Oleh :
Choirul zenvan
221133780
Akuntansi 1B1
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Tujuan Pendidikan Pancasila” dengan pilihan materi
“Tujuan Pendidikan Nasional” sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua
khususnya tentang pengertian pendidikan, makalah ini memiliki banyak kekurangan
sehingga penulis mohon untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik. Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan berlangsung terus menerus.
Pendidikan juga memiliki tujuan sebagai titik tolak dalam perjalanannya. Materi ini
akan meneragkan bagaimana batasan pendidikan menurut fungsinya, bagaimaan
tujuan pendidikan, termasuk jenis-jenis evaluasi pendidikan
Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia
menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan
tertentu. Indonesia mengalami dua kali pergantian Undang-Undang Pendidikan.
Yang pertama adalah UU No.2 tahun 1954, dan yang kedua adalah UU No.2 tahun
1989 tentang sistem pendidikan nasional.
Oleh karena itu perludirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral
sebagai dasar yangsangat penting dalam setiap peradaban bangsa.
Penulis akan coba untuk membahas hal tersebut dalam makalah yang kami beri
judul “Tujuan Pendidikan Nasional”.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
pancasila, juga sebagai media untuk mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari dan
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Ki Hadjar Dewantoro
1. John Locke
1. J.J. Rousseau
1. Friedrich Frobel
1. Herbert Spencer
1. John Dewey
1. George Kerchensteiner
Tujuan pendidikan adalah mendidik anak menjadi warga negara yang baik.
1. Maria Montessori
1. Helen Parkhurst
Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi warga negara yang baik.Karena
pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembanganmanusia menuju ke arah
cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi pendidikanialah memilih arah atau
tujuan.
Tujuan itu menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah tadimenunjukkan
jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang ke
situasi berikutnya. Dalam meninjau tujuan sebagai arah ini, tidak ditekankan padam
asalah ke jurusan mana garis yang telah memberi arah pada usaha tersebut,tetapi
ditekankan kepada soal garis manakah yang harus kita ambil dalammelaksanakan
usaha tersebut, atau garis manakah yang harus ditempuh dalam keadaan
“sekarang” dan “disini”. Misalnya guru yang bertujuan membentuk anak didiknya
menjadi manusia yang cerdas.
Dalam garis-garis besar Haluan Negara tahun 1993, bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, dan terampil, berdisiplin,
beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani
dan rohani. Pendidikan nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik dan
mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan social serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai
jasa pahlawan serta berorientasi masa depan.
Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berilmu pengetahuan, dan untuk
memperoleh pengetahuan harus menggunakan akal pikiran. Islam dalam hal ini,
memberikan penghargaan tinggi terhadap akal, dan menganjurkan umatnya untuk
menuntut Ilmu. Berpikir dan menggunakan akal adalah ajaran yang jelas dan tegas
dalam Al-Qur’an.
“Dan perumpamaan ini kami buat untuk manusia, tidak mungkin dapat memahami
kecuali orang-orang yang berilmu.” Sabda Rasulullah yang artinya: “Agama adalah
penggunaan akal, tiada Agama bagi orang yang tak berakal.”
Dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadits) diatas jelas menunjukan bahwa Islam adalah
sangat menggalakkan usaha untuk mencerdaskan kehidupan, dengan demikian
tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sangat
relevan dengan tujuan pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an.
Jadi disini yang harus dicermati adalah pembekalan dan pengembangan Ilmu
pengetahuan yang dominan dalam aktifitas pendidikan. Sehingga sudah cukup
sesuai untuk mensejajarkan institusi pendidikan dengan nilai hidup Ilmu
pengetahuan. Oleh karenanya untuk menghindarkan masyarakat manusia dari
malapetaka, pengembangan ilmu dan teknologi haruslah dilandasi nilai etis sehingga
terapan rasionalnya menjadi rasional etis, yang selalu mengimplisitkan nilai etis
dalam penyajian dalam pengembangan ilmu dan pada akhirnya terapan nilai ilmu
menjadi rasional etis dan bukan rasional saja.
2. Mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini
digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia
yang dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang
dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang hendak
dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi
terbentuknya setiap warga negara yang dicita-citakan bersama.
Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah yang jelas
bagi setiap usaha pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan
nasional tersebut, dibutuhkan adanya lembaga-lembaga pendidikan yang masing-
masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras dengan tujuan nasional. Oleh
karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan
tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang tercapainya
tujuan tersebut.[6]
C. FUNGSI PENDIDIKAN
Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan
sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah
batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.
Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang bebeda
berdasarkan fungsinya.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi
yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Didalam praktek
pendidikan khususnya pada sistem persekolahan, di dalam rentangan antara tujuan
umum dan tujuan yang sangat khusus terdapat sejumlah tujuan antara. Tujuan
antara berfungsi untuk menjembatani pencapaian tujuan umum dari sejumlah tujuan
rincian khusus. Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalamnya terdapat tujuan antara ,
yaitu tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan
tertentu untuk mencapainya.
Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
Tujuan instruksional , tujuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan disebut
tujuan instruksional, yaitu penguasaan materi pokok bahasan/sub pokok
bahasan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai dua
fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan
menduduki posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainya.
Gejala yang demikian oleh Langeveld disebut salah teoritis (Langeveld, 1955).
Menurut Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003, pada pasal 3 disebutkan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2. Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPR No. II tahun 1960 yang
berbunyi tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah terbentuknya
manusia yang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab atas
terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur
material dan spiritual.
4. Pada tahun 1973, MPR hasil pemilu mengeluarkan Ketetapan MPR RI No.
IV/MPR/1973 yang dikenal dengan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
yang di dalamnya menyebutkan rumusan tujuan pendidikan sebagai berikut:
“Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup.” Tujuan ini kemudian mengalami reformulasi kembali dalam
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 yang berbunyi: “Pendidikan nasional
berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat
kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa.”
Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan dan disusun menurut hirarki
sebagai berikut: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan
intruksional.
2. Tujuan Institusional ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis
dan tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing, biasanya
tercantum dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan yang harus
dicapai setelah selesai belajar, Tujuan Institusional ini berbentuk Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik.
1. Tujuan intruksional adalah tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok
bahasan yang diajarkan oleh guru. Tujuan intruksional dibedakan menjadi
dua macam yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional
khusus (TIK).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tanpa perumusan tujuan, guru tidak dapat merancang pelajaran, tidak bisa
mengukur keberhasilan dari penyampaian pelajaran, dan sukar mengorganisir
kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran itu.
Tujuan pendidikan dan pengajaran dibedakan menjadi empat bagian, yaitu: tujuan
umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional (baik
intruksional umum maupun intruksional khusus.
B. SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui betapa
pentingnya mengetahui tujuan pendidikan nasional bagi kita dan bagi kehidupan
kita.
Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang tujuan pendidikan nasional pada
mata kuliah pancasila pada kampus-kampus di Indonesia untuk memberikan
wawasan, pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang tujuan
pendidikan nasional.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena
penulis masih dalam proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan adanya
makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca.
Jakarta: Depdikbud
Gb,Yuono dan Tata Iryanto. 1998.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan, Surabaya: Indah
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka
http://amazoneas.blogspot.com
http://google/pendidikan
http://id.Wikipedia.org/wiki/ pendidikan
http://id.Wikipedia.org/wiki/tujuan-pendidikan-nasional
http://wikipedia.com