Anda di halaman 1dari 27

BLUD PUSKESMAS

LANDASAN ULIN
Gambaran Umum Puskesmas Landasan Ulin

 Puskesmas Landasan Ulin dengan luas tanah 178.20 Km2, Puskesmas


Landasan Ulin terletak di Komplek Sinar Lestari Km 23,500 RT 002 RW
001 Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang.
 Kecamatan Landasan Ulin sejak Juni 2008 mengalami pemekaran menjadi
2 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan
Landasan Ulin. Kecamatan Landasan Ulin terbagi menjadi 3 wilayah
puskesmas.Kecamatan
 Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin terletak pada
114 derajat 45 menit bujur timur, 3 derajat 27 menit lintang selatan.
Terbentang pada ketinggian 66 peed dari permukaan laut. Iklim yang
berpengaruh terhadap Puskesmas Landasan ulin adalah iklim tropis.
 Wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin sebagian besar dapat dijangkau
dengan menggunakan alat transportasi darat
Luas wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin 43,36 Km2 yang
mencakup 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Landasan Ulin Tengah 23,86
Km2 dan Kelurahan Landasan Ulin Utara 19,50 Km2

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Landasan Ulin

Kelurahan Luas (Km2) Laki - Laki Perempuan Banyaknya


Penduduk

4705 8836
Landasan Ulin
23,86 4131
Tengah
8515 16273
Landasan Ulin
19,50 7758
Utara
13220 25109
TOTAL 43,36 11889
 Kegiatan Utama Puskesmas Landasan Ulin memiliki bisnis utama
nya adalah pelayanan medis, yaitu: dalam Usaha Pelayanan
Kesehatan Perorangan (UKP) dengan pendekatan pelayanan medis,
tindakan medik dan keperawatan, pelayanan penunjang medik, dan
upaya rujukan.
 Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap
kompetitor layanan sejenis di Kota Banjarbaru, Puskesmas
Landasan Ulin berusaha memenangkan persaingan dengan cara
menjaga mutu layanan, Leader, SDM dan Sarana Prasarana, serta
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
 Dengan berbekal sumber daya yang ada dan didukung dengan
peralatan dan lokasi wilayah yang strategis, Puskesmas Landasan
Ulin diharapkan mampu mengundang minat masyarakat baik di
wilayah Kelurahan Landasan Ulin Tengah dan Landasan Ulin Utara
atau diluar wilayah kerja Puskesmas
Dalam perencanaan strategis, dipengaruhi oleh
beberapa asumsi sebagai dasar untuk evaluasi,
penyusunan program kegiatan dan penganggaran.
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Landasan
Ulin Kota Banjarbaru tahun 2018 sd. 2022 didasarkan
atas asumsi-asumsi yang bersifat makro dan mikro.

Identifikasi masing-masing dari asumsi Makro tersebut


berdasarkan: (1) Pertumbuhan ekonomi; (2) Tingkat
Inflasi; (3) Nilai Tukar Rupiah; (4) Harga BBM; (5)
Pertumbuhan Penduduk.
A. Asumsi Makro

1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 (lima) tahun
belakangan ini sempat menunjukkan kondisi yang semakin
tahun semakin menurun yaitu pada tahun 2012-2016, hal
ini disebabkan oleh situasi global. Hal ini terlihat pada
tahun 2016 yang menunjukkan persentase 5,1% yang
merupakan pertumbuhan terendah dalam lima tahun
terakhir. Tapi pada tahun 2016 menunjukkan signifikan
yang bagus yaitu naik di angka 5,7% yang menunjukkan
kebangkitan dari keterpurukan kondisi ekonomi
Indonesia. Iklim pertumbuhan ekonomi Indonesia ini
diprediksikan akan terus berkembang pada tahun
berikutnya.
 Selama tahun 2012 sampai dengan 2016
perkembangan nominal PDRB Kota Banjarbaru
terus meningkat dari sebesar 1.696,61 milyar
rupiah menjadi 2.360,08 milyar dan pada tahun
2013 meningkat sebesar 2.657,29 milyar rupiah.
Besaran PDRB ini dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa
aktifitas kegiatan ekonomi Kota Banjarbaru
mengalami peningkatan baik dari nilai nominal
maupun realitas produksinya.
Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin pada
tahun 2016 sebesar 3,69 persen atau turun 0,15
persen dari 2015 yaitu sebesar 3,84 persen.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi itu karena
ketidakstabilan ekonomi global, serta melemahnya
kinerja sektor utama khususnya pertambangan.
Tetapi kota Banjarmasin tetap optimis dan masih
memiliki peluang, serta harapan untuk mencapai
perkembangan perekonomian yang lebih maju, jika
pilar-pilar perekonomian bisa dikelola dengan lebih
baik lagi.
Sepanjang tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, laju
inflasi mengalami kenaikan dan penurunan. Di tahun 2012 sampai
2013 lalu kemudian turun pada tahun 2014. Inflasi pada tahun 2016
merupakan defisi paling rendah selama kurun waktu 5 tahun
tersebut. Penurunan laju inflasi pada tahun 2016 disebabkan oleh
terjadinya deflasi pada barang-barang yang harganya ditetapkan
oleh pemerintah, seperti bensin, daging ayam ras, kayu balokan,
telur ayam ras, tarip listrik, papan, ikan nila, kentang, apel dan ikan
patin.
Gambaran inflasi Indonesia tahun 2012 s/d 2016 sebagai berikut :
3. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing


terutama dollar Amerika sangat rentan dengan isu-isu
negatif tentang Indonesia, dan terkait erat dengan
harga harga saham. Mimpi buruk tidak berharganya mata
uang rupiah terhadap dollar Amerika dialami pada tahun
1997 s/d. tahun 2002. kemudian berangsur-angsur
membaik pada level Rp8.000,00 per dollar Amerika
sampai dengan tahun 2005. Kemudian turun lagi nilai
rupiah, dan terakhir pada level Rp9.300,00 / US dollar.
Dalam industri kesehatan, harga bahan bakar minyak,
juga sangat mempengaruhi operasional dan pemeliharaan
Puskesmas. Hampir semua bahan dasar untuk operasional
Puskesmas dipengaruhi oleh harga BBM. Dipicu oleh
keputusan Pemerintah menaikkan harga BBM dalam kondisi
politik yang tidak stabil, meskipun kemudian dibatalkan,
namun keputusan tersebut sudah tidak mampu lagi meredam
harga-harga bahan pokok. Keputusan Pemerintah menaikkan
harga BBM sampai dengan 60% pada tahun 2006 memicu
kenaikan barang pokok dan barang modal, meskipun kemudian
ada beberapa subsidi pemerintah kepada masyarakat
terdampak. Dampak dari kenaikan harga BBM tersebut bagi
Puskesmas sangat membebani dan menurunkan potensi
kapasitas produksi layanan, karena kebanyakan Puskesmas
pemerintah diserbu oleh pelanggan terdampak, yang nota
bene adalah pembengkakan cost layanan.
5. Laju Pertumbuhan Penduduk
Indonesia menempati ranking keempat dari
jumlah penduduk dunia, dan menghadapi laju
pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1 persen,
jauh lebih tinggi dari Negara RRC yang hampir 0 persen.

Asumsi Makro lainnya difokuskan pada


kebijakan, peraturan perundang-undangan pusat
maupun daerah:
1. Peraturan Pemerintah / Peraturan Menteri
2. Peraturan Daerah
1. Volume Pelayanan
2. Inovasi Pelayanan
3. Total Pendapatan
4. Total Biaya
5. Unit Cost
Dalam analisis SWOT, organisasi menilai kekuatan
terhadap kelemahannya, dan peluang terhadap ancaman dari
pesaing. Ada 4 (empat) kuadran posisi organisasi hasil analisis
SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada peninjauan dan penilaian
atas keadaan-keadaan yang dianggap sebagai kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan
ancaman (treath). Setelah diketahui gambaran mengenai
posisi/keadaan organisasi saat ini, maka akan dapat ditentukan
beberapa alternatif langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang
dengan cara memaksimumkan kekuatan dan memanfaatkan
peluang yang ada serta meminimumkan kelemahan dan mengatasi
ancaman yang dihadapi.

Terlihat dari hasil analisis SWOT, Posisi Puskesmas Landasan Ulin


berada pada Kuadran I, atau pada kuadran “ tumbuh dan agresif ”.
Pada tahun 2016, jumlah kunjungan Puskesmas Landasan Ulin
sebanyak 22.955 kunjungan, baik dari kunjungan rawat jalan,
kunjungan rawat jalan golongan umur > 60 tahun, kunjungan rawat
jalan gigi, kunjungan umum, kunjungan baru, kunjungan peserta
BPJS, maupun kunjungan anak sekolah. Dari hasil penilaian kinerja
Puskesmas tahun 2016 didapatkan bahwa hasil sebagai berikut:

1. Manajemen
Penilaian terhadap Manajemen meliputi: Manajemen Operasional,
Manajemen Alat dan Obat, Manajemen Keuangan, dan Manajemen
Ketenagaan.
 Manajemen Operasional : 70
 Manajemen Alat dan Obat : 38
 Manajemen keuangan : 20
 Manajemen Ketenagaan : 31
2. Mutu Pelayanan

Penilaian terhadap mutu meliputi:


a. Drop Out Pelayanan ANC : 7
b. Persalinan oleh tenaga kesehatan : 10
c. Penanganan Komplikasi Obstetri/risiko tinggi : 10
d. Error rate pemeriksaan BTA : 10
e. Error rate pemeriksaan darah malaria : 10
f. Kepatuhan terhadap pemeriksaan ANC : 7
g. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru : 7
h. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap pelayanan puskesmas : 10
Terwujudnya pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu demi tercapainya kemandirian
masyarakat dalam berprilaku hidup sehat di
wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin
 Meningkatkan manajeman dan mutu pelayanan
kesehatan
 Meningkatkan terciptanya kemandirian dan peran
serta masyarakat dalam pembangunan di bidang
kesehatan
 Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor
Dengan pelaksanaan Badan Layanan Umum Daerah, proyeksi
keuangan Puskesmas Landasan Ulin dalam 5 (lima) tahun kedepan
diharapkan dapat menggambarkan suatu peningkatan yang cukup
signifikan .

A. PROYEKSI PENDAPATAN
Pendapatan yang dikelola oleh Puskesmas sebagai sebuah
Badan Layanan Umum Daerah terdiri dari:
 Penerimaan dari jasa layanan;
 Pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri;
 Hibah/Donasi/Kerjasama dengan mitra baik dari dalam
maupun luar negeri;
 Rupiah murni yang berasal dari Pemerintah Pusat (DIPA)
Belanja sesuai dengan ketentuan dalam Standar Akuntansi
Pemerintah (PP 24 Tahun 2005) terdiri atas :
 Belanja Operasinal, dengan rincian belanja yang terdiri
atas; Belanja Pegawai, Belanja Barang, Bunga, Subsidi,
Hibah dan Bantuan Sosial
 Belanja Modal, dengan rincian belanja yang terdiri atas;
Belanja Aset Tetap dan belanja Aset lainnya
 Belanja lain-lain tak terduga

Belanja yang diproyeksikan disesuaikan dengan kebutuhan


pengembangan Puskesmas ke depan dengan
mengedepankan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya
 Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas Landasan Ulin menjadi
komitmen kinerja yang akan dilaksanakan oleh seluruh jajaran yang
ada di Puskesmas dan dijabarkan dalam bentuk Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) dan Penetapan Kinerja sebagai alat komitmen kepada
Walikota Banjarbaru

 Rencana Bisnis Anggaran dan Penetapan Kinerja yang merupakan


turunan dari Rencana Strategis Bisnis dengan target tahunan yang
harus dilaksanakan dan dicapai oleh jajaran Puskesmas Landasan Ulin
dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan tujuan
peningkatan pelayanan dan kepuasan pelanggan karena dengan status
BLUD kita punya komitmen untuk meningkatkan kualitas serta
kuantitas pelayanan dan mencapai kepuasan pelanggan demi untuk
mempertahankan customer loyality.

 Hasil implementasi perencanaan tersebut akan dilakukan evaluasi


kinerja internal dan akan dilaporkan selain kepada Walikota
Banjarbaru juga kepada publik dalam bentuk Laporan Akuntabilitas
Kinerja sehingga seluruh pihak dapat mengakses akuntabilitas
Puskesmas Landasan Ulin dengan lebih mudah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai