Judul Penelitian
B. Konteks Penelitian
Tuhan telah menjelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dalam surat Al-
Mujadalah Ayat 11 tentang pendidikan :
1
NU Online, “ Semangat Ngaji Nanti Derajat Diangkat “ (Online)
(https://www.nu.or.id/post/read/43641/ngaji-semangat-derajat-nanti-diangkat, diakses 18 Juli
2021)
2
1
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(UUSPN
No.20 Tahun 2003)3
3
Undang Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
nasional, (Online) (https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003, diakses 18 Juli 2021)
4
Lukman. “Strategi membangun Budaya religious” (Online)
(http://repository.unissula.ac.id/8953/5/BAB%20I%20LUQMAN%202017.pdf, diakses 18
Juli 2021)
2
Dengan latar belakang tersebut di atas penulis menganggap perlu meneliti
tentang budaya religius di sekolah yang berimplikasi terhadap pembentukan karakter
islami siswa. Karakter secara harfiah berasal ari bahasa latin “charakter” yang
anatara lain berarti : watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,kepribadian atau
ahalak. (Zubaedi, 2011:19).
Karakter Islami bisa diartikan pula sebagai ahlak dan ahlak yang paling baik
adalah ahlaknya Nabi Muhammad SAW. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah
SWT :
Artinya : Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik.(Qs Al-Ahzab
21).5
C. Fokus Penelitian
D. Tujuan Penelitian
Setiap aktivitas yang dilakukan manusia mempunyai tujuan, sebab tujuan
merupakan landasan bagi seseorang untuk melaksanakan sebuah aktivitas sehingga
tidak menyimpang dari apa yang diharapkan, terlebih lagi dalam aktivitas penelitian
agar apa yang hendak dicapai benar benar valid.
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Tujuan Umum
Untuk mendiskripsikan Penanaman Nilai-Nilai Religius Dalam Membentuk
Karakter Islami Siswa di SMA NU 01 Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022
2. Tujuan Khusus
A. Untuk mendiskripsikan Penyusunan Program Penanaman Nilai-Nilai Religius
Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01 Bondowoso Tahun
Pelajaran 2021-2022
B. Untuk mendiskripsikan Implementasi Program Penanaman Nilai-Nilai
Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01
Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022.
C. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan Sistem Evaluasi Program Penanaman
Nilai-Nilai Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01
Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022.
E. Manfaat Penelitian
4
2. Bagi Para Pembaca, diharapakan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik
dan mampu meningkatkan cakrawala keilmuannya.
3. Bagi Guru, diharapakan dapat dijadikan refrensi dan bahan evaluasi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan yang nantinya juga akan berimplikasi
pada kualitas peserta didiknya.
4. Bagi Peserta Didik, diharapakan dapat menjadi bahan penyadaran diri akan
pentingnya menjaga dan menguatakan nilai-nilai religius di sekolah.
F. Definisi Istilah
Untuk memberikan arah tafsir yang objektif, maka penulis terlebih dahulu akan
menjelaskan arti dari masing-masing kata yang mendukung judul tulisan ini.
Adapun arti dari masing-masing kata dalam judul tersebut terdiri dari:
1. Penanaman
2. Nilai-Nilai
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Nilai adalah alat yang
menunjukkan alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu
lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir
yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide
seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau didinginkan.
3. Religius
4. Membentuk
7
Muhlas Samami. “ Konsep dan Model Pendidikan Karakter “ (Online)
(http://digilib.uinsby.ac.id/10602/4/bab%202.pdf, diakses 18 Juli 2021)
8
M. Fathorrahman, “ Pengembangan Budaya Religius dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan “ Taallum (Tulungagung, Juni 2016) hlm. 1-24)
6
5. Karakter Islami
Islami berasal dari kata islam, dengan akhiran huruf i (islam-i) menjadi
islami.yang artinya bersih dan selamat dari kecacatan lahir batin. Dalam
penjelasan ini kata islami dipahami sebagai kata sifat, sehingga segala yang
islami dianggap sebagai sesuatu yang baik dan benar menurut ajaran islam.
Dari devinisi di atas, maka bisa dikatakan bahwa karakter islami adalah
segal bentuk prilaku manusia yang terpuji, baik lahir maupun batin berdasarkan
ajaran Islam.
6. Siswa
G. Kajian Pustaka
a. Kajian terdahulu
Penelitian tentang Penanaman nilai-nilai religiusitas di sekolah pada
fokus yang berbeda sesuai dengan lingkup kajian masing-masing. Agar tidak
baik itu nilai - nilai religius maupun akhlakul karimah. Adapun perbedaan
skripsi ini dengan tema penelitian peneliti adalah 1) Jenis penelitian, peneliti
12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka selaras dengan apa yang menjadi
metode, dan media dalam penanaman nilai-nilai akhlak pada siswa MI Ma’arif
8
metode dan nilai yang terkandung dalam menanaman nlai-nilai religius pada
di SPN. Disini peneliti juga akan membahas atau menjelaskan tentang nilai-
nilai keagamaan. Namun peneliti disini lebih fokus pada jenis-jenis kegiatan
oleh saudara Imam Mahmudin lebih fokus pada kegiatan bimbingan rohani
maka budaya religius tidak akan terbentuk. Budaya religius yang merupakan
yang kokoh, maka tidak akan terbentuk budaya religius. Nilai yang digunakan
untuk dasar mewujudkan budaya religius adalah nilai religius. Dalam tataran
nilai, budaya religius berupa: nilai ibadah, nilai ruhul juhad, nilai akhlak dan
bersumber dari agama dan mampu merasuk ke dalam intimitas jiwa. Nilai
9
religius perlu ditanamkan dalam lembaga Pendidikan untuk membentuk
itu, juga supaya tertanam dalam diri tenaga kependidikan bahwa melakukan
b. Kajian Teori
Judul yang diangkat dalam penelitian ini sangat menarik untuk dikaji dan
dibahas, sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang didapatkan oleh penulis
dalam dunia perkuliahan. Alasan pemilihan judul “Penanaman Nilai-Nilai
Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01
Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022” ini, penulis bagi dalam dua alasan
yaitu:
1. Alasan Objektif.
2. Alasan Subyektif
a. Penanaman Nilai-Nilai Religius dalam membentuk karakter islami siswa
di SMA NU 01 Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022 merupakan
penerapan dari teori-teori yang didapatkan di kampus STIT Togo
10
Ambarsari Bondowoso, seperti teorinya jon luke tentang empirisme.
Bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh lingkungan atau
pengalamannya.
b. Adanya kesediaan dari dosen pembimbing untuk selalu memberikan
kontribusi bagi peneliti baik berupa bimbingan dan arahan agar dapat
menyelesaikan penulisan skripsi.
c. Adanya kemudahan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Baik
berupa rute yang mudah diakses dan dukungan dari lembaga terkait.
H. Metode Penelitian
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
b. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Nahdlatul
Ulama 01 Bondowoso Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten
Bondowoso.
12
Lexi J Moleong, 1989 “ Metodologi Penelitian Kualitatif” (Online)
(http://eprints.walisongo.ac.id/1587/3/083111071_Bab3.pdf, diakses 20 Juli 2021)
11
c. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama, hal ini
seperti yang dikatakan Moleong bahwa dalam penelitian kualitatif kehadiran
peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan adalah
sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan instrument
kunci utama dalam mengungkapkan makna dan sekaligus sebagai alat
pengumpul data. Karena itu peneliti juga harus terlibat dalam kehidupan
orang-orang yang diteliti sampai pada tingkat keterbukaan antara kedua belah
pihak. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan peneliti terjun langsung ke
lapangan untuk mengamati dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Peneliti
melakukan penelitan di Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama (SMA NU)
01 Bondowoso.
d. Subjek Penelitian
13
Lexi J Moleong, 1989 “ Metodologi Penelitian Kualitatif” (Online)
(http://eprints.walisongo.ac.id/1587/3/083111071_Bab3.pdf, diakses 20 Juli 2021)
14
Nur Hanifah, “ Perbedaan Hasil Belajar Materi Elastisitas melalui Model Pembelajaran
Kooperatif” (Banda Aceh, 2016). Hlm. 1-7
12
Untuk memilih informan,prosedurnya adalah mempertimbangkan siapa
yang paling mengetahui terhadap masalah penelitian (Key Informan). Dalam
penelitian ini Key Informan ditetapkan sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah
2) Waka Kesiswaan
3) Guru PAI
4) Guru BK
5) Siswa
e. Sumber Data
Sumber Data adalah salah satu yang pokok dalam sebuah penelitian,
oleh karenanya, dalam penelitian ini, peneliti akan menggali data dari para
informan setelah melalui tahap-tahap dan Teknik pengumpulan data, yang
meliputi observasi, interview, documenter dan lain sebagainya.
1) Metode Observasi
Hal tersebut di atas sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Marzuki
yaitu: “Tujuan pokok observasi adalah membantu responden untuk
15
Rudi Susilana, “Modul 6 Populasi dan Sampel” (Online)
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf,
diakses 21 Juli 2021)
16
UIN Antasari, “Pengertian observasi Secara Psikologis” (Online) (https://idr.uin-
antasari.ac.id/12286/4/BAB%20I.pdf, diakses 21 Juli 2021)
13
menjawab pertanyaan yang dirasanya tidak/kurang mampu menjawabnya,
dengan mempersilahkan penanya melihat sendiri juga bertujuan mengecek
kebenaran jawaban responden”. (Marzuki,1992: 60)
2) Metode Interview
3) Metode Dokumenter
14
Dengan demikian metode dokumenter ini peneliti gunakan untuk
mencari data tentang administrasi (dokumen) SMA NU 01 Bondowoso.
5) Metode Induksi
Metode induksi yaitu suatu alur piker dari hal-hal yang khusus
menuju sesuatu yang umum. Hasil formulasi hipotesis penelitian melalui
fakta-fakta khusus dari lapangan serta temuan-temuan penelitian.
(Soepeno, 1997: 37).17
17
Diah Prawita Sari, “ Artikel. Berfikir Matematis Dengan Metode Induktif, Deduktif,
Analogi, Integratif dan Abstrak” Ternate, (April, 2016) (Online)
(https://www.scribd.com/document/431263160/235-641-1-PB, diakses 21 Juli 2021)
15
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode induksi
adalah suatu metode yang digunakan untuk membahas suatu masalah
dari fakta atau kejadian dari yang bersifat khusus lalu menyimpulkan
secara umum.
6) Metode Deduksi
16
yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan data, atau sering
disebut bahwa triangulasi sebagai pembanding data.18 Dijelaskan juga oleh
Sugiyono triangulasi merupakan teknik pemeriksanaan keabsahan data yang
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data penelitian,
dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data penelitian yang diperoleh.
I. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahapan
1
persiapan Penelitian
a. Penyusunan
dan Pengajuan Judul
b. Pengajuan Proposal
dan Seminar Proposal
c. Perijinan Penelitian
18
Lexi J Moleong, 1989 “ Metodologi Penelitian Kualitatif” (Online)
(http://eprints.walisongo.ac.id/1587/3/083111071_Bab3.pdf, diakses 20 Juli 2021)
17
2 Tahapan pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
Tahapan Penyusunan
3
Laporan
J. Sisitematika Penulisan
Bab I Membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari sub-sub bab yaitu: Latar
belakang, alasan pemilihan judul, penegasan judul, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan keterbatasan, metode dan prosedur dan
sistematika pembahasan.
Bab III, dalam bab ini dikemukakan latar belakang obyek, penyajian data, analisis
data, diskusi dan interpretasi.
Bab IV, Kesimpulan dan saran selanjutnya dilengkapi dengan daftar kepustakaan
dan lampiran-lampiran.
DAFTAR RUJUKAN
18
https://media.neliti.com/media/publications/68086-ID-pengembangan-budaya-religius-dalam-menin.pdf
(diakses 19 Juli 2021)
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article (diakses 19 Juli 2021)
http://eprints.ipdn.ac.id/4510/2/BUKU%20METODOLOGI%20PENELITIAN%20SOSIAL.pdf
(diakses 22 Juli 2021)
19