Anda di halaman 1dari 14

Panduan Praktek Klinik

SMF ANAK

ASMA

 Pengertian Serangan berulang dispnea paroksismal dengan radang napas dan


mengi akibat kontraksi spasmodik bronkus. Asma merupakan
penyakit konstruksi saluran pernapasan kronik. Obstruksi saluran
napas dapat terjadi karena vasodilatasi, edema jaringan, sumbat
mukus, atau kontraksi otot polos. 
 Anamnesis 1. Mengi yang berulang, bersifat episodik, musiman,terjadi pada
malam hari, dipengaruhi aktivitas dan bersifat reversibel
2. Batuk persisten
3. Sesak nafas terutama pada ekspirasi
4. Riwayat atopi pada keluarga
 Pemeriksaan Fisik 1. Tanda- tanda alergi : geigrapic tongue atau dermatitis atopic
2. Bercak hitam di kulit seperti gigitan nyamuk
3. Hipersekresi lendir
4. Ronkhi basah kasar dan mengi
5. Respiratory effort dengan ekspirasi memanjang
 Kriteria Diagnosis  Anamnesa : batuk persisten dan atau mengi yang berulang
dan reversibel,sesak nafas terutama pada saat ekspirasi,
riwayat atopi pada keluarga
 Pemeriksaan fisik: hipersekresi lendir, ronkhi basah kasar
dan mrngi, ekspirasi memanjang
 Diagnosis Kerja Asma bronkial
 Diagnosis Banding 1. Bronkiolitis
2. Tuberkulosis
3. Bronkopneumonia
 Pemeriksaan 1. Darah rutin
Penunjang 2. Uji tuberkulin
3. Ro thorak
 Terapi 1. Bronkodilator inhalasi/oral sebagai pelega dan pengontrol

1 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


2. Steroid inhalasi/oral/iv sebagai pelega dan pegontrol
 Edukasi Penjelasan tentang kelainan/penyakit dan komplikasi
 Prognosis Ad vitam: dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ada bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
 Tingkat Evidens I/II/III/IV
 Tingkat A/B/C
Rekomendasi
 Penelaah Klinis SMF ANAK
 Indikator Medis
 Kepustakaan  Standar pelayanan medis RSUD Padang Panjang

Ka SMF Anak

dr. Elza Desdamona, Sp.A

Panduan Praktek Klinik


SMF ANAK

2 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


KEJANG DEMAM

 Pengertian Kejang demam; kejang yang timbul oleh karena demam tanpa
disebabkan infeksi Susunan Saraf Pusat
 Anamnesis 1. Jenis kejang, lama kejang, frekuensi kejang, kesadaran setelah
kejang
2. Demam atau tidak saat kejang
3. Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
 Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran
2. Vital sign: suhu tubuh
3. Tanda rangsangan meningeal
4. Tanda peningkatan TIK
5. Tanda infeksi diluar SSP
 Kriteria Diagnosis 1. Kejang Demam Sederhana:
 kejang umum
 berlangsung tidak lebih dari 15 menit
 sadar setelah kejang
 terjadi sekali 24 jam
2. Kejang Demam Komplek:
kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum
didahului
kejang parsial
-berlangsung lebih dari 15 menit
-terjadi lebih dari 1 kali dalam 24 jam
3 Demam saat kejang
 Diagnosis Kerja Kejang demam sederhana / Kejang demam komplek
 Diagnosis Banding
 Pemeriksaan  Sesuai indikasi: untuk mengetahui sumber infeksi penyebab
Penunjang demam : darah rutin

 Terapi 1. Saat kejang: - diazepam 0,3- 0,5 mg/kgbb/iv atau diazepam

3 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


rectal 0,5 mg/kgbb
2. Kejang demam sederhana: saat demam: diazepam 0,3
mg/kgbb/8 jam
3. Kejang demam komplek:
 Luminal rumatan: 4-5 mg/kgbb:2 selama setahun
bebas kejang
4. Antipiretik
5. Simptomatis
 Edukasi  Penjelasan tentang kelainan/penyakit dan komplikasi
 Rencana perawatan
 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ada bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
 Tingkat Evidens I/II/III/IV
 Tingkat A/B/C
Rekomendasi
 Penelaah Klinis SMF ANAK
 Indikator Medis
 Kepustakaan Standar Pelayanan Medis RSUD Prof D.R M.A Hanafiah SM

Ka SMF Anak

dr. Elza Desdamona, Sp.A

4 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


Panduan Praktek Klinik
SMF ANAK

DIARE

 Pengertian Diare akut : Buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari
biasanya dengan frekuensi lebih dari 3 x perhari dan berlangsung
kurang dari 2 minggu.
 Anamnesis 1. Berapa lama diare berlangsung
2. Frekuensi diare/hari
3. Warna dan konsistensi tinja
4. Adanya lendir / darah pada tinja
5. Muntah/tidak
6. Perubahan buang air kecil ( berkurang atau tidak ada)
7. Kesadaran:sadar-tidak sadar.
8. Adanya rasa haus/tidak
 Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran : sadar- tidak sadar
2. Vital sign : frekuensi nadi
3. Turgor kulit abdomen : menurun
4. Ubun- ubun besar:cekung- sangat cekung
5. Mata : cekung- sangat cekung……………………………
6. Bibir kering/ tidak
 Kriteria Diagnosis 1. Anamnesa: BAB encer> 3x/hari, muntah, buang air kecil
berkurang ( sedikit/ tidak ada),
2. Pemeriksaan fisik:
- kesadaran: sadar- tidak sadar…
–UUB cekung- sangat cekung
– Mata cekung- sangat cekung
– bibir kering
– nafas normal- sangat dalam
–turgor menurun
–nadi cepat
 Diagnosis Kerja Diare akut dehidrasi sedang- berat
 Diagnosis Banding

5 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


 Pemeriksaan Pemeriksaan feses sesuai indikasi
Penunjang
 Terapi 1. Rehidrasi IV :
 dehidrasi sedang : Ringer lactat 30 cc/kgbb/3 jam
 dehidrasi berat :
o <1 thn : 30 cc /kgbb dalam satu jam pertama,
lanjutkan 70 cc/kgbb dalam 5 jam kedua
o >1 thn: 30 cc/kgbbdalam setengah jam pertama
dilanjutkan 70 cc/kgbb dalam 2 jam kedua.
2 Antibiotik bila ada indikasi
3 Suplemen zink
 Edukasi
 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ada bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
 Tingkat Evidens I/II/III/IV
 Tingkat A/B/C
Rekomendasi
 Penelaah Klinis SMF ANAK
 Indikator Medis
 Kepustakaan  Standar Pelayanan Medis RSUD Prof D.R M.A Hanafiah
SM Batusangkar

Ka SMF Anak

dr. Elza Desdamona, Sp.A

6 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


Panduan Praktek Klinik
SMF ANAK

ASFIKSIA NEONATORUM

 Pengertian Asfiksia neonatorum ; gagalnya bayi bernafas spontan segera setelah


lahir
 Anamnesis

 Pemeriksaan Fisik 1. Tanda- tanda alergi : geigrapic tongue atau dermatitis atopik
2. Bercak hitam di kulit seperti gigitan nyamuk
3. Hipersekresi lendir
4. Ronkhi basah kasar dan mengi
5. Respiratory effort dengan ekspirasi memanjang
 Kriteria Diagnosis 1. Nilai apgar 1- 3 : asfiksia berat
2. Nilai apgar 2-5 ; asfiksia sedang
3. Nilai apgar 3- 7 : asfiksia ringan
 Diagnosis Kerja Asfiksia Neonatorum
 Diagnosis Banding
 Pemeriksaan
Penunjang
 Terapi Resusitasi tergantung derjat asfiksia
 Edukasi  Penjelasan tentang kelainan/penyakit dan komplikasi
 Rencana perawatan
 Prognosis Ad vitam: dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ada bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
 Tingkat Evidens I/II/III/IV
 Tingkat A/B/C
Rekomendasi
 Penelaah Klinis SMF ANAK
 Indikator Medis

7 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


 Kepustakaan  Standar pelayanan medis RSUD Padang Panjang

Ka SMF Anak

dr. Elza Desdamona, Sp.A

8 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


Panduan Praktek Klinik
SMF ANAK

KEJANG DEMAM

 Pengertian Kejang demam; kejang yang timbul oleh karena demam tanpa
disebabkan infeksi Susunan Saraf Pusat
 Anamnesis 1. Jenis kejang, lama kejang, frekuensi kejang, kesadaran
setelah kejang
2. Demam atau tidak saat kejang
3. Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
 Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran
2. Vital sign: suhu tubuh
3. Tanda rangsangan meningeal
4. Tanda peningkatan TIK
5. Tanda infeksi diluar SSP
 Kriteria Diagnosis 1. Kejang Demam Sederhana:
 kejang umum

 berlangsung tidak lebih dari 15 menit
 sadar setelah kejang
 terjadi sekali 24 jam
2. Kejang Demam Komplek:
kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum
didahului
kejang parsial
-berlangsung lebih dari 15 menit
-terjadi lebih dari 1 kali dalam 24 jam
3. Demam saat kejang
 Diagnosis Kerja Kejang demam sederhana / Kejang demam komplek
 Diagnosis Banding
 Pemeriksaan  Sesuai indikasi: untuk mengetahui sumber infeksi penyebab
Penunjang demam : darah rutin

9 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


 Terapi 1. Saat kejang: - diazepam 0,3- 0,5 mg/kgbb/iv atau diazepam
rectal 0,5 mg/kgbb
2. Kejang demam sederhana: saat demam: diazepam 0,3
mg/kgbb/8 jam
3. Kejang demam komplek:
 Inj luminal : 1-12 bln: 50 mg IM
>12 bln: 75 mg IM
 Luminal oral: 8-10 mg/kgbb:2 selama 2 hari
 Luminal rumatan: 4-5 mg/kgbb:2 selama setahun
bebas kejang
4. Antipiretik
5. Simptomatis
 Edukasi  Penjelasan tentang kelainan/penyakit dan komplikasi
 Rencana perawatan
 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ada bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
 Tingkat Evidens I/II/III/IV
 Tingkat A/B/C
Rekomendasi
 Penelaah Klinis SMF ANAK
 Indikator Medis
 Kepustakaan Standar Pelayanan Medis RSUD Prof D.R M.A Hanafiah SM
Batusangkar

Ka SMF Anak

dr. Elza Desdamona, Sp.A

10 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


Panduan Praktek Klinik
SMF ANAK

IKTERIK

 Pengertian Ikterik
 Anamnesis 1. Sejak kapan bayi tampak kuning
2. BAB dempul/ tidak
3. ASI/daya isap
 Pemeriksaan Fisik  Bayi tampak kuning
 Kriteria Diagnosis 1. Ikterik yang timbul dalam 24 jam pertama
2. Peninggian kadr bilirubin serum >5 mg% dalam 24 jam
3. Bilirubin serum sewaktu > 10 mg pada NKB dan > 12,5 mg
pada NCB
4. Ikterus yang disertai :
-BBL < 2000 gr ,usia kehamilan < 36 mgg
- Asfiksia, hipoksia,RDS
- trauma lahir
- hipoglikemia
 Diagnosis Kerja Ikterik neonatorum
 Diagnosis Banding 1. ABO-RH incompabilitas
2. Defisiensi G6PD
3. Sepsis neonatorum
4. Kolestasis
5. Sferositosis, thalassemia
 Pemeriksaan 1. Bilirubin total, direk dan indirek
Penunjang 2. Tes fungsi hati
3. Coomb test, gol darah ibu, bayi
4. Kultur darah,urin
5. USG Hati
 Terapi  Fototerapi bila kadar bilirubin serum > 10 mg/dls

 Edukasi  Penjelasan tentang kelainan/penyakit dan komplikasi


 Rencana perawatan

11 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ada bonam / malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam
 Tingkat Evidens I/II/III/IV
 Tingkat A/B/C
Rekomendasi
 Penelaah Klinis SMF ANAK
 Indikator Medis
 Kepustakaan

Ka SMF Anak

dr. Elza Desdamona, Sp.A

12 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


Panduan Praktek Klinik
SMF ANAK

BRONKOPNEUMONIA

 Pengertian Peradangan dinding bronkiolus (saluran napas kecil pada paru –


paru). Peradangan ini umumnya disebabkan infeksi dan terjadi
pada kedua paru – paru secara tersebar
 Anamnesis 1. Demam tinggi
2. Sesak nafas
3. Batuk
 Pemeriksaan Fisik 1. Nafas cuping hidung
2. Frekuensi nafas meningkat :
neonatus: > 60x/menit
bayi : > 50x/menit
anak : > 40x/menit
3. Retraksi dinding dada
4. Ronki basah halus
 Kriteria Diagnosis 1. Demam,sesak nafas,batu
2. Takipneu, nafas cuping hidung, retraksi dinding dada,
ronkhi basah halus
 Diagnosis Kerja Bronkopneumonia
 Diagnosis Banding  Tuberkulosis
 Bronkiolitis
 Pemeriksaan 1. Darah rutin : leukositosis
Penunjang 2. Ro thorak

 Terapi 1. Suportif : - Oksigen


- nutrisi parenteral selama sakit
2. Antibiotik :
- Amoksisilin 75- 100
mg/kgbb/hari ;3

13 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar


- Gentamisin 2mg/kgbb/hari:2
3. Simptomatik
 Edukasi
 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ada bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
 Tingkat Evidens I/II/III/IV
 Tingkat Rekomendasi A/B/C
 Penelaah Klinis SMF ANAK
 Indikator Medis
 Kepustakaan

Ka SMF Anak

dr. Elza Desdamona, Sp.A

14 | Panduan Praktek Klinik RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar

Anda mungkin juga menyukai