Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL- QURAN

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ABD JAIS
NIM : 221250032
KELAS : B semester 3
PRODI : PAI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH PAREPARE

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AJARAN 2021/2O22


Kata pengantar
Puji sysukur kita panjatkan atas kehadirat allah swt karena atas berkat dan hidayah nya lah
sehingga makalah ini dapat terseslesai kan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
pemikiran hukum islam klasik. Makalah ini di susun sebagai salah satu syarat dalam penilaian
mata kuliah studi quran. Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waaktunya. Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
Beberapa halaman dihilangkan dari pratinjau buku ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan, perkembangan

dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan

dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik itu pelaksana

pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat

kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu menejemen pendidikan termasuk perubahan

dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan tersebut

bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia lebih baik. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan

berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional,

maupun global (M ulyasa, 2006: 4). M emasuki masa era globalisasi, bangsa Indonesia tidak mati-

matinya selalu melakukan pembangunan disegala bidang kehidupan baik pembangunan material

maupun spiritual termasuk di dalamnya sumber daya manusia, salah sa

faktor yang menunjang pembangunan atau peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui pendidikan

mendapat prioritas utama. Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Belajar menurut

Spears dalam Suprijono (2009:2) adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar

dan mengikuti arah tertentu. Jadi belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi

terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses

berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari

Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk dapat mewujudkan dan menciptakan situasi yang

memungkinkan siswa untuk aktif dan kreatif. Pada sistem ini diharapkan siswa dapat secara optimal

melaksanakan aktivitas belajar sehingga tujuan instruksional yang telah ditetapkan dapat tercapai secara

maksimal. Proses belajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di ciptakan untuk kepentingan siswa,

agar senang dan bergairah belajar. Guru berusaha menyediakan dan menggunakan semua potensi dan

upaya. M asalah motivasi adalah factor yang penting bagi peserta didik. Apakah artinya anak didik pergi

ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Hanya saja motivasi sangat bervariasi dari segi tinggi rendahnya

maupun jenisnya. Guna mewujudkan tujuan itu bukan suatu hal yang mudah. Sehingga sangatlah

dibutuhkan sebuah tekad dari berbagai pihak

Pengertian Pendidikan Menurut Ahli


Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan
sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi
lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di
Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sesungguhnya.

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter


sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan.

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak
orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan
harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan
formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah
mengganggu pendidikan saya.”

Adapun pengertian pendidikan menurut para ahli adalah seperti berikut:

Plato
Plato merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh di dunia. Filsuf
satu ini diyakini berperan penting dalam perkembangan filsafat Yunani Kuno.
Selain dikenal sebagai seorang filsuf, Plato juga dikenal sebagai peletak dasar
agama-agama di barat. Menurutnya, pendidikan adalah sesuatu yang dapat
membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang
dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan. Plato berpendapat
bahwa pendidikan direncanakan dan diprogram menjadi tiga tahap, yaitu
pendidikan yang diberikan hingga dua puluh tahun, pendidikan dua puluh tahun
hingga tiga puluh tahun, dan pendidikan tiga puluh tahun hingga usia empat
puluh tahun.

H. Horne
Pendidikan adalah sebuah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian
yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

Aristoteles
Aristoteles adalah seorang ilmuwan dan filsuf terkemuka di dunia. Tak hanya fokus
dengan satu bidang, Aristoteles banyak melahirkan gagasan di semua cabang
ilmu pengetahuan, seperti etika, psikologi, ekonomi, dan kesenian. Tak heran, jika
filsuf satu ini dikagumi dan menginspirasi bagi banyak ilmuwan di dunia. Menurut
Aristoteles, pengertian pendidikan adalah salah satu fungsi dari suatu negara
yang dilakukan demi tujuan negara itu sendiri. Ia memandang bahwa pendidikan
merupakan bekal untuk beberapa aktivitas atau pekerjaan yang layak. Pendidikan
semestinya dipandu oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai dengan hasil
analisis psikologis dan mengikuti perkembangan secara bertahap.

