya (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan
bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Adapun beberapa pengertian pendidikan dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
1. Menurut Redja Mudyahardjo
Secara luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara sempit
pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
2. Menurut Umar Tirtarahardja dan Lasula
Pendidikan seperti sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek yang sangat
kompleks. Oleh karena itu beliau mengemukakan beberapa batasan pendidikan yang
berbeda berdasarkan fungsi, yaitu:
a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya.
b. pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara.
d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja.

3. Menurut John Dewey


Pendidikan itu adalah The General theory of education. John Dewey tidak membedakan
filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, sebab itu dia mengatakan pendidikan
adalah teori umum pendidikan.
4. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.
5. Sudirman N.
Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam
arti mental.
6. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
7. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih tepat dapat membantu anak
agar cukup cakap melaksanakan hidupnya sendiri.
8. Menurut UU No.2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan,
pengajaran, dan latihan bagi para peranannya di masa yang akan datang.
9. Menurut JJ. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak,
akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
10. Menurut Prof. Brodjonegoro
Pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam
praktek pendidikan

B. Faktor-Faktor Pendidikan
Dalam aktivitas pendidikan,ada beberapa faktor pendidikan yang dapat
membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Adapun faktor-faktor pendidikan
tersebut, meliputi adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya tenaga pendidik, adanya peserta
didik, tersedianya material ajar (kurikulum), terbentuknya metode ajar, dan terkondisinya
situasi lingkungan pembelajaran yang kondusif.
1. Faktor Tujuan
Kegiatan apapun bentuk dan jenisnya sadar atau tidak sadar selalu diharapkan kepada
tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak
mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa, dengan demikian tujuan
merupakan faktor yang sangat menentukan. Secara singkat dikatakan bahwa tujuan
Pendidikan Nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya.
Fungsi tujuan bagi pendidikan
Sebagai arah pendidikan.
Tanpa adanya semacam antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan,
penyelewengan akan banyak terjadi, demikian pula kegiatan-kegiatannya pun tidak
akan efisien. Dalam hal ini tujuan akan menunjukan arah dari suatu usaha. Sedangkan
arah tadi menunjukan jalan yang harus ditempuhdari situasi sekarang kepada situasi
berikutnya.
Tujuan sebagai titik akhir.
Suatu usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya.
Mungkin saja ada usaha yang terhenti dikarenakan seatu kegagalan mencapai tujuan,
namun usaha itu belum bisa dikatakan telah berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru
berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.
Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain.
Apabila tujuan merupakan titik akhir dari suatu usaha, maka dasar ini
merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang
menjadi alas permulaan suatu usaha. Dengan demikian, antara dasar-dasar dan
tujuanterbentanglah garis yang menunjukan arah bergeraknya usaha tersebut, serta
dasar dan tujuan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan antara yang
satu dengan yang lain.
Memberi nilai pada usaha yang dilakukan.
Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati
tujuannya yang lebih luhur dan lebih mulia dibandingkan yang lainnya. Semua itu
terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.
Pendidikan berlangsung dalam proses panjang yang pada akhirnya mencapai
tujuan umum atau akhir yaitu kedewasaan. Tujuan yang bersifat umum ini akan dicapai
melalui pencapaian tujuan-tujuan yang khusus. Menurut seorang ahli pendidikan
Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan yaitu:
Tujuan umum.
Merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan
keadaan. Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakekat kemanusiaan
yang universal.
Tujuan khusus.
Merupakan pengkhusus dari tujuan umum di atas dasar beberapa hal,
diantaranya: terdapatnya perbedaan individual anak didik, perbedaan lingkungan
keluarga atau masyarakat, perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga
pendidikan, perbedaan yang berhubungan dengan pandangan falsafah hidup suatu
bangsa.
Tujuan tak lengkap.
Adalah tujuan yang hanya mencakup salah satu aspek kepribadian. Tujuan tak
lengkap ini merupakan bagian dari tujuan umum yang melingkupi perkembangan
seluruh sapek kepribadian.
Tujuan sementara.
Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus,
karenanya perlu ditempuh setahap demi setahap, setingkat demi setingkat. Tingkatan
yang diupayakan untuk menuju tujuan akhir itulah yang dimksuddengan tujuan
sementara.
Tujuan incidental.
Merupakan tujuan yang bersifat sesaat, karena adanya situasi yang terjadi
secara kebetulan, kendatipun demikian tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.
Tujuan intermedia atau perantara.
Merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus dicapai lebih dahulu
demi kelancaran pendidikan selanjutnya.
2. Faktor Pendidik
Pendidik ialah semua yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Dalam hal ini kita
dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu:
 Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua.
 Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
Pendidik yang bersifat kodrati dan sebagai orang tua wajib pertama sekali memberikan
didikan kepada anaknya, selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya. Dalam
perspektif islam, orang tua adalah pendidik yang paling bertanggung jawab. Seperti
didalam Al-Qur‟an Allah berfirman :
“Jagalah dirimu dan ahli familimu dari ancaman api neraka”
Sedangkan pendidikan menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik
yang menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara.
Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu
memberikan pendidikan dan pengajaran dan diharapkan pula dari pribadi guru dapat
memancarkan sikap-sikap yang normatif baik, sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat
orang tua pada umumnya.
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam
mendidik, yaitu :
o Kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-
nilai kemanusiaan.
o Kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang
masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.
o Kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan
sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam
menggunkan cara-cara mendidik.
C. Faktor Peserta Didik
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang
yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa
merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki
kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas
dibandingkan denga kemampuan pendidiknya.
Istilah murid mengandung kesungguhan belajar, memuliakan guru. Dalam bahasa
Indonesia ada tiga sebutan untuk pelajar yaitu murid, anak didik, dan peserta didik.
Sa‟id Hawwa menjelaskan adab dan tugas murid (yang dapat juga disebut sifat-
sifat murid) adalah sebagai berikut ini :
1. Murid harus mendahulukan kesucian jiwa sebelum yang lainnya.
2. Murid harus mengurangi keterikatannya dengan kesibukan duniawiyah.
3. Tidak sombong terhadap orang yang berilmu.
4. Menjaga diri dari mendengarkan perbedaan pendapat.
5. Mendahulukan ilmu yang paling dahulu untuk dirinya.
6. Tidak menekuni banyak ilmu sekaligus.
7. Tidak memasuki ilmu yang baru sebelum menguasai yang sebelumnya.

