Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

Pembimbing Akademik :
Dewi Kartika Wulandari, Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2B.2

HASNA MUBARAK 2014901210109


HERMAN FRANISHA 2014901210111
IKRIMA MUTIARA 2014901210113
KURNIA NILA SARI 2014901210114
MASITAH 2014901210118
MASDIANA 2014901210116

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2021

SKENARIO KASUS
Ny.S berusia 30 tahun hamil 38-39 minggu dengan G 3P1A1 datang ke RSIB mengeluh tidak
ada kontraksi dan tidak keluar lendir darah. Ny.S mempunyai riwayat post SC 3,5 tahun yang
lalu. Kemudian dari hasil rujukan oleh dr. Sp.OG klien direncanakan untuk operasi Sectio
Caesaria pada tanggal 1 April 2021.
Setelah dilakukan operasi SC, klien masuk ruang perawatan pada tanggal 02 April 2021. Saat
dilakukan pengkajian klien mengeluh nyeri luka post op dengan skala nyeri 5-7, terkadang
meringis kesakitan. Data pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis, GCS:E4V5M6 dengan tanda-tanda vital TD:99/77 mmHg, N:100x/mnt,
RR:22x/mnt, T: 36.60C, terlihat tampak luka didaerah perut tertutup kassa, terpasang selang
kateter, dan Infus RL 20 tpm. Oleh dokter klien dianjurkan untuk bedrest total selama 24 jam.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

TUTORIAL KLINIK SESI I

Tanggal pengkajian : 02 April 2021       


Jam : 14.00 WITA

Data Pasien
Nama   ( inisial ) : Ny.S
Usia / tanggal lahir : 30 tahun / 21-06-1990
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Belitung Darat Gg Samadi Ilham
Suku / bangsa        : Banjar/Indonesia
Status pernikahan                         : Menikah
Agama / keyakinan                     : Islam
Pekerjaan / sumber penghasilan      : Guru
Diagnosa medic : G3 P1 A1 + Hamil 38-39 mgg dengan BSC 1x
No. medical record                           : 51-20-84
Tanggal masuk                        : 01-04-2021

Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi.

TAHAP 1 : PROBLEM
No Tanggal/jam Data Fokus Etiologi Problem
.
1 02 April Subjektif : Agen cedera Nyeri akut
2021/ 15.15 Pasien mengeluh nyeri pada fisik (luka post (00132)
daerah luka operasi. SC)
P : Nyeri post op
diperberat saat digerakan.
Q : Seperti disayat-sayat
R : Nyeri menyebar
keseluruh bagian abdomen.
S : Skala nyeri 5-7
(sedang)
T : kadang – kadang
terutama saat bergerak

Objektif :
1. Pasien tampak meringis
2. kadang-kadang pasien
tampak melidungi daerah
bekas operasi dengan tangan.
3. Terdapat luka jahitan pada
abdomen

2 02 April Subjektif : Kelemahan fisik Defisit


2021/ 15.20 Pasien mengeluh tidak bisa perawatan diri
melakukan perawatan diri secara (00108)
mandiri dikarenakan sulit
bergerak
Objektif :
1. Pasien tampak lemah dan
berbaring ditempat tidur
2. Perawatan diri tampak
dibantu keluarga
3 02 April 1. Tampak terpasang DC Factor risiko : Risiko infeksi
2021/ 15.25 2. Tampak luka SC tertutup kasa Prosedur infasiv (00004)
dan trauma
jaringan

TAHAP 2: HYPOTESIS
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Nyeri akut b/d Agen cedera fisik (luka post SC)
2. Defisit perawatan diri b/d Kelemahan fisik
3. Resiko infeksi dengan factor resiko prosedur invasif dan trauma jaringan

TAHAP 3 : MEKANISME
Pathway
Sectio Caesaria

Post Anastesi Spinal Luka Post Operasi

Bedrest Jaringan terputus Jaringan terbuka

Kelemahan fisik Merangsang area sensorik Proteksi kurang


motorik
Defisit perawatan
diri Nyeri (akut) Invasi bakteri

Resiko Infeksi

TAHAP 4 MORE INFO


Data-data tambahan : -

TAHAP 5: DON’T KNOW


Pertanyaan-pertanyaan dan jawaban sementara : -

TAHAP 6: LEARNING ISSUE


1. Topik 1 : “Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Nyeri Post Operasi Sectio Cessarea Di
Rumah Sakit Bengkul”u, Des Metasari, 2018 (Jurnal)
2. Topik 2 : “Perbedaan Efektivitas Terapi Musik Klasik Dan Aromaterapi Peppermint
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Ibu Post Sectio Caesarea”, Esa Aprilian, 2020
(Jurnal).
TAHAP 7: PROBLEM SOLVING
1. Hasil telaah literature atau teori terkait tahap 6 :
Topik 1:
Menurut penelitian dari Des Metasari, 2018 membuktikan
Menurut penelitian dari Des Metasari, 2018 membuktikan bahwa Ibu yang melakukan
mobilisasi dini akan mempercepat proses penyembuhan pasca melahirkan, selain itu
gerakan lebih awal yang dilakukan ibu dapat menghindari terjadinya infeksi pada bekas
luka sayatan setelah operasi sectio cessarea, mengurangi resiko terjadinya konstipasi
mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot – otot di seluruh tubuh,
mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik maupun berkemih.
Rasa nyeri dapat menimbulkan stressor dimana individu berespon secara biologis, hal ini
dapat menimbulkan respon perilaku fisik dan psikologis. Mobilisasi dini adalah upaya
untuk memandirikan pasien secara bertahap mengingat besarnya tanggung jawab yang
harus dilakukan oleh ibu untuk pemulihannya dan merawat bayinya, namun banyak ibu
takut melakukan pergerakan karena takut merasa nyeri padahal pergerakan itu dapat
mengurangi nyeri selain itu mobilisasi dini dapat melatih kemandirian ibu.

Mobilisasi dini sangat efektif bagi ibu untuk menurunkan intensitas nyeri post operasi,
semakin sering ibu melakukan mobilisasi dini maka ibu akan semakin merasakan
pengurangan nyeri luka operasinya, hasil penelitian ini dapat disumpulkan bahwa terdapat
pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi
sectio casarea di Rumah Sakit se kota Bengkulu.

Topik 2 :
Pembedahan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien karena dapat
menimbulkan trauma didaerah insisi dan mengakibatkan timbulnya nyeri. Tindakan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri adalah terapi farmakologi dan nonfarmakaologi.
Secara nonfarmakologi Aroma terapi digunakan untuk mengatasi masalah pernafasan, rasa
nyeri, dan juga masalah mental dan emosional. Hal ini dikarenakan aromaterapi mampu
memberikan sensai yang menennangkan diri dan otak serta stress yang dirasakan (Laila,
2011).
Secara internal pappermint juga memiliki tindakan anti spasmodik dengan efek
menenangkan pada otot-otot perut, saluran pencernaan, dan uterus. Papermint juga
memiliki analgesik kuat yang dimediasi sebagian, melalui aktivitasi kappa-opoid reseptor
yang membantu block transmisi sinyal nyeri. Aplikasi eksternal ekstrak peppermint
mengangkat ambang nyeri pada manusia (Balakhrisnan, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Skala nyeri responden sebelum
dilakukan terapi musik klasik sebagian besar pada skala nyeri berat sedangkan setelah
dilakukan terapi musik klasik mayoritas responden mengalami nyeri dengan skala nyeri
sedang. Sedangkan Skala nyeri responden sebelum dilakukan pemberian aromaterapi
peppermint sebagian besar pada skala nyeri berat sedangkan setelah diberikan
aromaterapi peppermint mayoritas responden mengalami nyeri dengan skala nyeri
ringan. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian terapi musik klasik dan
aromaterapi peppermint untuk mengurangi nyeri post Sectio Caesarea. Aromaterapi
peppermint lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada ibu post sectio caesarea daripada
terapi musik klasik.
2. Intervensi Keperawatan (NIC dan NOC)

Kode
N
Diagnosa Diagnosa NOC NIC Rasional
o
Keperawatan
1 00132 Nyeri akut b/d Agen cedera fisik Setelah dilakukan tindakan Pengkajian :
(luka post SC), yang ditandai keperawatan dalam 3x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri yang 1. Memberikan informasi untuk
dengan nyeri pasien berkurang komperhensip meliputi lokasi, membantu memudahkan tindakan
DS : dengan criteria hasil : karakteristik, awitan dan durasi, keperawatan
- Pasien mengeluh nyeri pada 1. Pasien tidak mengeluh frekuensi, kualitas, intensitas atau
daerah luka operasi. nyeri pada daerah bekas keparahan nyeri dan factor
P : Nyeri post op diperberat saat operasi presipitasinya.
digerakan. 2. Nyeri tidak timbul ketika 2. Observasi isyarat nonverbal 2. Mengetahui tingkat nyeri pasien dari
Q : Seperti disayat-sayat pasien bergerak. ketidaknyamanan, ekspresi pasien.
R : Nyeri menyebar keseluruh 3. Pasien tidak merasa nyeri
bagian abdomen. yang seperti ditusuk- Mandiri :
S : Skala nyeri 5-7 (sedang) tusuk 1. Kendalikan faktor lingkungan yang 1. Lingkungan yang panas, gaduh dan
T : kadang – kadang terutama saat 4. Nyeri tidak menyebar dapat mempengaruhi respon pasien sebagainya dapat mempengaruhi
bergerak keseluruh bagian terhadap ketidaknyamanan. keadaan pasien yang dapat
abdomen berdampak pada rasa nyeri.
DO : 5. Skala nyeri 0-1 (ringan) 2. Mencegah bertambahnya rasa nyeri
1. Pasien tampak meringis 6. Pasien tidak meringis lagi 2. Pastikan pemberian analgesia terapi yang dirasakan pasien
2. kadang-kadang pasien tampak 7. Pasien tidak melindungi atau strategi nonfarmakologi sebelum
melidungi daerah bekas operasi daerah operasi melakukan prosedur yang
dengan tangan menimbulkan nyeri.
3. Terdapat luka jahitan pada
abdomen 3. Penyuluhan pada pasien/ keluarga: 3. Membantu mengurangi nyeri dan
Ajarkan penggunaan teknik meningkatkan kenyamanan klien.
nonfarmakologi (misalnya : teknik
relaksasi dan distraksi, terapi music,
kompres hangat atau dingin, masase dan
tindakan pereda nyeri lainnya.

Kolaboratif : Penanganan nyeri dengan farmakologi.


Kolaborasi pemberian analgetik seperti
ketorolac jika nyeri tidak berkurang
dengan tindakan mandiri atau penyuluhan.
00108 Defisit perawatan diri b/d Setelah dilakukan tindakan Pengkajian :
Kelemahan fisik, yang ditandai keperawatan dalam 3x24 jam 1. Monitor kemampuan perawatan diri 1. Mengetahui seberapa jauh tingkat
dengan : klien dapat melakukan secara mandiri kemampuan klien dalam perawatan
DS : perawatan diri secara mandiri diri.
Pasien mengeluh tidak bisa dengan kriteria hasil sebagai 2. Monitor kebutuhan pasien terkait 2. Ketersediaan alat-alat kebersihan diri
melakukan perawatan diri secara berikut : alat-alat kebersihan diri dapat membantu aktivitas perawatan
mandiri dikarenakan sulit bergerak 1. Pasien terbebas dari bau diri.
Objektif : badan Mandiri :
2. Menyatakan kenyamanan 1. Dorong klien untuk melakukan
DO terhadap kemampuan aktivitas sehari-hari yang normal
1. Pasien tampak lemah dan dan untuk melakukan ADLs sesuai kemampuan yang dimiliki. 1. Membantu sejauh mana
berbaring ditempat tidur 3. Dapat melakukan ADLS 2. Bantu pasien untuk mengubah posisi kemampuan aktivitas perawatan diri
2. Perawatan diri tampak dibantu dengan bantuan secara berkala sampai mampu secara 2. Melatih pasien agar dapat
keluarga utuh untuk melakukan self-care. melakukan aktivitas secara
3. Dorong untuk melakukan secara bertahap.
mandiri, tapi beri bantuan ketika klien 3. Menghindari kelelahan yang dapat
tidak mampu melakukannya. memperburuk keadaan pasien.

Penyuluhan untuk pasien/ keluarga


1. Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk 1. Menambah rasa nyaman pasien saat
melakukannya. melakukan aktivitas dan
menghindari kelelahan yang
Kolaborasi : - berlebihan.

3 00004 Risiko infeksi dengan factor risiko Setelah dilakukan tindakan Pengkajian :
prosedur infasif dan trauma jaringan, keperawatan dalam 3x24 jam 1. Pantau tanda dan gejala infeksi 1. suhu yang meningkat, dapat
yang ditandai dengan : infeksi tidak terjadi dengan (misalnya : suhu tubuh, denyut menunjukkan terjadinya infeksi
1. Tampak terpasang DC criteria hasil : jantung, penanpilan luka, suhu (culor)
2. Tampak luka SC tertutup kasa 1. Tidak terdapat tanda- tubuh,lesi kulit, keletihan dan
tanda infeksi (kulor, malaise).
tumor, dulor, rubor dan 2. Kaji faktor yang dapat meningkatkan 2. usia pasien dan kurangnya nutrisi
fungsio leasa) pada reaksi terhadap infeksi (usia dan dapat mempengaruhi terjadinya
daerah pemasangan Dc nutrisi). infeksi.
dan luka post SC.
2. Luka kering dan 3. Pantau hasil lab. 3. Risiko infeksi pasca melahirkan dan
membaik penyembuhan buruk meningkat bila
kadar hemoglobin rendah dan
4. Amati penampilan praktik hygiene kehilangan darah berlebihan.
personal untuk melindungi terhadap 4. Mencegah kontaminasi
infeksi. silang/penyebaran organisme
infeksius.

Mandiri 1. Mencegah terjadinya proses infeksi


1. Lindungi pasien terhadap kontaminasi 2. Mencegah kontaminasi
silang. silang/penyebaran organisme
infeksius.
2. Bersihkan lingkungan dengan benar. 3. Pengunjung yang datang dapat
3. Batasi pengunjung, jika perlu. membawa organisme infeksius
karena telah terpapar dengan
lingkungan luar

Penyuluhan untuk pasien/ keluarga 1. Mencegah kontaminasi


1. Instruksikan untuk menjaga hygiene silang/penyebaran organisme
untuk melindungi tubuh terhadap infeksius.
infeksi. 2. Mencuci tangan merupakan cara
2. Ajarkan pasien teknik mencuci terbaik untuk mencegah kontaminasi
tanagan yang benar. silang/penyebaran organisme
infeksius.

Kolaborasi
Berikan terapi antibiotic, jika perlu. Mencegah terjadinya proses infeksi.
Banjarmasin, April 2021

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Dewi Kartika Wulandari, Ns.,M.Kep Rina Farida, S.Kep.,Ns

Anda mungkin juga menyukai