Anda di halaman 1dari 7

BAB I

DEFINISI

Keselamatan pasien ( patient safety ) adalah suatu upaya dalam pelaksanaan


program maupaun pelayanan pasien yang mengedepankan keselamatan pada sasaran
program maupun pengguna layanan.

Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan berbahaya,


beragam alat kesehatan, bermacam jenis tenaga profesi dan profesi yang memberikan
pelayanan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik akan berisiko menimbulkan insiden. Oleh karena itu Puskesmas Plaosan
perlu melakukan pengelolaan resiko dalam manajemen resiko yang professional, baik
pengelolaan dalam Risiko Administrasi dan, Resiko pelaksanaan program UKM
maupun Resiko Pelaksanaan Pelayanan Klinis , agar insiden akibat pelayanan dapat
diminimalkan dan dicegah sedini mungkin.

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan sasaran program, pasien maupun petugas
pelaksana. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini.
Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap
sasaran – sasaran keselamatan pasien.

Indikator sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:


NO INDIKATOR TARGET
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%
2. Terlaksananya komunikasi yang efektif dalam pelayanan klinis 100%
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat 100%
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan 100%
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi ≥75%
6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%
Tabel 1. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

DEFINISI OPERASIONAL
Indikator sasaran keselamatan pasien
1. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN IDENTIFIKASI PASIEN
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor
rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian
obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
mendapat tindakan yang disurvei pada suatu unit pelayanan dikurangi kesalahan
identifikasi dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat tindakan yang dilayani
pada unit pelayanan tersebut.

Jumlah pasien yang mendapat tindakan – kesalahan identifikasi


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan tindakan

2. TERLAKSANANYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PELAYANAN


KLINIS
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap jelas dan yang dipahami
pasien akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien.Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan terjadi pada saat perintah
diberikan secara lisan atau melalui telepon.Untuk mengurangi kejadian kesalahan
petugas mengulang kembali perintah dokter dan segera meminta tanda tangan
dokter keesokan harinya.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah total komunikasi
dikurangi jumlah komunikasi yang salah dibagi jumlah total komunikasi.

Jumlah total komunikasi – jumlah komunikasi yang salah


X 100%
Jumlah total komunikasi

3. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN PEMBERIAN OBAT.


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi
jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yg dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN PROSEDUR TINDAKAN MEDIS DAN


KEPERAWATAN
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang
akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran indikator dilakukan
dengan cara menghitung jumlah pasien yang diberi tindakan dikurangi kejadian
kesalahan prosedur tindakan dibagi dengan jumlah seluruh pasien yang diberi
tindakan yang di survey.

Jumlah pasien yang diberi tindakan – kejadian kesalahan


prosedur
X 100%
Jumlah pasien yang diberi tindakan yang di survey
5. PENGURANGAN TERJADINYA RISIKO INFEKSI
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Kawedanan wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah Cuci tangan pakai sabun
(CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara


menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 6
langkah pada 5 keadaan tersebut di atas yang disurvei dibagi dengan jumlah
petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 6 langkah


pada 5 keadaan
X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. TIDAK TERJADINYA PASIEN JATUH


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Kawedanan dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien
yang beresiko jatuh dengan memberi tanda gelang kuning pada pasien rawat
inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara
menghitung jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi
dengan jumlah semua pasien yang dirawat.

Jumlah pasien yg dirawat – kejadian pasien jatuh


X 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan:


- Risiko petugas dan pengguna layanan di puskesmas
- Risiko pelaksana program dan sasaran program UKM
- Risiko pelayanan UKP / Klinis

Sasaran Panduan :
1. Penyelenggaraan pelayanan Administrsi dan Manajemen
2. Pelaksanaan Program UKM
3. Pelaksanaan Pelayanan UKP / Klinis

BAB III
TATA LAKSANA
Penerapan dari program keselamatan pasien ini dilaksanakan dalam setiap
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Plaosan, baik penyelenggaraan Administrasi
dan Manajemen, pelaksanaan program UKM dan pelaksanaan pelayanan UKP / klinis.

Prinsip penerapan program keselamatan pasien mengacu pada pedoman


Manajemen Risiko yang berlaku di Puskesmas Plaosan.

Anda mungkin juga menyukai