John Dewey
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna
pengalaman, yang mungkin akan terjadi dalam pergaulan. Di mana proses
tersebut melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang dewasa dan
kelompok di mana ia hidup.
Imam Al Ghazali
Imam Al-Ghazali merupakan tokoh muslim terkemuka di dunia. Beliau salah satu
ilmuwan terkenal yang mempelajari ilmu di bidang filsafat dan tasawuf. Melalui
pemikirannya, Imam Al-Ghazali menjadi salah satu orang yang berpengaruh bagi
perkembangan dunia Islam. Pemilik nama lengkap Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad Al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i ini pernah memegang jabatan-jabatan
sebagai naib konselor di Madrasah Nizhamiyah, sebuah pusat pengajian tinggi di
Baghdad. Melalui beberapa karya buku, beliau berhasil memberi sumbangsih bagi
perkembangan kemajuan umat manusia.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Sekolah Dasar

a. Konsep Pendididikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan kualitas sumber daya

manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangattergantung dari kualitas

pendidikan. Pendidikan merupakan bidang yangsangat penting dan strategis dalam

pembangunan nasional, karena merupakansalah satu penentu kemajuan suatu bangsa.


Pendidikan bahkan merupakansarana paling efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan

derajatkesejahteraan masyarakat, serta yang dapat mengantarkan bangsa

mencapaikemakmuran.Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa y

unani“paedagogike”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “pais” yang berarti

“anak” dan kata “ago” yang berarti “aku membimbing”. Jadi paedagogike berarti aku

membimbing anak. Orang yang pekerjaan membimbing anak dengan maksud

membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut ”paedagogos” (Soedomo A.

Hadi, 2008: 17). Jadi pendidikan adalah usaha untuk membimbing anak. Pendidikan seperti

yang diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi pendidikan

lainnya yang dikemukak oleh M. J. Langeveld (Revrisond Baswir dkk, 2003: 108) bahwa: 1)

Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa

kepada kedewasaan. 2) Pendidikan ialah usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan

tugas-tugas hidupnya agar dia bisa mandiri, akil-baliq dan bertanggung jawab. 3) Pendidikan

adalah usaha agar tercapai penentuan diri secara etis sesuai dengan hati nurani. Pengertian

tersebut bermakna bahwa, pendidikan merupakan kegiatan untuk membimbing anak manusia

menuju kedewasaan dan kemandirian. Hal ini dilakukan guna membekali anak untuk menapaki

kehidupannya di masa yang akan datang. Jadi dapat dikatakan bahwa, penyelenggaraan

pendidikan tidak lepas dari perspektif manusia dan kemanusiaan. Tilaar (2002: 435)

menyatakan bahwa “hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia, yaitu suatu proses

yang melihat manusia sebagai suatu keseluruhan di dalam eksistensinya”. Mencermati

pernyataan dari Tilaar tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa dalam proses pendidikan, ada

proses belajar dan pembelajaran, sehingga dalam pendidikan jelas terjadi proses pembentukan

manusia yang lebih manusia. Proses mendidik dan dididik merupakan perbuatan yang bersifat

mendasar (fundamental), karena di dalamnya terjadi proses dan perbuatan yang mengubah

serta menentukan jalan hidup manusia. Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun

2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual


Tafsir ayat-ayat Al-Quran tentang Pendidikan

Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. untuk


disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup. Di dalamnya
terdapat berbagai perintah, larangan, dan berbagai hal tentang kehidupan manusia
termasuk di dalamnya tentang pendidikan. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran tentang
pendidikan yang patut kita pelajari dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, selain
itu banyak pula Hadis Rasulullah saw. tentang kewajiban menuntut Ilmu. Untuk itu
berikut ini tafsir ayat-ayat al-Quran tentang pendidikan.

Surah Al-A'laq ayat 1-5

َ ُّ‫ ۡٱق َر ۡأ َو َرب‬ ٢ ‫ق‬


٥ ۡ‫ َعلَّ َم ٱِإۡل ن ٰ َسنَ َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬٤ ‫ ٱلَّ ِذي َعلَّ َم بِ ۡٱلقَلَ ِم‬ ٣ ‫ك ٱَأۡل ۡك َر ُم‬ ٍ َ‫ق ٱِإۡل ن ٰ َسنَ ِم ۡن َعل‬ َ َ‫ك ٱلَّ ِذي َخل‬
َ َ‫ خَ ل‬ ١ ‫ق‬ ۡ ِ‫ۡٱق َر ۡأ ب‬
َ ِّ‫ٱس ِم َرب‬

Artinya: 1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan 2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah 4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5) Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Kata iqro  (bacalah) pada ayat di atas merupakan 'fiil amar' yaitu kata kerja perintah,
artinya bahwa kata ini mengisyaratkan kepada kita sebagai umat Islam untuk
melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran. Membaca dalam ayat ini bermakna umum,
sehingga dalam belajar kita diperbolehkan belajar semua ilmu pengetahuan yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan.

Surat Al-A'laq ayat 1-5 merupakan wahyu pertama yang diterima nabi Muhammad saw.
di gua hira. Dari sini dapat kita pahami bahwa, belajar merupakan hal yang utama dan
paling pertama yang harus dilaksanakan oleh manusia, setelah itu barulah ketauhidan
(keyakinan akan keesaan Allah) dan ibadah baik itu ibadah mahdah maupun gairu
mahdah.

Ayat ini menyeru kepada kita agar belajar dengan melihat segala ciptaan Allah sebagai
tanda-tanda kekuasaanNya dalam menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini.
Bagaimana manusia diciptakan dari tanah, dibentuk kemudian diberikan roh kemudian
hidup. Kemudian manusia setelah nabi Adam as. dan Siti Hawa as, diciptakan dengan
tanah pula namun dalam bentuk saripatih yang diolah dari makanan yang manusia
makan, kemudian melalui proses hubungan suami istri maka jadilah manusia sempurna
yang lahir dari bayi hingga tua dan kembali lagi ke asalnya yaitu tanah.
Ayat ini memberikan perintah juga agar belajar seharusnya sudah sejak kecil yaitu dari
ketidak tahuan. Saat ayat ini turun, Rasulullah merupakan salah satu orang yang berada
di mekkah yang tidak dapat membaca maupun menulis. Melalui ayat ini yaitu perintah
membaca sebanyak tiga kali dari malaikat Jibril kepada Nabi saw, maka dengan kuasa
Allah swt. Rasulullah menjadi orang yang bisa membaca dan menulis. Rasulullah
kemudian dididik secara langsung oleh Allah swt. melalui perantara malaikat Jibril
dengan wahyu-wahyu yang disampaikan kepadanya, sehingga beliau menjadi manusia
luar biasa dengan memiliki ilmu dan pengetahuan yang sangat luas.

Rasulullah saw. kemudian mendidik sahabat-sahabatnya dengan sebaik-baiknya,


sehingga mereka memiliki kemampuan dalam berbagai hal, baik itu dari segi agama,
politik, militer, ekonomi, sosial, budaya dan pemerintahan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan kehadiran para sahabat sebagai khalifah setelah wafatnya Rasulullah saw.
Mereka bisa mengelola negara yang di dalamnya terdapat berbagai suku, bangsa, dan
agama, dengan perkembangan yang sangat signifikan. Setelah nabi Muhammad saw.,
kekuasaan Islam bisa mencapai hingga ke Eropa dan seluruh dunia, semua ini
dilaksanakan dengan ilmu pengetahuan.

Surat Al-Mujadalah ayat 11

ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم َد َر ٰ َج‬


‫ت‬ ْ ُ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ْ ُ‫يَ ۡرفَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Allah berjanji kepada manusia bahwa jika mereka beriman dan berilmu maka, Allah
akan mengangkat derajat mereka lebih tinggi diantara manusia lainnya. Sehingga
memiliki ilmu merupakan bagian terpenting dalam diri seorang muslim agar terhindar
dari kejahilan. Mereka yang tidak memiliki iman dan ilmu derajatnya akan rendah, hal ini
dapat dilihat dalam kehidupan kita keseharian. Dengan iman dan ilmu seseorang
dengan mudah akan mengelola bisnisnya sehingga bisnisnya bisa berkembangan
dengan baik dengan menjaga nilai-nilai kejujuran, dengan iman dan ilmu seseorang bisa
menjadi pejabat yang jujur, pejabat yang terhindar dari korupsi, dan sebagainya.

Dalam ayat ini Allah menggabungkan antara iman dan ilmu, Allah tidak memisahkan
keduanya, dengan maksud bahwa antara iman dan ilmu tidak bisa terpisahkan.
Seseorang tidak mungkin beriman kalau dia tidak berilmu, dan seseorang yang berilmu
harus memiliki iman agar ilmunya dapat dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan Allah
yang termaktub di dalam al-Quran dan hadis Rasulullah saw.

Surat Shad ayat 29

ِ َ‫وا ٱَأۡل ۡل ٰب‬


‫ب‬ َ ‫ِك ٰتَبٌ َأنز َۡل ٰنَهُ ِإلَ ۡي‬
ْ ُ‫ك لِّيَ َّدبَّر ُٓو ْا َءا ٰيَتِِۦه َولِيَتَ َذ َّك َر ُأوْ ل‬ٞ ‫ك ُم ٰبَ َر‬

Artinya: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-
orang yang mempunyai fikiran.

Al-Quran selain sebagai wahyu Allah, juga merupakan kitab hikmah dan kitab ilmu
pengetahuan. Di dalamnya terdapat berbagai macam ilmu dan pengetahuan yang dapat
diterjemahkan dalam penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya. Misalnya saja dalam Al-
Quran surat al-Zalzalah ayat 7-8 yang menjelaskan tentang kebaikan maupun keburukan
sebesar 'dzarrah'pun akan dibalas oleh Allah.
Kata dzarrah  dalam surat al-Zalzalah ini bisa diartikan sebagai sesuatu yang paling
terkecil, bisa berupa atom atau dalam penelitian terakhir ada lagi yang lebih kecil dari
atom yaitu Quark dan Lepton, artinya bahwa kitab al-Quran sudah berbicara tentang
ilmu kimia. Al-Quran juga menjelaskan tentang sistem rotasi bumi, tentang pergantian
siang dan malam, dan sebagainya.

Surat Thaha ayat 114

‫َوقُل رَّبِّ ِز ۡدنِي ِع ۡل ٗما‬

Artinya: dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan"

Allah mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang lemah sehingga membutuhkan
pertolonganNya. Kata 'Rabb' berasal dari kata tarbiyyah yang artinya pendidikan,
sehingga Allah itu maha pendidik.

Meminta pertolongan kepada Allah agar diberikan tambahan ilmu dan pengetahuan
merupakan hal yang sangat lumrah, karena Allah maha mengetahui segala sesuatu
yang tidak diketahui oleh makhluknya, bahkan hal yang berada di luar batas
kemampuan pengetahuan manusia. Sebagai pendidik Allah dengan mudah mendidik
manusia dari kefakiran ilmu pengetahuan menjadi manusia yang alim  (berilmu).

Surah At-Taubah ayat 122

ۡ‫ُوا قَ ۡو َمهُمۡ ِإ َذا َر َجع ُٓو ْا ِإلَ ۡي ِهمۡ لَ َعلَّهُم‬ ْ ‫ة لِّيَتَفَقَّه‬ٞ َ‫ُوا َكٓافَّ ٗۚة فَلَ ۡواَل نَفَ َر ِمن ُك ِّل فِ ۡرقَ ٖة ِّم ۡنهُمۡ طَٓاِئف‬
ْ ‫ُوا فِي ٱلدِّي ِن َولِيُن ِذر‬ ْ ‫َو َما َكانَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ لِيَنفِر‬
َ‫يَ ۡح َذرُون‬

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.

Ayat ini menjelaskan tentang pembagian wilayah kerja manusia dalam mengelola suatu
negara. Negara selain memiliki angkatan perang (militer), juga harus memiliki ilmuan
yang cerdas, memiliki ulama yang alim, sehingga mereka dapat memberikan peringatan
berupa pengajaran kepada generasi penerus bangsa. Suatu kaum atau suatu negara
jika ingin berkembang dan menjadi negara yang kuat harus memiliki perkembangan
ilmu pengetahuan yang sangat signifikan, baik itu melalui lembaga formal maupun
lembaga non-formal.

Sura Al-Baqarah ayat 31

َ‫وا َك َمٓا َءا َمنَ ٱلنَّاسُ قَالُ ٓو ْا َأنُ ۡؤ ِمنُ َك َمٓا َءا َمنَ ٱل ُّسفَهَٓا ۗ ُء َأٓاَل ِإنَّهُمۡ هُ ُم ٱل ُّسفَهَٓا ُء َو ٰلَ ِكن اَّل يَ ۡعلَ ُمون‬
ْ ُ‫يل لَهُمۡ َءا ِمن‬
َ ِ‫وَِإ َذا ق‬

Artinya: Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-


orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-
orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

Ayat ini menjelaskan bahwa beriman itu harus dengan akal pikiran yang cerdas, yaitu
bahwa kita sudah mengetahui apa yang harus kita imani. Beriman bukan saja dengan
mendengar doktrin-doktrin atau dogma yang bersifat mutlak, tanpa menganalogikannya
terlebih dahulu.

Kisah nabi Ibrahim as. dalam mencari Tuhan bisa menjadi pelajaran bagi kita. Nabi
Ibrahim as. dalam pencarian keesaan Allah swt. dilakukan dengan melihat matahari
pada siang hari, beliau memperlajarinya dari mulai terbit hingga terbenamnya matahari
namun matahari bukanlah Tuhan, kemudian beliau melihat bulan pada malam harinya,
namun bulan itupun hilang ketika siang hari, berarti bulan bukan juga Tuhan.
Pencariannya terus berlangsung dengan melihat segala sesuatu yang memiliki
kekuatan besar, namun akhirnya beliau menyimpulkan bahwa semua itu bukanlah
Tuhan, karena terdapat kelemahan di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai