DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CIMALAKA
Jl. Raya Tanjungkerta No.72 0261-202623 Cimalaka Sumedang 45353
E-mail: puskesmascimalaka@yahoo.co.id
PEDOMAN
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
PUSKESMAS CIMALAKA
I. PENDAHULUAN
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan
dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang
semakin kritis, mutu pelayanan puskesmas tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja,
melainkan juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayannya.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara obyektif dan sistematik untuk
memantau dan menilai mutu serta keajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang
yang ada untuk memecahkan masalah demi meningkatkan mutu layanan.
1
PONED, Rawat Inap, Poli Umum, Poli Gigi, KIA, Poli DOTS, Pelayanan Laboratorium,
Imunisasi dan Apotek.
2
saja akan meningkatkan kualitas pelayanan karena mempercepat tindakan atau
pemeriksaan ke pasien. Indikator diukur dengan cara menghitung jumlah pasien
yang memiliki waktu tunggu ≤5 menit di loket dibagi dengan jumlah sampel
pasien yang dilayani dikali 100%.
Monitoring terhadap indikator ini adalah dengan melihat ceklist cakupan rekam
medis hilang di Loket setiap hari sabtu.
3
Monitoring terhadap indikator ini adalah dengan melihat ceklist kesalahan
identifikasi pasien di pendaftaran dan rekam medik setiap hari sabtu.
2. UGD
Indikator yang dinilai:
- Pemberi pelayanan kegawatdaruatan yang memiliki STR dan SIP/SIPP.
Cara menghitungnya adalah dengan menhitung jumlah perawat UGD
yang memiliki STR dan SIPP dibagi dengan jumlah semua perawat UGD dikali
100%.
4
Monitoring terhadap indikator ini adalah dengan melihat ceklist kesalahan
identifikasi pasien di UGD setiap hari sabtu.
3. PONED
Indikator yang dinilai:
- Cakupan kematian ibu saat persalinan, target 0%.
Cakupan kematian ibu saat persalinan merupakan indikator kualitas
pelayanan setiap fasilitas kesehatan. Hal ini pun termaktub dalam tujuan
pembangunan Millenium (MDG”s) yaitu salah satunya dalam hal menurunkan
angka kematian ibu dan bayi/balita. Oleh karena itu pentingnya pemeriksaan
antenatal care dan asuhan persalinan yang komprehensif dilakukan oleh
bidan/dokter terkait untuk meminimalkan angka kematian ibu saat persalinan.
Indikator mutu ini diukur dengan menghitung jumlah ibu meninggal saat/setelah
persalinan dibagi jumlah persalinan di Puskesmas selama satu bulan dikali 100%.
4. RAWAT INAP
Indikator yang dinilai:
- Kejadian phlebitis, target < 5%.
Phlebitis adalah peradangan pada pembuluh darah balik/ vena. Phlebitis
dapat timbul secara spontan maupun akibat dari prosedur atau tindakan medis.
Untuk menghindari kejadian phlebitis akibat tindakan medis yang dilakukan
maka dapat diukur dengan menghitung jumlah pasien rawat inap yang
5
mengalami phlebitis dibagi dengan jumlah pasien rawat inap yang dirawat pada
kurun waktu tertentu dikali 100%.
5. BP UMUM
- Kesalahan identifikasi pasien, target 0 %.
Diharapkan setiap hari dalam memberikan pelayanan pasien tidak terjadi
kesalahan dalam identifikasi pasien, sehingga terjadi kejadian yang tidak
diharapkan seperti salah diagnosa yang berujung dengan salah pemberian terapi.
Cara menghitung indikator ini adalah dengan menghitung jumlah pasien
yang salah identifikasi dibagi jumlah pasien dalam satu bulan dikali 100%.
6. POLI GIGI
- Kesalahan identifikasi pasien, target 0 %.
6
Diharapkan setiap hari dalam memberikan pelayanan pasien tidak terjadi
kesalahan dalam identifikasi pasien, sehingga terjadi kejadian yang tidak
diharapkan seperti salah diagnosa yang berujung dengan salah pemberian terapi.
Cara menghitung indikator ini adalah dengan menghitung jumlah pasien
yang salah identifikasi dibagi jumlah pasien dalam satu bulan dikali 100%.
7. LABORATORIUM
Indikator yang dinilai:
- Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium < 60 menit, target 75%.
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang penting untuk
menunjang diagnosis atau mengontrol keberadaan suatu jenis penyakit. Untuk
menjawab tantangan akan pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan akurat
maka pelayanan laboratorium perlu untuk meningkatkan mutu layanan. Salah
satu indikator yang bisa dinilai untuk peningkatan mutu layanan di laboratorium
adalah waktu tunggu. Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung
jenis pemeriksaan yang diinginkan indikator dari pemeriksaan di laboratorium
diukur dengan cara menghitung jumlah pasien yang mendapat hasil pemeriksaan
< 60 menit dibagi jumlah pasien yang disurvei di laboratorium dikali 100%.
7
pengambilan sampel. Indikator ini diukur dengan menghitung jumlah pasien
yang salah identifikasi dibagi dengan jumlah pasien laboratorium dalam 1 bulan
dikali 100%.
8. KIA
Indikator yang dinilai:
Indikator yang dinilai adalah setiap kejadian infeksi yang terjadi ≤ 7 hari
setiap bulan.
8
Jumlah pasien yang salahdiidentifikasi
X 100 %
Jumlah pasien KIA dalam satu bulan
9. FARMASI
Indikator yang dinilai:
- Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium < 60 menit, target 75%.
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang penting untuk
menunjang diagnosis atau mengontrol keberadaan suatu jenis penyakit. Untuk
menjawab tantangan akan pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan akurat
maka pelayanan laboratorium perlu untuk meningkatkan mutu layanan. Salah
satu indikator yang bisa dinilai untuk peningkatan mutu layanan di laboratorium
adalah waktu tunggu. Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung
jenis pemeriksaan yang diinginkan indikator dari pemeriksaan di laboratorium
diukur dengan cara menghitung jumlah pasien yang mendapat hasil pemeriksaan
< 60 menit dibagi jumlah pasien yang disurvei di laboratorium dikali 100%.
9
Monitoring indikator ini dilakukan dengan melihat ceklis monitoring
“ketepatan identifikasi dalam pengambilan sampel” di Laboratorium setiap hari
sabtu.
10
4. Melakukan pelatihan Keselamatan Pasien bagi pelayan kesehatan
5. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisis insiden, termasuk melakukan RCA,
dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan Keselamatan Pasien
6. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala Puskesmas
7. Membuat laporan insiden secara kontinu sesuai dengan pedoman pelaporan insiden
IX. PENUTUP
Demikian pedoman peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien ini dibuat agar
dapat dipedomani.
HENDRIAWAN
11