Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi pertama (menarche) merupakan menstruasi awal yang biasa

terjadi dalam rentang usia sepuluh tahun sampai enam belas tahun, atau pada

masa awal remaja dan sebelum memasuki masa reproduksi. Pengertian

menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus disertai dengan

pengelupasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati & Misaroh, 2009).

Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa terpenting yang terjadi

pada masa remaja (Jones Derek, 2009). Pubertas adalah perubahan cepat pada

kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal, terutama yang

terjadi pada masa awal remaja. Masa pubertas biasanya dimulai saat usia

delapan tahun sampai sepuluh tahun. Pada masa pubertas pertumbuhan dan

perkembangan berlangsung dengan cepat sehingga kematangan alat-alat seksual

dan kemampuan reproduksi dapat tercapai pada masa ini (Proverawati &

Misaroh, 2009).

Hasil penelitian Nagar dan Aimol (2010) tentang Pengetahuan Remaja

Meghalaya (India) tentang menstruasi menunjukan bahwa 50% pengetahuan

tentang menstruasi diperoleh remaja dari teman, 36% pengetahuan tentang

menstruasi diperoleh dari ibu dan 19% diperoleh dari keluarga terdekat. Hasil

penelitian ini menggambarkan adanya hambatan komunikasi antara ibu dan

anak untuk membicarakan masalah seksualitas.

1
2

Menarche harus siap diterima remaja putri sebagai kondisi yang

fisiologis, pada kenyataannya banyak yang tidak siap. Humaira (2011:172)

mengemukakan semakin muda usia remaja putri dan semakin belum siap

menerima peristiwa menstruasi, akan semakin terasa kejam mengancam

pengalaman menstruasi tersebut. Dirasakannya terasa pahit dan menyebalkan,

sebagai gangguan atau sabagai reaksi kejutan dalam anggapan dan fantasi

seorang remaja putri.

Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 10

anak siswi SMPN 1 Sreseh yang belum menstruasi pertama (Menarche) pada

tanggal 20 November 2017 diketahui bahwa 3 siswi (30%) siap menghadapi

menarche, dan 7 orang (70%) belum siap menghadapi menarche. Berdasarkan

data tersebut maka masih banyak remaja yang belum siap menghadapi

menarche.

Ketidaksiapan remaja dapat disebabkan karena pengetahuan yang rendah.

Masalah rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja

awal yaitu kurang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang

perubahan-perubahan fisik dan psikologis terkait menarche.

Kesiapan anak perempuan dalam menghadapi menarche tergantung pada

informasi yang mereka dapat saat melakukan komunikasi pada orang terdekat

yaitu keluarga khususnya orang tua yang sebelumnya telah memahami kondisi

anak perempuannya. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam

keluarga yang harus memberikan contoh terbaik bagi anaknya (Djamarah,

2013). Ini berarti orang tua merupakan sumber pendidikan utama yang
3

diharapkan dapat menjadi media komunikasi untuk memberikan informasi dan

pelatihan moral bagi pemahaman dan pengembangan seksual anak. Pendidikan

seksualitas informal dalam keluarga biasanya terjalin dalam bentuk komunikasi

yang hangat antara anak dan orang tua maupun anggota keluarga lainnya.

Remaja putri yang tidak siap menghadapi menarche mengindikasikan

perasaan yang negatif terhadap menstruasi daripada mereka yang lebih siap

menghadapi dimulainya siklusnya menstruasi. Remaja putri yang dewasa lebih

cepat daripada teman sebaya, memiliki reaksi yang lebih negatif dibandingkan

dengan remaja putri yang lebih dewasa lebih lambat daripada teman sebaya.

Humaira (2011:42). Ketidaksiapan remaja menyebabkan bingung, takut, dan

khawatir.

Adanya data ketidaksiapan harus ada solusi, salah satunya dengan peran

serta orang tua secara aktif untuk menjelaskan tentang kesehatan reproduksi

remaja. Peran orang tua sebagai titik awal proses identifikasi diri bagi remaja

yang dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja. Orang

tua (khususnya ibu) adalah tokoh yang mendidik anak-anaknya, yang

memelihara perkembangan anak-anaknya dan juga mempengaruhi aktivitas-

aktivitas anak diluar rumahnya. Ibu merupakan tokoh yang dapat melakukan

apa saja untuk anaknya, yang dapat mengurus serta memenuhi kebutuhan

fisiknya dengan penuh pengertian. Aryani (2010:10).

Anak pertama kali melakukan interaksi komunikasi dalam lingkungan

keluarga terutama dengan orang yang paling dekat dengannya yaitu ibu.

Hubungan kelekatan (attachment) anak ke ibunya akan berlangsung sampai


4

anak mencapai usia remaja. Peran ibu untuk membentuk kedekatan

(attachment) merupakan awal pembentukan rasa percaya (trust) pada diri anak

(Hendriati, 2009).

Peran ibu sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

anak, terutama pada masa remaja. Remaja mulai mengenal berbagai proses

seksual yang sedang terjadi pada tubuh dan jiwanya pertama kali melalui ibu

(Sarwono, 2012). Umumnya anak perempuan akan memberi tahu ibunya saat

menstruasi pertama kali (Santrock, 2007). Sayangnya tidak semua ibu

memberikan informasi yang memadai kepada putrinya. Sebagian ibu enggan

membicarakan secara terbuka sampai remaja mengalami menstruasi pertama

(menarche). Kondisi ini akan menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan

sering tumbuh keyakinan bahwa mentruasi pertama (menarche) adalah sesuatu

yang tidak menyenangkan atau serius. Akibatnya, anak mengembangkan sikap

negatif terhadap menstruasi pertama (menarche) dan melihatnya sebagai

penyakit (Jones Derek, 2009).

Keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melaksanakan proses

sosialisasi (Sarwono, 2008). (Haryanti, 2015) menyatakan bahwa keluarga

diharapkan dapat menjadi media komunikasi untuk memberikan informasi dan

pelatihan moral bagi pemahaman dan pengembangan seksual anak. Pendidikan

seksualitas informal dalam keluarga biasanya terjalin dalam bentuk komunikasi

yang hangat antara anak dan anggota keluarga lainnya.

(Nurfurqoni, 2013) selanjutnya menambahkan bahwa komunikasi yang

sering dilakukan dalam keluarga adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi


5

interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua

orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan

beberapa umpan balik seketika.

Ibu mempunyai peran yang lebih besar dalam memberikan informasi

tentang menstruasi kepada remaja dibandingkan ayah. Oleh karena itu, ibu

diharapkan dapat memberikan dukungan emosi sehingga remaja merasa

nyaman dan tidak takut ketika mengalami menstruasi pertama (menarche).

Pengetahuan yang dapat diberikan kepada remaja tentang menstruasi pertama

(menarche) dapat berupa pengetahuan tentang proses terjadinya menstruasi

secara biologis, kebersihan pada saat menstruasi, dukungan emosional dan

dukungan psikologis (Proverawati & Misaroh, 2009).

1.2 Identifikasi Masalah


Faktor Internal :

1. Informasi sebelum
menstruasi. Masih banyak remaja yang
2. Tingkat belum siap menghadapi
kematangan anak, menarche.
di lihat dari
kesiapan seorang
anak secara mental.
3. Persepsi terhadap
dirinya
4. Pengetahuan
6

Faktor Eksternal :

1. Peran ibu
2. Komunikasi

Gambar 1.1 Identifikasi penyebab masalah (Notoadmodjo, 2010)

1.2.1 Faktor Internal


a. Informasi sebelum menstruasi
Informasi yang diperlukan remaja sebelum menstruasi sangat penting

karena informasi ini akan membantu remaja tersebut untuk mempersiapkan

mentalnya menghadapi menstruasi nantinya, serta dengan adanya informasi

sebelum menstruasi, remaja bisa memecahkan berbagai masalah-masalah

yang akan timbul saat menstruasi seperti: nyeri saat menstruasi, cara

menjaga kebersihan alat kelamin, mengontrol emosi yang mungkin akan

lebih tinggi saat menstruasi, perubahan-perubahan bentuk tubuh, dan cara

menggunakan pembalut yang benar.

b. Tingkat kematangan anak


Tingkat kematangan merupakan kesiapan seseorang anak secar mental,

fisik dan sosial dalam menghadapi menarche pada saat menginjak remaja.
Kesiapan mental merupakan berupa cara berfikir yang positif terhadap

datangnya menarche yang di alami remaja pada saat awal menginjak

remaja. Sedangkan kesiapan sosial berupa lingkungan sekitar yang

mendukung terhadap perubahan yang terjadi pada remaja pada saat

mengalami menarche.
c. Presepsi terhadap dirinya
7

Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses

pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat indera. Dengan kata lain presepsi adalah anggapan atau cara

pikir seseorang terhadap suatu hal. Anggap yang negative terhadap

menarche yang terjadi pada remaja putri membuat remaja tersebut cemas

dan ketakutan jika mengalami menstruasi. (Asrori 2009 : 214)


d. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya) pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh perhatian dan

presepsi terhadap objek. Tingkat pengetahuan seseorang berbeda-beda.

(Notoeadmodjo,2010 : 27).

e. Informasi tentang menarche


Perilaku berubah dengan terlebih dahulu diberikan sebuah penguatan

berupa informasi-informasi tentang sesuatu hal yang bisa merubah perilaku

terlebih dahulu. (Dermawan, 2008 : 52). Informasi yang jelas dan terbuka

pada remaja putri akan memberikan presepsi yang positif dalam

menghadapi perubahan yang terjadi pada diri remaja terutama pada saat

meengalami menarche agar remaja putri itu sendiri tidak mempunyai reaksi

yang negative terhadap menstruasi pertamanya. Maka dari itu informasi

kesehatan reproduksi lebih awal dan sejak dinilah yang dibutuhkan remaja

putri.
1.2.2 Faktor Eksternal
a. Peran ibu
8

Peran ibu sangat penting dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan anak, terutama pada masa remaja. Remaja mulai mengenal

berbagai proses seksual yang sedang terjadi pada tubuh dan jiwanya

pertama kali melalui ibu (Sarwono, 2008). Umumnya anak perempuan

akan memberi tahu ibunya saat menstruasi pertama kali (Santrock, 2007).

Sayangnya tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada

putrinya. Sebagian ibu enggan membicarakan secara terbuka sampai

remaja mengalami menstruasi pertama (menarche). Kondisi ini akan

menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan

bahwa mentruasi pertama (menarche) adalah sesuatu yang tidak

menyenangkan atau serius. Akibatnya, anak mengembangkan sikap negatif

terhadap menstruasi pertama (menarche) dan melihatnya sebagai penyakit

(Jones Derek, 2009).

b. Komunikasi

Kesiapan anak perempuan dalam menghadapi menarche tergantung

pada informasi yang mereka dapat saat melakukan komunikasi pada orang

terdekat yaitu keluarga khususnya orang tua yang sebelumnya telah

memahami kondisi anak perempuannya. Orang tua adalah pendidik

pertama dan utama dalam keluarga yang harus memberikan contoh terbaik

bagi anaknya (Djamarah, 2010). Ini berarti orang tua merupakan sumber

pendidikan utama yang diharapkan dapat menjadi media komunikasi untuk

memberikan informasi dan pelatihan moral bagi pemahaman dan

pengembangan seksual anak. Pendidikan seksualitas informal dalam


9

keluarga biasanya terjalin dalam bentuk komunikasi yang hangat antara

anak dan orang tua maupun anggota keluarga lainnya.

Adanya anggapan orang tua terutama ibu yang salah mengartikan

menstruasi dan menganggap bahwa menstruasi merupakan hal yang tabu

atau tidak layak untuk diperbincangkan kepada anak dan menganggap anak

akan tahu dengan sendirinya, akan memperparah permasalahan terhadap

kesiapan anak dalam menghadapi menarche (Proverawati & Misaroh,

2009). Dengan anggapan yang salah seperti itu akan menyebabkan tidak

terjalinnya komunikasi secara efektif yang dilakukan antara ibu dan anak

mengenai permasalahan menstruasi yang akan dihadapi anak

perempuannya sehingga akan membuat anak sulit untuk mendapatkan

informasi secara rinci mengenai menstruasi.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang ada di lapangan dan keterbatasannya

waktu yang dimiliki oleh peneliti maka untuk memfokuskan kajian dan

menyingkat waktu dalam penelitian ini peneliti membatasi masalahnya pada

Hubungan antara komunikasi ibu-anak dengan kesiapan menghadapi

menstruasi pertama (Menarche) pada siswi SMP Negeri 1 Sreseh.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan batasan masalah yang diambil peneliti dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :


1. Bagaimana gambaran kesiapan siswi menghadapi menstruasi pertama

(Menarche) di SMP Negeri 1 Sreseh ?


10

2. Bagaimana gambaran komunikasi ibu-anak menghadapi menstruasi

pertama (Menarche) di SMP Negeri 1 Sreseh ?


3. Apakah ada hubungan antara komunikasi ibu-anak dengan kesiapan

menghadapi menstruasi pertama (Menarche) pada siswi SMP Negeri 1

Sreseh ?
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara komunikasi ibu-anak dengan kesiapan

menghadapi menstruasi pertama (Menarche) pada siswi SMP Negeri 1 Sreseh.

1.5.2 Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi gambaran kesiapan siswi menghadapi menstruasi

pertama (Menarche) di SMP Negeri 1 Sreseh.


b. Mengidentifikasi gambaran komunikasi ibu-anak menghadapi menstruasi

pertama (Menarche) di SMP Negeri 1 Sreseh ?


c. Menganalisis hubungan antara komunikasi ibu-anak dengan kesiapan

menghadapi menstruasi pertama (Menarche) pada siswi SMP Negeri 1

Sreseh ?
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung diharapkan akan

memberikan sumbangan konsep baru yang diharapkan Peneliti akan menjunjung

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam menumbuhkan

kesiapan remaja menghadapi menarche.

1.6.2 Manfaat Praktis


a. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan kepada guru SMP Negeri 1 Sreseh agar memberikan pendidikan

tentang kesehatan reproduksi pada mata pelajaran IPA khususnya pelajaran

anatomi reproduksi manusia, melengkapi sarana dan prasarana kesehatan


11

reproduksi, dan diharapkan dapat menyampaikan kepada orang tua agar

dapat berperan seperti memberikan pengertian, mengingatkan, menciptakan

lingkungan, pengamatan berulang, dan konsistensi termasuk penyediaan

fasilitas dan membimbing.


b. Bagi Responden
Sebagai informasi untuk menghadapi kesiapan menarche. Serta remaja

bisa lebih mengetahui dan memahami lebih awal tentang informasi

menstruasi pertama agar remaja bisa siap dalam segala kemungkinan-

kemungkinan yang terjadi di awal menstruasi yang pertama (menarche).

c. Bagi Ibu

Memberikan pemahaman serta pengetahuan yang lebih luas dan

komunikasi yang lebih efektif bagi para ibu tentang menarche. Serta bisa

memberikan support serta dukungan dan peran ibu untuk kesiapan anaknya

yang beranjak remaja dalam menghadapi menstruasi yang pertama

(Menarche).

d. Bagi Institusi Pendidikan dan Kesehatan

Kepada puskesmas khususnya perawat untuk memberikan penyuluhan

tentang kesehatan reproduksi remaja awal agar siswi siap ketika mengalami

perubahan pada organ reproduksinya serta guna menghasilkan generasi yang

sehat.

Bagi dunia pendidikan keperawatan digunakan untuk mengembangkan

ilmu dan teori keperawatan khususnya dalam keperawatan maternitas dan

untuk kesehatan dapat mendeteksi kelainan pada remaja saat mengalami

menarche.
12

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai acuan melakukan penelitian selanjutnya dan sebagai ilmu

pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk informasi dalam penelitian.


Diharapkan penelitian selanjutnya untuk lebih mengembangkan

penelitian ini dengan metode yang lebih baik sehingga akan diperoleh hasil

yang lebih baik khususnya tentang pengaruh lingkungan orang tua dengan

kesiapan remaja awal menghadapi menarche.


1.7 Penelitian Terdahulu
Tabel 1.1 Penelitian terdahulu terkait Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak
Dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) pada Siswi
SMP Negeri 1 Sreseh

No Judul Penulis & Variabel Desain Hasil


Penelitian Tahun Penelitian
Penelitian

1. Gambaran Enggal Sari. Peran Deskriptif Mayoritas


peran orangtua M, 2010 keluarga responden tidak
terhadap dan siap
kesiapan kesiapan menghadapi
remaja dalam remaja menarche
menghadapi menghadap
menarche pada i menarche
usia 10-12
tahun di SDN
gunong sekar
1 kecamatan
sampang.

2. Hubungan Nur Ayseh, Pengetahua Analitik Ada hubungan


pengetahuan 2014 n tentang lingkungan
& lingkungan menarche dengan
dengan & kesiapan kesiapan remaja
kesiapan remaja menghadapi
remaja dalam dalam menarche pada
menghadapi menghadap usia 11-12 thn.
menarche pada i menarche
anak usia 11-
12 tahun di
SDN Campor
I geger.
13

3. Studi Dita dwi okta Dukungan Deskriptif Kurangnya


deskriptif maulidya, orangtua mendapat
dukungan 2010 dan dukungan dari
orang tua pada menghadap orangtua
remaja putri i masa
11-15 tahun pubertas
dalam
menghadapi
masa pubertas
di SLTP
Negeri 5
Pamekasan

4. Persepsi Desi fitria Persepsi Deskriptif Remaja putri


remaja putri dewi, 2004 remaja berpresepsi
tentang putri negatif terhadap
konsumsi tentang konsumsi jamu
jamu konsumsi tradisional
tradisional jamu dalam
untuk tradisional mengatasi
mengatasi untuk gangguan siklus
gangguan mengatasi mens
siklus gangguan
menstruasi siklus
pada menstruasi
mahasiswa
akbid Ngudia
Husada
Madura

5. Hubungan Ainun Najah, Dukungan Analitik Orangtua yang


dukungan 2013 orangtua & tidak
orangtua kesiapan mendukung
remaja umur remaja remaja yang
12-14 tahun menghadap tidak siap
dengan i menarche mengahadapi
kesiapan menarche
menghadapi
menarche di
MTS Husnul
Khotimah Alas
Kembang
Burneh

Anda mungkin juga menyukai