D. Faktor Alat Pendidikan


Yang dimaksud dengan alat pendidikan adalah sutu tindakan atau situasi yang
sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat pendidikan
merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan.
Pada dasarnya yang dinamakan alat ini luas sekali artinya, karena itu dalam hal ini
perlu pembatasan dalam beberapa persoalan saja, dalam konteks prespektif yang lebih
dinamis, alat tersebut disamping sebagai perlengkapan, juga merupakan pembantu
dalam mempermudah terlaksanaanya tujuan pendidikan.
Alat-alat pendidikan itu sendiri terdiri dari bermacam-macam, antara lain: hukuman
dan ganjaran, perintah dan larangan, celaan dan pujian, hukuman serta kebiasaan.
Termasuk juga sebagai alat pendidikan diantaranya: keadaan gedung sekolah,
keadaan perlengkapan sekolah, dan kedaan alat-alat dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Oleh karena itu dalam memilih alat pendidikan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
o Tujuan yang ingin dicapai.
o Orang yang menggunakan alat.
o Untuk siapa alat itu digunakan.
E. Faktor Metode Pendidikan
Agar interaksi dapat berlangsung baik dan tercapai tujuan, maka disamping
dibutuhkan pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat
pula. Metode adalah cara menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagaimana telah dinyatakan, bahwa guru tidak boleh memberi pengaruh kepada
pelajar dengan metode yang hanya akan merusak fitrah murid-muridnya, sesuai dengan
hadits rasulullah:
“Allah tidak mengutusku untuk membuat kerusakan atau perbuatan yang tidak ada
gunanya, melainkan mengutusku untuk mengajar dan melakukan hal-hal yang mudah”.

F. Faktor Lingkungan
Adalah yamg meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Meskipun
lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan
faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik,
sebab bagaimanapun anak tinggal dalam suatu lingkungan yang disadari atau tidak pasti
akan mempengaruhi anak.
Pada dasarnya lingkungan mencakup beberapa hal, yaitu:
1) Tempat (lingkungan fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.
2) Kebudayaan (lingkungan budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni,
ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.
3) Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok
bermain, desa,dan perkumpulan.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara, lingkungan-lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebut dengan tri pusat pendidikan.
Untuk melaksanakan pendidikan islam didalam lingkungan ini perlu kiranya
diperhatikan factor-faktor yang ada didalamnya sebagai berikut :
a) Perbedaan lingkungan keagamaan, sesuai dengan QS. Al-hujurat : 13.
Adapun lingkungan yang dapat memberi pengaruh terhadap anak didik dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok yakni :
1) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
2) Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsafan
batin.
3) Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
lingkungan agama.
b) Latar belakang pengenalan anak tentang keagamaan.
Salah satu tugas bagi seorang guru ialah menyiapkan anak agar dapat mencapai
tujuan hidupnya yang utama, yaitu menyiapkan diri untuk masa yang akan datang.
Dengan demikian agar tidak menimbulkan keraguan-keraguan terhadap anak didik
akan agama ini, maka sejak kecil sebelum menginjak usia sekolah harus ditanamkan
keagamaan. Sebab anak pada saat yang demikian ini adalah keadaan masih bersih dan
mudah dipengaruhi atau dididik ia ibarat kertas putih bersih belum ada coretan tinta
sedikitpun.

KESIMPULAN
Beberapa simpulan dari penyusunan makalah ini yakni :
1. Secara universal pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara
untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan
dapatmembuat seseorang menjadi warga negara yang baik, tujuannya
untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, afeksi dan konasi seseorang.
2. Terdapat tujuh faktor-faktor pendidikan, antara lain : faktor tujuan, faktor pendidik,
faktor alat dan media, faktor isi atau materi pendidikan, faktor lingkungan, faktor
metode. Faktor-faktor tersebut dapat membentuk sebuah pola interaksi atau saling
mempengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai