Anda di halaman 1dari 19

A.

Judul Penelitian

PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM MEMBENTUK


KARAKTER ISLAMI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

(STUDI KASUS DI SMA NU 01 BONDOWOSO

TAHUN PELAJARAN 2021-2022)

B. Konteks Penelitian
Tuhan telah menjelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an dalam surat Al-
Mujadalah Ayat 11 tentang pendidikan :

) 11 ‫ (المجادلة‬.‫يرفع اهلل الدين امنوا منكم والدين اوتو العلم درجة‬1

Artinya : Allah akan meningkatkan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (Qs.Al-Mujadalah 11)2

Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia yang


sekaligus membedakan manusia dengan hewan, manusia dikaruniai akal pikiran oleh
tuhan, sehingga proses belajar mengajar merupakan usahga manusia dalam
masyarakat yang berbudaya, dan denga akal manusia akan mengetahui segala
permasalahan dan sekaligus dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.

Bagi bangsa Indonesia pandangan filosofis mengenai pendidikan dapat dilihat


pada tujuan Nasional sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1994, parangraf ke empat. Secara umum tujuan pendidikan nasional adalah
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif dan bisa mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

1
NU Online, “ Semangat Ngaji Nanti Derajat Diangkat “ (Online)
(https://www.nu.or.id/post/read/43641/ngaji-semangat-derajat-nanti-diangkat, diakses 18 Juli
2021)
2

1
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(UUSPN
No.20 Tahun 2003)3

Sedangkan secara lebih terperinci pendidikan nasional dijelaskan pada pasal 3


UUSPN No.20/2003 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.

Dilihat dari Tridomain Pendidikan (domain kognitif, afektif, psikomotorik),


tatanan nilai yang tertuang dalam pembuakaan UUD 45 khususnya yang tertuang
dalam UU No 20/2003 lebih banyak didominasi oleh domain afektif atau cenderung
kepada pembentukan sikap. Sebagaimana yang dinyatakan oleh (Ahmad Watik
Pratiknya) bahwa sumber daya manusia yang berkualitas menyangkut tiga dimensi,
yaitu (1) dimensi ekonomi, (2) dimensi budaya, (3) dimensi spiritual ( iman dan
taqwa). Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan
juga perlu mengacu pada pengembangan nilai tambah pada tiga dimensi tersebut.4

Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya merupakan negara yang menjunjung


tinggi akhlak mulia, nilai-nilai luhur, kearifan, dan budi pekerti. Dalam rangka
mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab,
perlu penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter merupakan
tanggung jawab bersama keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. (PERPRES
No 87 Tahun 2017)

Adapun bentuk pengembangan manusia menurut Ahmad Watik pentingnya


secara macro meliputi proses-proses sebagaimana berikut (1) Pembudayaan,(2)
Pembinaan dan taqwa, (3) Pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi

3
Undang Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
nasional, (Online) (https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003, diakses 18 Juli 2021)
4
Lukman. “Strategi membangun Budaya religious” (Online)
(http://repository.unissula.ac.id/8953/5/BAB%20I%20LUQMAN%202017.pdf, diakses 18
Juli 2021)
2
Dengan latar belakang tersebut di atas penulis menganggap perlu meneliti
tentang budaya religius di sekolah yang berimplikasi terhadap pembentukan karakter
islami siswa. Karakter secara harfiah berasal ari bahasa latin “charakter” yang
anatara lain berarti : watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,kepribadian atau
ahalak. (Zubaedi, 2011:19).

Karakter Islami bisa diartikan pula sebagai ahlak dan ahlak yang paling baik
adalah ahlaknya Nabi Muhammad SAW. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah
SWT :

)21‫ (االحزاب‬.‫لقد كان لكم في رسول هللا اسوة حسنه‬

Artinya : Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik.(Qs Al-Ahzab
21).5

Disisi lain, Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama (SMA NU) 01


Bondowoso memiliki ciri khas dalam penerapan pendidikannya, yakni meliputi
penanaman nilai nilai Al-Quran kepada semua siswa dan siswi. Hal itu terbukti
disetiap pembelajaran akan berlangsung, siswa dan siswi SMA NU dilatih dan di
ajak membaca sekaligus menghafal Al-Quran. Selain itu, SMA NU 01 Bondowoso
ini, jika dilihat dari sisi historinya, didirikan dan dirintis oleh para Kiai NU
Bondowoso/Tokoh Lokal Nahdlatul Ulama Bondowoso, sehingga dari awal
didirikan hingga saat ini, rel Pendidikan dan pengajarannya tetap berada pada jalur
orientasi memperbaiki kualitas karakter/akhlak siswanya sesuai tuntunan Al-Qur’an
dan Al-Hadist.

Hal itulah yang memotivasi penulis untuk mengangkat judul “Penanaman


Nilai-Nilai Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) NU 01 Bondowoso Pelajaran Tahun 2021-2022”. Penulis
berharap hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi pembentukan karakter islami
siswa, selayaknya ahlak Nabi Muhammad SAW.

C. Fokus Penelitian

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penanaman nilai-nilai religius di SMA NU 01 Bondowoso Tahun


Pelajaran 2021-2022.?
5
Kemenag RI. 2021 “ Al-Qur’an terjemah Kementrian Agama “ Surat An-Nisa’ 58 (Online)
(https://quran.kemenag.go.id/, diakses 18 Juli 2021)
3
2. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam penanaman nilai-nilai religius di
SMA NU 01 Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022?

D. Tujuan Penelitian
Setiap aktivitas yang dilakukan manusia mempunyai tujuan, sebab tujuan
merupakan landasan bagi seseorang untuk melaksanakan sebuah aktivitas sehingga
tidak menyimpang dari apa yang diharapkan, terlebih lagi dalam aktivitas penelitian
agar apa yang hendak dicapai benar benar valid.
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Tujuan Umum
Untuk mendiskripsikan Penanaman Nilai-Nilai Religius Dalam Membentuk
Karakter Islami Siswa di SMA NU 01 Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022
2. Tujuan Khusus
A. Untuk mendiskripsikan Penyusunan Program Penanaman Nilai-Nilai Religius
Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01 Bondowoso Tahun
Pelajaran 2021-2022
B. Untuk mendiskripsikan Implementasi Program Penanaman Nilai-Nilai
Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01
Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022.
C. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan Sistem Evaluasi Program Penanaman
Nilai-Nilai Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01
Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022.

E. Manfaat Penelitian

Dalam Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang akan


diperoleh antara lain:

1. Bagi Penulis, diharapakan dapat menambah wawasan pengetahuan dan


pengalaman tentang penulisan karya ilmiah sebagai bekal untuk mengadakan
penelitian atupun sebagai perbaikan di masa yang akan datang dan
memberikan wawasan yang integral terhadap disiplin ilmu yang dimiliki
yang berhubungan dengan masalah ketarbiyahan. Sekaligus menjadi bahan
pembelajaran, bahwa tidak selamanya teori itu selaras dengan realitas.

4
2. Bagi Para Pembaca, diharapakan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik
dan mampu meningkatkan cakrawala keilmuannya.
3. Bagi Guru, diharapakan dapat dijadikan refrensi dan bahan evaluasi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan yang nantinya juga akan berimplikasi
pada kualitas peserta didiknya.
4. Bagi Peserta Didik, diharapakan dapat menjadi bahan penyadaran diri akan
pentingnya menjaga dan menguatakan nilai-nilai religius di sekolah.

F. Definisi Istilah

Untuk memberikan arah tafsir yang objektif, maka penulis terlebih dahulu akan
menjelaskan arti dari masing-masing kata yang mendukung judul tulisan ini.
Adapun arti dari masing-masing kata dalam judul tersebut terdiri dari:

1. Penanaman

Penanaman secara etimologis berasal dari kata “tanam” yang berarti


menabur benih, yang semakin jelas jika mendapatkan awalan pe-dan akhiran-
an menjadi “penanaman” yang berarti proses, cara, perbuatan menanam,
mananami, atau menanamkan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Penanaman kata


dasarnya adalah tanam yang artinya menaruh bibit, benih, dan sebagainya
supaya bisa tumbuh.6

2. Nilai-Nilai

Nilai-nilai perilaku manusia sendiri berhubungan dengan Tuhan Yang


Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka,2003: 1134).

Kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan,


dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya,
adat istiadat, dan estetika.

Nilai-nilai atau disebut juga dengan karakter adalah perilaku yang


tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun
6
Kemdikbud RI. 2021 “ Kamus Besar Bahasa Indonesia “ (Online)
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/, diakses 18 Juli 2021).
5
bertindak.Warsono(2010) mengutip Jack Corley dan Thomas Philip (2000)
menyatakan: “karakter merupakan sikap dan kebiasaan seseorang yang
memungkinkan dan mempermudah tindakan moral”.7

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Nilai adalah alat yang
menunjukkan alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu
lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir
yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide
seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau didinginkan.

3. Religius

Religius merupakan cara berpikir dan cara bertindak warga sekolah


yang didasarkan atas nilai-nilaiagama. Religius adalah nilai karakter dalam
hubungannya dengan Tuhan.Ia menunjukan bahwa pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai
ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

Religius biasa diartikan dengan kata agama. Agama menurut frazer,


sebagaimana dikutif Nuruddin, adalah sistem kepercayaan yang senantiasa
mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan tingkat kognisi
seseorang. (Nuruddin, 2003:126).8

Menurut Madjid, agama bukan hanya kepercayaan kepada yang ghaib


dan melaksanakan ritual-ritual tertentu. Agama adalah keseluruhan tingkah
laku manusia yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridha Allah.
Agama dengan kata lain, meliputi keseluruhan tingkah laku manusia dalam
hidup ini, yang tingkah laku itu membentuk keutuhan manusia berbudi luhur
(berakhlaqul karimah), atas dasar percaya atau iman kepada Allah dan
tanggung jawab pribadi di hari kemudian. (Nurcholisa Madjid, 2010:90).

4. Membentuk

Membentuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti Membuat,


Menjadikan, Mendirikan, Membimbing dan Menyusun.9

7
Muhlas Samami. “ Konsep dan Model Pendidikan Karakter “ (Online)
(http://digilib.uinsby.ac.id/10602/4/bab%202.pdf, diakses 18 Juli 2021)
8
M. Fathorrahman, “ Pengembangan Budaya Religius dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan “ Taallum (Tulungagung, Juni 2016) hlm. 1-24)
6
5. Karakter Islami

Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah


Tabi’at, sifat-sifat kejiwaan, ahlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain dan watak. (Sarkawi,2002:11)10

Islami berasal dari kata islam, dengan akhiran huruf i (islam-i) menjadi
islami.yang artinya bersih dan selamat dari kecacatan lahir batin. Dalam
penjelasan ini kata islami dipahami sebagai kata sifat, sehingga segala yang
islami dianggap sebagai sesuatu yang baik dan benar menurut ajaran islam.

Islami menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bersifat


keislaman. (Sarkawi,2002:13)

Dari devinisi di atas, maka bisa dikatakan bahwa karakter islami adalah
segal bentuk prilaku manusia yang terpuji, baik lahir maupun batin berdasarkan
ajaran Islam.

6. Siswa

Menurut Prof.Dr. Shafique Ali Khan, Siswa merupakan orang yang


datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe
pendidikan, selanjutnya orang ini disebut pelajar atau orang yang mempelajari
ilmu pengetahuan berapapun usianya, dari manapun, siapapun, dalam bentuk
apapun, dengan biaya berapapun untuk meningkatkan pengetahuan dan moral
pelaku belajar.11

G. Kajian Pustaka
a. Kajian terdahulu
Penelitian tentang Penanaman nilai-nilai religiusitas di sekolah pada

dasarnya sudah banyak dilakukan, namun masing-masing peneliti memiliki

fokus yang berbeda sesuai dengan lingkup kajian masing-masing. Agar tidak

terjadi duplikasi penelitian, maka peneliti memfokuskan penelitiannya tentang


9
Kemdikbud RI. 2021 “ Kamus Besar Bahasa Indonesia “ (Online)
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/, diakses 18 Juli 2021).
10
Kemdikbud RI. 2021 “ Kamus Besar Bahasa Indonesia “ (Online)
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/, diakses 18 Juli 2021).
11
Universitas Medan Area, “ Menatap Ilmu “ (Online)
(http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/633/5/108600171_file5.pdf, diakses 20 juli
2021)
7
Penanaman Nilai-Nilai Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa Di

Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Di SMA NU 01 Bondowoso).

Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi bahan rujukan sekaligus

perbandingan penelitian ini adalah:

Pertama, Skripsi saudara Kurnia Fatmawati yang berjudul

“Penanaman Karakter Religius dalam Pendidikan Kepramukaan di MI Ma’arif

Banyukuning Semarang Tahun Ajaran 2015/2016)”. Skripsi tersebut

mempunyai 14 kesamaan dan perbedaan dengan apa yang peneliti lakukan.

Persamaannya ialah sama-sama membahas terkait dengan penanaman perilaku

baik itu nilai - nilai religius maupun akhlakul karimah. Adapun perbedaan

skripsi ini dengan tema penelitian peneliti adalah 1) Jenis penelitian, peneliti

menggunakan penelitian lapangan sedangankan skripsi ini menggunakan

penelitian kepustakaan. 2) Fokus penelitian dalam skripsi milik saudara

Kurnia Fatmawati tertuju pada konsep pendidikan karakter yang terkandunng

dalam undang-undang nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

sedangkan penelitian ini tertuju pada kegiatan ekstrakulikuler Keagamaan di

SMA NU 01 Bondowoso. 3) Penelitian ini membahas tentang karakter religius

siswa secara praktik, sedangkan skripsi ini membahas tentang Relevansi

konsep pendidikan karakter yang terkandunng dalam undang-undang nomor

12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka selaras dengan apa yang menjadi

dasar tujuan pendidikan akhlak Islami.

Kalau pada skripsi ini lebih memfokuskan pada bagaimana model,

metode, dan media dalam penanaman nilai-nilai akhlak pada siswa MI Ma’arif

Banyukuning Semarang. Namun peneliti disini lebih memfokuskan pada

8
metode dan nilai yang terkandung dalam menanaman nlai-nilai religius pada

siswa melalui kegiatan-kegitan keagamaan di SMA NU 01 Bondowoso.

Kedua, Skripsi Imam Mahmudin Dengan Judul “Nilai-Nilai

Pendidikan Islam Dalam Bimbingan Rohani Di Sekolah Polisi Negara (SPN)

Purwokerto”. Skripsi tersebut menjelaskan tentang nilai-nilai pendidikan islam

di SPN. Disini peneliti juga akan membahas atau menjelaskan tentang nilai-

nilai keagamaan. Namun peneliti disini lebih fokus pada jenis-jenis kegiatan

keagamaan di SMA NU 01 Bondowoso. Sedangkan pada skripsi yang disusun

oleh saudara Imam Mahmudin lebih fokus pada kegiatan bimbingan rohani

Islam yang diharapkan dapat membina para polisi di bidang keagamaan

sehingga memiliki ketahanan spiritual dan akhlak mulia. Dalam menyususn

penelitian ini, penulis menggunakan beberapa buku sebagai rujukan

diantaranya sebagai berikut: Pertama, Buku yang berjudul “Budaya Religius

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”, buku yang ditulis oleh Muhammad

Fathurrohman ini mengatakan, nilai religius merupakan dasar dari

pembentukan budaya religius, karena tanpa adanya penanaman nilai religius,

maka budaya religius tidak akan terbentuk. Budaya religius yang merupakan

bagian dari budaya organisasi sangat menekankan peran nilai.Bahkan nilai

merupakan pondasi dalam mewujudkan budaya religius. Tanpa adanya nilai

yang kokoh, maka tidak akan terbentuk budaya religius. Nilai yang digunakan

untuk dasar mewujudkan budaya religius adalah nilai religius. Dalam tataran

nilai, budaya religius berupa: nilai ibadah, nilai ruhul juhad, nilai akhlak dan

kedisiplinan, nilai keteladanan, nilai amanah dan ikhlas. Muhammad

Fatuthurrahman dalam bukunya tersebut juga mengatakan bahwa nilai religius

bersumber dari agama dan mampu merasuk ke dalam intimitas jiwa. Nilai

9
religius perlu ditanamkan dalam lembaga Pendidikan untuk membentuk

budaya religius yang mantap dan kuat di lembaga pendidikan tersebut.Selain

itu, juga supaya tertanam dalam diri tenaga kependidikan bahwa melakukan

kegiatan pendidikan dan pembelajaran pada peserta didik bukan semata-mata

bekerja untuk mencari uang, tetapi merupakan bagian dari ibadah.

b. Kajian Teori

Judul yang diangkat dalam penelitian ini sangat menarik untuk dikaji dan
dibahas, sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang didapatkan oleh penulis
dalam dunia perkuliahan. Alasan pemilihan judul “Penanaman Nilai-Nilai
Religius Dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di SMA NU 01
Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022” ini, penulis bagi dalam dua alasan
yaitu:

1. Alasan Objektif.

Pendidikan pada saat ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin


canggih, seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju.
Oleh karena itu pendidikan tidak hanya memiliki peran menggembleng peserta
didiknya dari segi keilmuan saja, melainkan juga dari aspek sikap dan tingkah
laku. Penguatan budaya religius di sekolah merupakan suatu langkah
menggembleng peserta didik dalam aspek nilai dan prilakunya yang religius.

Dengan kemajuan zaman teknologi yang kian pesat, pendidikan harus


terus berinovasi agar mampu menjawab seluruh tantangan yang ada,
sepertihalnya yang dilakukan oleh SMA NU 01 Bondowoso Tahun Pelajaran
2021-2022 dengan menanamkan Nilai-Nilai Religius di sekolah agar mampu
mencetak peserta didik yang berkarakter islami dan agar bisa dilakukan pula di
sekolah-sekolah lain.

2. Alasan Subyektif
a. Penanaman Nilai-Nilai Religius dalam membentuk karakter islami siswa
di SMA NU 01 Bondowoso Tahun Pelajaran 2021-2022 merupakan
penerapan dari teori-teori yang didapatkan di kampus STIT Togo

10
Ambarsari Bondowoso, seperti teorinya jon luke tentang empirisme.
Bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh lingkungan atau
pengalamannya.
b. Adanya kesediaan dari dosen pembimbing untuk selalu memberikan
kontribusi bagi peneliti baik berupa bimbingan dan arahan agar dapat
menyelesaikan penulisan skripsi.
c. Adanya kemudahan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Baik
berupa rute yang mudah diakses dan dukungan dari lembaga terkait.

H. Metode Penelitian
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah jenis kualitatif. Penelitian


kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati. (Moleong, 2002: 3)12

Sedangkan pendekatan fenomenologis dimana seorang peneliti berusaha


mamahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa
dalam situasi-situasi tertentu, dan yang diterapkan dalam pendekatan
fenomenologis adalah aspek subjektif dari prilaku orang. (Moleong, 2002 : 9)

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pendekatan fenomenologis


yaitu salah satu metode penelitian yang berusaha memahami prilaku-prilaku
manusia yaitu apa yang dikatakan, dilakukan orang sebagai produk dari orang
tersebut menafsirkan dunianya, peneliti dapat menginterpretasikan gelaja
tersebut tidak hanya hasil pengamatan sendiri, melainkan memandang sesuatu
dari sudut pandang orang lain.

b. Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Nahdlatul
Ulama 01 Bondowoso Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten
Bondowoso.

12
Lexi J Moleong, 1989 “ Metodologi Penelitian Kualitatif” (Online)
(http://eprints.walisongo.ac.id/1587/3/083111071_Bab3.pdf, diakses 20 Juli 2021)
11
c. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama, hal ini
seperti yang dikatakan Moleong bahwa dalam penelitian kualitatif kehadiran
peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan adalah
sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan instrument
kunci utama dalam mengungkapkan makna dan sekaligus sebagai alat
pengumpul data. Karena itu peneliti juga harus terlibat dalam kehidupan
orang-orang yang diteliti sampai pada tingkat keterbukaan antara kedua belah
pihak. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan peneliti terjun langsung ke
lapangan untuk mengamati dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Peneliti
melakukan penelitan di Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Ulama (SMA NU)
01 Bondowoso.

d. Subjek Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan


informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus
mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia “berkewajiban”
secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat
informal. (Moleong, 2002: 90)13

Purposive sampling adalah “sampel yang dilakukan dengan cara


mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, akan
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. (Arikunto, 2002: 117)14.

Untuk mendapat informasi yang jelas tanpa adanya keraguan atau


informasi valid peneliti menggunakan tehnik purposif sampling. Margono
menyatakan bahwa penelitian sekelompok subyek dalam purposif sampling,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut
yang erat dengan ciri-ciri populasi sebelumnya (Arikunto ,1997: 128).15

13
Lexi J Moleong, 1989 “ Metodologi Penelitian Kualitatif” (Online)
(http://eprints.walisongo.ac.id/1587/3/083111071_Bab3.pdf, diakses 20 Juli 2021)
14
Nur Hanifah, “ Perbedaan Hasil Belajar Materi Elastisitas melalui Model Pembelajaran
Kooperatif” (Banda Aceh, 2016). Hlm. 1-7
12
Untuk memilih informan,prosedurnya adalah mempertimbangkan siapa
yang paling mengetahui terhadap masalah penelitian (Key Informan). Dalam
penelitian ini Key Informan ditetapkan sebagai berikut:

1) Kepala Sekolah
2) Waka Kesiswaan
3) Guru PAI
4) Guru BK
5) Siswa

Selanjutnya pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan


dan kemantapan peneliti dalam pengumpulan data.

e. Sumber Data
Sumber Data adalah salah satu yang pokok dalam sebuah penelitian,
oleh karenanya, dalam penelitian ini, peneliti akan menggali data dari para
informan setelah melalui tahap-tahap dan Teknik pengumpulan data, yang
meliputi observasi, interview, documenter dan lain sebagainya.

f. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, peneliti


menggunakan beberapa metode, diantaranya yaitu:

1) Metode Observasi

Pengertian secara psikologis, observasi atau disebut pengamatan


meliputi kegiatan pemuatan terhadap suatu obyek dengan menggunakan
seluruh indra. Adapun menurut Arikunto bahwa: “observasi bukanlah
sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
melakukan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat”. (Arikunto,
2002:20416)

Hal tersebut di atas sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Marzuki
yaitu: “Tujuan pokok observasi adalah membantu responden untuk

15
Rudi Susilana, “Modul 6 Populasi dan Sampel” (Online)
(http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf,
diakses 21 Juli 2021)
16
UIN Antasari, “Pengertian observasi Secara Psikologis” (Online) (https://idr.uin-
antasari.ac.id/12286/4/BAB%20I.pdf, diakses 21 Juli 2021)
13
menjawab pertanyaan yang dirasanya tidak/kurang mampu menjawabnya,
dengan mempersilahkan penanya melihat sendiri juga bertujuan mengecek
kebenaran jawaban responden”. (Marzuki,1992: 60)

Dengan begitu metode ini digunakan untuk mengumpulkan data


tentang situasi umum dari obyek studi dan kondisi yang ada serta kegiatan-
kegiatan yang ada di SMA NU 01 Bondowoso.

2) Metode Interview

Menurut Moleong, bahwa: “Interview atau wawancara adalah


percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. (Moleong,2002: 135).

Sedangkan menurut Umar, mengemukakan bahwa: interview ialah


suatu metode untuk mendapatkan data dengan mengadakan wawancara
secara langsung (face to face relation). (1998:130).

Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan metode


interview adalah merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau fakta
yang dibutuhkan dengan cara bercakap-cakap dan berhadapan langsung
antara pewawancara dengan terwawancara.

Metode interview ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang:

a) Sejarah singkat berdirinya SMA NU 01 Bondowoso.


b) Apa saja nilai-ilai religius di SMA NU 01 Bondowoso.
c) Bagaimana pelaksanaannya dan apa kendalanya.

3) Metode Dokumenter

Arikunto mengatakan bahwa: “Metode dokumentasi yaitu mencari


data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, lengger, dan sebagainya”.
(2002: 202)

14
Dengan demikian metode dokumenter ini peneliti gunakan untuk
mencari data tentang administrasi (dokumen) SMA NU 01 Bondowoso.

Metode dokumenter digunakan untuk mendapatkan :

a) Struktur Organisasi SMA NU 01 Bondowoso.


b) Keadaan guru SMA NU 01 Bondowoso.
c) Keadaan siswa SMA NU 01 Bondowoso.
d) Sarana dan Prasarana SMA NU 01 Bondowoso.

4) Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh dari lapangan, kemudian peneliti


menganalisa data tersebut dengan menggunakan metode deskriptif secara
deduktif-induktif (reflektif thingking). (Marzuki, 1992: 21).

Sedangkan menurut pendapat Patton yang dikutip oleh Moleong,


analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. (2002: 103).

Analisa kualitatif dikaitkan dengan data yang diperoleh, baik


berupa informasi, dokumentasi dan yang lainnya. Semua itu dilakukan
untuk mendapatkan kejelasan sehingga memperoleh gambaran yang baru.
Jadi jelas bahwa data yang diperoleh tidak berwujud angka tapi dinyatakan
dalam bentuk diskripsi dengan keadaan yang sebenarnya.

Karena penelitian ini bersifat kualitatif maka peneliti menggunakan


analisis data deskriptif dengan teknik reflektif thingking yaitu kombinasi
cara berfikir induktif dan deduktif.

5) Metode Induksi

Metode induksi yaitu suatu alur piker dari hal-hal yang khusus
menuju sesuatu yang umum. Hasil formulasi hipotesis penelitian melalui
fakta-fakta khusus dari lapangan serta temuan-temuan penelitian.
(Soepeno, 1997: 37).17

17
Diah Prawita Sari, “ Artikel. Berfikir Matematis Dengan Metode Induktif, Deduktif,
Analogi, Integratif dan Abstrak” Ternate, (April, 2016) (Online)
(https://www.scribd.com/document/431263160/235-641-1-PB, diakses 21 Juli 2021)
15
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode induksi
adalah suatu metode yang digunakan untuk membahas suatu masalah
dari fakta atau kejadian dari yang bersifat khusus lalu menyimpulkan
secara umum.

6) Metode Deduksi

Metode deduksi yaitu penelusuran data-data dari yang umum


menuju yang khusus untuk menyusun hipotesa penelitian. Teori dianggap
sebagai gagasan konsep-konsep yang bersifat umum, sebab teori
merupakan generalisasi dan akumulasi dari berbagai temuan-temuan
penelitian yang teruji kebenarannya secara metodologis dan ilmiah serta
fakta-fakta yang spesifik.(Soepeno, 2000: 37)

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode deduksi


adalah suatu metode yang digunakan untuk membahas suatu masalah dari
fakta atau kejadian dari yang bersifat umum lalu menyimpulkan secara
khusus.

g. Uji Keabsahan data


Sugiyono (2015: 92) menyatakan bahwa teknik pemeriksaan
keabsahan data adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh
dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sugiyono (2015)
menjelaskan bahwa untuk pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian
kualitatif meliputi uji kredibilitas (credibility), uji transferabilitas
(transferability), uji dependabilitas (dependability) dan terakhir uji
obyektivitas (confirmability). 56 1. Uji Kredibilitas Uji Kredibilitas
(credibility) merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif (Prastowo, 2012: 266). Moleong (2016: 324) menyatakan bahwa uji
kredibilitas ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pertama untuk melaksanakan
pemeriksaan sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita dapat
dicapai, dan fungsi yang kedua untuk mempertunjukkan derajat kepercayaan
hasil-hasil penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda
yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini untuk uji kredibilitas (credibility)
peneliti menggunakan triangulasi. Moleong (2016: 330) menjelaskan bahwa
triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

16
yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan data, atau sering
disebut bahwa triangulasi sebagai pembanding data.18 Dijelaskan juga oleh
Sugiyono triangulasi merupakan teknik pemeriksanaan keabsahan data yang
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data penelitian,
dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data penelitian yang diperoleh.

I. Tahapan-Tahapan Penelitian

NO KEGIATAN APR JUN JUL AGT SEP OKT

Tahapan
1 
persiapan Penelitian

a. Penyusunan

dan Pengajuan Judul

b. Pengajuan Proposal
 
dan Seminar Proposal

c. Perijinan Penelitian 

18
Lexi J Moleong, 1989 “ Metodologi Penelitian Kualitatif” (Online)
(http://eprints.walisongo.ac.id/1587/3/083111071_Bab3.pdf, diakses 20 Juli 2021)
17
2 Tahapan pelaksanaan 

a. Pengumpulan Data 

Tahapan Penyusunan
3 
Laporan

J. Sisitematika Penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara


singkat tentang semua hal yang berkaitan dalam penulisan skripsi, tahapan dan
sistematika pembahasan tersebut antara lain terdiri dari:

Bab I Membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari sub-sub bab yaitu: Latar
belakang, alasan pemilihan judul, penegasan judul, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan keterbatasan, metode dan prosedur dan
sistematika pembahasan.

Bab II, Kajian Teoritis, Nilai-Nilai Religius di Sekolah, Strategi Mewujudkan


Nilai-Nilai Religius di Sekolah melalui kegiatan intra kurikuler, ekstra kurikuler.

Bab III, dalam bab ini dikemukakan latar belakang obyek, penyajian data, analisis
data, diskusi dan interpretasi.

Bab IV, Kesimpulan dan saran selanjutnya dilengkapi dengan daftar kepustakaan
dan lampiran-lampiran.

DAFTAR RUJUKAN

https://www.nu.or.id/post/read/43641/ngaji-semangat-derajat-nanti-diangkat (diakses 18 Juli 2021)

https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003 (diakses 18 Juli 2021)

http://repository.unissula.ac.id/8953/5/BAB%20I%20LUQMAN%202017.pdf (diakses 18 Juli 2021)

https://tafsirweb.com/7633-quran-surat-al-ahzab-ayat-21.html (diakses 18 Juli 2021)

Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI)

http://digilib.uinsby.ac.id/10602/4/bab%202.pdf (diakses 18 Juli 2021)

18
https://media.neliti.com/media/publications/68086-ID-pengembangan-budaya-religius-dalam-menin.pdf
(diakses 19 Juli 2021)
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article (diakses 19 Juli 2021)

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/633/5/108600171_file5.pdf (diakses 20 juli 2021)

http://eprints.walisongo.ac.id/6198/1/123911057.pdf (diakses 19 Juli 2021)

http://eprints.walisongo.ac.id/1587/3/083111071_Bab3.pdf (diakses 20 Juli 2021)

http://eprints.uny.ac.id/18650/5/5.%20BAB%20III.pdf (diakses 21 Juli 2021)


https://media.neliti.com/media/publications/188903-ID-perbedaan-hasil-belajar-materi-elastisit.pdf (diakses 21
Juli 2021)
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf (diakses 21
Juli 2021)

https://idr.uin-antasari.ac.id/12286/4/BAB%20I.pdf (diakses 21 Juli 2021)

http://repository.uin-suska.ac.id/3107/4/BAB%20III.pdf (diakses 21 Juli 2021)


http://eprints.walisongo.ac.id/3994/4/073111070_bab3.pdf (diakses 21 Juli 2021)

https://eprints.uny.ac.id/23581/5/5.%20BAB%20III.pdf (diakses 21 Juli 2021)


235-641-1-PB.pdf (diakses 21 Juli 2021)

http://eprints.ipdn.ac.id/4510/2/BUKU%20METODOLOGI%20PENELITIAN%20SOSIAL.pdf
(diakses 22 Juli 2021)

https://eprints.uny.ac.id/66240/4/BAB%20III.pdf (diakses 22 Juli 2021)

19

Anda mungkin juga menyukai