1. Keputusan Terprogram
Dianggap suatu keputusan yang dijalankan secara rutin saja, tanpa
ada persoalan-persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan
keputusan yang dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang
terkerjakan berlangsung secara baik dan stabil. Keputusan terprogram
mampu diselesaikan ditingkat lini paling rendah tanpa harus
membutuhkan masukan dari pihak middle dan top management. Jika
dibutuhkan keterlibatan middle management hanya pada pelurusan
beberapa bagian teknis. Contoh keputusan yang terprogram adalah
pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (standard operation
procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa.
Pada dasarnya suatu keputusan yang terprogram akan dapat
terlaksana dengan baik jika memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a) Memiliki sumber daya manusia yang memenuhi syarat sesuai
standar yang diinginkan.
b) Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
lengkap tersedia, serta informasi yang diterima adalah dapat
dipercaya.
c) Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama
keputusan yang terprogram tersebut dilaksanakan
d) Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung
terlaksananya keputusan terprogram ini hingga tuntas. Seperti
peraturan dan berbagai ketentuan lainnya tidak ikut menghalangi,
bahkan sebaliknya turut mendukung
7
Kedua tipe pengambilan keputusan tersebut diringkas dalam tabel
1 di bawah ini yang menggambarkan tentang perbandingan kategorisasi
pengambilan keputusan yang dimulai dari karakteristik sampai pada nilai
keputusannya.
Tabel.1
Perbandingan Tipe Keputusan
No. Perbandingan Terstruktur Tidak Terstruktur
1. Karakteristik Rutinitas, berulang- Baru, tidak berulang,
ulang jarang terjadi
2. Korelasi antar Terlihat jelas Sulit dicari hubungan
variabel
3. Kehadiran SOP Selalu ada Jarang ada
4. Teknik Kebiasaan, tradisi, Kreatifitas, inovasi,
pengambilan rutinitas intuisi
keputusan
5. Asumsi Perfectly rational man Bounded rationality
lingkungan man
6. Tingkat resiko Rendah/kecil, mendekati Cenderung
tidak ada tinggi/besar
7. Sifat peristiwa Mudah diramalkan Sulit diramalkan
8. Pandangan yang Cenderung rasional Cenderung bounded
dianut rationality
9. Nilai keputusan Mendekati aturan Sulit dinilai dengan
pasti
Sumber : Dermawan, 2016
Gambar 1
Proses Pengambilan Keputusan
Mengidentifikasi Masalah
Mengembangkan Alternatif-alternatif
Menganalisis Alternatif
Tabel 2.
Dua Pandangan Mengenai Proses Pengambilan Keputusan
Kualitas merupakan mutu dari pekerjaan atau hasil yang telah dicapai dengan
proses yang dilakukan. Sehingga kualitas keputusannya merupakan mutu yang
dihasilkan dari hasil keputusan tersebut yang telah diaplikasikan atau telah diuji secara
maksimal dan terlihat hasilnya secara maksimal serta dinilai secara maksimal juga.
Penilaian secara maksimal tentunya akan menjadi lebih jelas dan lebih bisa
dipertanggung-jawabkan kebenarannya daripada penilaian secara tidak
maksimal tentunya. Maka dari itu untuk menilai suatu kualitas keputusan yang dibuat
haruslah diuji melalui pendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
Pendekatan keilmuan yang dipakai disini haruslah berdasarkan pada ruang
lingkup dimana asal mula proses awal berdirinya keputusan tersebut. Jika keputusan
tersebut dipakai dalam bidang ekonomi, teknik, kedokteran dan sosiologi, maka harus
berlandaskan pada azas- azas dan aturan-aturan pada bidang ilmu tersebut. Agar
menghindarkan terjadinya tumpang-tindih atau kekacauan dalam penerapan
keputusannya.